Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar

(1)

i

PADA MATERI MENGURUTKAN ANGKA

DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA

KELAS 1 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Elisabeth Sinar NIM. 131134269

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Juruselamatku Tuhan Yesus Kristus

Yang selalu memberikan kekuatan, berkat, serta perlindungan

Bapak tercinta Longginus Joni (alm)

Yang senantiasa menjadi pendoa bagi kami sekeluarga

Mama Germana Ones

Sang motivator, selalu memberikan perhatian, doa, kasih sayang dan

dukungan

Kakek Romanus Nambok (alm), Kakek Gabriel Dagas, Nenek Katarina Owe

(alm) dan Nenek Rosalia Intus (alm)

Yang selalu memberikan doa

Saudara - saudari Tersayang

Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun, Jefriano Dasman

Yang selalu memberikan dukungan dan motivator, serta selalu menghibur disaat

susah

Keluarga Besarku

Yang selalu memberikan doa dan motivasi

Teman-teman kelompok

Rahma, Robert, Susan, Regina, Sumardan, Hilda,

dan Gustin

Yang selalu membantu dan mendukung

Teman dan sekaligus saudara

Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan

media pembelajaran

Teman

teman PPGT Angkatan 2013

Yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian dan kebersamaan

Yang Tersayang


(5)

v

dan Pak Paulus Wahana

Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti

perkuliahan

Kakak-kakak PPGT Angkatan 2012

Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

Keluarga Besar Student Residence

Pamong dan teman-teman SR

Yang selalu memberikan perlindungan dan nasihat

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma


(6)

vi

“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:6)

“Keberhasilan ada di alam tindakan, bukan di alam angan-angan atau

rencana” Mario Teguh


(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabeth Sinar

Nomor Mahasiswa : 131134269

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 09 Februari 2017


(9)

ix

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL KOTAK BINTANG PADA MATERI POKOK MENGURUTKAN ANGKA

DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Elisabeth Sinar Universitas Sanata Dharma

2017

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional merupakan alasan dilakukan penelitian ini dan menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian R&D. Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall dan Sugiyono dengan prosedur penelitian yang meliputi lima langkah yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan sebagai analisis kebutuhan guru kelas 1 SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan sebagai validasi produk untuk mengetahui kualitas media yang dilakukan oleh dua pakar media pembelajaran dan dua guru kelas 1 yaitu guru kelas 1A dan 1B.

Validasi media pembelajaran kotak bintang berpedoman pada 15 aspek penilaian yaitu (1) petunjuk cara penggunaan, (2) potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (3) tidak mengandung unsur salah konsep, (4) sesuai dengan karakteristik siswa kelas 1, (5) mempermudah siswa dalam memahami materi, (6) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (7) media konkrit untuk digunakan dalam pembelajaran, (8) media dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa,(9) ukuran media proporsional, (10) bahan yang digunakan dalam pembuatan media mudah didapatkan dan murah, (11) bahan yang digunakan dalam pembuatan media kuat, tahan lama, dan dapat digunakan berulang-ulang, (12) pemilihan warna pada media indah dan menarik, (13) gambar yang digunakan pada media jelas, (14) bahasa yang digunakan pada media sederhana, (15) media yang digunakan tidak membahayakan keselamatan siswa.Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional kotak bintang menghasilkan skor 4,26 (Sangat Baik) dan 4,00 (Baik). Validasi dari dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,00 (Baik) dan 4,00 (Baik). Media pembelajaran

konvensional kotak bintang memperoleh rerata skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Dengan

demikian, media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Media pembelajaran konvensional, materi pokok mengurutkan angka, Subtema Aku Merawat Tubuhku.


(10)

x

DEVELOPMENT OF CONVENTIONAL MEDIA BOX STAR ON MAIN MATERIAL SORTING NUMBERS

IN SUBTHEMES TAKING CARE OF MY BODY FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL

Elisabeth Sinar Sanata Dharma University

2017

Teacher’s needs to conventional media learning is become the reason doing this

research and produce a product in the form of star box conventional instructional media on main material sorting numbers In Subthemes Taking Care of My Body For First Grade Elementary School.

The research that is used was R&D research. This research uses the research and development of Borg and Gall and Sugiyono with research procedure includes five steps: (1) The potential and problems, (2) Data collection, (3) Design products, (4) Validation of experts, and (5) Design revision. Instruments used in the needs analysis are interview and questionnaire. Interview was used as the analysis of the needs of first grade classroom teachers SD Negeri Kalasan 1, while the questionnaires were used as validation of products to determine the quality of the media conducted by two experts and two instructional media first grade teacher that is classroom teachers 1A and 1B.

Validation instructional media star box based on the 15 aspects of assessment on: (1) how to use. (2) the potential to support the achievement of learning objectives, (3) does not contain the miss concept elements, (4) in accordance with the characteristics of students in grade 1. (5), enables students to understand the material easily. (6) to facilitate students to engage actively, (7) media in concrete terms to be used in learning, (8) media can be used easily by teachers and student, (9) proportionally media size, (10)the materials used in the manufacture of media easily available and cheap, (11)the materials used in the manufacture is strong, durable, and can be used repeatedly. (12) the color selection on the media beautiful and attractive, (13) the images used in the media is clear, (14) languages used in media is simple language, (15) the media used do not endanger the safety of students. Validation of two media experts conventional learning star box produced a score of 4.26 (Very Good) and 4.00 (Good). Validation of two classroom teachers from first grade elementary school resulted in a score of 4.00 (Good) and 4.00 (Good). Conventional learning media star box gained an average score 4.06 with category of "Good". Thus, the conventional learning media star box developed already fit for use as a medium of learning.

Keywords: conventional learning media, main material sorting numbers, Subthemes Taking Care of My Body.


(11)

xi

Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta bimbingan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Istri Ayuwati selaku guru kelas I A SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Sartini selaku guru kelas I B SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(12)

xii

11.Adik-adik terhebat Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun dan Jefriano Dasman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman kelompok, Robert, Rahma, Regina, Susan, Hilda, Gustin, Sumardan yang selalu memberikan semangat serta motivasi juga menjadi teman diskusi dikala penulis mengalami kesulitan.

13.Teman dan sekaligus saudara Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan media pembelajaran.

14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini selalu mendukung, berbagi kebahagian dan berjuang bersama-sama.

15.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma yang memberi rasa nyaman dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 09 Februari 2017


(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 6

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9

1. Media Pembelajaran ... 9

a. Media ... 9

b. Pembelajaran ... 9

c. Media Pembelajaran ... 10

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

e. Klasifikasi dan Macam Media Pembelajaran ... 13


(14)

xiv

a. Pengertian ... 23

b. Bahan dalam pembuatan media konvensional kotak bintan ... 24

c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang ... 25

d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang ... 27

3. Karakteristik Siswa SD... 27

4. Materi Pokok ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian ... 40

C. Prosedur Pengembangan ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 55

G. Jadwal Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 61

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 64

B. Deskripsi Produk Awal ... 65

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 67

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk ... 71

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75

1. Kajian Produk Akhir... 75

2. Pembahasan ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan Pengembangan ... 85


(15)

xv


(16)

xvi

Tabel 1. Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 50

Tabel 2. Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran ... 51

Tabel 3. Kriteria Kelayakan ... 54

Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 56

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 59

Tabel 6. Jadwal Penelitian... 60

Tabel 7. Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K dan Revisi... 69

Tabel 8. Komentar & Saran Perbaikan Validator M.M.I dan Revisi ... 70

Tabel 9. Komentar & Saran Perbaikan Validator I.A dan Revisi ... 72

Tabel 10. Komentar & Saran Perbaikan Validator S dan Revisi ... 74


(17)

xvii

Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

Bagan 2. Kerangka Berpikir ... 36

Bagan 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ... 41


(18)

xviii

Gambar 1. Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan... 26

Gambar 2. Gambar mengenal kosakata ... 26

Gambar 3. Gambar Kotak Media yang belum Revisi ... 70

Gambar 4. Gambar Kotak Media Yang sudah direvisi ... 70

Gambar 5. Gambar Media Plastisin yang belum direvisi ... 73

Gambar 6. Gambar Media Plastisin yang sudah direvisi ... 73

Gambar 7. Gambar Kotak Bintang yang sudah dilengkapi dengan manik-manik bintang ... 79

Gambar 8. Gambar Plastisin Bintang yang sudah ditempeli gambar dan tulisan ... 80

Gambar 9. Gambar Kotak Bintang masih tahap revisi ... 80

Gambar 10. Gambar Kotak Bintang yang sudah direvisi ... 81

Gambar 11. Gambar Kotak Bintang dengan manik-manik sesuai urutan ... 81

Gambar 12. Gambar Plastisin Bintang Bergambar ... 82

Gambar 13. Gambar Kotak Bintang dan urutan kotaknya ... 82

Gambar 14. Gambar Petunjuk Penggunaan Media Kotak Bintang ... 83


(19)

xix

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 90

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 92

Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ... 93

Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 94

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang ... 98

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I... 106

Lampiran 7 Riwayat Hidup ... 114

Lampiran 8 Silabus (dicetak terpisah) ... 115


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia saat ini. Pendidikan dapat dibagi kedalam beberapa jenis seperti pendidikan formal, pendidikan nonformal dan informal. Pada pendidikan formal dapat dibagi menjadi beberapa jenjang pendidikan yaitu jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan selalu hadir interaksi antara guru dan siswa yang kemudian disebut belajar dan mengajar.

Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan juga merupakan suatu sarana untuk memberi ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjadikan siswa yang berkarakter. Proses pendidikan ini dilakukan sesuai dengan tingkat perkembanagan siswa. Pendidikan dapat diberikan pada tingkat formal maupun non formal. Pada umumnya pendidikan selalu berfokus pada aspek kognitif (pengetahuan berdasarkan fakta).

Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, apabila pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian timbul suatu pertanyaan bahwa bagaimana cara


(21)

guru agar apa yang disampaikannya dapat diterima atau dapat dipahami oleh siswa?. Jawabannya salah satu cara yaitu harus menggunakan media pembelajaran. Karena jika guru hanya menggunakan metode ceramah, maka siswa hanya duduk diam dan mendengarkan, siswa akan menjadi pasif. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat penting digunakan agar siswa lebih cepat memahami materi bahkan dapat digunakan secara langsung.

Saat ini, fakta di lapangan sungguh jauh berbeda dari harapan. Masih banyak guru-guru yang jarang menggunakan media sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi. Guru-guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam mengajar, sehingga seringkali siswa juga hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti mengantuk di kelas, mengganggu teman yang ada di sampingnya tanpa memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Padahal, media sangat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, bahkan media juga dapat dipraktikan secara langsung oeh siswa itu sendiri. Terutama siswa kelas 1 SD dimana siswa tersebut harus menggunakan media agar bisa memahami materi yang dipelajari.

Malapu dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:131) mengungkapkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran memiliki keunggulan karena dapat memberi rangsangan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal baru dan mengaktifkan respons belajar karena dapat memberikan balikan hasil belajar dengan segera. Dari urain diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau


(22)

pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.

Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting yang mendukung pembelajaran. Hal tersebut karena media dapat menjadi fasilitas antara guru dengan siswa dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran dapat berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran, ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audiovisual (Anitah, 2010:7-48). Imron (1996: 36) pembelajaran dapat menarik dan menyenangkan jika menggunakan media pembelajaran. Banyak bahan-bahan belajar yang sulit dipelajari, akan tetapi dapat berubah menjadi mudah setelah adanya media pembelajaran.

Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran itu sendiri dapat diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan befungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.

Media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti media konvensional dan media ICT. Konvensional yakni bisa dilihat dengan nyata dan dipraktekkan secara langsung sehingga konsep serta materi yang disampaikan


(23)

benar-benar dipahami oleh siswa, sedangkan media ICT hanya dapat dilihat dan tak dapat dipraktekkan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I SDN Kalasan 1, diperoleh informasi bahwa hambatan yang dialami siswa kelas 1 SD yaitu susah untuk berhitung, walaupun guru sudah menggunakan media pembelajaran yaitu media pembelajaran berbasis ICT.

Peneliti juga menemukan kesulitan siswa dalam memahami materi mengurutkan angka. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru wali kelas 1A dan 1B SD Negeri Kalasan 1, bahwa siswa masih sulit memahami materi mengurutkan angka pada mata pelajaran Matematika.

Dengan adanya hambatan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang akan dibuat oleh peneliti adalah media pembelajaran konvensional kotak bintang. Media pembelajaran konvensional kotak bintang ini dibuat untuk membantu siswa agar bisa mengurutkan angka dari angka terkecil hingga bilangan yang paling terbesar.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?


(24)

2. Bagaimana kualitas produk Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa

Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.


(25)

3. Bagi sekolah

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

4. Bagi prodi PGSD

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. E.Batasan Istilah

1. Media konvensional adalah seperangkat alat pembelajaran sederhana yang dibuat atau dihasilkan oleh tangan manusia tanpa bantuan mesin.

2. Media konvensional kotak bintang adalah media konvensional yang dibuat berupa kotak, dan pada kotak tersebut dibuat kotak-kotak kecil selanjutnya pada kotak-kotak kecil tersebut ditulisi angka-angka, sehingga siswa hanya mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka yang ada.

3. Plastisin bintang sebagai media yang digunakan untuk dimasukkan kedalam kotak-kotak kecil tersebut. Plastisin bintang yang dimasukkan kedalam kotak harus sesuai dengan angka yang telah ditempel pada kotak tersebut.

4. Media konvensional kotak bintang adalah Mengurutkan angka adalah materi yang dipelajari oleh siswa kelas 1 Sekolah Dasar.


(26)

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran konvensional kotak bintang potensial untuk mencapai tujuan pembelajaran ialah memahami dengan benar konsep mengurutkan angka.

2. Potensial membangkitkan rangsangan atau semangat ialah media pembelajaran kotak bintang dapat memberikan motivasi atau semangat kepada siswa karena media ini didesain berbentuk bintang.

3. Dapat digunakan secara berulang-ulang. Maksudnya ialah media kotak bintang didesain menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak digunakan hanya sekali tetapi bisa digunakan kapan saja.

4. Mudah dibawa kemana-mana. Maksudnya adalah media kotak bintang didesain dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan nyaman untuk dibawa keman-mana.

5. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Masudnya ialah media pembelajaran kotak bintang cocok digunakan untuk siswa kelas 1 sekolah dasar karena didesain dalam bentuk permainan.

6. Berdasarkan konsep yang jelas maksudnya ialah media kotak bintang dapat menjelaskan konsep mengurutkan angka karena pada kotak-kotak tersebut sudah dibuat atau sudah ditulisi angka-angka pada setiap kotak tersebut, sehingga siswa hanya mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka yang ada.


(27)

7. Warnanya menarik. Maksudnya ialah warna yang digunakan dalam media kotak bintang menarik baik gambar maupun papannya sehingga membuat siswa senang untuk menggunakannya.

8. Media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan terdiri atas :

a. Kotak bintang: yakni kotak yang berisi manik-manik bintang. Kotak bintang dibuat dari tripleks dan dihias menggunakan stiker bintang agar terlihat menarik. Ukuran kotak yang paling besar adalah 45cm x 50cm, sedangkan kotak kecil yang dimasukkan kedalam kotak besar berukuran 11cm x 11cm. Jumlah kotak kecil yang disusun pada kotak besar adalah 20 kotak.

b. Plastisin bintang: yakni plastisin yang digunakan untuk menyusun angka-angka dari yang terkecil hingga terbesar. Manik-manik bintang dibuat dari plastisin. Ukuran plastisin untuk pembuatan manik-manik bintang adalah berbeda-beda agar terlihat menarik. Manik-manik bintang disusun dalam kotak yang berukuran kecil dan disusun sesuai dengan urutan.

9. Media kotak bintang terdiri dari 20 kotak, dan setiap kotak harus diisi dengan plastisin bintang sesuai dengan jumlah yang ada pada kotak tersebut.

10.Media kotak bintang memiliki petunjuk penggunaannya sehingga mempermudah dalam memahami proses penggunaannya.


(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka

1. Media pembelajaran a. Media

Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar. Scahramm dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 122) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat pengantar pesan atau informasi.

b. Pembelajaran

Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 129) pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dan lingkungannya (guru). Pembelajaran juga merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Karena itu proses pembelajarannya akan berpusat kepada siswa dan peran guru lebih kepada mengarahkan dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang memadai agar setiap materi yang dipelajari akan berkesinambungan dengan cara mengalami langsung baik itu dengan berinteraksi langsung dengan


(29)

lingkungan, praktek di lapangan ataupun melalui media-media pembelajaran dan alat peraga.

c. Media pembelajaran

Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajara dengan lebih baik dan sempurna. Sanaky (2013: 3) media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Arsyad (2010: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Adapun pengertian media pembelajaran menurut Sanjaya (2012: 61) adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.

Dari uraian diatas adapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dengan menyalurkan informasi atau pesan berupa materi secara lebih jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

d. Fungsi media pembelajaran

Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai fungsi dan peran yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Itu berarti media memiliki posisi yang strategis sebagai bagian integral dari


(30)

pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Munadi (2010: 37) fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Dalam kalimat “ sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni

sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Degeng dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 128) secara garis besar fungsi media adalah:

1. Menghindari terjadinya verbalisme 2. Membangkitkan minat/ motivasi 3. Menarik perhatian pada siswa 4. Mengatasi keterbatasan

5. Mengaktifkan mahasiswa dalam kagiatan belajar 6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Selain itu menurut Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 129) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu: proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara siswa dan ligkungannya, maka fungsi dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Dari uraian


(31)

diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.

Levie dan Lentz dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai berikut.

1. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar ( atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.


(32)

4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami konteks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. e. Kalsifikasi dan jenis media pembelajaran

Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran. Kustandi dan Sutjipto (2011:33-37) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.

b. Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan komunikasi satu dan reseptif.

c. Teks dan visual ditampilkan statis.

d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.

e. Baik teks maupun visual, keduanya berorientasi pada siswa. f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.


(33)

2) Media hasil teknologi audio visual

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuat.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan yang riil atau gagasan abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif. Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan interaktif siswa yang rendah.

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-processor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut:


(34)

b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakannya.

c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik.

d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. e. Pembelajaran berorientassi pada siswa dan melibatkan interaksi

siswa yang tinggi.

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Beberapa ciri utama teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:

a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.

b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistis dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan dibawah pengendalian siswa.

d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan pelajaran.

e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif, sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan.


(35)

f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa. g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Sartika, yopi (2013: 38) mengungkapkan bahwa media pendidikan dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis yakni:

1) Media Visual dapat memperlihatkan rupa dan bentuk. Contoh: gambar, foto, sketsa, diagram grafik, karton foster, peta dan globe.

2) Media dengar, dapat berupa; radio, tape rekorder, laboratorium bahasa, dan CD.

3) Project Still Media dapat berupa; slide, OHP.

4) Project Mosion Media, dapat berupa; TV, video, komputer.

Ada juga kelompok para ahli yang menggolongkan media pendidikan menjadi 6 (enam) jenis mengacu pada Sartika, yopi (2013: 38), yakni: 1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, berupa

gambar, grafik, peta, poster.

2) Berbagai papan, seperti halnya papan tulis, white board, papan planel. 3) Visual 3 dimensi, dapat berupa benda asli, model, barang/alat tiruan. 4) Audio, seperti radio, tape rekorder, cd

5) Audiovisual murni, berupa film. 6) Demonstrasi dan widya wisata.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas jenis media visual 3 dimensi. Media yang dikembangkan terdiri atas satu jenis media


(36)

pembelajaran, yakni media pembelajaran kotak bintang. Jenis media yang dikembangkan tersebut meliputi:

1. Kotak, terdiri atas tripleks yang dibuat sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan manik-manik bintang.

2. Manik-manik bintang terdiri atas sejumlah manik-manik atau plastisin sebagai media untuk mengurutkan angka, dan plastisin tersebut akan dimasukkan kedalam setiap bagian kotak.

f. Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media.

Dalam penggunaanya, media pembelajaran tidak digunakan begitu saja oleh guru, karena menurut Gagne dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 150) tidak ada satu mediapun yang mungkin paling cocok untuk mencapai semua tujuan. Media pembelajaran yang kita gunakan untuk satu tipe pokok bahasan akan berbeda dengan isi pokok bahasan yang lain. Untuk itu beberapa prinsip dalam memilih media akan sangat membantu guru dalam memilih dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Harjanto (2006: 238) setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan atau keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi penting, sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki.

Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media menurut Punaji dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 150-151) adalah sebagai berikut:


(37)

1. Tidak ada satupun media, prosedur dan pengalaman yang paling baik untuk belajar.

2. Percayalah bahwa penggunaan media itu sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran.

3. Anda harus mengetahui secara menyeluruh kesesuaian antara isi dan tujuan khusus program.

4. Media harus mempertimbangkan kesesuaian antara penggunaannya dan cara pembelajaran yang dipilih.

5. Pemilihan media itu sendiri janganlah tergantung pada pemilihan dan penggunaan media tertentu saja.

6. Sadarlah bahwa media yang paling baikpun apabila tidak dimanfaatkan secara baik akan berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan dalam lingkungan yang kurang baik.

7. Kita menyadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat, dan kemampuan individu serta gaya belajar mungkin berpengaruh terhadap hasil penggunaan media.

8. Kita menyadari bahwa sumber-sumber dan pengalaan belajar bukanlah hal yang berkaitan dengan baik dan buruk tetapi sumber dan pengalaman belajar ini berkaitan dengan hal yang konkret atau abstrak. Sadiman dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:151) terdapat beberapa alasan orang memilih media antara lain sebagai berikut:


(38)

1. Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, obyek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain.

2. Familiarity. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untukmempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus-menerusia menggunakan media yang sama.

3. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelaskan pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkret.

4. Active Learning. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional.

Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.

1. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Salah satu prinsip umum


(39)

pemilihan/ pemanfaatan media adalah, tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

2. Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersedian anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada diantara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

3. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apa pun, kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online, apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh local area network (LAN).

4. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran

Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut.


(40)

5. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau siswa dalam memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakan oleh pembuatannya, ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh siswa. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah, sehingga dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu agar dapat terampil mengoperasikan peralatan tersebut.

Berdasarkan pemahaman dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Media pembelajaran dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan. Media yang baik adalah media yang dibuat sesuai dengna materi yang dipelajari saat itu, sehingga dengan adanya media pembelajaran yang dibuat atau dirancang sesuai dengan materi dapat membantu siswa dengan mudah untuk memahami materi yang dipelajari.

2. Media dibuat untuk memberikan pemahaman kepada siswa. Dengan adanya media pembelajaran yang dirancang, maka dengan mudahnya siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

3. Media harus menarik agar para siswa semangat. Media yang dibuat harus menarik, sehingga siswa tetap semangat untuk mengikuti kegiatan


(41)

pembelajaran di kelas. Jika media yang dirancang kurang menarik, maka siswa juga tidak semangat untuk mengikuti pembelajaran.

4. Media harus dapat memotivasi siswa. Media yang dibuat juga harus dapat membuat siswa termotivasi, dengan begitu proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

5. Media harus mudah dirancang dan mudah ditemukan. Yang tak kalah pentingnya juga bahan pembuatan media mudah dirancang serta mudah ditemukan.selain itu media pembelajaran yang dirancang memiliki kualitas yang baik, sehingga media pembelajaran tersebut dapat digunakan terus menerus.

g. Ciri-ciri media

Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 13-14) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

1) Ciri Fiksatif (fixative property)

Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.


(42)

2) Ciri Manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

3) Ciri Distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

2. Media Konvensional Kotak Bintang a. Pengertian

Media konvensional kotak bintang adalah media sederhana yang dibuat untuk membantu siswa memahami materi mengurutkan angka. Media


(43)

konvensional kotak bintang ini dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat tertarik dan dapat cepat memahami materi terkait mngurutkan angka. Media konvensional juga dirancang denagn semaksimal mungkin agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk membuat media konvensional kotak bintang ini sebenarnya tidak terlalu sulit, serta bahan-bahannya juga mudah diperoleh, tergantung bagaimana kita mendesainnya. Media ini bentuknya menyerupai kotak, pada bagian dalam kotak tersebut dibuat juga kotak-kotak kecil.

b. Bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional kotak bintang

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional kotak bintang, yaitu:

1) Siapkan tripleks, balok, gergaji, lem kayu, alat ukur, alat pemahat kayu, paku, kertas pasir, cat.

2) Potong tripleks dengan ukuran 45 cm x 50 cm.

3) Setelah tripleks di potong, selanjutnya ambil balok dan dipotong sesuai dengan ukuran pinggir tripleks.

4) Pasang balok tersebut pada setiap sisi tripleks, kemudian di paku. 5) Setelah selesai di paku, selanjutnya merapikan permukaan balok dan

tripleks menggunakan kertas pasir.

6) Jadi kotak ukuran paling besar sudah dibuat, maka selanjutnya membuat kotak ukuran kecil pada kotak yang paling besar.


(44)

8) Masukkan tripleks pada kotak besar dengan ukurans setiap sisi 11cm. 9) Selanjutnya tripleks yang sudah dimasukkan ke dalam kotak ukuran

yang paling besar di lem.

10) Tripleks yang sudah di lem berfungsi sebagai penyekat antara kotak yang satu dengan kotak yang lainnya, sehingga kotak-kotak tersebut menjadi 20 kotak kecil.

11) Setelah kotak-kotak tersebut selesai, tahap berikutnya yaitu mencat kotak tersebut.

12) Setelah di cat, selanjutnya kotak tersebut di jemur selam 1 sampai 2 hari.

13) Setelah kotak tersebut kering, tahap berikutnya yaitu memasukkan manik-manik bintang pada setiap kotak, sesuai dengan urutannya. c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang

Adapun cara penggunaan media konvensional kotak bintang, yaitu: 1) Pertama-tama guru harus menentukan materi mengurutkan bilangan

yang ingin diajarkan.

2) Selanjutnya guru menyiapkan media kotak bintang

3) Setelah menyiapkan kotak bintang, selanjutnya guru meminta beberapa siswa untuk mengambil plastisin berbentuk bintang

4) Masukkan plastisin bintang kedalam kotak yang sudah disediakan 5) Pada kotak pertama masukkan satu media bintang, selanjutnya pada

kotak kedua masukkan dua media bintang , dan seterusnya sampai pada kotak yang kedua puluh


(45)

6) Selanjutnya jika ingin mengurutkan angka dari yang terbesar hingga terkecil dapat menggunakan teknik yang sama pada petunjuk no. 5. 7) Jika ingin membandingkan benda yang lebih banyak, guru bisa

menyiapkan media bintang pada kedua kotak dengan jumlah yang berbeda

8) Selanjutnya, jika guru ingin mengajarkan materi mengenal huruf vokal dan konsonan, maka dapat menggunakan media bintang tersebut. Misalnya seperti gambar dibawah ini

2.1 Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan

9) Selain itu, jika guru ingin mengajar materi kosa-kata, maka dapat menggunakan media bintang. Misalnya seperti gambar dibawah ini


(46)

d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang a) Kelebihan media konvensional kotak bintang:

i. Media konvensioanl kotak bintang terbuat dari bahan kayu, sehingga dapat digunakan berulang-ulang dan tahan lama.

ii. Bahan yang digunakan mudah didapatkan dan murah

iii. Gambar yang digunakan pada media konvensional kotak bintang jelas.

iv. Pemiihan warna yang digunakan media kotak bintang indah dan menarik.

b) Kekurangan media konvensional kotak bintang: i. Ukuran media konvensional terlalu besar. ii. Media plastisin berbentuk bintang sangat berat. 3. Karakteristik siswa SD

Usia SD berkisar antara 6-12 tahun yang ditemui pada umumnya. Desmita, (2009 : 35) mengemukakan bahwa mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak tengah (6-9) tahun dan masa kanak-kanak akhir (10-12) tahun. Anak usia pada usia ini senang bermain, senang bergerak, senang kerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Havighurst juga mengemukakan (dalam Desmita, 2009 : 35) beberapa tugas perkembangan anak usia sekolah dasar yang salah satu aspeknya adalah menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktifitas


(47)

fisik. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa anak SD atau tahap usia SD merupakan tahap dimana anak-anak senang bermain, merasakan atau mengalami secara langsung serta senang bekerja dalam kelompok.

Tahap perkembangan kognitif

Setiap orang pasti melalui tahap perkembangan mulai dari lahir sampai ia dewasa. Piaget sendiri dalam Desmita, (2009 : 101) mengelompokkan beberapa tahap perkembangan berdasarkan usia, dimana tahap pertama adalah tahap sensorimotor yang yang berkisar 0-2 tahun, tahap kedua adalah tahap operasional I yaitu 2-7 tahun, tahap ketiga yaitu masih tahap pra-operasional II yaitu 7-11 tahun dan tahap terakhir yaitu tahap pra-pra-operasional III dengan kisaran usia 11- dewasa. Peneliti ingin menekankan pada tahap pra-operasional II dan III yang dikemukakan oleh Piaget tersebut dimana tahap ini merupakan tahap perkembangan anak usia SD ke atas.

Pada tahap Pra-operasional II (7-11 tahun) adalah tahap dimana anak sudah berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra-operasional III (11-dewasa) anak sudah berpikir abstrak, logis dan lebih idealistik. Dengan demikian kita bisa ketahui bahwa tahap anak SD khususnya kelas I adalah tahap dimana anak harus diajarkan untuk berpikir konkret. Anak harus dikenalkan pada benda-benda konkret yang membangkitkan rasa ingin tahu bukan sekedar penyampaian secara lisan atau verbal. Ketika anak pada usia tersebut


(48)

disampaikan secara verbal maka bisa saja terjadi anak akan bingung bahkan anak tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus dipelajari.

Piaget dalam Desmita, (2009 : 104) menegaskan bahwa pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional (cocrete operational thought) yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.

Karakteristik siswa kelas 1 SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst (dalam Desmita, 2009 : 35) adalah sebagai berikut :

a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik,

b. Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan. c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,

d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin

e. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,


(49)

g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai‐nilai sebagai pedoman perilaku.

h. Mencapai kemandirian pribadi.

Dari uraian diatas maka sudah dipastikan media menjadi aspek penting yang dapat membantu menfasilitasi siswa dalam memperoleh pengetahuan faktual seputar lingkungan belajarnya. Dengan demikian media pembelajaran kotak bintang sangat cocok untuk karakteristik siswa kelas 1 SD.

Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan secara terpadu. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009 : 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar. Dengan demikian media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupaun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa


(50)

sedemikian rupa sehingga proses belajara terjadi. Sebagai alat bantu, media akan memiliki fungsi jika digunakan dengan baik, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

4. Materi pokok a) Tema

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang mengurutkan angka yang terdapat dalam tema 1 Diriku.

b) Subtema

Untuk Subtema pada penelitian ini terdapat dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku. Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku terdapat beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, PJOK, SBDP dan PPKn.

c) Materi

Materi yang terdapat dalam penelitian ini adalah mengurutkan angka. Mengurutkan angka merupakan materi yang dipelajari oleh siswa kelas 1 SD, dimana siswa tersebut harus mampu mengurutkan angka dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan sebaliknya dapat mengurutkan angka dari yang terbesar hingga yang terkecil.

B.Penelitian yang Relevan

Mencari dan menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu persyaratan dalam mengembangkan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan benda


(51)

dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 SD. Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan penelitian yang releven dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Astutik Sulaiman (2012). Dengan judul Penerapan Media Permainan Dakon Dalam Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya. Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena data yang diolah adalah data aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebab ketidakpahaman terhadap materi menghitung banyaknya benda yang berakibat pada hasil belajar siswa kelas 1 SD Al- Amin Surabaya yang rendah. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi dan lembar tes. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penggunaan media permainan dakon terjadi peningkatan aktivitas siswa.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan Ester, Sugiyono dan Budiman Tampubolon (2014). Dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02 Sidas Kab. Landak. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengurutkan bilangan sampai 500 menggunakan media manipulatif pada mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Sidas. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Dengan menggunakan media manipulatif dalam


(52)

pembelajaran Matematika, maka kemampuan mengurutkan bilangan sampai 500 pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Sidas dapat meningkat.

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Lianita Hutri Patmawati (2012). Dengan judul Peningkatan Keterampilan Mengurutkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran Matematika dengan permainan sudoku sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa, dan meningkatkan keterampilan siswa mengurutkan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 tahun pelajaran 2011/2012 melalui permainan sudoku. Melalui permainan sudoku dapat meningkatkan keterampilan siswa mengurutkan bilangan bulat pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Udanwuh 02 tahun ajaran 2011/ 2012.

Mengacu pada ketiga penelitian diatas, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang memfokuskan pada pengembangan media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1SD. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia pendidikan. Berikut akan dipaparkan bagan literature map dalam penelitian ini.


(53)

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan

C.Kerangka Berpikir

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Belajar dari pengalaman itu posisi guru harus

diposisikan sebagai “aktor utama” dalam implementasi Kurikulum 2013. Para

guru harus benar-benar disiapkan secara matang, mulai dari penyusunan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan yang

Penerapan Media Permainan Dakon Dalam Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa

Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya Astutik Sulaiman

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02

Sidas Kab. Landak.

Ester, Sugiyono dan Budiman Tampubolon

Peningkatan Keterampilan Mengurutkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran

2011/2012. Lianita Hutri Patmawati

Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1SD


(54)

terpenting adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Media tidak hanya menjadi penyalur materi dari guru kepada siswa, tetapi bertugas memberikan wujud yang lebih riil dari materi yang abstrak bagi siswa. Media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti yaitu subtema aku merawat tubuhku. Pendekatan tematik dan pendekatan saintifik menjadi pedoman dalam menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian otentik.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, guru masih mengalami kesulitan mengenai media pembelajaran yang baik. Guru juga masih banyak membutuhkan contoh media pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian yang digunakan. Dengan adanya alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik, pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada media pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Guru juga masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan media berbasis ICT, shingga dapat menimbulkan siswa yang pasif, dimana siswa hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Apalagi berhadapan dengan siswa kelas 1 SD. Siswa kelas 1 SD cenderung melakukan aktivitasnya sendiri, hal ini dapat menghambat proses pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran pada subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas I sekolah


(55)

dasar. Media yang dibuat oleh peneliti yaitu dengan judul “Pengembangan Media

Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Harapannya dengan adanya media ini dapat memberikan pengetahuan yang kompeleks bagi siswa sehingga siswa tidak kebingungan dalam memahami setiap materi yang disampaikan.

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

Mengurutkan angka

Media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan benda dalam subtema aku merawat tubuhku

untuk siswa kelas 1SD

Silabus RPP Media LKS

Kovensional ICT

Mengurutkan angka dari yang terkecil hingga terbesar, dan sebaliknya


(56)

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan media Kotak Bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

2. a. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar menurut pakar media?

b. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1?


(57)

38 BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). “Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2015: 407). Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan produk tertentu, oleh karena itu agar dapat menghasilkan produk yang benar-benar bermanfaat di masyarakat maka digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas I SD.

B.Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada salah satu Sekolah Dasar yakni SD Negeri Kalasan 1. Alasan pemilihan SD tersebut sebagai tempat penelitian yakni karena sekolah tersebut sudah melaksanakan Kurikulum 2013.


(58)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2015 sampai Desember 2016. Penelitian ini dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan dan diakhiri dengan pembuatan artikel penelitian.

C.Prosedur Pengembangan

Berikut ini adalah gambar langkah-langkah penelitian Research and Development yang dikemukaakan oleh Sugiyono (Sugiyono 2015:409).

3.1 Bagan langah-langkah R & D

1. Potensi Masalah

Penelitian diawali dengan adanya potensi atau masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus menunjukkan data faktual yang sesuai dengan pengalaman (empirik). Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri tetapi bisa dari berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(59)

2. Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan potensi atau masalah, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Perencanaan produk tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang didapatkan.

3. Desain Produk

Pada langkah ini desain produk yang dihasilkan harus lengkap dengan spesifikasinya. Produk yang dihasilkan juga harus sesuai dengan konteks yang akan ditangani.

4. Validasi Desain

Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat dan mengetahui kelemahan serta kelebihan pada produk yang dihasilkan. Validasi produk dapat dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui.

6. Ujicoba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, uji coba dilakukan secara terbatas.


(60)

7. Revisi Produk

Setelah melakukan ujicoba produk secara terbatas maka dapat diketahui kinerja produk yang dibuat. Langkah selanjutnya yaitu merevisi desain produk mengenai kelemahan yang didapatkan. Setelah desain produk direvisi maka perlu dilakukannya uji coba produk sesungguhnya.

8. Ujicoba Pemakaian

Pada langkah ini dilakukan uji coba produk secara nyata dalam pemakaian produk yang dibuat.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki.

10. Produksi Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah dapat dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal. Selain itu Borg and Gall dalam Sukmadinata (2010: 169) menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Langkah pertama ini terdiri dari: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.


(61)

2. Perencanaan (planning).

Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dikembangkan (tujuan penggunaan produk, pengguna produk, dan deskripsi komponen produk) serta proses pengembangannya.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)Pada

langkah ini, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

Kegiatan uji coba lapangan awal ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan subjek uji coba antara 6 sampai 12 orang.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision)

Pada tahap tahap ini, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan hasil uji coba sebelumnya yang dilakukan.

6. Uji coba lapangan (main field testing)

Kegiatan uji coba lapangan mencakup lebih banyak sekolah dan subjek uji coba yakni 5 sampai 15 sekolah dan 30 sampai 100 subjek uji coba.

7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision) Karena sudah melakukan uji coba, maka peneliti perlu menyempurnakan kembali produk yang telah diujicobakan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing)

Kegiatan uji coba yang ketiga ini sangat luas karena mencakup 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek uji coba.


(62)

9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision)

Produk yang telah diuji cobakan pada kegiatan uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini akan disempurnakan berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek uji coba.

10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation)

Pada tahap terakhir ini, peneliti melaporkan produk yang telah diujicobakan selama beberapa kali kemudian diterbitkan dan disebarkan secara luas untuk mengontrol kualitas.

Berdasarkan prosedur pengembangan tersebut di atas akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti. Namun karena keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain. Dari kelima langkah tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga menghasilkan salah satu produk berupa media kotak bintang.


(63)

3.2 Bagan Desain Penelitian Pengembangan TAHAP PERTAMA

Potensi dan masalah

Wawancara Analisis kebutuhan

TAHAP KEDUA

Rancangan produk perencanaan Proses pengembangan

TAHAP KETIGA

Desain Media Pembelajaran Kotak Bintang

Pengumpulan bahan RPP

TAHAP KEEMPAT Validasi media pembelajaran

Kisi-kisi Revisi Pembuatan kuesioner validasi Instrumen siap digunakan Konsultasi dosen Validasi media Guru kelas I

Pakar media pembelajaran Analisis TAHAP KELIMA Revisi Produk Hasil validasi

oleh pakar Revisi produk

Prototipe media pembelajaran konvensional Desain produk Pembuatan Media Kotak Bintang


(64)

Pada tahap pertama, yaitu penggumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi dan wawancara di SDN Kalasan 1. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas 1A di SDN Kalasan 1. Masih ditemukan masalah yang dihadapi oleh sekolah tersebut yakni minimnya penggunaan media konvensional, khususnya media Kotak Bintang apalagi untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Data yang diperoleh tersebut dilakukan melalui wawancara terhadap Ibu Guru Wali Kelas I A. Tujuan dari proses wawancara tersebut ialah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media pembelajaran, khususnya pada materi mengurutkan angka untuk siswa kelas I sekolah dasar. Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan benar-benar dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Pada tahap kedua, yakni perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang garis besar atau gambaran umum terkait isi, bentuk, ukuran, dan desain media yang akan dihasilkan. Selain itu, peneliti juga merencanakan proses pembuatan dan pengembangan media Kotak Bintang.

Tahap ketiga adalah desain produk. Tahap awal dengan pembuatan RPP sesuai dengan KI dan KD yang sudah ditentukan. Selanjutnya mendesain media pembelajaran Kotak Bintang yang sesuai dengan materi pokok pada RPP dengan demikian adanya keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Berikutnya yaitu mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan media Kotak Bintang. Setelah bahan-bahan dikumpulkan, langkah selanjutnya yaitu proses pembuatan media Kotak Bintang sesuai dengan desain yang sudah dibuat.


(65)

Tahap keempat yaitu validasi media pembelajaran. Sebelum dilakukan validasi, tahap awal dibuat kisi-kisi instrumen kemudian diberikan ke dosen untuk direvisi. Setelah direvisi, instrumen tersebut diberikan ke pakar media pembelajaran serta guru. Hasil dari validasi tersebut, akan digunakan sebagai bahan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

Tahap kelima Perbaikan terhadap produk tersebut dilakukan setelah melakukan validasi dan memperoleh penilaian dari para pakar atau tenaga ahli yang menjadi validator. Berdasarkan penilaian tersebut, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk tersebut yang akan menjadi hasil akhir berupa media pembelajaran konvesional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku siswa kelas 1 SD.

D.Teknik Pengumpulan Data

Ada berbagai macam teknik pengumpulan data. Dalam penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara dan kuesioner. Wawancara merupakan cara mendapatkan jawaban dari narasumber dengan jalan melakukan Tanya-jawab sepihak. Peneliti melakukan wawancara kepada guru sebagai kegiatan yang dilakukan untuk survei kebutuhan. Data yang diperoleh disusun untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru tentang media pembelajaran. Untuk teknik wawancara, akan digunakan peneliti untuk melakukan analisis kebutuhan yaitu dengan mewawancarai guru kelas 1A SDN Kalasan 1. Data hasil wawancara tersebut akan digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan guru akan media pembelajaran konvensional dalam bentuk kotak bintang. Sedangkan Teknik


(66)

pengumpulan data berupa kuesioner digunakan untuk validasi desain dan produk yang dihasilkan.

E.Instrumen Penelitian 1. Jenis Data

Dalam penelitian dan pengembangan yang berjudul “pengembangan media pembelajaran konvesional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 SD” ini, peneliti menggunakan teknik penelitian yang dilakukan dalam mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan teknik wawancara dan kuesioner.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan instrumen penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Ada berbagai macam teknik pengumpulan data. Dalam penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara dan kuesioner.

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara mendapatkan jawaban dari narasumber dengan jalan melakukan Tanya-jawab sepihak. Peneliti melakukan wawancara kepada guru sebagai kegiatan yang dilakukan untuk survei kebutuhan. Data yang diperoleh disusun untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru tentang media pembelajaran. Untuk teknik wawancara, akan digunakan peneliti untuk melakukan analisis kebutuhan


(67)

yaitu dengan mewawancarai guru kelas 1 SDN Kalasan 1. Data hasil wawancara tersebut akan digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan guru akan media pembelajaran konvensional dalam bentuk kotak bintang. Adapun daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti sebagai pedoman dalam wawancara sebagai berukut:

3.1 Tabel Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan

No Instrument wawancara Jawaban pertanyaan 1. Materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata

pelajaran inti?

2. Apa saja upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut?

3. Apakah dalam setiap pelajaran bapak atau ibu mengajar selalu menggunakan media?

4. Jenis media apa yang paling sering digunakan? 5. Apakah media itu dibuat sendiri oleh Bapak/

Ibu atau cuplikan dari orang lain (buku)?

6. Mengapa Bapak/ Ibu memilih membuat sendiri media pembelajaran atau mengikuti dari buku? 7. Bagaimana intensitas penggunaan media? 8. Bagaimana hasil penggunaan media tersebut? 9. Materi apa yang sulit untuk diajarkan

menggunakan media? Mengapa?


(68)

tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator? Mengapa?

11. Mengapa media pembelajaran penting dalam proses belajar-mengajar?

12. Media apa yang pernah Bapak/Ibu gunakan dan sudah mencapai indikator?

13. Media seperti apa yang ibu inginkan jika dibuatkan?

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:199). Teknik pengumpulan data berupa kuesioner berisikan pernyataan yang disusun berdasarkan kualitas media pembelajaran yang dibuat peneliti. Kuesioner akan diisi oleh satu pakar media pembelajaran dan guru SD kelas 1. Kuesioner instrumen validasi media pembelajaran konvensional kotak bintang yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran

No Aspek Kriteria Komentar

1 2 3 4 5

1. Media kotak bintang memuat


(69)

menggunakannya.

2. Media kotak bintang potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

3. Media kotak bintang tidak mengandung unsur salah konsep.

4. Media ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas 1 Sekolah Dasar

5. Media kotak bintang dapat mempermudah siswa dalam

memahami konsep

mengurutkan angka melalui manik-manik bintang

6. Media kotak bintang dapat mefasilitas siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. 7. Media kotak bintang sudah

konkrit untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

8. Media kotak bintang dapat digunakan dengan mudah guru


(70)

dan siswa.

9. Ukuran medai kotak bintang proporsional.

10. Bahan yang digunakan mudah didapatkan dan murah.

11. Bahan yang digunakan kuat, tahan lama, dan dapat digunakan berulang-ulang. 12. Pemilihan warna yang

digunakan media kotak bintang indah dan menarik.

13. Gambar yang digunakan pada media kotak bintang jelas. 14. Bahasa yang digunakan dalam

media kotak bintang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.

15. Media kotak bintang yang

digunakan tidak

membahayakan keselamatan siswa.


(71)

Rata-Rata

Jumlah total skor Jumlah seluruh item

Tabel 3. 3 Kriteria Kelayakan Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik 1,80 – 2,60 Kurang Baik

1 – 1,79 Sangat Kurang Baik

Komentar umum dan saran secara perbaikan

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba tanpa revisi.

2. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba dengan revisi sesuai saran.


(1)

(Melaporkan hasil kerja) Laporkan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!


(2)

Gambar di atas menunjukkan langkah-langkah yang....

urutan bilangan diatas....

1 2 3

Benar

Salah

18 20 17 19 16

Benar

Salah

LAMPIRAN 5 Soal Post Test


(3)

LAMPIRAN 6 REFLEKSI

Berilah tanda centang pada kotak

1) Sebelum tidur tangan dan kaki harus dicuci terlebih dahulu

2) Makan tiga kali sehari

3) Mandi dua kali sehari


(4)

BIODATA PENULIS

Elisabeth Sinar lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), 16 Juli 1994. Lulus Sekolah Dasar tahun 2006 di SDI Kuwu, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Cibal dan lulus tahun 2009, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Cibal dan lulus tahun 2012. Sekarang sedang melanjutkan studi di perguruang tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendididikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi

diakhiri dengan menulis skripsi berjudul “Pengembangan Media

Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah


(5)

(6)