Peran Pengawas sebagai Supervisor Tipe Kepengawasan

2.2.7 Peran Pengawas sebagai Supervisor

Pengawas sekolah sebagai supervisor terhadap Kepala Sekolah memiliki tugas jabatan fungsional yang tidak dapat disamakan dengan tugas pengawasan yang dilakukan aparat kepengawasan pada inspektorat jendral, karena sifat tugas pengawas sekolah lebih cenderung kepada pengendalian mutu teknis edukatif mendukung kelancaran dan peningkatan kemampuan proses pembelajaran Depdikbud, 2000. Persyaratan untuk menjadi pengawas sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku terdiri atas syarat umum, yaitu: a memiliki keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidang kepengawasan yang akan dilakukan dan dibuktikan dengan spesialisasi pendidikan tertentu atau penugasan yang yang bersangkutan sewaktu menjadi guru, b berkedudukan dan berpengalaman menjadi guru 6 tahun secara berturut-turut, c setiap unsur penilaian pekerjaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir, d usia setinggi-tingginya 51 tahun, dan syarat khusus: untuk pengawas mata pelajaran adalah pendidikan terendah sarjana atau sederajat, berkedudukan serendah-rendahnya guru dewasa, memiliki spesialisasi mata pelajaran yang sesuai, khusus pengawas BP selain syarat khusus di atas ditambah memiliki spesialisasi atau jurusanprogram studi atau keahlian pada BK. Sebagai supervisor pengawas sekolah hendaknya pandai membaca situasi dalam arti tingkat kematangan bawahan atau kepala sekolah dan menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi tersebut untuk mendorong menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya menjadi lebih baik. Dengan kata lain supervisor menerapkan gaya kepemimpinan yang kuat untuk mencapai kinerja kepala sekolah yang lebih baik. Tidak menutup kemungkinan penerapan gaya kepemimpinan supervisor yang tidak tepat akan menimbulkan situasi bawahan bertambah buruk, dan akan mempengaruhi kinerja lebih rendah atau mungkin tidak berpengaruh sama sekali dengan kinerja yang ada.

2.2.8 Tipe Kepengawasan

Dalam kegiatan supervisipembinaan ada lima tipe kepengawasan yang diketahui. Berikut ini dijelaskan lima tipe kepengawasan tersebut. 1 Inspeksi Pengawasan Sidak Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otokratis, supervisi bermakna inspeksi. Dalam bentuk inspeksi ini supervisi semata-mata merupakan kegiatan inspeksi pekerja bawahan guru, Kepala Sekolah, pegawai. Inspeksi dijalankan terutama dengan maksud untuk meneliti atau mengawasi apakah guruKepala Sekolah menjalankan seluruh tugas yang sudah diperintahkan dan ditentukan oleh atasannya, sampai dimana guru Kepala Sekolah menjalankan kewajiban yang telah diberikan oleh atasannya. 2 Laisses faire Kepengawasan Bebas Kepengawasan yang bertipe Laisses Faire sesungguhnya merupakan kepengawasan yang sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan Laisses Faire membiarkan guruKepala Sekolah bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Seorang pemimpin Kepala Sekolah yang memiliki tipe ini sama sekali tidak memberikan bantuan, kepengawasan, dan koreksi terhadap gurupegawai yang dipimpinnya. Dengan demikian, sukar diharapkan adanya kerjasama yang harmonis yang sama-sama diarahkan ke satu tujuan. 3 Coercive Supervision Supervisi Otoritermemaksa Tipe kepengawasan coercive supervision hampir sama dengan kepengawasan yang bersifat inspeksi, yaitu bersifat otoriter. Dalam tindakan kepengawasannya, pengawas bersifat memaksakan segala sesuatu yang dianggapnya benar dan baik menurut pendapatnya sendiri 4 Training and Guidance Supervisi sebagai latihan dan bimbingan Dibandingkan dengan tipe yang lain, tipe ini lebih menguntungkan karena tipe ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan dan bimbingan dan bahwa orang yang diangkat sebagai guru pada umumnya telah mendapat pendidikan pre-service di sekolah guru. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan selanjutnya ialah untuk melatih to train dan memberi bimbingan to guide kepada guru Kepala Sekolah dalam rangkan membantu pelaksanaan tugas kependidikan. Tipe ini baik terutama bagi guruKepala Sekolah yang baru mulai melaksanakan tugasnya. 5 Democratic Leadership Kepengawasan yang demokratis Dalam kepemimpinan demokratis, kepengawasan atau supervisi bersifat demokratis pula. Supervisi merupakan aspek dalam kepemimpinan yang kooperatif. Dalam kondisi demikian, supervisi bukan lagi suatu pekerjaan bersama yang dipegang oleh seorang petugas, melainkan pekerjaan bersama yang dikoordinasikan. Tanggung jawab tidak dipegang sendiri oleh supervisor, melainkan didistribusikan kepada para anggota sesuai dengan keahlian masingmasing.

2.2.9 Pengertian Pembinaan