3.5 Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan penelitian naturalistik sangat ditentukan oleh ketelitian, kecermatan, dan kelengkapan catatan lapangan yang dibuat peneliti. Catatan
lapangan disusun berdasarkan hasil pengamatanobservasi secara mendalam, wawancara, angket, dan studi dokumentasi.
Jadi, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 1 observasi, 2 wawancara, dan 3 studi dokumentasi. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh data penelitian secara lengkap, menyeluruh, dan komprehensif.
3.5.1 Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau
informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang
diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola prilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Apabila hal itu sudah diketemukan, maka peneliti
dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti. Salah satu peranan pokok dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan interaksi yang kompleks
dengan latar belakang sosial yang alami
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi dengan beberapa teknik antara lain partisipasif, terus terang atau tersamar, dan observasi tak berstruktur
dengan tahapan deskripsi, reduksi dan seleksi. Pilihan teknik ini dimaksudkan agar peneliti dapat melakukan pendekatan baik
langsung maupun tidak langsung tanpa mengganggu kegiatan Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Banjarharja.
Melalui pengamatan di lapangan akan diperoleh pengalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif untuk
melakukan generalisasi. Peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi
sosial yang diteliti.
3.5.2 Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak berstruktur Esterberg, 2002 dalam Sugiyono, 2006 .
Untuk wawancara terstruktur, sebelum dilaksankan peneliti terlebih dahulu melakukan kesepakatan dengan subjek penelitian mengenai tempat dan waktu
pelaksanan wawancara. Dengan adanya kesepakatan tersebut diharapkan terjalin kerja sama dalam menciptakan suasana keterbukaan dan kebebasan
mengungkapkan pikiran dan informasi dari subjek penelitian. Wawancara dimulai dengan mengemukakan topik yang umum untuk
membantu peneliti memahami perspektif makna yang diwawancarai. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan
harus dapat membeberkan perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri.
Alasan peneliti menggunakan wawancara yakni untuk mempermudah dan mempercepat prolehan data dari responden dan peneliti tidak diharuskan
mempersiapkan pertanyaan baku, khususnya pada teknik wawancara semi terstruktur dan takterstruktur.
Responden yang akan diwawancarai adalah Kepala Cabang dinas P dan K Kecamatan Banjarharja, Pengawas TKSD, dan Kepala SD Dabin V untuk
mengetahui Supervisi dan Pengawasan Pengawas TK SD dalam meningkatkan kemampuan profesional Kepala SD baik segi perencanaannya, pelaksanaannya,
maupun evaluasinya. Jenis pertanyaan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman,
pendapat, perasaan, dan latar belakang demografi responden.
3.5.3 Kajian Dokumentasi