1 Reaksi
Contoh : AgNO
3aq
+ HBr
aq
AgBr
s
+ HNO
3aq
2 Reaksi
Contoh : CuSO
4aq
+ 2NaOH
aq
NaSO
4aq
+ CuOH
2aq
3 Reaksi
Contoh : Na
2
CO
3aq
+ CaNO
3aq
2NaNO
3aq
+ CaCO
3aq
KNO
3aq
+ MgCl
2aq
Tidak bereaksi Johari, 2004 : 209
2.5.3. Stoikiometri Reaksi dalam Larutan
Pada dasarnya, stikiometri reaksi dalam larutan sama dengan stoikiometri pada umumnya, yaitu bahwa perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi
sama dengan koefisien reaksinya. Hitungan stoikiometri reaksi dapat digolongkan sebagai stoikiometri sederhana, stoikiometri dengan pereaksi pembatas, dan
stoikiometri yang melibatkan campuran.
2.5.3.1. Hitungan Stoikiometri Sederhana
Hitungan stoikiometri dengan salah satu zat dalam reaksi diketahui atau dapat ditentukan jumlah molnya, digolongkan sebagai stoikiometri sederhana.
Penyelesaiannya dilakukan menurut langkah-langkah sebagai berikut : 1
Menuliskan persamaan setara. 2
Menentukan jumlah mol zat yang diketahui yang dapat ditentukan jumlah molnya
Garam 1 + Asam 1 Garam2 +Asam2
Garam 1 + Basa 1 Garam 2 +Basa 2
Garam 1 + Garam 2 Garam3 + Garam 4
3 Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan dengan
menggunakan perbandingan koefisien. 4
Menyesuaikan jawaban dengan hal yang ditanyakan.
2.5.3.2. Hitungan Stoikiometrri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu akan habis lebih dahulu yang disebut pereaksi pembatas. Banyaknya hasil reaksi
akan bergantung pada jumlah mol pereaksi pembatas. Oleh karena itu, langkah penting dalam menyelesaikan hitungan seperti ini adalah menentukan pereaksi
pembatas.
2.5.3.3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan reaksi sendiri. Pada umumnya hitungan yang melibatkan
campuran diselesaikan dengan pemisalan. Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
1 Menuliskan persamaan setara.
2 Memisalkan salah satu komponen dengan x, maka komponen
lainnya sama dengan selisihnya. 3
Menentukan jumlah mol masing-masing komponen. 4
Menentukan jumlah mol zat lain yang diketahui. 5
Membuat persamaan untuk menentukan nilai x. 6
Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan.
2.6 Penelitian Tindakan Kelas
Model yang dikembangkan oleh kurt lewis ini didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri atas empat komponen pokok, juga
menunjukkan empat langkah yaitu perencanan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Konsep penelitian tindakan berbeda dengan konsep penelitian empiris yang
menganggap siswa sebagai obyek pasif yang dapat diberi perlakuan. Dalam penelitian tindakan siswa dianggap sebagai subyek aktif yaitu subyek yang dapat
memainkan peran Priyono, 2000: 7. Inilah yang menjadi alasan peneliti tindakan. Masalah-masalah pengambilan sampel atau populasi dan generalisai
tidak dipersoalkan oleh penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan tidak ambisius menggeneralisasikan temuan tetapi lebih berfokus untuk menawarkan
suatu pemecahan masalah. Inilah perbedaan menonjol antara penelitian empiris dengan penelitian tindakan Priyono, 2000: 5.
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan M Taggart. Seperti halnya model kurt Lewis di dalam satu
putaran model kemmis dan Mc Taggart juga terdiri empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hanya saja sesudah satu siklus
selesai diimplementasikan khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian dikuti dengan adanya perencanaan ulang atau refisi terhadap implementasi siklus
sebelumnya. Selanjutnya berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian untuk seterusnya, satu siklus diikuti
dengan siklus berikutnya sehingga penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus Wibawa, 2002:18.