4.3.1.6 Tabulasi Silang
Antara Sikap
Tenaga Kesehatan
dengan Pemanfaatan Ulang Klinik DM di Puskesmas Sering
Tabulasi silang antara sikap tenaga kesehatan dengan pemanfaatan ulang Klinik DM diperoleh sebanyak 90 responden yang mengatakan sikap tenaga
kesehatan baik, sebesar 50,0 tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Dari 9 responden yang mengatakan sikap tenaga kesehatan tidak baik, sebesar 100,0
tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh
nilai p sebesar 0,003 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap tenaga kesehatan dengan pemanfaatan ulang Klinik DM. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20 Tabulasi Silang Antara Sikap Tenaga Kesehatan dengan Pemanfaatan Ulang Klinik DM di Puskesmas Sering Tahun 2015
Sikap Tenaga Kesehatan
Pemanfaatan Ulang Klinik DM Total
P value
Memanfaatkan Tidak
Memanfaatkan F
F F
Baik 45
50,0 45
50,0 90
100,0 0,003
Tidak Baik 0,0
9 100,0
9 100,0
Total
45 45,5
54 54,5
99 100,0
4.4 Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh bahwa variabel pegetahuan, sikap, jarak, kelompok referensi dan sikap petugas dapat dilanjutkan ke analisis
multivariat regresi logistik . Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan ulang Klinik DM di
Puskesmas Sering. Variabel presepsi tidak dilanjutkan ke analisis multivariat
Universitas Sumatera Utara
karena setelah diuji dengan regresi logistik berganda, variable prsepsi memiliki nilai p 0,25.
Variabel tingkat pengetahuan mempunyai nilai Exp B sebesar 26,694 artinya pasien DM yang yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 26,6 kali lebih
besar akan memanfaatkan Klinik DM dari pada pasien DM yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang Klinik DM. Variabel sikap mempunyai nilai Exp
B sebesar 0,7, artinya pasien DM yang mempunyai sikap baik terhadap Klinik sebanyak 1 kali lebih besar akan memanfaatkan ulang klinik DM dari pada pasien
DM yang mempunyai sikap tidak baik terhadap Klinik DM. Variabel jarak mempunyai nilai Exp B sebesar 3,692, artinya pasien DM
yang mengatakan jarak mudah terhadap Klinik sebanyak 3,6 kali lebih besar akan memanfaatkan ulang klinik DM dari pada pasien DM yang mengatakan jarak
tidak mudah terhadap Klinik DM. Variabel kelompok referensi mempunyai nilai Exp B sebesar 4,097 artinya pasien DM yang mempunyai kelompok referensi
baik 4,0 kali lebih besar akan memanfaatkan Klinik DM dari pada pasien DM yang mempunyai kelompok referensi tidak baik Variabel sikap petugas
mempunyai nilai Exp B sebesar 2,008 artinya pasien DM yang mengatakan sikap petugas baik 2 kali lebih besar akan memanfaatkan Klinik DM dari pada
pasien DM yang mengatakan sikap petugas tidak baik.. Dapat disimpulkan bahwa dari 5 variabel yang berpengaruh terhadap
pemanfaatan ulang Klinik DM yaitu pengetahuan, jarak, kelompok referensi dan sikap petugas. Variabel pengetahuan yang paling mempengaruhi pemanfaatan
ulang Klinik DM, karena Exp B pengetahuan yang lebih besar dari pada
Universitas Sumatera Utara
variabel lainnya. Secara keseluruhan juga dijelaskan dari nilai overall percentage sebesar 79,8, artinya variabel pengetahuan, sikap, jarak, kelompok referensi dan
sikap petugas memeiliki pengaruh sebesar 79,8 terhadap pemanfaatan ulang Klinik DM di Puskesmas Sering, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut :
Tabel 4.20 Hasil Uji Multivariat
No. Variabel Bebas
Nilai p Exp B
1.
Pengetahuan 0,001
26,694 2.
Sikap 0,001
0,712
3. Jarak
0,001 3,692
4. Kelompok Referensi
0,001 4,097
5. Sikap Petugas
0,003 2,008
-2 Log Likelihood =79,8
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan kuantitatif bivariat dan multivariat menunjukkan bahwa dari faktor predisposisi pengetahuan, sikap, dan persepsi,
faktor pendukung jarak ke puskesmas, dan kelompok referensi dan faktor pendorong sikap petugas kesehatan yang memiliki hubungan dan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan ulang Klinik DM di Puskesmas Sering adalah pengetahuan , sikap, jarak puskesmas, kelompok referensi dan
sikap petugas.
5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik
DM di Puskesmas Sering 5.1.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik DM di
Puskesmas Sering
Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 69 responden 70 yang memiliki tingkat pengetahuan baik, dan sebanyak 30
responden 30 yang memiliki tingkat pengetahuan tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan ulang
Klinik DM diperoleh sebanyak 69 responden yang termasuk pengetahuan baik, sebesar 36,2 tidak memanfaatkan ulang klinik DM. Dari 30 responden yang
pengetahuan tidak baik, sebesar 96,7 tidak memanfaatkan ulang Klinik DM. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001 p0,05 yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan ulang Klinik DM.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tingkah laku seseorang.
Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Pengetahuan responden yang baik, dimana responden sudah tahu tentang klinik diabetes melitus, maka tentunya responden juga sudah tahu tentang
Klinik Diabetes Mellitus sehingga memanfaatkan ulang Klinik DM secara berulang di Puskesmas Sering. Namun dalam penelitian ini masih banyak
pengetahuan yang sudah baik namun masih ada ada yang tidak memanfaatkan, ulang klinik DM apalagi yang tidak berpengetahuan tidak baik, maka sebaiknya
kita harus lebih meningkatkan pengetahuan pasien DM agar lebih baik mengetahui tentang Klinik DM di Puskesmas Sering ini.
5.1.2 Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Ulang Klinik DM di Puskesmas Sering