Pandangan Coleman tentang Modal Sosial

79 KEBIJAKAN PUBLIK, MODAL SOSIAL, DAN RESISTENSI PEDAGANG KAKI LIMA PKL et.al.2008:2. Istilah modal sosial itu sendiri baru muncul untuk pertama kalinya pada tahun 1916 ketika Lyda Hudson Hanifan menulis tentang The Rural School Community Center. Perbincangan tentang modal sosial ini mengemuka, dikarenakan para ahli ekonomi menyadari bahwa untuk menggerakkan aktivitas ekonomi, tidak semata-mata bertumpu pada modal manusia, modal fisik, maupun modal finansial, tetapi ada jenis modal lain yang ternyata efektif dalam melumasi kegiatan ekonomi, bahkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik daripada hanya mengandalkan modal manusia, fisik, dan finansial, yaitu modal sosial. Literatur tentang modal sosial cukup banyak, bahkan dapat dikatakan melimpah. Dari semua pandangan tentang modal sosial, sumber yang sering digunakan oleh para penulis dan peneliti modal sosial adalah Coleman, Putnam, Fukuyama dan Bourdieu. Penelitian disertasi ini juga mengacu pada pandangan keempat penulis tersebut.

1. Pandangan Coleman tentang Modal Sosial

James Coleman seorang sosiolog Amerika banyak memberikan perhatian pada persoalan pendidikan. Coleman menggunakan konsep modal sosial dalam penelitiannya tentang pendidikan. Dalam penelitiannya, Coleman ingin melihat apakah terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa di sekolah. Salah satu temuannya adalah bahwa kelompok sebaya memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan prestasi anak. Dalam studinya tentang perbandingan prestasi sekolah swasta dan sekolah negeri, Coleman dalam Field 2010 melaporkan bahwa prestasi siswa di sekolah swasta berafiliasi agama Katolik lebih baik daripada di sekolah negeri. Temuan lainnya adalah di sekolah-sekolah Katolik tersebut tingkat drop out dan membolos lebih rendah dibandingkan murid-murid yang bersekolah di negeri. Organisasi keagamaan, menurut Studi tentang kontribusi Modal Sosial terhadap Resistensi PKL di Semarang 80 Coleman dalam Field 2010, ada di antara organisasi yang masih tersisa di dalam masyarakat, di luar keluarga dan lintas generasi. Organisasi tersebut ada di antara organisasi yang di dalamnya modal sosial komunitas dewasa tersedia bagi anak- anak dan pemuda. Demikian pula, norma komunitas pada orangtua dan siswa berfungsi memperkuat harapan para guru. Komunitas ternyata menjadi sumber modal sosial yang dapat menetralisasi dampak dari tidak menguntungkannya kondisi sosial ekonomi dalam keluarga Field 2010. Dalam serangkaian penelitian mengenai pendidikan pada masyarakat di perkampungan kumuh, Coleman sampai pada kesimpulan bahwa modal sosial tidak terbatas pada mereka yang kuat, tetapi juga memberikan manfaat riil bagi orang miskin dan orang yang terpinggirkan Field 2010. Modal sosial merupakan sumber daya yang berisikan harapan akan reprositas, melibatkan jaringan yang lebih luas, yang hubungan- hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama. Coleman 2000 menemukan bahwa modal sosial, baik berupa harapan dan kewajiban, jaringan dan informasi, serta norma sosial, berpengaruh secara positif dalam menambah volume modal kemanusiaan baik dalam lingkup keluarga maupun komunitas. Intensitas relasi dalam keluarga dan di luar keluarga memperkuat modal sosial dan turut menciptakan modal manusia di masa depan. Dalam kaitan ini, Coleman 2000 mendefinisikan modal sosial sebagai berikut. Seperangkat sumber daya yang melekat pada hubungan keluarga dan dalam organisasi sosial komunitas dan yang berguna bagi perkembangan kognitif atau sosial anak atau orang yang masih muda. Sumber-sumber daya tersebut berbeda bagi orang-orang yang berlainan dan dapat memberikan manfaat penting bagi anak-anak dan remaja dalam perkembangan modal manusia mereka. 81 KEBIJAKAN PUBLIK, MODAL SOSIAL, DAN RESISTENSI PEDAGANG KAKI LIMA PKL Konsep modal sosial yang dielaborasi dalam penelitian Coleman tersebut adalah relasi sosial. Menurut Coleman, relasi sosial menggambarkan suatu struktur sosial di mana individu bertindak sebagai sumber bagi individu lainnya Castiglione, et al. 2008. Struktur sosial ini memfasilitasi semua tindakan individu atau aktor yang bekerjasama dalam struktur tersebut Field 2010. Coleman dianggap sebagai pendorong utama di belakang lahirnya teori pilihan rasional dalam sosiologi kontemporer. Dalam teori pilihan rasional terdapat keyakinan bahwa semua perilaku berasal dari individu yang berusaha mengejar kepentingan mereka sendiri. Menurut Coleman dalam Field 2010, perilaku individu sangat individualistik. Setiap orang secara otomatis melakukan hal-hal yang akan melayani kepentingan mereka sendiri, tanpa memperhitungkan nasib dan kepentingan orang lain. Atas dasar ini, Coleman memahami masyarakat sebagai sekumpulan sistem sosial perilaku individu. Dengan demikian, konsep modal sosial dipahami sebagai sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerjasama. Coleman dalam Field 2010 memberikan contoh yang sangat bagus mengenai bagaimana melihat kesejajaran antara kerjasama modal sosial dengan individualisme. Dalam game theory, Coleman sebagaimana dikutip kembali oleh Field 2010, memberikan contoh mengenai dilema tahanan. Dalam dilema tahanan ini, dua individu ditempatkan dalam sel yang terpisah, kemudian diberitahu bahwa orang pertama yang mengetahui akan memperoleh perlakuan yang baik. Dilemanya adalah apakah akan tetap diam, dengan harapan agar tidak ada bukti lainnya untuk membuktikan kesalahannya dan tidak menerima hukuman sama sekali jika pemain kedua bertindak serupa atau mengakui dan menerima pengurangan hukuman. Studi tentang kontribusi Modal Sosial terhadap Resistensi PKL di Semarang 82 Teori pilihan rasional meramalkan bahwa pilihan kedua akan dipilih, karena masing-masing tahanan mengetahui bahwa tahanan yang lain cenderung mengaku ketika dihadapkan pada pilihan yang sama. Dalam teori ekonomi, Coleman melihat bahwa majikan akan bertindak sebagai penumpang gelap free- rider ketika harus membayar pelatihan ketimbang diharuskan berinvestasi pada keterampilan masa depan bagi karyawan- karyawannya. Dalam hal ini, majikan dapat membuat kalkulasi bahwa merupakan kepentingan mereka untuk membayar pekerja yang telah dididik orang lain. Teori pilihan rasional meramalkan bahwa setiap individu akan menuruti kepentingan terbesar mereka, termasuk dalam kasus ini, perusahaan harus membayar deviden yang lebih besar dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan demi kemajuan perusahaan yang ia miliki. Dari kedua kasus tersebut, tampak bahwa kerjasama seakan- akan dapat berdampingan dengan kompetisi individual, tetapi sesungguhnya semua itu karena adanya kalkulasi mengenai keuntungan yang dapat diraih individu melalui aktivitas kerjasama. Hal ini mirip dengan peran invisible hand dari pasar, sebagaimana digagas Adam Smith. Konsep kerjasama dari Coleman tidak bertentangan dengan individualitas yang cenderung mengejar kepentingan sendiri, dikarenakan kerjasama yang tercipta melalui hubungan sosial telah membantu menciptakan kewajiban dan harapan para aktor, membangun kejujuran lingkungan sosial, membuka saluran informasi, dan menetapkan norma yang menopang bentuk- bentuk perilaku tertentu sambil menerapkan sanksi bagi calon- calon penumpang gelap free rider. Namun demikian, Coleman dalam Field 2010:41 mengakui bahwa para aktor individual tidak membangun modal sosial dengan mengadakan kerjasama dengan lainnya, tetapi modal sosial tersebut lahir sebagai konsekuensi yang tidak dikehendaki dari upaya mengejar kepentingan mereka sendiri. Dengan kata lain, modal sosial tidak lahir karena aktor mengkalkulasikan pilihan untuk 83 KEBIJAKAN PUBLIK, MODAL SOSIAL, DAN RESISTENSI PEDAGANG KAKI LIMA PKL berinvestasi di dalamnya, namun sebagai produk sampingan dari aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan lain. Dalam kaitan dengan penelitian tentang modal sosial pedagang kaki lima PKL di kota Semarang, ditemukan bahwa para PKL yang diteliti pada umumnya bersedia bekerjasama dengan PKL lainnya, dikarenakan adanya kepentingan yang sama agar mereka dapat bekerja dan mencari penghasilan untuk menghidupi keluarganya di lokasi yng selama ini mereka tempati. Mereka tetap bertahan di lokasi yang dilarang oleh pemerintah kota, dikarenakan dua hal. Pertama, mereka bertahan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kedua, mereka bertahan karena adanya perasaan bersatu dengan PKL lainnya di bawah perlindungan paguyuban dan organisasi lain yang mendukungnya. Coleman meyakini bahwa analisis tentang formasi modal sosial menyediakan suatu jalan tengah antara perspektif pilihan rasional yang memandang tindakan sosial sebagai hasil tindakan berbasis kepentingan diri yang bertujuan dari individu dan perspektif norma sosial yang menjelaskan perilaku sosial sebagai tergantung pada batasan-batasan eksternal yang dipaksakan oleh norma Castiglione, et al. 2008; Field 2008. Pendek kata, modal sosial adalah cara mendamaikan tindakan individu dan struktur sosial. Tindakan yang mengarah pada terbentuknya modal sosial tersebut rasional, meskipun diakui bahwa individu tidak selalu bertindak secara rasional. Namun hampir sebagian besar tindakan individu bersifat rasional bertujuan, sebab dalam konteks sosial, ilmuwan sosial bertujuan memahami organisasi sosial yang berasal dari tindakan individu dan karena memahami tindakan seorang individu biasanya berarti melihat alasan di balik tindakan itu, maka tujuan teoritis dari ilmu sosial mestinya adalah memahami tindakan itu dengan cara yang menjadikannya rasional dari sudut pandang si pelaku Coleman Studi tentang kontribusi Modal Sosial terhadap Resistensi PKL di Semarang 84 2009. Dengan kata lain, apa yang biasanya dianggap irasional hanyalah karena si pengamat belum mengetahui sudut pandang si pelaku, yang bagi pelaku, tindakan yang diambil sudah rasional.

2. Pandangan Putnam tentang Modal Sosial

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB I

0 1 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB IV

0 2 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB V

0 0 62

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB VI

0 2 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB VII

0 1 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB IX

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB X

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang D 902009006 BAB XI

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Pedagang Kaki Lima: studi tentang kontribusi modal sosial terhadap resistensi PKL di Semarang

0 0 4