Dalam hal ini, kas merupakan suatu aktiva lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pos-pos lain yang dapat digunakan sebagai alat tukar
dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Sebagai dasar instrument seperti cek, wesel bank, dan wesel pos dikualifikasikan sebagai kas karena
dapat dikonversikan menjadi uang logam atau uang kertas jika hal itu diperlukan dan dapat diterima sebagai setoran oleh bank sebesar jumlah
nominalnya. Komponen kas yang dibatasi penggunaan dan penarikannya harus diungkapkan atau dilaporkan secar terpisah dan diklasifikasikan sebagai
investasi, piutang, dan aktiva lainnya. Dalam mengklasifikasikan kas, Kieso 2004:380 mengatakan bahwa
“kas terdiri dari uang logam, uang kertas,dan dana yang tersedia pada deposito dibank”. Instrument yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel
money order, cek yang disahkan certified check, cek kasir cashier check, cek pribadi dan wesel bank bank draft juga dipandang sebagai kas” rekening
tabungan juga dipandang sebagai kas.” Rekening tabungan juga dipandang sebagai sebagai kas.
3. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas
Sebelum membahas prosedur penerimaan kas, adabaiknya terlebih dahulu menguraikan pengertian sistem dan prosedur. Menurut Hall 2001:5
“sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan
yang sama.”
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyadi 2001:6 pengertian prosedur adalah: “urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yeng terjadi berulang-ulang.”
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu peneriman kas berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mendefinisikan, menghimpun,
menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporakan transksi satuan usaha selama satu priode akuntansi. Sistem akuntansi kas dirancang untuk
menangani penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ini dikenal buku harian
penerimaan kas cash receipt joural sebagai media pencatatan. Pada umumnya penerimaan kas yang utama adalah dari penjualan tunai dan
penerimaan hasil tagihan, disamping itu memang terdapat juga sumber penerimaan kas lainnya, misalnya penerimaan sewa, penjualan aktivatanah,
setoran wajib tunai, pembebanan dan lain sebagainya. Pengendalian intern pada umumnya ditujukan untuk pengawasan kedua sumber penerimaan kas
yang disebut diatas. Ada banyak sumber penerimaan kas yang bisa diperolah oleh
perusahan, akan tetapi penerimaan kas tersebut menurut Niswonger 2001:210 akan diperoleh melalui
Universitas Sumatera Utara
a. penjualan Tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Sistem penerimaan kas melalui penjualan tunai dibagi menjadi tiga
prosedur menurut Mulyadi 2001:456 dapat dilakukan dengan cara: 1.
Over The Counter Sales Over the counter sales merupakan penjualn tunai dimana pembeli
dating ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau poduk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima
barang yang dibeli. 2.
Cash On Delivery Sales COD Sales Cash on delivery sales merupakan trasaksi penjualan yang melibatkan
kantor pos, perusahaan angkutan umum atau yang lainya. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan kas bagi perusahaan penjual.
3. Credit Card Sales
Sebenarnya credit card sales bukan merupakan suatu tipem penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan
Universitas Sumatera Utara
sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi penjual maupun pembeli.
b. Piutang
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaa,
bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui barbagai cara:
1. Penagihan Perusahaan Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua peneriman kas
dari debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau bilyet giro. Penerimaan kas melalui penagihan perusahaan mempunyai kelemahan
dalam penegndalian antara lain memberikan peluang bagi penagih perusahaan melakukan penyelewengan kas.
3. Melalui Pos
Jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos, maka yan bertanggung jawab untuk menerima surat beserta cek adalah bagian
sekretaris. 4.
Melalui Lock Box Collection Plan Dalam sistem penerimaan kas ini, perusahaan membuka pos office box
PO BOX dikota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro dikota yang terletak dikota yang sama dengan
PO BOX tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas