ProdukHukum BankIndonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai
perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro,
perkembangan inflasi daerah, perkembangan perbankan dan sistem pembayaran, informasi
tentang keuangan daerah serta prospek perekonomian daerah Sulawesi Tenggara.
Kajian ini disusun secara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Kendari baik dengan
menggunakan data internal maupun data yang diperoleh dari instansi terkait di luar Bank
Indonesia. Untuk itu, tanggung jawab penulisan laporan ini sepenuhnya berada pada Kantor
Bank Indonesia Kendari.
Kami berharap kajian ini dapat terus ditingkatkan mutu, isi dan cara penyajiannya
sehingga dapat bermanfaat bagi para pihak yang membutuhkannya. Untuk itu, saran dan
masukan guna perbaikan dan penyempurnaan buku kajian ini sungguh akan kami hargai.
Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang memungkinkan tersusunnya buku kajian ini dan kiranya kerja sama, saling tukar menukar
informasi dan data dapat terus berkelanjutan.
Kendari, Februari 2009
BANK INDONESIA KENDARI
Lawang M. Siagian
Pemimpin
(2)
ii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIHalaman Ini Sengaja Dikosongkan
(3)
iii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR TABEL ... vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1
PERKEMBANGAN EKONOMI... 1
INFLASI ... 1
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... 2
KEUANGAN DAERAH ... 5
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ... 6
PROSPEK EKONOMI ... 7
BAB I. ASESMEN MAKROEKONOMI... 9
1.1 Kondisi Umum... 10
1.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha ... 10
1.3 PDRB Menurut Penggunaan... 18
BAB II. ASESMEN INFLASI 25
2.1 Kondisi Umum ... 25
2.2 Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara ... 25
2.3 Faktor-Faktor Penyumbang Inflasi ... 26
2.4 Inflasi/Deflasi Terbesar per-Sub Kelompok ... 33
BAB III. ASESMEN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN ... 35
3.1 Kondisi Umum ... 35
3.2 Perkembangan Bank Umum ... 38
3.2.1. Perkembangan Aset ... 38
3.2.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 39
3.2.3. Perkembangan Kredit ... 41
3.2.4. Perkembangan Kredit UMKM... 44
3.2.5. Perkembangan Kredit Lokasi Proyek ... 46
3.2.6. Perkembangan NPLs Bank Umum ... 47
3.2.7. Profitabilitas Usaha ... 48
3.2.8. Efisiensi Usaha ... 49
(4)
iv
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARI3.4.2. Perkembangan Penghimpunan DPK...53
3.4.3. Perkembangan Penyaluran Kredit ... 53
3.4.4. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 54
3.4.5. Perkembangan Non Performing Loans (NPLs) ... 54
BAB IV. KEUANGAN DAERAH ... 56
4.1 DIPA... 56
4.2. RAPBD Provinsi Sulawesi Tenggara ... 58
BAB V. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 63
5.1 Perkenbangan Alat Pembayaran Tunai ... 63
5.2 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ... 66
BAB VI. KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN...69
6.1. Ketenagakerjaan Daerah ... 69
6.2 Kesejahteraan ... 71
BAB VII. PROSPEK EKONOMI DAN INFLASI DAERAH... 75
7.1 Prospek Ekonomi Makro ... 75
7. 2 Perkiraan Inflasi ... 76
7.3 Prospek Perbankan Dan Sistem Pembayaran ... 77
(5)
v
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARINama Grafik Nama Grafik Nama Grafik
Nama Grafik ... Nomor HalamanNomor HalamanNomor HalamanNomor Halaman
Grafik. 1.1. . . . Perekonomian Sulawesi Tenggara ... 9
Grafik. 1.2. Kontribusi Setiap Sektor Terhadap Pembentukan PDRB ... 11
Grafik. 1.3. Volume Produksi Biji Nikel ... 13
Grafik. 1.4. Volume Produksi Ferro Nikel Dan Toll Feni ... 14
Grafik. 1.5. Arus Bongkar di Pelabuhan Kendari(Ton/M3) ... 15
Grafik. 1.6. Realisasi Pengadaan Semen di Sulawesi Tenggara ... 16
Grafik. 1.7. Jumlah Penumpang Yang Berangkat Dari Bandara Wolter Monginsidi Kendari...17
Grafik. 1.8. NTB Perbankan Di Sulawesi Tenggara ... 18
Grafik. 1.9. Realisasi Kredit Konsumsi ... 19
Grafik. 1.10. Realisasi Kredit Investasi ... 20
Grafik. 1.11 Realisasi Kredit Modal Kerja dan Investasi ... 21
Grafik. 1.12 Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Kendari (Ton/M3) ... 23
Grafik. 2.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) Nasional & Kendari ... 34
Grafik. 2.2. Perkembangan Harga Beras Periode Juli 2008 - September 2008 (dalam rupiah) ... 36
Grafik. 2.3. Inflasi Bulanan Sub Kelompok Minuman (%) ... 37
Grafik. 2.4. Inflasi Bulanan Sub Kelompok Makanan Jadi (%) ... 37
Grafik. 2.5. Inflasi Bulanan Sub Kelompok Transportasi ... 40
Grafik. 3.1. Perkembangan Pangsa Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ... 46
Grafik. 3.2. Pangsa DPK Bank Umum Berdasarkan Jenis Simpanan Triwulan IV-2008 ... 47
Grafik. 3.3. Pangsa DPK Bank Umum Berdasarkan Golongan Pemilik... 48
Grafik. 3.4. Pangsa Aktiva Produktif ... 49
Grafik. 3.5. Pertumbuhan Kredit (q-t-q) Berdasarkan Penggunaan ... 49
Grafik. 3.6. Pangsa Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan ... 50
Grafik. 3.7. Pertumbuhan Kredit (y-t-d) Berdasarkan Kelompok Bank ... 50
Grafik. 3.8. Pangsa Penyaluran Kredit Berdasarkan sektor Ekonomi ... 51
Grafik. 3.9. Realisasi Kredit Baru ... 51
Grafik. 3.10. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 53
Grafik. 3.11. Pangsa Kredit Penggunaan ... 59
Grafik. 3.12. Pangsa Kredit BPR Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 59
Grafik. 5.1. Perkembangan Aliran Uang Masuk/Keluar Ke/Dari KBI Kendari ... 72
(6)
vi
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARI(7)
vii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Nama Tabel ... Nomor Halaman
Tabel. 1.1. Tabel. 1.1. Tabel. 1.1.
Tabel. 1.1. Pertumbuhan Tiap Sektor (dalam persen) ... 10 Tabel. 1.2.
Tabel. 1.2. Tabel. 1.2.
Tabel. 1.2. Kontribusi Tiap Sektor Thd Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha (dalam persen) ... 10 Tabel. 1.3.
Tabel. 1.3. Tabel. 1.3.
Tabel. 1.3. Produksi Tabama Prov. Sultra 2008 ... 12 Tabel. 1.4.
Tabel. 1.4. Tabel. 1.4.
Tabel. 1.4. Produksi Rumput Laut Sulawesi Tenggara (ton) ... 12 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 1.51.51.51.5. . . . Perkembangan Kredit Perumahan/Ruko ... 16 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 1.1.1.1.6666. . . . Indeks Keyakinan Konsumen Juli-Desember 2008 ... 18 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 1.1.1.1.7777. . . . Volume Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara ... 22 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.1111. . . . Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara ... 33 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.2222. . . . Inflasi September 2008 (dalam %) ... 34 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.3333. . . . Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Sayur Mayur November - Desember 2008 ... 35 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.4444. . . . Perkembangan Harga Beberapa Daging dan Telur Pada Bulan Juli - September 2008 .... 36 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.5555. . . . Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Bahan Bangunan Pada Bulan November - Desember 2008 ... 38 Tabel. 2.
Tabel. 2. Tabel. 2.
Tabel. 2.6666. . . . Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Sandang Wanita Pada Bulan November - Desember 2008 ... 39 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 2.72.72.72.7. . . . Inflasi (Deflasi) Terbesar Per-Sub Kelompok Secara Bulanan ... 41 Tabel. 3.
Tabel. 3. Tabel. 3.
Tabel. 3.1 1 1 1 Indikator Perbankan Sulawesi Tenggara (dalam Jutaan Rp) ... 45 Tabel. 3.2.
Tabel. 3.2. Tabel. 3.2.
Tabel. 3.2. Pergerakan Suku Bunga Deposito Rata-Rata Bank Umum Sulawesi Tenggara ... 48 Tabel. 3.3.
Tabel. 3.3. Tabel. 3.3.
Tabel. 3.3. Perkembangan KMKM Perbankan Sulawesi Tenggara ... 52 Tabel. 3.4.
Tabel. 3.4. Tabel. 3.4.
Tabel. 3.4. Perkembangan KUKM Menurut Jumlah Rekening ... 53 Tabel. 3.5.
Tabel. 3.5. Tabel. 3.5.
Tabel. 3.5. Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek ... 54 Tabel. 3.6.
Tabel. 3.6. Tabel. 3.6.
Tabel. 3.6. Perkembangan NPLs Gross (%) Per Sektor Ekonomi ... 55 Tabel. 3.7.
Tabel. 3.7. Tabel. 3.7.
Tabel. 3.7. Perkembangan NPLs Gross (%) Berdasarkan Penggunaan ... 56 Tabel. 3
Tabel. 3 Tabel. 3
Tabel. 3.8.8.8.8. . . . Perkembangan ROA dan NIM ... 56 Tabel. 3.
Tabel. 3. Tabel. 3.
Tabel. 3.9999. . . . Perkembangan Pendapatan Dan Beban Operasional ... 57 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 3.3.3.3.10101010. . . . Perkembangan Indikator BPR Sulawesi Tenggara ... 57 Tabel. 3.
Tabel. 3. Tabel. 3.
Tabel. 3.11111111. . . . Dana Pihak Ketiga BPR ... 58 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 3.13.13.13.1222. 2. . . Kredit BPR Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 58 Tabel.
Tabel. Tabel.
(8)
viii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARIKANTOR BANK INDONESIA KENDARI KANTOR BANK INDONESIA KENDARI Tabel. 3.16
Tabel. 3.16 Tabel. 3.16
Tabel. 3.16. . . . Perkembangan Kredit Perbankan per Wilayah ... 62 Tabel. 3.17
Tabel. 3.17 Tabel. 3.17
Tabel. 3.17. . . . Perkembangan LDR per Wilayah ... 62 Tabel. 3.18.
Tabel. 3.18. Tabel. 3.18.
Tabel. 3.18. Perkembangan NPLs per Wilayah...63 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 4.1. 4.1. 4.1. 4.1. Pagu dana tahun anggaran 2009 per kabupaten/kota ... 65 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 4.2.4.2.4.2.4.2. Pagu Dana DAU dan DAK Kab/Kota dan Prov Sultra TA 2009 ... 66 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 4.4.4.4.3333.... Perbandingan RAPBD 2008 dan RAPBD 2009 Provinsi Sulawesi Tenggara ... 67 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 4.4.4.4.4444.... Ringkasan Pendapatan Daerah APBD-P TA 2008 dan RAPBD TA 2009... 68 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 4.4.4.4.5555.... Ringkasan Belanja Daerah APBD-P TA 2008 dan RAPBD TA 2009... 69 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 5555.1. .1. .1. .1. Komposisi Penukaran Uang Layak Edar Sulawesi Tenggara ... 73 Tabel. 5
Tabel. 5 Tabel. 5
Tabel. 5.2. .2. .2. .2. Transaksi SKN Non BI di Bau-Bau ... 75 Tabel. 5.
Tabel. 5. Tabel. 5.
Tabel. 5.3 3 3 3 TransaksiRTGS ... 75 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 6.16.16.16.1. . . . Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan ... 82 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 6.26.26.26.2.... Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ... 83 Tabel. 6.
Tabel. 6. Tabel. 6.
Tabel. 6.3333.... Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara... 84 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 7777....1 1 1 1 Ekspektasi Dunia Usaha Triwulan I-2009... 88 Tabel.
Tabel. Tabel.
Tabel. 7777....2222.... Indeks Ekspektasi Konsumen... 88
(9)
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGGARA
TRIWULAN
TRIWULAN
TRIWULAN
TRIWULAN IV
IV
IV----200
IV
200
2008
200
8
8
8
P
ERKEMBANGANE
KONOMIPerekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 sebesar 7,35% (y.o.y),
Secara sektoral, yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan adalah sektor pertanian, perdagangan dan bangunan.
Pada sisi penggunaan, meningkatnya permintaan domestik menjadi penyumbang utama pertumbuhan.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggra pada triwulan IV-2008 masih tumbuh cukup baik meskipun menunjukkan pergerakan yang melambat dibandingkan triwulan-triwulan. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang diukur berdasarkan PDRB harga konstan pada triwulan IV-2008 sebesar 7,35%1 (y.o.y) atau lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 dimana pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 8,472
% (y.o.y)
Secara sektoral, laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 2,05%, 1,33%, dan 1,06%. Pada sisi lain, sektor pertambangan masih tercatat mengalami kontraksi.
Sementara itu, Kontribusi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan IV-2008 masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor jasa-jasa yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 35,40%, 15,30% dan 12,53% seperti tampak pada Grafik 1.2. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 didorong oleh permintaan domestik yang merupakan faktor musiman hari raya keagamaan dan perayaan menyambut tahun baru 2009. Namun demikian, permintaan domestik tersebut menunjukkan pergerakan yang melambat.
I
NFLASIInflasi Sulawesi Tenggara triwulan
IV - 2008 tercatat sebesar 15,28% (y.o.y)
Perkembangan harga yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan IV-2008 mengalami inflasi sebesar 15,28% (y.o.y) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2007 yang mengalami inflasi sebesar 7,53% (y.o.y). Laju inflasi di Sulawesi Tenggara tersebut juga tercatat masih lebih tinggi dari
1 Proyeksi Bank Indonesia dengan metode dekomposisi 2Data BPS Prov. Sultra
(10)
2
Kelompok MakananJadi dan Bahan Makanan tercatat sebagai kelompok yang mengalami inflasi tertinggi.
inflasi nasional sebesar 11,06% (y.o.y). Berdasarkan kelompoknya, inflasi tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi pada kelompok bahan makanan dimana laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan sebesar 32,02% (y.o.y).
Perkembangan IHK di Kota Kendari pada periode Oktober 2008-Desember 2008 ditandai dengan terjadinya inflasi bulanan yang terjadi pada bulan Oktober 2008 dan bulan Desember 2008 sedangkan pada bulan November 2008 terjadi deflasi (grafik 2.1). Inflasi bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2008 yaitu sebesar 0,91% (m.t.m). Inflasi yang terjadi pada bulan Oktober 2008 antara lain masih disebabkan karena masih adanya kenaikan harga bahan makanan khususnya untuk komoditas ikan. Kenaikan harga ikan pada bulan Oktober 2008 antara lain disebabkan oleh berkurangnya aktivitas nelayan seiring dengan adanya aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka sehingga pasokan ikan terganggu yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga ikan.
Meskipun terdapat beberapa komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami deflasi namun kelompok bahan makanan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,78% (m.t.m) dan memberikan sumbangan terhadap inflasi bulanan cukup besar yaitu 0,442%. Berdasarkan sub kelompoknya, bumbu-bumbuan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi cukup tinggi yaitu 11,95% (m.t.m) sedangkan sub kelompok ikan diawetkan tercatat mengalami deflasi paling besar yaitu -6,19% (m.t.m).
Berdasarkan sumbangannya, inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2008 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas beras, ikan bandeng, udang basah, cabe rawit, tomat sayur, ikan kembung, daging ayam kampung, kol putih, dan ikan layang. Kenaikan beberapa komoditas tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor pasokan yang berkurang. Kondisi curah hujan yang berada diatas normal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil panen cabe di Sulawesi Tenggara dimana dengan curah hujan diatas normal berpotensi membuat cabe yang siap dipetik menjadi busuk. Sementara itu, kenaikan harga beras antara lain dipicu oleh relatif sedikitnya panen padi sehingga pasokan beras sedikit berkurang.
P
ERBANKAN DANS
ISTEMP
EMBAYARANKrisis keuangan global telah merambat ke pasar keuangan di Indonesia termasuk
Memasuki triwulan IV-2008, dampak krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang telah memicu krisis keuangan global juga telah merambat ke pasar keuangan di Indonesia termasuk sektor perbankan. Hal ini antara lain
(11)
3
sektor perbankan. ditandai oleh ketatnya likuiditas sehingga perbankan mengurangi lajupertumbuhan kredit/pembiayaannya. Namun demikian, langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Pemerintah bersama otoritas pengaturan dan pengawasan perbankan yang cukup reponsif dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, telah mengurangi tekanan krisis sehingga dampaknya terhadap perbankan nasional hingga akhir tahun 2008 menjadi tidak begitu signifikan. DPK meningkat
sebesar 11,65% (q.t.q).
DPK yang dihimpun perbankan Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 sebesar Rp4.613,06 miliar, meningkat 11,65% dibanding posisi triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp4.539,26 miliar (q-t-q). Peningkatan terjadi pada tabungan dan deposito, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 19,13% dan 11,58%, sementara giro mengalami penurunan sebesar 13,50% (q-t-q). Penurunan yang terjadi pada giro, terutama giro milik pemerintah daerah disebabkan oleh adanya realisasi pembayaran untuk proyek-proyek pemerintah yang telah selesai pengerjaannya pada akhir tahun 2008. Sementara itu, peningkatan tabungan dan deposito, selain didorong oleh adanya shifting dari giro pemerintah daerah ke tabungan/deposito milik masyarakat/badan usaha sehubungan dengan adanya pembayaran proyek, juga didorong oleh mulai mengalirnya dana-dana masyarakat dari penghasilan penambangan emas di Kabupaten Bombana ke sektor perbankan, hal ini diindikasikan oleh meningkatnya DPK perbankan di wilayah tersebut.
Kredit yang disalurkan meningkat 2,01% (q.t.q).
Non Performing loans (NPL) gross tercatat
sebesar 2,81%
Peningkatan DPK tersebut tentunya telah memberi peluang kepada perbankan
untuk terus meningkatkan pangsa kredit/pembiayaannya. Posisi
kredit/pembiayaan pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp3.829,84 miliar, meningkat 2,01% dibandingkan posisi triwulan III-2008 yang sebesar Rp3.754,35 miliar (q-t-q), sehingga secara tahunan kredit/pembiayaan perbankan Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 36,03% (y-o-y). Peningkatan kredit terjadi pada kredit investasi dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 2,13% dan 4,25%, sementara kredit modal kerja turun sebesar 5,96% (q-t-q).
Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan laju pertumbuhan kredit pada triwulan laporan terjadi pada sektor jasa sosial, angkutan, dan PHR yang masing-masing tumbuh sebesar 11,95%, 3,47% dan 2,94% (q-t-q). Peningkatan kredit tersebut mencerminkan semakin berkembangnya kegiatan ketiga sektor tersebut terutama sektor PHR yang kontribusinya terhadap pembentukan PDRB cukup besar.
(12)
4
Total kreditberdasarkan lokasi proyek pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp4.792,84 miliar.
Sulawesi Tengara masih berada pada tingkat yang aman meskipun sedikit mengalami peningkatan. Hal ini tercermin pada rasio non performing loans
(NPL) gross yang tercatat sebesar 2,81%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan III-2008 yang tercatat sebesar 2,70%. Meskipun demikian, untuk memitigasi risiko kerugian yang muncul, perbankan tetap membentuk cadangan yang cukup berupa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sehingga NPL nett tercatat sebesar 1,83%.
Sementara itu kredit berdasarkan lokasi proyek3 pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp4.792,84 miliar, dimana sebesar Rp3.787,67 miliar (79,03%) disalurkan oleh perbankan Sulawesi Tenggara, sementara sisanya sebesar Rp1.005,15 miliar (20,97%) disalurkan oleh perbankan dari luar Sulawesi Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa peran perbankan di luar Sulawesi Tengara cukup signifikan dalam membiayai proyek-proyek yang ada di Sulawesi Tenggara. Hal ini terjadi antara lain karena masih terbatasnya kewenangan memutus kredit bagi pemimpin cabang bank. Selain itu, terdapat beberapa investor dari luar yang berinvestasi di Sulawesi Tenggara yang berkantor pusat di luar Sulawesi Tenggara yang pada umumnya memperoleh pembiayaan dari perbankan yang berlokasi sama dengan kantor pusat perusahaan investor.
Pertumbuhan Kredit/pembiayaan kepada UMKM sebesar 37,27% (y.oy)
Transaksi tunai pada triwulan IV-2008 menurun dibandingkan triwulan III-2008
Posisi kredit/pembiayaan bank umum kepada UMKM4 pada triwulan IV-2008 mencapai Rp3.578,69 miliar, meningkat 2,89% dibandingkan posisi triwulan III-2008 yang sebesar Rp3.478,10 miliar (q-t-q) sehingga selama tahun 2008 menunjukkan pertumbuhan sebesar 37,27% (y-o-y). Jumlah kredit UMKM tersebut mencapai 94,48% dari total kredit yang disalurkan oleh bank umum di Sulawesi Tenggara yang sebesar Rp3.787,68 miliar (tabel 3.3). Pertumbuhan kredit untuk sektor UMKM tersebut tentunya akan semakin mendorong peningkatan kegiatan perekonomian sektor riil di Sulawesi Tenggara.
Aktivitas transaksi melalui pembayaran tunai di Sulawesi Tenggara yang dilakukan melalui Kantor Bank Indonesia Kendari pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan dibandingkan triwulan III-2008. Penurunan ini diperkirakan karena menurunnya kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada triwulan IV-2008 setelah selesainya masa perayaan hari besar keagamaan yang
3Kredit yang disalurkan oleh perbankan di seluruh Indonesia untuk membiayai proyek di Sulawesi Tenggara. 4 Kredit MKM adalah kredit dengan plafon s.d Rp5 Miliar
(13)
5
Pada triwulan IV-2008terjadi net outflow sebesar Rp409,01 milliar.
Transaksi non tunai melalui kliring sebesar Rp630,63 miliar sedangkan melalui RTGS tercatat sebesar Rp4.208,87 miliar
dianut sebagian besar masyarakat Sulawesi Tenggara. Selain itu berdasarkan Survei Konsumen Desember 2008 yang dilakukan Bank Indonesia Kendari, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat menahan pengeluaran konsumsi untuk digunakan sebagai pembayaran uang sekolah anak memasuki semester baru pada awal tahun 2009.
Penurunan transaksi pembayaran tunai ini tergambar pada penurunan jumlah uang kartal yang dikeluarkan Bank Indonesia Kendari pada triwulan IV-2008. Pada periode tersebut jumlah uang kartal yang dikeluarkan Kantor Bank Indonesia Kendari mengalami penurunan sebesar 23% dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp830,78 milliar menjadi Rp674,82 milliar. Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk dari perbankan dan masyarakat ke Kantor Bank Indonesia Kendari pada triwulan IV-2008 tercatat hanya sebesar Rp265,81 milliar. Dengan demikian telah terjadi net ouflow sebesar Rp409,01 milliar. Meskipun aliran uang masuk tersebut meningkat 146% dibandingkan dengan triwulan III-2008 yang sebesar Rp108,07 milliar, namun masih cukup banyak jumlah uang kartal yang masih beredar di masyarakat.
Pada triwulan IV-2008 di Sulawesi Tenggara jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya, baik disisi volume maupun nominalnya. Volume kliring tercatat sebanyak sebanyak 43.144 transaksi, meningkat sebesar 1,87% dibandingkan triwulan III-2008 yang tercatat sebanyak 42.338 transaksi. Sementara nominal kliring mencapai Rp630,63 milliar atau rata-rata Rp.210,21 perbulan, menurun 2,89% dibandingkan triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp648,84 miliar atau rata-rata Rp216,28 miliar per bulan (Grafik 5.3).
Transaksi pembayaran non tunai yang diakukan melalui sistem BI-RTGS yang umumnya masih lebih banyak dilakukan oleh perbankan dan pemerintah juga menunjukan peningkatan, hal ini terlihat dari rata-rata nominal dan volume transaksi. Pada triwulan IV-2008 nominal transaksi perbulan rata-rata tercatat sebesar Rp4.208,87 milliar meningkat 0,34% dibandingkan triwulan III-2008 yang rata-rata sebesar Rp4.194,43 milliar .
K
EUANGAND
AERAHDIPA Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp7,65 triliun.
Pada Tahun Anggaran 2009, Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan DIPA sebesar Rp 7,65 triliun atau meningkat sebesar 13,04% dibandingkan DIPA
(14)
6
Pendapatan daerahpada RAPBD Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp1,25 triliun.
Tahun Anggaran 2008. Bila dikonversikan ke nominal selisihnya lebih dari Rp883,00 milliar. Dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, kota Kendari mendapatkan pagu dana terbesar dengan jumlah sekitar Rp1,69 triliun, sedangkan Buton Utara mendapatkan pagu dana terkecil yaitu Rp13,02 milliar. Berdasarkan Pagu Dana DAU dan DAK Kab/Kota dan Prov.Sultra TA 2009, Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan pagu dana terbesar yaitu Rp646,16 milliar, yang diikuti oleh Kabupaten Konawe Rp468,70 milliar, sementara itu pagu dana terkecil didapatkan oleh Kabupaten Buton Utara dan Kabupaten Wakatobi masing-masing sebesar Rp249,42 milliar dan Rp256,25 milliar. Rencana Pendapatan Daerah pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara tahun anggaran 2009 tercatat sebesar Rp1,25 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 22,66% dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2008 yang tercatat sebesar Rp1,02 triliun. Di sisi lain, rencana Belanja Daerah juga mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp1,29 triliun dari Rp1,07 triliun pada APBD-P TA 2008. Jumlah rencana belanja daerah yang lebih tinggi dibandingkan rencana pendapatan daerah menyebabkan terjadinya defisit anggaran tahun anggaran 2009 sebesar Rp39,98 milliar. Defisit anggaran ini akan penuhi dengan Sisa Lebih perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA).
K
ETENAGAKERJAAND
AERAHD
ANK
ESEJAHTERAANJumlah angkatan kerja Agustus 2008 sebanyak 979.256 orang
NTP Sulawesi Tenggara bulan November 2008 mengalami penurunan sebesar
-Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada survei Agustus tahun 2008 juga menunjukkan kondisi yang lebih baik. Pada bulan Agustus 2008, jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak 979.256 orang atau meningkat 1,65% dibandingkan bulan Februari 2008 dimana angkatan kerja tercatat sebanyak 963.338 orang. Dari total angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 923.118 orang atau meningkat 1.99% dibandingkan data jumlah penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2008 yang tercatat sebanyak 905.085 orang. Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, berdampak terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka dari 6,05% pada bulan Februari 2008 menjadi 5,73% pada bulan Agustus 2008. Sementara itu, jumlah penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja turun sebesar 1,60% dibandingkan bulan Februari 2008.
(15)
7
1,28% dibanding NTPbulan Oktober 2008.
Indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,40% dibandingkan bulan Oktober 2008.
Nilai ini mengalami penurunan sebesar 1,28% dibandingkan NTP bulan Oktober 2008 yang tercatat sebesar 104,04. Penurunan ini diperkirakan karena penurunan indeks harga hasil pertanian. Penurunan ini terutama terjadi pada sub sektor Perkebunan Rakyat yang turun sebesar 7,93% dari 123,33 menjadi 113,55, yang disebabkan oleh menurunnya indeks yang diterima petani.
Indeks harga yang diterima petani pada bulan November 2008 tercatat mengalami penurunan sebesar 1,40% dibandingkan bulan Oktober 2008 seiring dengan besarnya penurunan indeks harga yang diterima petani pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat. Namun disamping itu, terdapat beberapa sub sektor yang mengalami peningkatan sehingga mampu meredam penurunan indeks gabungan yang diterima petani. Sub sektor tanaman pangan dan hortikultura masing masing tercatat mengalami peningkatan sebesar 2,34% dan 3,71% dibandingkan bulan Oktober 2008. Sementara itu, indeks gabungan harga yang dibayar petani juga menunjukkan penurunan sebesar 0,12% dibandingkan bulan periode sebelumnya. Penurunan ini berasal dari hampir semua sub sektor pertanian kecuali tanaman pangan. Hortikultura mengalami penurunan indeks yang dibayar sebesar 0,30%, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,22%, peternakan sebesar 0,24% dan perikanan 0,03%.
PROSPEK EKONOMI
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I -2009, diperkirakan
lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008.
Pada triwulan I-2009, kinerja perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan masih cukup baik meskipun cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 antara lain dipengaruhi oleh perlambatan yang terjadi pada sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan . Sementara pada sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama dipengaruhi oleh perlambatan kinerja ekspor.
Inflasi pada triwulan I-2009 diperkirakan
masih cukup tinggi meskipun cenderung lebih rendah dibandingkan IV-2008 diperkirakan
Pada triwulan I-2009, laju inflasi diperkirakan masih cukup tinggi meskipun cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008. Determinan inflasi terutama berasal dari sisi penawaran. Sementara, pada sisi permintaan diperkirakan relatif stabil.
Pada triwulan I-2009 kinerja perbankan di Sulawesi Tenggara diperkirakan masih cukup baik meskipun cenderung melambat. Dana Pihak Ketiga (DPK)
(16)
8
Kinerja perbankanmasih cukup baik meskipun cenderung melambat.
yang dihimpun di Sulawesi Tenggara pada triwulan I-2009 diperkirakan masih tumbuh positif. Namun demikian, pertumbuhan DPK pada triwulan I-2009 diperkirakan akan melambat terutama dipengaruhi oleh belum masuknya dan-dana pemerintah daerah ke perbankan. Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi serta tingginya laju inflasi diperkirakan berdampak terhadap berkurangnya bagian pendapatan masyarakat yang di simpan ke perbankan.
(17)
Asesmen Makroekonomi
Asesmen Makroekonomi
Asesmen Makroekonomi
Asesmen Makroekonomi
1.1
K
ONDISIU
MUMPertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 masih tumbuh cukup baik
meskipun menunjukkan pergerakan yang melambat dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya.
Perlambatan ini didorong oleh penurunan kinerja pada beberapa sektor yang cukup dominan
dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawei Tenggara seperti sektor pertambangan yang
dipengaruhi oleh menurunnya permintaan luar negeri pasca terjadinya krisis keuangan global.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang diukur berdasarkan PDRB harga konstan pada
triwulan IV-2008 sebesar 7,35%
1(y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 dimana
pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 8,47
2% (y.o.y) (grafik 1.1).
Grafik 1.1. Perekonomian Sulawesi Tenggara
Sumber: data BPS diolah *)Proyeksi Bank Indonesia
Secara sektoral, laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 terutama didorong oleh
kinerja sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan yang masing-masing
1
Proyeksi Bank Indonesia dengan metode dekomposisi 2Data BPS Prov. Sultra
(18)
10
Sumber: BPS diolah
*)ProyeksiBank Indonesia
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 2,05%, 1,33%, dan 1,06%. Pada sisi lain,
sektor pertambangan masih tercatat mengalami kontraksi.
Pada sisi penggunaan, penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan
adalah permintaan domestik seiring dengan datangnya hari raya keagamaan (Idul Fitri, Idul Adha
dan Natal) serta tahun baru 2009 yang diikuti dengan libur panjang.
1.2
PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Berdasarkan data PDRB menurut lapangan usaha, pada triwulan IV-2008 tercatat terdapat
satu sektor yang mengalami kontraksi yaitu sektor pertambangan sementara sektor yang lain masih
tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara (tabel 1.1) pada triwulan
IV-2008 terutama didorong oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan yang
masing-masing tumbuh sebesar 5,70% (y.o.y), 8,83% (y.o.y), dan 12.54% (y.o.y).
Tabel 1.1 Pertumbuhan Tiap Sektor (dalam persen)
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pertanian 4.87 4.89 6.33 10.40 6.71 5.70 Pertambangan 22.29 27.00 18.45 (12.33) (22.20) (0.67) Industri 0.73 4.72 2.34 (7.42) 24.74 9.21 Listrik, Gas dan Air 5.82 (0.81) 9.07 8.66 5.69 10.78 Bangunan 5.87 5.77 16.63 10.92 12.40 12.54 Perdagangan, Hotel &
Restoran 7.88 11.70 5.02 8.71 13.69 8.83 Angkutan & Komunikasi (0.77) 15.70 14.37 12.96 12.44 13.20 Keuangan 16.68 19.51 16.90 3.88 0.32 2.29 Jasa-jasa 4.86 5.37 2.88 4.97 8.07 7.55 PDRB 6.23 8.47 7.78 6.11 8.02 7.35
2008 2007
Sektor
Sumber: BPS diolah
*) Proyeksi Bank Indonesia
Tabel 1.2. Kontribusi Tiap Sektor Thd Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha (dalam persen)
Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pertanian 1.74 1.82 2.29 3.55 2.37 2.05
Pertambangan 1.27 1.14 0.99 -0.76 -1.45 -0.03
Industri 0.06 0.43 0.21 -0.75 2.01 0.81
Listrik, Gas dan Air 0.04 -0.01 0.07 0.06 0.04 0.07
Bangunan 0.48 0.50 1.16 0.85 1.00 1.06
Perdagangan, Hotel &
Restoran 1.18 1.71 0.79 1.33 2.08 1.33
Angkutan & Komunikasi -0.06 1.07 1.10 0.96 0.93 0.96
Keuangan 0.90 1.10 0.77 0.21 0.02 0.14
Jasa-jasa 0.63 0.69 0.40 0.66 1.03 0.94
PDRB 6.23 8.47 7.78 6.11 8.02 7.35
(19)
11
Dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan (tabel 1.2), sektor pertanian tercatat
sebagai sektor yang memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 2,05%. Selain itu, kontribusi
sektor perdagangan dan sektor bangunan terhadap pertumbuhan juga cukup besar yaitu 1,33%
dan 1,06% sedangkan kontribusi dari sektor yang lain masih di bawah 1,00%.
Sementara itu, kontribusi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan IV-2008 masih
didominasi oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel & restoran, serta sektor jasa-jasa yang
masing-masing memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 35,40%, 15,30% dan
12,53% seperti tampak pada Grafik 1.2.
Perkembangan tiap-tiap sektor ekonomi pembentuk PDRB akan dianalisis lebih lanjut dalam sub
bab berikut ini.
1.2.1
Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 5,70% (y.o.y). Pertumbuhan sektor
pertanian pada triwulan ini lebih rendah dibandingkan triwulan III-2008. Perlambatan kinerja sektor
pertanian pada periode laporan antara lain disebabkan oleh melambatnya kinerja sub sektor
tanaman bahan makanan (tabama) dan sub sektor perkebunan. Perlambatan yang terjadi pada sub
sektor tabama terjadi seiring dengan berakhirnya masa panen raya yang terjadi pada bulan Agustus
– September 2008, meskipun demikian masih terdapat beberapa daerah yang mengalami panen
seperti di Kabupaten Konawe namun dengan luas panen yang relatif turun dibandingkan dengan
Grafik 1.2. Kontribusi Setiap Sektor Thd Pembentukan PDRB
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% Pertanian
Pertambangan Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa
(20)
12
Sumber: Data BPS Prov. Sulawesi Tenggara*) ARAM III-2008
Panen Produksi Panen Produksi Panen Produksi Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Padi 21,548.00 80,766.67 56,236.00 216,881.67 32,542.00 132,870.98 110,326.00 430,519.31 - Padi Sawah 16,316.00 66,667.00 48,104.00 197,756.00 29,576.00 121,439.00 93,996.00 385,862.00 - Padi Ladang 4,845.00 12,825.00 6,664.00 15,607.00 352.00 894.00 11,861.00 29,326.00 Jagung 22,598.00 55,139.00 11,990.00 28,968.00 3,242.00 8,663.00 37,830.00 92,770.00 Kedelai 1,951.00 1,906.00 1,390.00 1,201.00 690.00 638.00 4,031.00 3,745.00 Kacang Tanah 3,510.00 3,233.00 3,606.00 3,112.00 825.00 759.00 7,941.00 7,104.00 Kacang Hijau 675.00 554.00 801.00 652.00 526.00 448.00 2,002.00 1,654.00 Ubi Kayu 2,926.00 45,646.00 5,377.00 83,779.00 6,656.00 106,563.00 14,959.00 235,987.00 Ubi Jalar 703.00 5,623.00 1,825.00 15,768.00 1,258.00 10,649.00 3,786.00 32,040.00
46,097.00
137,811.67 69,616.00 247,050.67 36,474.00 142,171.98 152,187.00 527,034.31
Komoditi
Ramalan III 2008
Januari-April Mei-Agustus September-Desember Januari-Desember
Kab/Kota 2004 2005 2006 2007 2008
Kolaka Utara 389.3 508.8 678.4 875.4 1,729.9 Kolaka 6,277.4 8,369.9 11,788.6 15,200.1 30,085.3 Konawe 498.7 647.7 907.1 1,170.5 2,321.3 Konawe Utara 1,300.8 1,689.4 2,116.7 2,731.2 4,354.9 Konawe Selatan 768.0 1,011.0 1,658.6 2,463.0 3,742.1 Bombana 1,786.0 2,415.0 3,233.5 4,172.2 7,334.2 Kota Kendari 659.3 856.2 1,141.6 1,473.0 2,384.8 Muna 5,852.1 7,600.2 10,242.8 13,230.2 18,455.9 Buton Utara 1,851.9 2,405.0 3,340.4 4,310.2 7,682.6 Buton 6,403.4 7,617.5 10,574.3 14,532.0 23,292.8 Kota Bau-Bau 798.5 1,040.6 1,660.4 2,142.5 3,280.7 Wakatobi 8,965.8 12,976.7 17,302.3 22,325.5 33,651.6 Sultra 35,551.2 47,138.0 64,644.7 84,625.8 138,316.1
Pertumbuhan 28.41% 32.59% 37.14% 30.91% 63.44%
triwulan sebelumnya dimana produksi tabama Provinsi Sulawesi Tenggara periode September 2008
– Desember 2008 tercatat 142,17 ribu ton sedangkan produksi tabama untuk periode Mei 2008 –
Agustus 2008 tercatat sebesar 247,05 ribu ton (tabel 1.3). Sementara itu, perlambatan kinerja sub
sektor perkebunan kakao antara lain disebabkan oleh siklus tanaman kakao yang mulai memasuki
masa berbunga, usia tanaman kakao yang sudah tidak produktif, dan serangan hama PBK yang
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan.
Tabel 1.3 Produksi Tabama Prov. Sultra 2008
Pada sisi lain, peningkatan produksi rumput laut memberikan dampak positif terhadap
kinerja pertanian Sulawesi Tenggara. Total produksi rumput laut Sulawesi Tenggara tahun 2008
tercatat sebesar 138,31 ribu ton atau meningkat 63,44% dibandingkan tahun 2007 yang tercatat
sebesar 84,62 ribu ton.
Tabel 1.4 Produksi Rumput Laut Sulawesi Tenggara (ton)
(21)
13
1.2.2
Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 mengalami
penurunan sebesar -0,67% (y.o.y). Sektor pertambangan Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh
komoditas biji nikel yang diproduksi oleh PT. Aneka Tambang (Antam) Pomalaa, PT. Arga Morini
Indah, PT. Dharma Rosadi Internasional, dan PT. Dharma Bumi Kendari.
Penurunan yang terjadi di sektor pertambangan pada triwulan ini antara lain dipengaruhi
oleh penurunan volume produksi biji nikel Provinsi Sulawesi Tenggara seiring dengan menurunnya
permintaan luar negeri terhadap biji nikel Provinsi Sulawesi Tenggara terutama oleh negara Eropa
Timur dan Cina sebagai negara tujuan ekspor nikel Sulawesi Tenggara pasca terjadinya krisis
ekonomi global. Hal ini antara lain diindikasikan dengan menurunnya produksi biji nikel PT. Antam
Pomalaa. Total produksi biji nikel PT. Antam Pomalaa pada triwulan IV-2008 sebesar 312.603 Wmt
atau turun -36,36% dibandingkan produksi pada triwulan IV-2007 sebesar 491.224 wmt
(grafik 1.3).
1.2.3
Sektor Industri Pengolahan
Pada triwulan IV-2008 industri pengolahan mengalami pertumbuhan 9,21% (y.o.y) dan
cenderung melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kinerja industri pengolahan di
Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih didominasi oleh produksi PT. Aneka Tambang (Antam)
Pomalaa. Volume produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar
3.540,65 ton nikel atau menurun dibandingkan dengan produksi pada triwulan IV-2007
Grafik 1.3 Volume Produksi Biji Nikel
Sumber: PT. Antam Pomalaa
(22)
14
Sumber: PT. Antam Pomalaa
*) Angka Triwulan III-2008 adalah Angka Sementara
sebesar 6.274 ton nikel (grafik1.4). Penurunan
produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa pada
triwulan IV-2008 tersebut terjadi seiring dengan telah terpenuhinya target produksi tahun 2008.
Lebih lanjut, krisis keuangan global yang diikuti dengan perlambatan perekonomian dunia
telah berdampak terhadap turunnya permintaan ferronikel PT. Antam Pomalaa. Kondisi ini secara
langsung berpengaruh terhadap menurunnya produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa.
1.2.4
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pada triwulan IV-2008, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) mengalami
pertumbuhan sebesar 8,89% (y.o.y). Pertumbuhan Sektor PHR antara lain dipengaruhi oleh faktor
musiman seperti hari raya keagamaan, tahun baru dan libur panjang anak sekolah. Sementara,
maraknya kampanye untuk pemilihan legislatif baik untuk daerah pemilihan tingkat II, tingkat I,
maupun tingkat nasional serta penyelenggaraan even Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah (POPWIL) IV
di Kota Kendari pada tanggal 21-26 November 2008 juga memberikan dampak positif terhadap
kinerja sektor PHR pada periode laporan. Kegiatan POPWIL IV tersebut diikuti oleh pelajar-pelajar
tingkat SMP dan SMA di Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.
(23)
15
-100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 Ja n-07 Fe b-07 M ar -0 7 A pr -0 7 M ay -0 7 Ju n-07 Ju l-07 A ug -0 7 Se p-07 O ct -0 7 N ov -0 7 D ec -0 7 Ja n-08 Fe b-08 M ar -0 8 A pr -0 8 M ay -0 8 Ju n-08 Ju l-08 A ug -0 8 Se p-08 O ct -0 8 N ov -0 8 D ec -0 8Volume Bongkar Pertumbuhan Bulanan
T
/M
3
Grafik 1.5 Arus Bongkar Di Pelabuhan Kendari (Ton/M3 )
Pertumbuhan sektor perdagangan antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah
barang yang dibongkar melalui PT. Pelabuhan IV di Kota Kendari. Pada triwulan IV-2008 volume
barang yang dibongkar tercatat sebesar 170.651 T/M
3atau meningkat dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 116.181 T/M
3.
1.2.5
Sektor Bangunan
Pada triwulan IV-2008, sektor bangunan di Sulawesi Tenggara mengalami pertumbuhan
sebesar 12,54% (y.o.y) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Membaiknya kinerja
sektor bangunan pada periode laporan antara lain didorong oleh adanya realisasi proyek-proyek
pemerintah. Masih meningkatnya realisasi proyek pemerintah khususnya pembangunan sarana fisik
antara lain dipengaruhi oleh belum tercapainya target pengerjaan pada triwulan sebelumnya seiring
dengan berkurangnya tenaga bangunan karena adanya alih profesi dari tenaga bangunan menjadi
pendulang emas di Kabupaten Bombana.
Peningkatan kinerja sektor bangunan pada periode laporan antara lain ditandai dengan
meningkatnya realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tenggara dimana realisasi pengadaan semen
pada triwulan IV–2008 tercatat sebesar 69,32 ribu ton atau meningkat 52,37% dibandingkan
dengan triwulan III-2008 yang tercatat sebesar 45,49 ribu ton.
(24)
16
2007Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV q-t-q y-o-y
- KPR s/d Type 70 71,342 86,459 97,597 116,604 134,097 15.00% 87.96% - KPR di atas Type 70 64,231 73,939 82,769 93,548 98,730 5.54% 53.71% - Ruko dan Rukan 53,490 60,293 70,836 74,131 71,553 -3.48% 33.77%
Total 189,063 220,691 251,202 284,283 304,380 7.07% 60.99%
2008
Penggunaan Growth
Selain itu, peningkatan kinerja sektor bangunan juga diindikasikan oleh meningkatnya
kredit untuk pembangunan perumahan/ruko, dimana pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar
Rp304,38 miliar tumbuh sebesar 7,07% (q.t.q) dibandingkan triwulan III-2008.
Tabel 1.5 Perkembangan Kredit Perumahan/Ruko
Sumber: LBU Bank Umum
1.2.6
Sektor Angkutan dan Komunikasi
Pada triwulan IV-2008, sektor angkutan dan komunikasi tumbuh sebesar
13,20% (y.o.y).
Kinerja sektor angkutan pada triwulan IV-2008 antara lain didipengaruhi oleh faktor adanya libur
panjang pada akhir bulan Desember 2008 hingga awal bulan Januari 2009 seiring dengan adanya
peringatan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru Hijriyah dalam waktu yang berdekatan,
perayaan tahun baru, serta datangnya masa liburan sekolah. Kondisi tersebut diikuti dengan arus
mudik yang mulai dirasakan pada minggu III bulan Desember 2008. Selain itu, adanya
pemberangkatan 1.690 orang jemaah calon haji dari Sulawesi Tenggara serta penyelenggaraan
POPWIL IV yang diikuti oleh 6 provinsi di luar Sulawesi Tenggara juga memberikan stimulus
terhadap membaiknya kinerja sektor angkutan udara pada triwulan IV-2008. Meningkatnya kinerja
Grafik 1.6 Realisasi Pengadaan Semen di Sulawesi Tenggara
(25)
17
sektor angkutan antara lain ditandai dengan meningkatnya pengguna transportasi udara pada
triwulan IV-2008 dimana jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 57.821 orang atau
meningkat 9,36% dibandingkan dengan triwulan IV-2007 sebanyak 52.871 orang (grafik 1.7)
Lebih lanjut, kinerja sub sektor komunikasi diperkirakan juga mengalami peningkatan. Hal
ini antara lain didukung dengan akses telekomunikasi (telephone dan
hand phone
) yang semakin
mudah dan relatif murah yang respons positif oleh masyarakat Sulawesi Tenggara dengan
memanfaatkan media komunikasi tersebut terutama pada saat perayaan hari raya dan tahun baru.
1.2.7
Sektor Keuangan
Sektor keuangan pada triwulan IV-2008 tercatat tumbuh sebesar 2,29%. Kondisi ini antara
lain ditandai dengan NTB perbankan Sulawesi Tenggara yang tercatat sebesar Rp1.306,00 miliar
atau meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp911,32 miliar
Meskipun tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2008, namun kinerja sektor keuangan
pada triwulan IV-2008 menunjukkan kecenderungan yang melambat.
Perlambatan antara lain ditandai dengan perlambatan DPK yang berhasil dihimpun oleh
perbankan di Sulawesi Tenggara dimana pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2008 sebesar 14,74%
(y.o.y) atau lebih lambat dibanding triwulan III-2008 sebesar 15,09% (y.o.y). Sementara itu,
Sumber: Bandara Wolter Monginsidi Kendari
Grafik 1.7 Jumlah Penumpang Yang Berangkat Dari Bandara Wolter Monginsidi Kendari
(26)
18
pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Sulawesi Tenggara juga mengalami perlambatan
dimana pertumbuhan kredit pada periode laporan tercatat sebesar 36,08% (y.o.y) atau lebih
lambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 sebesar 42,31% (y.o.y).
1.2.8
Sektor Lainnya
Sementara itu, sektor listrik, gas & air bersih (LGA) serta sektor jasa-jasa masing masing
tumbuh sebesar 10,78% (y.o.y) dan 7,55% (y.o.y). Kinerja sektor LGA antara lain didorong oleh
telah beroperasinya mesin pembangkit listrik tambahan dengan kapasitas 6 MW di Kota Kendari
pada bulan November 2008. Mesin tersebut didatangkan oleh PLN Kota Kendari guna memenuhi
kebutuhan listrik dimana pada saat ini kebutuhan listrik mencapai 32 MW sementara kapasitas
produksi listrik dari pembangkit yang ada hanya 28 MW.
1.3
PDRB MENURUT PENGGUNAAN
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 didorong oleh
permintaan domestik karena adanya faktor musiman hari raya keagamaan dan perayaan
menyambut tahun baru 2009. Namun demikian, permintaan domestik tersebut menunjukkan
pergerakan yang melambat.
Grafik 1.8 NTB Perbankan Di Sulawesi Tenggara
(27)
19
1.3.1
K
ONSUMSIKonsumsi pada triwulan IV-2008 tumbuh
sebesar 4,41% (y.o.y). Meningkatnya konsumsi
rumah tangga antara lain dipengaruhi faktor musiman hari raya keagamaan, perayaan menyambut
tahun baru dan berbagai kegiatan yang dilakukan selama triwulan IV-2008 menjadi faktor
pendorong pertumbuhan konsumsi Sulawesi Tenggara.
Tabel 1.6 Indeks Keyakinan Konsumen Juli - Desember 2008
Meskipun masih tumbuh positif, namun pertumbuhan konsumsi pada periode laporan
menunjukkan kecenderungan yang melambat. Perlambatan tersebut antara lain ditandai dengan
menurunnya optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat seperti yang tercermin
dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menunjukkan kecenderungan menurun dimana IKK
pada bulan Desember 2008 tercatat sebesar 129,33 atau lebih rendah dibandingkan bulan
November 2008 sebesar 136,33
3. Lebih lanjut, penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi
ekonomi saat ini juga tercermin dari menurunnya indeks kondisi ekonomi (IKE) dimana IKE bulan
Desember tercatat sebesar 117,00 atau lebih rendah dari bulan November sebesar 126,67
4.
Penurunan IKE ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat bahwa lapangan kerja cenderung
mengalami penurunan serta persepsi masyarakat untuk menunda pembelian barang-barang tahan
lama.
Grafik 1.9 Realisasi Kredit Konsumsi
3 Sumber: Survei Konsumen KBI Kendari 4 Sumber: Survei Konsumen KBI Kendari
Sumber: Survei Bank Indonesia
Juli
Agustus
September
Oktober
November Desember
1 Indeks Keyakinan Konsumen
112.67
122.67
126.50
142.33
136.33
129.33
2 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
111.67
115.00
119.67
135.67
126.67
117.00
3 Indeks Ekspektasi Konsumen
113.67
130.33
133.33
149.00
146.00
141.67
Perhitungan indeks hasil survei
(28)
20
Sementara itu, melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan IV-2008 juga ditandai
dengan realisasi kredit konsumsi pada periode laporan yang mengalami perlambatan dimana
pertumbuhan realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar 14,53% (y.o.y) dengan nilai Rp288,56 miliar
sedangkan pertumbuhan kredit triwulan IV-2007 sebesar 98,28% (y.o.y) dengan nilai Rp251,96
miliar (grafik 1.9).
Perlambatan realisasi kredit pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh melemahnya
daya beli masyarakat yang mendorong peningkatan risiko kredit bermasalah sehingga perbankan
lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.
1.3.2
I
NVESTASIPada triwulan IV-2008, investasi di Sulawesi Tenggara tercatat tumbuh sebesar 16,89%
(y.o.y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 21,33% (y.o.y. Perlambatan investasi di Sulawesi Tenggara antara lain ditandai
dengan adanya penundaan realisasi investasi di sektor pertambangan seiring dengan belum
membaiknya permintaan terhadap hasil pertambangan. Selain itu, pembangunan ruko-ruko baru di
Kota Kendari juga mengalami penurunan sementara proses pembangunan ruko yang sedang
berlangsung sudah memasuki tahap penyelesaian akhir. Melambatnya investasi pada periode
laporan juga ditandai dengan melambatnya realisasi kredit investasi. Realisasi kredit investasi pada
triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp38,00 miliar turun -37,82% (y.o.y) dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya sebesar Rp61,11 miliar (grafik 1.10).
Grafik 1.10 Realisasi Kredit Investasi
(29)
21
Grafik 1.11 Realisasi Kredit Modal Kerja dan Investasi
Sumber: LBU Bank Umum
Lebih lanjut, pelaku usaha di Sulawesi Tenggara juga menahan ekspansi usaha seiring
dengan menurunnya daya beli masyarakat yang mulai dirasakan pada akhir 2008. Kondisi ini antara
lain ditandai dengan menurunnya realisasi kredit modal kerja pada triwulan IV-2008 dimana
realisasi kredit tercatat sebesar Rp94,39 miliar jauh lebih rendah dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya sebesar Rp111,81 miliar.
Meskipun masih tumbuh cukup tinggi namun kinerja investasi pada triwulan IV-2008 masih
belum optimal terutama terkait dengan pembangunan gedung, perumahan, dan ruko. Kondisi ini
antara lain dipengaruhi oleh berkurangnya tenaga kerja di sektor bangunan seiring dengan adanya
aktivitas penambangan emas di beberapa lokasi di Sulawesi Tenggara pada bulan September 2008
yang berdampak terjadinya alih profesi dari sektor bangunan menjadi penambang emas.
1.3.3
E
KSPOR&
I
MPORKomoditas utama yang diekspor Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi beberapa kelompok
komoditas seperti biji besi, ferronikel, ikan, kakao, mutiara, dan aspal. Namun demikian, kegiatan
ekspor Sulawesi Tenggara masih sangat tergantung dari hasil pertambangan khususnya biji nikel
dimana ekspor hasil pertambangan tersebut sangat tergantung dengan permintaan dari luar negeri
mengingat hasil pertambangan tersebut dikirim langsung ke luar negeri.
(30)
22
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Tenggara
Pada triwulan IV-2008, kinerja ekspor Sulawesi Tenggara
tercatat mengalami kontraksi
sebesar -0,20% (y.o.y). Kontraksi pada ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan ini terjadi seiring
dengan menurunnya ekspor luar negeri dari Provinsi Sulawesi Tenggara dimana total ekspor pada
periode laporan tercatat hanya sebesar 133,86 ribu ton jauh di bawah ekspor pada triwulan
2007 sebesar 771,92 ribu ton. Berdasarkan komoditasnya, ekspor yang terjadi pada triwulan
IV-2008 hanya ekspor biji nikel dan ferro nikel ke Jepang, China, dan Switzerland. Sementara itu, pada
periode laporan tidak tercatat adanya ekspor kakao dari Sulawesi Tenggara langsung ke luar negeri
sedangkan pada triwulan IV-2007 ekspor kakao langsung ke luar negeri tercatat sebesar 6,20 ribu
ton. Tidak adanya ekspor kakao pada tiwulan IV-2008 dipengaruhi oleh penurunan produksi kakao
yang disebabkan karena usia tanaman tua, serangan PBK, dan tanaman kakao mulai memasuki
masa berbunga. Rendahnya produksi kakao pada triwulan IV-2008 tersebut berdampak terhadap
tidak terpenuhinya kuota untuk pengiriman langsung ke luar negeri dimana proses pengiriman
langsung ke luar negeri dilakukan dengan mendatangkan kapal pengangkut langsung dari luar
(Singapura atau Malaysia) dengan batas minimum satu kali pengiriman 1.000 ton kakao.
Tabel 1.7 Volume Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara
Definisi ekspor dan impor dalam pembentukan PDRB adalah seluruh arus perdagangan
keluar dan masuk baik yang sifatnya antar wilayah (provinsi) maupun antar negara. Berdasarkan
definisi tersebut, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat masih memiliki nilai
net balance
perdagangan
yang negatif atau impor masih lebih tinggi dari ekspor. Berdasarkan asal barangnya, impor Provinsi
Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh perdagangan dalam negeri dimana sebagian besar
barang yang masuk ke Sulawesi Tenggara berasal dari Sulawesi Selatan dan Surabaya.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Biji Nikel 498.60 665.41 427.57 744.34 717.95 882.07 546.65 124.16
Ferro Nikel 145.93 100.86 11.71 21.37 0.45 32.94 14.25 9.70
Ikan 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kakao 1.50 1.00 4.00 6.20 2.00 0.00 0.00 0.00
Mutiara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Bambu Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
Aspal 0.00 0.00 6.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 646.22 767.27 449.78 771.92 720.39 915.01 560.92 133.86
(31)
23
Grafik 1.12 Arus Bongkar Muat Di Pelabuhan Kendari (Ton/M3)
Berdasarkan data dari PT. Pelabuhan IV Kendari, pada triwulan IV-2008 perdagangan dalam
negeri masih didominasi oleh arus bongkar barang yang tercatat sebesar 170.651 ton/m
3.
Sementara itu, volume barang yang dimuat di PT. Pelabuhan IV Kendari sebesar 105.722 ton/m
3(grafik 1.11). Sementara itu, pada triwulan IV-2008 terdapat impor antrasit batu bara dari Cina
dengan volume 6.240 ton senilai $1.835,18 ribu.
(32)
24
Halaman ini sengaja dikosongkan
(33)
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Bulanan (m.t.m) 1.94 -0.07 1.02 0.44 2.13 6.49 1.77 -0.06 1.57 0.91 -0.62 0.45 Thn Berjalan (y.t.d) 1.94 1.87 2.91 3.36 5.56 10.78 12.74 12.67 14.44 15.48 14.76 15.28 Tahunan (y.o.y) 7.50 7.65 8.42 8.58 9.57 13.19 13.40 13.98 16.22 16.43 14.89 15.28
Inflasi Umum (%) 2008
ASESMEN INFLASI
ASESMEN INFLASI
ASESMEN INFLASI
ASESMEN INFLASI
2.1
Kondisi Umum
Pada triwulan IV-2008, perkembangan harga secara umum di Sulawesi Tenggara yang
digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kendari, secara tahunan
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2007.
Perkembangan harga yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada
triwulan IV-2008 mengalami inflasi sebesar 15,28% (y.o.y) atau lebih tinggi dibandingkan
triwulan IV-2007 yang mengalami inflasi sebesar 7,53% (y.o.y). Laju inflasi di Sulawesi
Tenggara tersebut juga tercatat masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 11,06%
(y.o.y). Berdasarkan kelompoknya, inflasi tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi pada
kelompok bahan makanan dimana laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan sebesar
32,02% (y.o.y).
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber: data BPS diolah
2.2
Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara
Perkembangan IHK di Kota Kendari pada periode Oktober 2008-Desember 2008
ditandai dengan terjadinya inflasi bulanan yang terjadi pada bulan Oktober 2008 dan bulan
Desember 2008 sedangkan pada bulan November 2008 terjadi deflasi (grafik 2.1). Inflasi
bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2008 yaitu sebesar 0,91% (m.t.m). Inflasi yang
terjadi pada bulan Oktober 2008 antara lain masih disebabkan karena masih adanya kenaikan
harga bahan makanan khususnya untuk komoditas ikan. Kenaikan harga ikan pada bulan
Oktober 2008 antara lain disebabkan oleh berkurangnya aktivitas nelayan seiring dengan
adanya aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka
sehingga pasokan ikan terganggu yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga ikan.
(34)
26
Tahunan (y.o.y)
Thn Berjalan (y.t.d)
Bulanan (m.t.m)
Sumbangan (m.t.m)
Bahan Makanan 32.02 32.02 1.78 0.440
Makanan Jadi, Minuman,
Rokok & Tembakau 16.36 16.36 0.36 0.040 Perumahan, Air, Listrik, Gas &
Bahan Bakar 15.72 15.72 1.05 0.240
Sandang 7.56 7.56 1.51 0.122
Kesehatan 8.9 8.9 0.02 0.001
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah
Raga 4.92 4.92 0.09 0.006
Transpor, Komunikasi & Jasa
Keuangan 5.68 5.68 -1.77 -0.399
Kelompok
Inflasi Bulan Desember 2008
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) Nasional & Kendari
Sumber: Data BPS diolah
Sementara itu, Deflasi pada bulan November 2008 tercatat sebesar -0,62% (m.t.m)
yang disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan khususnya pada
sub kelompok ikan diawetkan dan sub kelompok sayur mayur. Pada sisi lain, Kota Kendari
mengalami inflasi sebesar 0,45% (m.t.m) pada bulan Desember 2008 dimana hampir seluruh
kelompok mengalami inflasi dan hanya ada satu kelompok yang mengalami deflasi yaitu
kelompok transportasi.
2.3
Faktor-Faktor Penyumbang Inflasi
Pada triwulan IV-2008, dari tujuh kelompok pengeluaran tercatat satu kelompok yang
mengalami deflasi sementara enam kelompok lainnya mengalami inflasi seperti terlihat pada
tabel 2.2. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya
kelompok yang mengalami deflasi sebesar -1,77% (m.t.m). Deflasi yang terjadi pada
kelompok transportasi tersebut mampu meredam laju inflasi umum sebesar -0,39%.
Tabel 2.2. Inflasi September 2008 (dalam %)
(35)
27
Pada sisi lain, terdapat tiga kelompok yang mengalami inflasi bulanan cukup tinggi
yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok perumahan, air, listrik,
gas & bahan bakar yang mesing-masing mengalami inflasi sebesar 1,78% (m.t.m), 1,51%
(m.t.m), dan 1,05 (m.t.m). Total sumbangan ketiga kelompok tersebut terhadap inflasi umum
sebesar 0,80%
2.3.1
Kelompok Bahan Makanan
Meskipun terdapat beberapa komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami
deflasi namun kelompok bahan makanan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,78% (m.t.m)
dan memberikan sumbangan terhadap inflasi bulanan cukup besar yaitu 0,44%. Berdasarkan
sub kelompoknya, bumbu-bumbuan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi cukup
tinggi yaitu 11,95% (m.t.m) sedangkan sub kelompok ikan diawetkan tercatat mengalami
deflasi paling besar yaitu -6,19% (m.t.m).
Berdasarkan sumbangannya, inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2008 didorong
oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas beras, ikan bandeng, udang basah, cabe
rawit, tomat sayur, ikan kembung, daging ayam kampung, kol putih, dan ikan layang.
Kenaikan beberapa komoditas tersebut
antara lain dipengaruhi oleh faktor pasokan yang
berkurang. Kondisi curah hujan yang berada di atas normal menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil panen cabe di Sulawesi Tenggara dimana dengan curah hujan di atas
normal berpotensi membuat cabe yang siap dipetik menjadi busuk. Sementara itu, kenaikan
harga beras antara lain dipicu oleh relatif sedikitnya panen padi sehingga pasokan beras
sedikit berkurang.
Tabel 2.3. Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Sayur Mayur November 2008 - Desember 2008 (Rupiah)
SAYUR MAYUR SATUAN Nov-08 Dec-08 PERUBAHAN
Bawang Merah kg 13,667 15,750 15.24% Bawang Putih kg 9,667 9,000 -6.90% Cabe Merah Besar kg 13,000 19,000 46.15% Cabe Merah Keriting kg 12,333 17,500 41.90% Cabe Rawit kg 44,000 47,500 7.95% Kol kg 7,333 9,000 22.73% Buncis kg 8,000 8,500 6.25% Kelapa kg 3,500 3,750 7.14% Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi
(36)
28
Harga daging pada periode laporan juga mengalami peningkatan. Kenaikan harga
tertinggi terjadi pada harga daging ayam kampung dimana harga rata-rata daging ayam
kampung pada bulan Desember 2008 sebesar Rp67.222/Kg lebih tinggi 55,13%
dibandingkan harga rata-rata pada bulan November 2008 (tabel 2.4).
Tabel 2.4. Perkembangan Harga Beberapa Daging dan Telur Pada Bulan Juli 2008 - September 2008 (Rupiah)
DAGING
SATUAN
Nov-08
Dec-08
PERUBAHAN
Daging Sapi Murni
kg
65,000
66,250
1.92%
Daging Ayam Broiler
kg
21,111
22,222
5.26%
Daging Ayam Kampung
kg
43,333
67,222
55.13%
Sementara itu, beras yang merupakan salah satu komoditas yang memiliki bobot
cukup besar menunjukkan pergerakan harga yang cenderung meningkat seiring dengan
mulai berakhirnya masa puncak panen padi. Pada bulan Desember 2008, kenaikan harga
tertinggi terjadi pada beras jenis kepala super dimana pada bulan Desember 2008 dijual pada
harga Rp5.200,00/kg atau meningkat 10,64% dibandingkan pada bulan November 2008
seharga Rp4.867,00/kg. Sementara itu, Beras jenis IR-42 diperdagangkan pada harga
Rp5.300,00/kg atau meningkat 0,95% dibandingkan harga pada bulan November 2008
seharga Rp5.267,00/kg (grafik 2.2).
Grafik 2.2 Perkembangan Harga Beras Periode Juli 2008- September 2008 (dalam Rupiah)
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV
(37)
29
Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Sub Kelompok Minuman (%)
2.3.2
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Desember 2008
mengalami inflasi sebesar 0,36% (m.t.m) dimana seluruh sub kelompok pada kelompok ini
mengalami inflasi. Sub kelompok minuman tidak beralkohol tercatat mengalami inflasi cukup
terbesar yaitu 1,44% (m.t.m) sedangkan sub kelompok makanan jadi dan sub kelompok
rokok dan tembakau masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,15% (m.t.m) dan 0,20%
(m.t.m).
Berdasarkan
komoditasnya,
inflasi yang terjadi pada kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau didorong oleh kenaikan harga
pada komoditi minuman ringan, biskuit,
rokok kretek, gula pasir, serta sirop.
Secara
umum,
komoditi-komoditi
tersebut didatangkan dari luar Provinsi
Sulawesi Tenggara sehingga faktor
pasokan menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kanaikan harga.
Selain itu, kondisi infrastruktur seperti
kondisi jalan dan tonnase jalan yang
tidak sama dengan daerah asal barang
berdampak
terhadap
peningkatan
frekuensi dimana satu kali pengiriman
barang dari daerah asal akan diturunkan
sebagian di pelabuhan dan akan diangkut
dua kali karena batas maksimum tonnase
jalan dari pelabuhan ke sentral penjualan
sehingga berpengaruh terhadap pasokan
serta mendorong peningkatan biaya.
Grafik 2.4 Inflasi Bulanan Sub Kelompok Makanan Jadi (%)
Sumber: Data BPS Diolah
(1)
Lampiran KER Sulawesi Tenggara Triwulan IV-2008 Lampiran KER Sulawesi Tenggara Triwulan IV-2008 Lampiran KER Sulawesi Tenggara Triwulan IV-2008 Lampiran KER Sulawesi Tenggara Triwulan IV-2008 a. Tabel Indikator Ekonomi Terpilih
a. Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Tabel Indikator Ekonomi Terpilih
Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV
- Kota Kendari 160.75 164.30 164.53 169.36 174.28 112.86 100.32 117.45
- Kota Kendari 10.72 9.74 7.43 7.53 8.42 13.19 16.22 15.28
PDRB - Harga Konstan (Rp. Juta)** 2,176,064.30 2,306,387.20 2,390,444.11 2,458,827.83 2,345,320.00 2,447,340.70 2,582,138.03 2,639,499.00 - Pertanian 789,100.70 787,704.79 842,707.29 883,958.20 839,040.00 869,653.67 899,252.95 934,373.00 - Pertambangan dan Penggalian 117,298.19 141,289.32 156,327.18 121,752.46 138,940.00 123,861.99 121,622.55 120,941.00 - Industri Pengolahan 191,742.75 232,195.32 194,021.87 217,539.98 196,230.00 214,956.15 242,022.88 237,573.00 - Listrik, Gas dan Air Bersih 15,750.89 15,821.27 16,287.94 16,631.51 17,180.00 17,191.46 17,214.72 18,425.00 - Bangunan 151,603.02 179,975.97 193,078.22 208,157.63 176,820.00 199,633.38 217,019.92 234,252.00 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 342,215.62 350,784.41 363,385.53 371,026.55 359,400.00 381,336.29 413,133.01 403,784.00 - Pengangkutan dan Komunikasi 166,022.13 171,238.50 177,932.06 179,290.41 189,880.00 193,426.92 200,066.81 202,962.00 - Keuangan, Persewaan, dan Jasa 99,128.00 123,506.61 141,262.44 152,940.85 115,880.00 128,295.57 141,714.48 156,445.00 - Jasa 303,203.00 303,871.01 305,441.58 307,530.24 311,950.00 318,985.27 330,090.72 330,744.00
8.08% 9.16% 6.23% #REF! 7.78% 6.11% 8.02% 7.35%
148.31
303.25 81.01 9.85 186.91 132.49 43.58 4.30 549.83
540.14 567.11 156.06 1,897.93 1,110.97 400.50 149.50
- 1.50 0.30 0.01 0.21 0.39 0.32
- 323.71 49.36 0.04 55.88 0.11 0.14 **)
Nilai dan Pertumbuhan PDRB triwulan IV-2008 merupakan angka Estimasi/Perkiraan oleh BI dengan Metode Dekomposisi 1. Inflasi dan PDRB
Indeks Harga Konsumen
INDIKATOR TAHUN 2007
Laju Inflasi Tahunan (yoy %)
Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Pertumbuhan PDRB (yoy %)**
TAHUN 2008
Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Volume Impor Non Migas (ton) Volume Ekspor Non Migas (ribu ton)
MAKRO
(2)
LAMPIRAN
Lampiran KER Sulawesi Tenggara Triwulan IV-2008 (lanjutan ….) 2. Perbankan
Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II Trw. III Trw. IV
4,447,015.00
4,809,678.00 5,058,901.00 5,095,575.00 5,311,193.00 5,472,534.00 5,712,576.00 5,911,674.00
3,485,964.00
3,671,175.00 3,902,962.00 3,977,083.00 4,092,218.00 4,291,751.00 4,491,929.00 4,563,263.00
- Tabungan (Rp. Juta) 587,261.00 1,680,176.00 1,805,917.00 2,290,481.00 2,078,953.00 2,248,842.00 2,357,083.00 2,810,909.00
- Giro (Rp. Juta) 1,318,755.00 1,390,993.00 1,500,785.00 1,084,828.00 1,375,098.00 1,383,720.00 1,407,226.00 938,383.00
- Deposito (Rp. Juta) 1,579,948.00 600,006.00 596,260.00 601,774.00 638,167.00 659,189.00 727,620.00 813,971.00
3,016,118.00
3,242,441.00 3,541,720.00 3,679,289.00 3,666,334.00 4,047,390.00 4,536,545.00 4,792,839.00
- Modal Kerja 774,033.00 910,140.00 1,024,039.00 1,071,098.00 1,136,251.00 1,247,992.00 1,391,367.00 1,402,395.00
- Konsumsi 1,146,697.00 1,267,801.00 1,418,388.00 1,527,163.00 1,638,022.00 1,876,993.00 2,159,464.00 2,253,164.00
- Investasi 1,095,388.00 1,064,500.00 1,099,293.00 1,081,028.00 892,061.00 922,405.00 985,714.00 1,137,280.00
2,093,897.00
2,346,172.00 2,607,609.00 2,783,387.00 2,977,109.00 3,363,730.00 3,710,907.00 3,787,686.00
- Modal Kerja 778,445.00 891,988.00 1,001,875.00 1,045,557.00 1,125,118.00 1,228,423.00 1,385,629.00 1,369,495.00
- Konsumsi 1,081,010.00 1,191,397.00 1,323,006.00 1,431,824.00 1,548,345.00 1,762,323.00 1,974,521.00 2,059,972.00
- Investasi 234,442.00 262,787.00 282,728.00 306,006.00 303,646.00 372,984.00 350,757.00 358,219.00
- L D R 60.07% 63.91% 66.81% 69.99% 72.75% 78.38% 82.61% 83.00%
Kredit UMKM (Rp. Juta)
Kredit Mikro (< Rp50 Juta) (Rp. Juta) 1,035,194.00 1,053,397.00 1,096,299.00 1,112,907.00 1,176,198.00 1,299,150.00 1,411,433.00 1,436,518.00
- Modal Kerja 116,803.00 140,243.00 154,602.00 157,301.00 169,416.00 205,595.00 236,780.00 239,026.00
- Investasi 22,843.00 22,211.00 23,582.00 22,743.00 21,109.00 29,028.00 26,614.00 27,656.00
- Konsumsi 895,548.00 890,943.00 918,115.00 932,863.00 985,673.00 1,064,527.00 1,148,039.00 1,169,836.00
Kredit Kecil (Rp50 Juta - Rp500 Juta) (Rp. Juta) 482,197.00 624,085.00 760,652.00 860,864.00 920,182.00 1,113,401.00 1,266,562.00 1,339,512.00
- Modal Kerja 261,178.00 291,585.00 326,344.00 338,596.00 367,793.00 382,328.00 453,256.00 452,144.00
- Investasi 68,674.00 77,104.00 81,256.00 92,005.00 83,402.00 126,931.00 106,496.00 109,211.00
- Konsumsi 152,345.00 255,396.00 353,052.00 430,263.00 468,987.00 604,142.00 706,810.00 778,157.00
Kredit Menengah (Rp500 Juta - Rp5 Miliar) (Rp. Juta) 447,111.00 527,225.00 573,199.00 633,232.00 688,352.00 750,376.00 800,112.00 802,665.00
- Modal Kerja 341,091.00 392,196.00 420,203.00 453,345.00 487,895.00 533,201.00 566,755.00 563,084.00
- Investasi 72,903.00 89,971.00 101,157.00 111,189.00 116,772.00 132,785.00 134,193.00 135,338.00
- Konsumsi 33,117.00 45,058.00 51,839.00 68,698.00 83,685.00 84,390.00 99,164.00 104,243.00
Total Kredit MKM (Rp. Juta) 1,964,502.00 2,204,707.00 2,430,150.00 2,607,003.00 2,784,732.00 3,162,927.00 3,478,107.00 3,578,695.00
93.82% 93.97% 93.19% 93.66% 93.54% 94.03% 93.73% 94.48%
Rasio NPL MKM Gross (%) 4.72% 4.65% 4.18% 5.25% 2.85% 2.78% 2.27% 1.77%
Rasio NPL MKM Nett (%)
BPR :
32,154.05
33,650.99 36,036.44 46,998.45 44,887.47 51,246.91 56,921.14 57,785.89
28,444.78
29,642.65 31,468.65 41,841.78 39,496.00 43,330.36 47,331.08 49,799.60
- Tabungan (Rp. Juta) 15,986.19 17,306.16 17,943.05 25,614.38 23,379.90 24,898.36 27,546.08 29,848.18
- Giro (Rp. Juta) - - - - -
-- Deposito (Rp. Juta) 12,458.60 12,336.50 13,525.60 16,227.40 16,116.10 18,432.00 19,785.00 19,951.42
22,778.74
24,923.78 27,098.74 32,130.33 34,372.45 39,114.99 43,440.80 42,155.00
- Modal Kerja 17,721.51 19,423.71 20,976.96 23,273.05 24,697.68 26,586.63 28,435.21 28,018.00
- Konsumsi 4,889.62 5,330.54 5,954.68 8,603.51 9,299.41 12,378.41 14,857.91 13,991.00
- Investasi 167.61 169.53 167.10 253.77 375.36 149.95 147.68 146.00
Kredit UMKM (Rp. Juta) 22,778.74 24,923.78 27,098.74 32,130.33 34,372.45 39,114.99 43,440.80 42,155.00
Rasio NPL MKM Gross (%) 4.81% 6.43% 5.97% 4.59% 9.93% 6.48% 5.50% 6.53%
80.08% 84.08% 86.11% 76.79% 87.03% 90.27% 91.78% 84.65%
Sumber Data : LBU, LBBPR dan SEKDA Sultra
*) Data Kredit Lokasi Proyek adalah Posisi Bulan Data November 2008
TAHUN 2008
Kredit (Rp. Juta) - berdasarkan lokasi proyek
Loan to Deposit Ratio (LDR) Total Aset (Rp. Juta)
DPK (Rp. Juta)
Pangsa UMKM thd Kredit
Kredit (Rp. Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang DPK (Rp. Juta)
Kredit (Rp. Juta) - berdasarkan lokasi proyek*)
INDIKATOR TAHUN 2007
PERBANKAN
Total Aset (Rp. Juta)
Bank Umum :
(3)
D
D
D
Daftar Istilah
aftar Istilah
aftar Istilah
aftar Istilah
PDB- PDRB
Produk Domestik Bruto adalah sebuah analisis perhitungan
pertumbuhan ekonomi dengan menghitung seluruh nilai tambah
yang terjadi di sebuah wilayah tertentu pada waktu tertentu.
Untuk skala nasional disebut PDB dan untuk skala daerah disebut
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).
Inflasi
Adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dalam
satu periode. Umumnya inflasi diukur dengan perubahan harga
sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian
besar masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan Indeks
Harga Konsumen (IHK).
Inflasi month to month
adalah perbandingan harga (nisbah) perubahan harga Indeks
Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan
sebelumnya. Atau sering disingkat (m-t-m).
Inflasi Year to Date
atau sering disebut inflasi kumulatif, adalah inflasi yang
mengukur perbandingan harga (nisbah) perubahan Indeks Harga
Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan
Desember tahun sebelumnya. Atau sering disingkat (
Y-t-D
).
Inflasi Year over Year
atau sering disebut inflasi tahunan, adalah inflasi yang
mengukur perbandingan harga (nisbah) perubahan Indeks
Harga Konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK bulan
yang sama tahun sebelumnya. Atau sering disingkat (Y-o-Y).
Inflasi Quarter to quarter
atau sering disebut inflasi secara triwulanan, adalah inflasi yang
mengukur perbandingan harga (nisbah)/perubahan Indeks
Harga Konsumen pada akhir bulan triwulan bersangkutan
dibandingkan IHK akhir bulan triwulan sebelumnya. Atau sering
disingkat (
q-t-q
).
BI Rate
BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka
waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan
moneter. BI Rate merupakan tingkat suku bunga indikatif yang
hanya merupakan
reference rate
sebagai sinyal respon kebijakan
moneter Bank Indonesia.
NIM
Singkatan dari
Net Interest Margin
, adalah selisih nominal antara
pendapatan bunga dengan biaya bunga dibagi dengan rata-rata
jumlah asset dalam satu periode.
NPLs
Singkatan dari:
Non Performing Loans
, adalah kredit-kredit di
perbankan yang tergolong kolektibilitas non lancar, yaitu kurang
lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia.
LDR
Singkatan dari:
Loan to Deposit Ratio,
adalah perbandingan
antara jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah dana yang
dikumpulkan bank.
(4)
ii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
ROA
Singkatan dari Returnon Assets, adalah perbandingan laba bersih
dengan rata-rata jumlah asset dalam satu periode
Inflow
adalah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia, misalnya
melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank –bank
umum.
Outflow
adalah uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia melalui
proses penarikan tunai bank umum dari Giro di Bank Indonesia
atau pembayaran tunai melalui Bank Indonesia.
Net Flow
Adalah selisih antara
inflow
dan
outflow.
PTTB
Pemberian Tanda Tak Berharga, adalah kegiatan pemusnahan
uang, sebagai upaya Bank Indonesia untuk menyediakan uang
kartal yang
Fit For Circulation
untuk bertransaksi.
(5)
iii
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
(6)