22
a Statis atau dinamis statisch oder dynamisch
Karakter tokoh ini memiliki sifat dan watak tokoh yang tetap, tidak berkembang dari awal hingga akhir cerita. Tokoh dinamis adalah tokoh yang
mengalami perkembangan watak sejalan dengan plot yang diceritakan. b
Tipikal atau kompleks typisiert oder komplex Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya memiliki satu kaulitas pribadi
tertentu saja. Tokoh kompleks merupakan tokoh yang diungkapkan memiliki berbagai kemungkinan sisi kehidupan kepribadian dan jati dirinya.
c Tertutup atau terbuka geschlossen oder offen
Tokoh tertutup adalah tokoh yang digambarkan dengan karakter, ciri kekhususan yang sangat jelas melalui tokoh lainnya. Tokoh terbuka adalah tokoh
yang digambarkan dengan karakter, ciri, kekhususan yang samar sehingga pembaca mengartikan sendiri.
3. Latar
Latar adalah suatu tempat kejadian dan suatu waktu yang disebutkan secara tersirat maupun tersurat di dalam karya sastra. Latar atau setting ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Latar tempat Raum
Marquaß 1997: 41 mengatakan bahwa, “das Handeln von Figuren findet
immer an bestimmten Orten statt, die eine charakteristische, einmalige Ausstattung haben
”. Arti dari pernyataan tersebut adalah tindakan sang tokoh selalu dilakukan di tempat yang tertentu, yang memiliki karakteristik properti
yang khas.
23
Fungsi latar tempat adalah, seperti berikut. 1.
Räumliche Gegebenheiten können eine Voraussetzung für das Geschehen sein. tempat memungkinkan terjadinya suatu peristiwa
2. Räumliche Gegebenheiten können Figuren indirekt charakterisieren. tempat
dapat mendeskripsikan karakter tokoh secara tak langsung 3.
Räumliche Gegebenheiten können Stimmungen ausdrücken, die mit Erlebnissen der Figuren in geheimer Beziehung stehen bzw. diese widerspiegeln.
tempat menunjukkan suasana hati tokoh 4.
Räumliche Gegebenheiten können Inhalte und Probleme des Erzählten symbolisch verdeutlichen.
tempat sebagai simbol
b. Latar waktu Zeit
Menurut Marquaß 1997: 43 latar waktu berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di dalam alur sebagai berikut.
1. Suatu waktu dalam suatu hari yang memungkinkan suasana hati tokohnya im
Tageslauf. 2.
Suatu waktu dalam setahun yang mengungkapkan suasana hati tokohnya im Jahreslauf.
3. Suatu waktu dalam fase kehidupan seorang tokoh yang memiliki peranan
dalam cerita im Leben der Figur. 4.
Latar belakang sejarah dalam isi cerita in historischer Sicht.
4. Sudut Pandang Blickwinkel
Der Erzähler ist eine von Autor erfundene Figur, die im Text auftritt und den Stoff aus ihrer Perspektive vermittelt und unter Umständen auch eigene
24
Ansichten dazu äußert Marquaß, 1997: 54. Pendapat Marquaß tersebut
mempunyai arti Narator adalah salah satu tokoh rekaan yang diciptakan pengarang, yang muncul menyampaikan pandangan tokoh rekaan tersebut.
Sudut pandang penceritaan karya sastra roman dapat dilihat dari orang pertama aku-an dan orang ketiga dia-an ich-Erzähler und er-Erzähler. Sudut
pandang orang pertama ich-Erzähler adalah tokoh yang berperan dalam suatu cerita dan ia secara jelas menjelaskan jalan cerita. Dalam teori Marquaß, sudut
pandang orang pertama dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang pertama yang tahu segalanya auktoriales Erzählverhalten dan sudut pandang
orang pertama personal atau yang sedikit tahu personales Erzählverhalten.
Dalam sudut pandang orang pertama yang tahu segalanya, sang tokoh sebagai pencerita mengetahui dengan jelas jalan cerita, situasi atau keadaan yang
terjadi dalam cerita tersebut dan juga mengetahui apa yang dilakukan tokoh.
Sedangkan sudut pandang orang pertama personal atau yang sedikit tahu, ia hanya
mengetahui sedikit saja. Terdapat jarak antara sang pencerita dengan cerita tersebut. Ia tidak mengetahui secara jelas situasi dalam cerita dan hanya
mengetahui sedikit mengenai tokoh. Perspektif atau sudut pandang orang ketiga adalah pencerita yang tidak
ikut berperan sebagai tokoh dalam suatu cerita. Ia hanya menceritakan cerita tentang dengan ungkapan dia-an Er, Sie, oder Es Form. Dalam teori Marquaß
juga disebutkan terdapat tiga bagian sudut pandang orang ketiga, yaitu sudut
pandang orang ketiga yang tahu segalanya auktoriales Erzählverhalten, sudut
pandang orang ketiga personal atau yang sedikit tahu personales