Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tingkah laku seseorang.
Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Pengetahuan responden yang baik, dimana responden sudah tahu tentang klinik diabetes melitus, maka tentunya responden juga sudah tahu tentang
Klinik Diabetes Mellitus sehingga memanfaatkan ulang Klinik DM secara berulang di Puskesmas Sering. Namun dalam penelitian ini masih banyak
pengetahuan yang sudah baik namun masih ada ada yang tidak memanfaatkan, ulang klinik DM apalagi yang tidak berpengetahuan tidak baik, maka sebaiknya
kita harus lebih meningkatkan pengetahuan pasien DM agar lebih baik mengetahui tentang Klinik DM di Puskesmas Sering ini.
5.1.2 Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik DM di Puskesmas Sering
Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 67 responden 68 memiliki sikap yang baik, dan sebanyak 32 responden 32
memiliki sikap yang tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara sikap dengan pemanfaatan ulang Klinik DM diperoleh sebanyak 67 responden
yang termasuk dalam sikap baik, sebesar 84,4 tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Dari 32 responden yang termasuk dalam sikap tidak baik, sebesar 40,3
yang tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh p sebesar 0,001 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna
Universitas Sumatera Utara
antara sikap dengan pemanfaatan ulang Klinik DM. Dan hasil uji multivariat menunjukkan terdapat pengaruh sikap terhadap pemanfaatan ulang Klinik DM.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Junianti 2012 yang mengatakan bahwa bahwa sikap responden terhadap mengonsumsi obat diabetes mellitus adalah
metode yang paling tepat untuk menurunkan kadar gula darah. Sudah adanya sikap responden tentang klinik diabetes melitus maka
responden tentunya berusaha menjaga agar tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lainnya. Dalam hal ini responden menganggap perlu memanfaatan ulang
klinik diabetes mellitus berulang di Puskesmas Sering. Sikap pasien menanggapi adanaya Klinik DM ini sudah baik , namun masih banyak yang belum
memanfaatkan ulang Klinik DM dikarenakan kurangnya jelasnya pengetahuan tentang Klinik DM di Puskesmas Sering.
5.1.3 Pengaruh Persepsi Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik DM di Puskesmas Sering
Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 97 responden 98 memiliki persepsi yang baik, dan sebanyak 2 responden
2,0 memiliki persepsi yang tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara persepsi dengan pemanfaatan ulang Klinik DM diperoleh sebanyak
97 responden yang memiliki persepsi baik, sebesar 54,5 tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Dari 2 responden yang memiliki persepsi tidak baik, sebesar
50,0 yang tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Hasil analisis dengan chi- square diperoleh p sebesar 0,501 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara persepsi dengan pemanfaatan ulang Klinik DM.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Pardede 2012 yang menyatakan tidak terdapat hubungan persepsi dengan pemanfaatan pelayanan .
Persepsi merupakan bentuk dari interpretasi seseorang tentang apa yang dirasakan dan direncanakan. Persepsi bersifat subjektif karena tergantung pada kemampuan
dan keadaan diri individu. Apabila semakin baik persepsi seseorang mengenai Klinik DM maka akan
memutuskan untuk memanfaatkan ulang Klinik DM. Namun berdasarkan penelitian, peserta pasien yang memiliki persepsi baik juga ada yang tidak
memanfaatkan ulang Klinik DM karena dengan alasan jadwal tidak sesuai jadwal mereka dan ada juga datang melakukan pemeriksaan tunggu mengalami sakit dan
merasa tidak sehat. Datang ke Klinik DM tunggu obat yang diberikan dokter habis dulu.
5.2 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik