Keabsahan Data Teknik Analisis Data

Roman anak yang dijadikan objek penelitian ini telah ada terjemahan dalam bahasa Indonesia, sehingga memudahkan peneliti. Kisah dalam roman ini dipenuhi intrik khas anak-anak yang diwarnai dengan kehidupan tak biasa sehari-hari. Roman ini menceritakan petualangan dua sahabat yakni Pünktchen dan Anton yang berasal dari latar belakang berbeda. Luise adalah nama asli Pünktchen yang merupakan tokoh utama, putri dari seorang direktur perusahaan tongkat yang bernama Pak Fritz Pogge. Segala kebutuhan hidupnya terpenuhi. Permasalahan Pünktchen adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtua, sang ayah yang sibuk bekerja sedangkan sang ibu yang mengabaikanya karena lebih mementingkan kehidupan di luar rumahnya. Tak heran Pünktchen mencari hal yang menyenangkan di luar rumahnya. Pünktchen bertemu Anton di jembatan. Anton adalah tokoh utama lainnya dalam roman ini. Anton berasal dari keluarga yang tidak mampu, seorang anak laki-laki yang harus bekerja untuk membayar sewa rumah karena ibunya yang sedang sakit. Mereka menjalin persahabatan yang begitu akrab. Dengan terjalinnya persahabatan di antara mereka akan memperlihatkan masing-masing karakter. Pengarang menggunakan nama Pünktchen und Anton sebagai judul roman berdasarkan nama dua tokoh utama dalam roman anak tersebut. Dua tokoh anak tersebut memegang kendali jalannya cerita. Pengarang menuliskan dan menggambarkan dua tokoh anak yakni Pünktchen dan Anton untuk ditiru oleh anak-anak lainnya karena dua tokoh anak ini memiliki karakter yang bijaksana dan tangguh. Kehadiran Anton dalam kehidupan Pünktchen memiliki pengaruh terhadap pemikirannya terhadap orang lain yang memiliki latarbelakang beda. Begitu pula hadirnya Pünktchen dalam kehidupan Anton membawa perubahan dalam hidup Anton. Isi bab ini merupakan hasil penelitian analisis struktural roman anak Pünktchen und Anton karya Erich Kästner dengan beberapa kutipan teks dan terjemahannya. Penggunaan analisis struktural dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui keseluruhan isi yang terkandung dalam roman anak Pünktchen und Anton karya Erich Kästner seperti unsur alur, tokoh, latar dan sudut pandang serta untuk mengetahui hubungan antara unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra ini.

B. Analisis Struktural Roman Anak Pünktchen und Anton karya Erich

Kästner 1. Alur Handlung Roman anak Pünktchen und Anton karya Erich Kästner terbagi menjadi 16 bab, setiap bagiannya terdapat renungan dari pengarang dan mempunyai unsur tersendiri yang pada akhirnya membentuk alur secara keseluruhan. Analisis unsur alur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dari teori Reinhard Marquaß. Dalam teori tersebut terdapat tiga bagian analisis alur, yaitu bagian pertama yang merupakan situasi awal Ausgangssituation yang memberikan kemungkinan pada tokoh untuk melakukan tindakan, bagian kedua adalah tindakan atau tingkah laku Verhalten yang menjadi puncak konflik dan bagian ketiga merupakan hasil tindakan Ergebnis des Verhaltens yang menjadi penyelesaian permasalahan atau konflik. Hasil analisisnya yaitu sebagai berikut.

a. Bagian pertama, situasi awal Ausgangssituation yang memberikan

kemungkinan pada tokoh untuk melakukan tindakan Bagian awal cerita dalam bab 1 mengisahkan kehidupan keluarga Pogge. Keluarga ini terdiri dari sang ayah yang bernama Fritz Pogge atau lebih akrab disapa Pak Pogge, kemudian sang ibu, yang dipanggil Bu Pogge dan seorang anak perempuan mereka yang bernama Luise atau biasa dipanggil Pünktchen. Pünktchen adalah tokoh utama. Keluarga Pogge tinggal di sebuah rumah besar bersama dengan pembantunya, Berta dan seorang pengasuh anak yang dipanggil Nona Andacht. Rumah besar keluarga Pogge berada tidak jauh dari Reichtagsufer. Pada awal cerita, dikisahkan ayah Pünktchen, Pak Pogge pulang pada siang hari dari kantornya. Saat tiba di rumah, ia melihat putrinya, Pünktchen menghadapkan mukanya ke dinding, sang ayah tertegun melihat perilaku anaknya. Ayahnya tidak mengetahui bahwa sang putri sedang berlatih bermain peran untuk kegiatan malam yang dirahasiakannya. Hat sie Bauchschmerzen ?, dachte er. Aber er hielt die Luft an und rührte sich nicht von der Stelle. Pünktchen streckte der silbern tapezierten Wand beide Arme entgegen, knickste und sagte mit zitternder Stimme: »Streichhölzer, kaufen Sie Streichhölzer, meine Herrschaften« Neben dem Kind kauerte Piefke, Pünktchens kleiner brauner Dackel, hielt den Kopf ganz schief, wunderte sich und klopfte mit dem Schwanz den Takt dazu Kästner, 2013:11. Apakah dia sakit perut ?, pikir dia. Tapi hanya di pikirannya dan tidak bergerak dari tempat. Pünktchen mengulurkan kedua tangannya ke arah dinding, sambil menekuk lututnya lagi dan berkata dengan suara gemetar: »korek api, belilah korek apiku, pak« Di sampingnya Piefke berjongkok, anjing kecil kecokelatan yang mempunyai kaki pendek milik Pünktchen, Kepalanya dimiringkan, sementara ekornya diketuk-ketukkan. Nampaknya ia juga merasa heran«.