Belajar Tuntas KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

terakhir adalah ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik sangat sukar karena sering tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Ranah psikomotorik ini meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian dan kreatifitas. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pengajaran.

2.2 Belajar Tuntas

Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan pelajaran yang dipelajari menurut Mulyasa 2004: 99 tuntas merupakan mampu menyelesaikan, menguasai kompetisi atau mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 sekurang-kurangnya 85 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Namun patokan tersebut tidak menutup kemungkinan kebijakan sekolah untuk menentukan standar ketuntasan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Karena masing-masing sekolah mempunyai otonomi yang berbeda-beda. Evaluasi yang dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan. Tujuan utama evaluasi asalah memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam pencapaian tujuan, sehingga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar secara maksimal Mulyasa, 2004: 53. Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di kelas. Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dalam pengajaran belajar tuntas terutama dalam hal-hal berikut : 1 Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan 2 Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditetapkan. 3 Pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik gagal mencapai taraf pengusaan penuh, melalui pengajaran korektif yang merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial, restrukturasi kegiatan belajar dan pengajaran kembali kebiasaan-kebiasaan belajar peserta didik, sesuai dengan waktu yang diperlukan masing-masing.

2.3 Ilmu Kimia

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Kimia dengan Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Larutan Penyangga Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 200520

0 9 73

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 13 19

PENGARUH REMEDIAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI SMA.

0 1 18

PENGARUH MODEL DAUR BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.

0 0 27

( ABSTRAK ) EFEKTIVITAS PERMAINAN KIMIA BERORIENTASI CET PADA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA MATERI POKOK REDOKS.

0 0 2

(ABSTRAK) Efektivitas Permainan Kimia Berorientasi CET Pada Peningkatan Hasil Belajar Dan Perbedaan Kreativitas Siswa Materi Pokok Redoks.

0 0 2

Efektivitas Model Learning Cycle (LC) Berbantuan Media Chemo-edutainment (CET) terhadap hasil belajar Kimia Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Siswa SMA 5 Semarang.

0 0 1

PEMBELAJARAN KIMIA BERWAWASAN CET (Chemoedutainment) DENGAN EKSPERIMEN MENGGUNAKAN LABORATORIUM VIRTUIL DAN RIIL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pokok Materi Laju Reaksi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Siswa Kelas X

0 0 7

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT (CET) DAN PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE (PChK) UNTUK SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER GASAL.

0 0 1

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT (CET) DAN PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE (PChK) UNTUK SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER GASAL.

0 0 1