Pengembangan perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU

SEKOLAH DASAR Lasarus Hilly Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayalokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD kalasan Satu Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,97 (baik) dan 3,93 ( baik), dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,28 (sangat baik) dan 4,77 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,23 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuanpembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumberbelajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) scenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

ABSTRACT

The Development of Learning Instrument Based on Curriculum 2013

Subtheme “Aku Merawat Tubuhku” For First Grade

Of Elementary School Lasarus Hilly Sanata Dharma University

2015

This research was done because there are many teachers who need an example of the learning instrument refers Elementary Curriculum 2013. The aim of this research is toproduce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This research is reseach and development. This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more

simple development model, which is used as the research’s principal. There are eight steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data

gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, in such a way that

it create a final product in a from of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students grade I. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of SDN Kalasan Satu Yogyakarta while the questionnaire is used to validate the learning instrument by two 2013 curriculum professionals, two teachers of grade I.

Based on the expert curriculum 2013 validation score 3,97 means “good” and validation score

3,93 means good, 2 teachers of grade Ivalidation score are 4,28 and 4,77 means very good. The

learning instrument gets the average score of 4,23 and it is categorized “very good”. It is on the

aspects in the validation instruments including the 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument tha t is developed is appropriate to be used as the learning intrument refer to 2013 curriculum.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU

MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK

SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Lasarus Hilly NIM. 111134300

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa

Yang selalu mendengarkan keluh dan kesahku serta memudahkanku dalam kelancaran mengerjakan penelitian ini

Alm. Bapak di Surga Bapak Imanuel Hilly

yang menjadikanku sebagai seorang yang kuat dan tekun

Alm. Ibu di surga Ibu Sepriana Hilly-Lau

Yang menjadikanku sebagai seorang yang sabar dan tekun

Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moril

Yang Terkasih Elfi Holfiana Saudale

Yang selalu memberikan semangat

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

MOTTO

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang ( Amsal, 17 :22)


(8)

(9)

(10)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU

SEKOLAH DASAR

Lasarus Hilly Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayalokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD kalasan Satu Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,97 (baik) dan 3,93 ( baik), dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,28 (sangat baik) dan 4,77 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,23 dan termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas

RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuanpembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumberbelajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) scenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ABSTRACT

The Development of Learning Instrument Basedon Curriculum 2013 Subtheme “Aku Merawat Tubuhku” For First Grade

Of Elementary School Lasarus Hilly Sanata Dharma University

2015

This research was done because there are many teachers who need an example of the learning instrument refers Elementary Curriculum 2013. The aim of this research is toproduce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This research is reseach and development. This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a

more simple development model, which is used as the research’s principal. There are eight

steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem,

(2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, in

such a way that it create a final product in a from of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students grade I. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of SDN Kalasan Satu Yogyakarta while the questionnaire is used to validate the learning instrument by two 2013 curriculum professionals, two teachers of grade I.

Based on the expert curriculum 2013 validation score 3,97 means “good” and validation score 3,93 means good, 2 teachers of grade Ivalidation score are 4,28 and 4,77 means very good. The learning instrument gets the average score of 4,23 and it is categorized

“very good”. It is on the aspects in the validation instruments including the 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that is developed is appropriate to be used as the learning intrument refer to 2013 curriculum.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Aku Merawat Tubuhku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,B.S.T.,S.S.,M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Galih Kusumo, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

8. Kartika Kirana, S.S. selaku guru kelas I Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

9. Sri Sapaomi, S.Pd. selaku guru kelas I SDN Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Kakak-kakakku Theopilus Hilly, Adi. M. Hilly, Luisa. D. Hilly, Taroci Hilly, Daud Hilly dan Marta Hilly yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan dukungan moril sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik


(13)

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMANPENGESAHAN……….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

HALAMAN MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii ABSTRAK………... viii

ABSTRACT……… ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI………... xii

DAFTAR TABEL………..………... xv

DAFTAR GAMBAR………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 5

C. Tujuan Penelitian……… 6

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Batasan Istilah………... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan……….... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka………... 10

1. Kurikulum SD 2013………... 10

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013……….. 11

b. Penguatan pendidikan karakter………. 18

c. Pendekatan tematik integratif……… 21

d. Pendekatan saintifik……….. 23

e. Penilaian otentik……… 26

2. Model pengembangan perangkat pembelajaran……… 32


(15)

2.2 Pengembangan silabus……….. 38

2.3 Prinsip pengembangan silabus……….. 38

2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian………... 40

2.4.1 Prinsip penyusunan RPP……… 43

2.5 Lembar Kerja Siswa……….. 44

2.6 Instrumen penilaian………... 44

a. Prinsip dan pendekatan penilaian………. 45

B. Penelitian yang Relevan………... 45

C. Kerangka berpikir………. 49

D. Pertanyaan Penelitian………... 50

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 52

B. Prosedur Pengembangan……….. 53

1. Potensi dan Masalah……….. 54

2. Pengumpulan Data……… 54

3. Desain Produk………... 54

4. Validasi Desain………. 55

5. Revisi Desain……… 56

C. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013………... 57

D. Intrumen Penelitian……….. 57

E. Teknik Pengumpulan Data………... 57

F. Teknik Analisis data………. 58

1. Data kualitatif………. 58

2. Data Kuantitatif……….. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan……….. 62

1. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan……… 62

2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan………... 66

B. Deskripsi Produk Awal………. 66

1. Silabus……… 67

2. RencanaPelaksanaanPembelajaranTematik Harian (RPPTH)………... 67

3. Lembar Kerja Siswa………... 68


(16)

5. Pedoman penilian dan kunci jawaban……… 70

6. Daftar Pustaka……… 70

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk………. 70

D. Data Validasi Guru SD Kelas I yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk………. 74 E. Kajian produk akhir dan pembahasan………... 76

1. Kajian Produk akhir……… 77

2. Pembahasan……… 79

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 82

B. Keterbatasan Penelitian………. 83

C. Saran……….. 83

DAFTAR REFERENSI……….. 85


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum……….. 12

Tabel 2. Penyempurnaan pola pikir……….. 15

Tabel 3. Elemen perubahan kurikulum 2013……… 16

Tabel 4. Jadwal penelitian……… 56

Tabel 5. Konversi nilai skala lima……… 58

Tabel 6. Kriteria skor skala lima………... 60

Tabel 7. Saran pakar kurikulum SD 2013 dan revisi……… 72

Tabel 8. Saran Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi………. 75

Tabel 9. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013………... 89


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model pembelajaran keterhubungan………... 22 Gambar 2.Model pembelajaran laba-laba………. 22 Gambar 3 Sistem Pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E Kemp…………... 33 Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran……… 53


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian………... 90

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian……….. 93

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan……….. 95

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……… 98

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas I SD Pelaksana Kurikulum SD 2013……. 110

Lampiran 6 Silabus………... 120

Lampiran 7 Biodata Penulis……….. 147


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik berkualitas dan memiliki karakter yang baik sehingga memiliki pandangan yang luas mengenai sesuatu. Pendidikan yang kita dapatkan sampai saat ini merupakan pendidikan yang terfokus hanya pada aspek kognitif saja, bahkan kepintaran seseorang juga hanya dapat diukur dengan kecerdasan kognitif saja. Padahal aspek lain seperti keterampilan dan karakter perlu dikembangkan pada peserta didik. Pada era saat ini banyak kita temui kurangnya moral yang baik sering terjadi di negara kita. Banyak sekali terjadi permasalahan-permasalahan yang melibatkan pelajar ataupun mahasiswa seperti perkelahian, perjudian, narkoba, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), dan berbagai permasalahan lain yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara pendidikan karakter dan akhlak mulia yang didapatkan oleh peserta didik dengan pengetahuan yang didapatkan.

Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang dibutuhkan dalam pendidikan. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum sering terjadi di Indonesia karena negara kita masih perlu menyempurnakan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Baru-baru ini telah terjadi


(21)

perubahan KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013. Perubahan kurikulum tersebut terjadi karena masih banyak ditemukan kelemahan dari kurikulum KTSP. Kelemahan tersebut antara lain yaitu isi dan pesan dari kurikulum KTSP 2006 masih sangat padat, banyaknya mata pelajaran dan materi yang harus dikuasai menjadi melampaui tingkat perkembangan usia peserta didik, belum mengembangkan kompetensi secara utuh, kompetensi yang dikembangkan lebih berdominan pada aspek pengetahuan saja, penilaian belum menggunakan standar penilaian yang berbasis kompetensi (Mulyasa, 2013: 60-61).

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, khususnya pada tingkat dasar karena dapat dijadikan fondasi ke tingkat selanjutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi diharapkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang lebih baik dan dapat bersaing dengan dunia global. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang dapat diarahkan pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia bagi peserta didik. Dalam kurikulum 2013 pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran. Selain itu dengan adanya keseimbangan antara pendidikan karakter dengan pengetahuan yang terintegrasi, menjadikan peserta didik lebih bisa untuk menerapkan pada kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna. Dalam pendidikan pasti terdapat perencanaan-perencanaan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan menurut Kaufman (dalam Haryanto 2008:2) merupakan suatu proyeksi tentang apa saja yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan bernilai. Perencanaan dilakukan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan karena


(22)

perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan langkah awal yang akan dilakukan. Perencanaan juga mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Perencanaan juga dibutuhkan dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi untuk keberhasilan belajar. Jadi, perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sanjaya, 2008: 27-28). Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang penting dalam proses terlaksananya pembelajaran agar tercapainya tujuan Kurikulum.

Melalui implementasi Kurikulum2013 diharapkan peserta didik dapat secara mandiri meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan yang diseimbangi dengan pendidikan karakter dan akhlak mulia sehingga dapat terwujud perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai tujuan utama dari Kurikulum 2013.Terkait dengan perubahan tersebut perangkat pembelajaran ikut berubah yaitu menggunakan pendekatan tematik integratif, saintifik, dan penilaian otentik. Guru juga harus dapat memilih dan menggunakan metode serta media pembelajaran agar dapat menjadikan pembelajaran tersebut lebih menarik. Selain itu, Kurikulum2013 juga menuntut guru untuk dapat mengorganisir pembelajaran secara efektif serta melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi dan karakter. Pembelajarannya menggunakan pendekatan yang kontekstual, namun masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013. Guru juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang telah diberikan.


(23)

Perangkat pembelajaran menurut Trianto (2010: 96) merupakan perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan yaitu buku siswa, silabus, Rencana Pelaksana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Penilaian, serta media pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu, guru harus memahami secara utuh mengenai perangkat pembelajaran yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran (Mulyasa, 2013:181).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu U guru kelas I SDN Kalasan 1 Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 17 bulan Mei pukul 10.00 WIB tahun 2014, mengatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 belum secara maksimal dilakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari dinas pendidikan tentang penerapan kurikulum terbaru tersebut. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan guru-guru di SDN Kalasan satu belum sepenuhnya (masih 80%) dalam memahami konsep penerapan kurikulum 2013 khususnya pada penilaian otentik.

Permusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam kurkulum 2013 memang sudah ditentukan oleh pemerintah, tetapi guru harus mengkaji kembali indikator dan tujuan pembelajaran tersebut agar sesuai dengan kemampuan siswa supaya tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Kurikulum 2013 dengan konsep pendekatan saintifik meliputi langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan adalah langkah-langkah yang dalam proses belajar mengajar tidak bisa dibolak-balik karena merupakan langkah-langkah yang menggunakan metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama ibu U, mengatakan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan


(24)

saintifik tersebut dalam penerapannya tidak selamanya harus mengikuti alur atau proses ilmiah yang terpenting adalah siswa tersebut bisa memahami pelajaran yang diberikan.

Penilaian otentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013 khususnya penilaian tes tertulis belum mengukur semua aspek yang ingin dinilai guru. Dalam penilaian tes tertulis yang terdapat dalam buku guru hanya tertulis aspek “terlihat dan belum terlihat”, sehingga mempersulit guru dalam melakukan penilaian dengan mengikuti petunjuk tersebut apalagi diikuti dengan jumlah siswa yang sangat banyak juga sangat berpengaruh terhadap penilaian yang akan dilakukan seperti penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa. Guru juga menyatakan bahwa masih sangat membutuhkan contoh-contoh rubrik penilaian non tes terkait kurikulum 2013 dan perlu mempelajari bagaimana cara menilai yang efektif terkait penilaian non tes tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar mengajar agar pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 dengan judul “ pengembangan perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar”. Peneliti memilih subtema aku merawat tubuhku karena hal tersebut sangat dekat dan sering dilakukan oleh siswa, sehingga siswa perlu mempelajarinya

A. Rumusan masalah

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?


(25)

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

B. Tujuan penelitian`

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas prosedur perangkat pembelajaran subtema aku merawat tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

C. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa

Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

2. Bagi guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa

Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang aku merawat tubuhku pada siswa kelas 1 semester 2 SDN Kalasan satu tahun ajaran 2013/2014. 4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi cara merawat tubuh


(26)

5. Bagi Prodi PGSD

Dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran.

D. Batasan istilah

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang kegiatan pembelajarannya meliputi 5 M (Mengamati, Menanya, menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan) dengan berbasis pada kompetensi dan karakter serta penilaiannya bersifat otentik ( menyeluruh) pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yaitu sikap sosial dan sikasp spiritual.

2. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang menjadi ciri khas setiap individu yang tercermin melalui cara berpikir dan berperilaku dalam bekerja sama dengan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa maupun negara.

3. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan saintifik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan beberapa muatan pelajaran yang diajarkan secara bersama-sama melalui satu tema.

4. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah yang dirancang dengan memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.


(27)

5. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah bentuk penilaian yang dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek peserta didik seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan.

6. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. E. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa: 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Refleksi.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan pribadi siswa yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (attitude). Aspek- aspek yang dikembangkan di atas akan nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Namun dari ketiga aspek di atas, aspek yang paling banyak dikembangkan adalah aspek karakter (Attitude).


(28)

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang Mengintegrasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integratif sesuai dengan karakteristiknya. Di mana pembelajaran harus berpusat pada siswa, Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, Bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari mengamati (observating), mananya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang diakhir dari setiap pembelajaran siswa harus suatu karya ilmiah.

5. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD. Di mana penyusunannya memperhatikan tanda baca seperti nama tempat, nama orang, tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!) dan nama kota.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman dalam proses pembelajaran yang bertujuan dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan baik dalam tujuan, isi dan materi pelajaran, serta tata cara yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan dalam Widyastono.2014:7. Dari berbagai macam pengertian kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang telah direncanakan dan dijadikan sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

Kurikulum bersifat dinamis dan selalu dilakukan perubahan serta pengembangan dengan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan tersebut dilakukan secara teratur sesuai sistem dan terarah. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas (Mulyasa, 2013: 59). Pada tahun 2013, terjadi perubahan dan pengembangan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan anak Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif yang diseimbangi oleh pendidikan


(30)

karakter yang baik. Aspek pengetahuan, keterampilan dan afektif dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran.

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia baik itu tantangan-tantangan internal maupun eksternal. Menurut Permendikbud (2013:1) tantangan-tantangan internal diantaranya mengacu pada delapan standar nasional pendidikan dan terkait dengan faktor perkembangan pertumbuhan penduduk. Tantangan yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan antara lain standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana-prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan, sedangkan yang terkait dengan faktor perkembangan penduduk adalah pertumbuhan penduduk usia produktif ( 15-64 tahun).

Berhubung dengan tantangan internal pertama, maka diharapkan kepada lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat agar bekerjasama dalam mengupayakan segala kegiatan untuk mencapai kedelapan standar nasional tersebut, sehingga perubahan dan perkembangan kurikulum 2013 ini dapat terealisasi dengan baik dan benar.

Berhubung dengan perkembangan penduduk Indonesia usia produktif melimpah bisa dikatakan menjadi dampak yang positif tetapi juga membawa dampak yang negatif, artinya apabila penduduk usia produktif memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, maka akan berdampak positif bagi pembangunan bangsa Indonesia, sebaliknya jika tidak dibekali dengan


(31)

pengetahuan dan keterampilan yang memadai, maka akan menjadi beban bagi pembangunan bangsa Indonesia.

Menurut Kemendikbud (2013: 72) dalam menyikapi penduduk usia produktif ini adalah memberikan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan) yang bisa mengarahkan penduduk usia produktif ini agar tidak menjadi beban pembangunan pada masa yang akan datang.

Selain itu, ada juga tantangan eksternal yang perlu disikapi dengan baik. Menurut Permendikbud (2013:2) tantangan eksternal berkaitan erat dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Berdasarkan masalah-masalah eksternal tersebut, setiap orang dituntut untuk mengerti akan pentingnya pendidikan dalam kehidupannya.

Selain tantangan internal dan eksternal tersebut, hal lain yang perlu disikapi dengan baik oleh pemerintah adalah adanya kesenjangan kurikulum. Menurut Mulyasa, (2014: 61) kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN 1 Belum sepenuhnya menekankan

pendidikan karakter


(32)

2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik

2 Proses pembelajaran berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN


(33)

psikomotorik secara proposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja 1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku


(34)

teks dan pedoman

Berdasarkan tantangan-tantangan tersebut di atas, maka salah satu langkah yang perlu diperhatikan adalah penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir sangat mempengaruhi proses pendidikan.

Beberapa contoh pola pikir dalam pembelajaran adalah adanya transformasi pendidikan yaitu dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa dan dari pembelajaran satu arah ( interaksi antara guru dan siswa ) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi antara guru, siswa dan lingkungan), oleh karena itu penyempurnaan pola pikir sangat diperlukan dalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik dan benar. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum 2004, KTSP dan 2013 dapat dilihat di Tabel 2. (Mulyasa.2014: 63)

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran


(35)

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Mulyasa ( 2014:77 ) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI

SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan


(36)

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur

Kurikulum (Mata

Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains - Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan


(37)

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada

kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

b. Penguatan Pendidikan karakter

Kurikulum SD2013 menekankan pada penanaman karakter anak dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 337), karakter adalah akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Sedangkan menurut Wynne (1991) karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark”


(38)

(menandai) dan memfokuskan bagaimana cara penerapan nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari (dalam Mulyasa. 2013: 3). Selain itu, karakter merupakan kualitas moral, akhlak seseorang yang merupakan bentuk kepribadian khusus yang menjadi penggerak serta membedakan antara satu sama lain (Hidayatullah, 2010: 13). Menurut coon dalam Zubaedi (2011: 8) karakter adalah suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dalam Listyarti (2012:8) adalah suatu hal yang dijadikan sebagai sekolah karakter, dimana sekolah merupakan tempat yang paling baik untuk menanamkan karakter itu sendiri. Menurut Mulyasa (2013:1) pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan untuk membantu perkembangan jiwa anak baik lahir ataupun batin, dari sifat kodratnya untuk menuju ke arah peradaban manusiawi yang lebih baik. Selain itu menurut Ratna Megawangi dalam Kesuma (2011: 5) pendidikan karakter dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil suatu keputusan dengan bijaksana dan dapat mempraktikkannya dalam keseharian, sehingga dapat memberikan masukan yang positif pada lingkungan sekitar.

Menurut Zubaedi (2011: 17) pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai ciri khas dirinya, dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Koesoemo (2010:193) menyatakan pendidikan karakter merupakan bagian dari kinerja sebuah lembaga pendidikan yang di


(39)

dalamnya terdapat bermacam-macam keikutsertaan individu dan tata aturan kelembagaan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang menjadi ciri khas setiap individu yang tercermin melalui cara berpikir dan berperilaku dalam bekerja sama dengan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa maupun negara

Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti dan harus berjalan terus. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap manusia dapat menjadi seseorang yang lebih baik dalam bermasyarakat (Raka, 2011: 11). Sedangkan Maksudin (2013) pendidikan karakter mengandung 9 pilar yaitu 1) tanggung jawab, 2) rasa hormat, 3) keadilan, 4) keberanian, 5) kejujuran, 6) kewarganegaraan, 7) disiplin diri, 8) peduli dan 9) ketekunan.Selain itu, menurut Winton dalam Samani (2012: 43) pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang pendidik untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada para siswanya.

Menurut Mulyasa (2013: 9) pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang bertujuan pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter siswa diharapkan dapat secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari.


(40)

c. Pendekatan tematik integratif

Menurut Kemendikbud (2013:5) pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Joni dalam Trianto (2011:56) menyatakan bahwa pembelajaran intergratif (terpadu) sebagai suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.

Majid (2014:119) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi, sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa secara bermakna.

Fogarty dalam Majid (2014:120) model pembelajaran terpadu di dibagi atas 3 yaitu model keterhubungan (connected), model laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated).

Model keterhubungan (connected) adalah Sebuah model penyajian pembelajaran yang menghubungkan materi pokok yang satu dengan materi pokok yang lain secara terpadu atau menghubungkan tugas atau keterampilan yang satu dengan tugas atau ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus ( tematik kurikulum 2013). Menurut (tematik kurikulum 2013) model keterhubungan tersebut dapat digambarkan pada gambar 1 di bawah ini


(41)

Gambar 1 model pembelajaran keterhubungan

Menurut tematik kurikulum 2013 model pembelajaran laba-laba ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda. Model pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini

Gambar 2 model pembelajaran laba-laba

Model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan

KD

KD

KD

KD

KD KD

TEMA KD

KD KD

KD KD KD


(42)

ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.

Rusman (2013:254) menyatakan bahwa model pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep sehingga siswa dapat belajar secara holistik (menyeluruh), bermakna (tahan lama), dan autentik.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan beberapa muatan pelajaran yang diajarkan secara bersama-sama melalui satu tema. d. Pendekatan saintifik

Menurut Kemendikbud (2013:1) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka


(43)

dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah yang dirancang dengan memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Tujuan dari metode ilmiah ini adalah agar terciptanya peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Pendekatan metode ilmiah mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a) Langkah-langkah pendekatan saintifik

1) Mengamati

Dalam mengamati siswa diminta menentukan obyek apa yang akan diobservasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi baik primer maupun sekunder, serta menentukan letak obyek yang akan diobservasi dan media-media yang akan digunakan dalam observasi. 2) Menanya

Selain bertanya kepada siswa, pendidik juga harus membimbing atau memandu peserta didiknya dengan baik serta mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak yang baik. Ketika peserta didik salah dalam menjawab, maka peranan pendidik adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir ulang, tetapi peserta didik sama sekali tidak bisa menjawab maka pendidik merubah pertanyaan tersebut. Proses ini akan merangsang aspek kognitif anak dalam memecahkan masalah serta membuat peserta didik berpikir divergen bukan konvergen.


(44)

3) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

4) Mencoba

Dimasudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.

5) Membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Membentuk jejaring dimaksudkan agar siswa mampu mengkomunikasikan hasil dari pembelajaran yang didapatnya. Dalam pendekatan saintifik, proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu, sikap (attitude), keterampilan(skill), dan pengetahuan (knowledge) Ranah sikap mengajarkan kepada siswa untuk “ tahu mengapa”, ranah mengajarkan kepada siswa agar “ tahu bagaimana” dan ranah sikap mengajarkan kepada siswa tentang “ tahu apa” (kemendikbud, 2013).

Selain lima langkah tersebut, dalam pembelajaran juga harus menyentuh tujuh kriteria pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebut adalah: b) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu bukan hanya sebatas kira-kira, khayalan, atau dongeng semata


(45)

c) Adanya komunikasi yang interaktif antara guru dengan siswa dan lingkungan sekitar, bukan hanya komunikasi antara guru dengan siswa atau komunikasi satu arah.

d) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pembelajaran.

e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama laindari materi pembalajaran.

f) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir, yang rasional dan obyektif dalam merespon materi pembelajaran.

e. Penilaian Otentik

Menurut Kemendikbud (2013:1) penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang diperoleh dari menganalisis dan menafsirkan data dari hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Kemendikbud (2013:5) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output)


(46)

pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

Pusat Kurikulum dalam Majid (2014:236) penilaian otentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa melalui penerapan prinsip penilaian yang dilaksanakan berkelanjutan dengan bukti-bukti otentik.

Majid (2014: 238) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Rustaman (2006) mengatakan penilaian otentik mengacu pada penilaian yang dilakukan secara langsung sehingga penilaian dapat dilakukan dengan sebenarnya sesuai keadaan siswa pada saat itu juga.

Nurhadi (2004:172) mengungkapkan penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait perkembangan dan pencapaian pembelajaran mengunakan berbagai teknik hingga menunjukkan bahwa pembelajaran telah dikuasai siswa. Mueller dalam Rustaman (2006) menjelaskan penilaian otentik merujuk pada siswa agar menampilkan tugas pada situasi yang nyata dan alami, sehingga penilaian berlangsung pada situasi sesungguhnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah salah bentuk penilaian yang dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek peserta didik seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan secara terintegrasi.

Menurut Kemendikbud (2013:9) teknik-teknik penilaian pendidikan sekolah dasar meliputi (1) Penilaian sikap. Penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal, (2) Penilaian pengetahuan.


(47)

penilaian pengetahuan dilakukan dengan cara tes tertulis, tes lisan dan penugasan. (3) Penilaian keterampilan. Penilaian penelitian dilakukan dengan cara kinerja, produk, proyek dan porofolio.

Menurut Kunandar (2014:38) Penilaian otentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Bisa mengukur semua aspek pembelajaran (sikap, pengetahuan dan keterampilan) artinya dalam melaksanakan penilaian harus mencakup aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan agar penilaian yang dilakukan benar-benar mengukur semua kemampuan yang dimiliki peserta didik

b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar artinya sebelum pendidik memulai proses belajar mengajar terlebih dahulu pendidik melakukan tes awal (pretest) tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan, kemudian dilanjutkan dengan tes akhir (posttest) tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik setelah mengikuti proses belajar.

c) Memanfaatkan berbagai sumber dan cara untuk mendukung proses pembelajaran agar terlihat menarik dan mengaktifkan siswa, artinya dalam proses belajar mengajar pendidik secara kreatif memanfaatkan berbagai media seperti lingkungan, media-media pembelajaran dan media lainnya yang bisa mendukung proses belajar mengajar agar pendidik tidak lagi menjadi titik utama proses belajar mengajar (satu


(48)

arah), tetapi proses pembelajaran itu menjadi multi arah. Tujuannya agar siswa mencari tahu sendiri materi yang dipelajarinya supaya materi yang dipelajarinya dapat bertahan lebih lama, sedangkan fungsi pendidik hanyalah sebagai fasilitator saja.

d) Menggunakan tes sebagai salah satu alat pengumpul data, artinya setelah peserta didik dan pendidik berproses dalam kegiatan belajar pendidik melakukan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didiknya selama kegiatan belajar, serta untuk membenahi kegiatan belajar peserta didik selanjutnya.

e) Tugas-tugas yang dberikan oleh guru harus mencerminkan kehidupan nyata siswa (contextual ), artinya tugas yang diberikan pendidik berangkat dari kehidupan nyata siswa agar mudah dipahami oleh siswa. f) Menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa ( bersifat kualitas), artinya tugas yang diberikan pendidik sesuai dengan keahlian atau kemampuan siswa, Sedangkan karakteristik penilaian otentik adalah (1) bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, (2) mengukur keterampilan dan performansi, (3) berkesinambungan dan dilaksanakan secara terintegrasi, (4) digunakan sebagai feed back (umpan balik).

Menurut modul kurikulum 2013 menjelaskan bahwa jenis-jenis penilaian otentik adalah:

a) Penilaian kinerja berupa proses dan aspek-aspek yang akan dinilai oleh pendidik. Dalam penilaian ini guru bisa melakukannya dengan cara meminta


(49)

siswa menyebutkan tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil dari penilaian ini adalah dengan menggunakan daftar cek, catatan anekdot, skala penilaian, dan memori atau ingatan.

b) Penilaian proyek (project assessment) adalah kegiatan penilaian terhadap tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik berdasarkan periode waktu tertentu. Penyelesaian tugas itu berupa investigasi yang dilakukan peserta didik dengan memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut (1) perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian, (4) pengolahan, (5) analisis, dan (6) penyajian data.

Hal-hal yang diperhatikan guru dalam melakukan penilaian projek adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, member makna atas informasi yang diperoleh, menulis laporan

2. Kesesuaian antara relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibuuhkan oleh peserta didik 3. Keslian proyek yang dihasilkan oeh peserta didik

c) Penilaian portofolio merupakan penilian atas kumpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kinerja dari dunia nyata. Penilaian ini berangkat dari seluruh hasil kerja peserta didik baik individu atau kelompok, melalui refleksi, kemudian dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi atau aspek.


(50)

Dalam penilaian portofolio hal yang diperhatikan oleh guru adalah: 1. Menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio

2. Guru dan peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat 3. Peserta didik ( sendiri atau kelompok) mandiri atau di bawah bimbingan

guru menyusun portofolio pembelajaran

4. Guru menghimpn dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai serta catatan tanggal pengumpulannya

5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu 6. Guru dan siswa membahas dokumen portofolio yang dihasilkan

7. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolionya.

d) Penilaian tertulis berbentuk uraian menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganaalisis, mensitesis, dan mengevaluasi materi yang sudah dipelajarinya. Tes tertulis yang akan digunakan berbentuk uraian dan bersifat komperhensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Menurut Mulyasa (2013:51) prinsip-prinsip penilaian otentik adalah :

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.


(51)

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. 2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mendukung berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dalam perangkat pembelajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai.

Menurut Kemp (dalam Trianto.2010:81), mengatakan bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut, setiap langkah perangkat pengembangan berhubungan langsung dengan evaluasi dan setelah evaluasi dapat dilakukan revisi untuk memperbaiki produk yang dibuat. Bentuk bagan pengembangan adalah lingkaran dan arah pengembangan perangkat pembelajaran berlangsung searah jarum jam yaitu dimulai dari identifikasi masalah, analisis siswa, analisis tugas, merumuskan indikator, penyusunan instrumen evaluasi, strategi pembelajaran, pemilihan media atau sumber belajar, pelayanan pendukung, kemudian evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang dilanjutkan dengan adanya revisi perangkat. Kemp mengungkapkan bahwa uji coba produk yang dikembangkan


(52)

merupakan uji coba terbatas oleh karena itu sampel uji coba produk dapat dilakukan kepada responden dengan jumlah yang sedikit.

Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2010 : 83)

Gambar 3. Sistem Pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E Kemp

1. Identifikasi Masalah ( Instructional Promblems)

Menurut Kemp dalam Trianto (2010 : 82) tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum


(53)

2. Analisis Siswa ( Learner Characteristic)

Menurut Kemp dalam Trianto ( 2010 : 82 ) analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi dalam Trianto ( 2010 : 83) mengatakan perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

b. Karakteristik Siswa

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Menurut Ibrahim dalam Trianto ( 2010 : 83) mengatakan analisis karakteristik ini meliputi (1)kemampuan akademik,(2)usia dan tingkat kedewasaan, (3)motivasi terhadap mata pelajaran, (4)pengalaman, (5)keterampilan psikomotor, (6)kemampuan bekerja sama, (7)keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp dalam Trianto ( 2010 : 83 ) mengatakan analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan


(54)

dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

4. Merumuskan Indikator ( Instructional Objective)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Content Sequencing)

Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar, dalam bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan petunjuk keabsahan soal ujian.

6. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Menurut kardi dalam Trianto ( 2010 : 86 ) mengatakan bahwa pada tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ( Instructional Resource)

Menurut Kemp dalam Trianto ( 2010 : 88 ) mengatakan bahwa pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas.


(55)

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. Jika sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dengan benar maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberikan kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual.

8. Pelayanan Pendukung ( Support Service )

Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat namun menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung ini antara lain: kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

9. Evaluasi Formatif ( Formmative Evaluation )

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas


(56)

10.Evaluasi Sumatif ( Summative Evaluation )

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revission)

Menurut Kemp dalam Trianto(2010:89) mengatakan bahwa kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dibuat berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan bagi pengembangan perangkat pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan identifikasi kebutuahan awal akan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas I SD. Perangkat pembelajaran yang baik tidak hanya mengacu pada unsur-unsur di atas, perlu adanya suatu instrumen untuk mengevaluasi suatu produk perangkat pembelajaran apakah layak untuk digunakan oleh siswa.

2.1 Silabus

Menurut Salim(1987) dalam Hidayat (2013:100) mendefinisikan silabus sebagai “ garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan garis besar atau pokok-pokok materi pelajaran yang merupakan penjabaran


(57)

lanjutan dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa melalui perumusan indikator.

Silabus disusun berdasarkan standar isi, yang di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar ( KD), indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian.

2.2 Pengembangan silabus

Menurut Dwicahyono (2014:6) tahap-tahap pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) pada atau pusat kegiatan guru (PKG) dan dinas pendidikan.

2.3 Prinsip pengembangan silabus

Menurut Dwicahyono(2014:8) prinsip pengembangan silabus meliputi 9 prinsip yaitu :

1. Ilmiah

Keseluruhan materi yang ada di dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.


(58)

Komponen-komponen yang terdapat dalam silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi

4. Konsisten

Adanya hubungan yang ajeg antara semua komponen yang terdapat dalam silabus seperti, KD, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian

5. Memadai

Indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian harus memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar

6. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan sistem penilaian harus sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi

7. Fleksibel

Seluruh komponen yng terdapat dalam silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat, dan materi ajar harus ditentukan berdasarkan budaya daerah setempat maksudnya adalah agar materi yang diajarkan tidak bertentangan dengan budaya peserta didik dalam lingkungan tersebut

8. Menyeluruh

Komponen yang disusun dalam silabus harrus mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik


(59)

Kewenangan pengembangan silabus bergantung pada budaya daerah masing-masing atau sekolah masing-masing-masing-masing.

2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ( RPPTH )

Menurut Sanjaya (2008:173) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.

Kemendikbud (2013:37) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan sebuah program perencanaan tatap muka yang disusun sebagai pedoman untuk mengetahui aktivitas dan kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran dalam setiap pertemuan.

Dalam penyusunan RPP seorang pendidik harus mengetahui dan mengerti setiap komponen-komponen yang terdapat dalam RPP agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat benar-benar saling berkaitan dan tidak terlepas dari kemampuan dan kebutuhan peserta didik, agar tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan proses pembelajaran bisa tercapai dengn baik.

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah Identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode


(60)

pembelajaran, media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, penilaian, evaluasi, dan refleksi.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ( RPPTH ) yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Dalam pembelajaran tematik integratif ini, pendidik diharapkan mampu kreatif dalam mendesain proses pembelajaran agar peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu persiapan diri sebagai seorang pendidik sangat penting.

Menurut Kemendikbud (2013:12) proses pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya, agar pendidik lebih aktif mempersiapkan diri dalam proses belajar mengajar.

Menurut Kemendikbud (2013:12) RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema. RPP tematik dikembangkan oleh seorang pendidik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengkaji silabus tematik

Kemendikbud (2013:12) menyatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum sekolah dasar. Komponen silabus mencakup: kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam kurikulum 2013, memang silabus


(61)

sudah disiapkan oleh pemerintah, tetapi peranan seorang pendidik sangat dibutuhkan dalam mengkaji silabus tersebut agar tema/sub tema serta langkah-langkah pembelajaran yang dipersiapkan bersentuhan langsung dengan kebutuhan peserta didik.

2. Mengkaji buku guru

Menurut Kemendikbud (2013:13) hal-hal yang perlu dikaji dalam buku guru adalah:

a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI). b. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) 1 dan 2 serta KD 3 dan 4.

c. Ruang lingkup pembelajaran untuk satu sub tema yang terdiri dari 6 pembelajaran dalam 1 minggu (untuk kelas I)

d. Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.

e. Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang mencakup:

1) Nama kegiatan 2) Tujuan pembelajaran

3) Media dan alat pembelajaran 4) Langkah-langkah kegiatan 5) Penilaian.

f. Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk melakukan kegiatan remedial dan pengayaan.


(62)

Dalam mengkaji hal -hal tersebut bukan hanya berpatokan pada buku guru maupun buku siswa, tetapi seorang pendidik harus memperhatikan kebutuhan peserta didik serta hal-hal seperti media pembelajaran yang dialami dan nyata serta bisa diindrakan oleh peserta didik, agar pembelajarannya benar-benar menarik perhatian peserta didik dan tidak menimbulkan kejenuhan peserta didik selama mengikuti pembelajaran.

2.4.1 Prinsip penyusunan RPP

Menurut Permendikbud (2013:6) dalam menyusun RPP, seorang pendidik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.


(1)

Bahasa Indonesia

3.2. Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakat bahasa daerah untuk membantu pemahaman 4.2. Mempraktikkan teks arahan/ petunjuk tentang merawat tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian 2.4. Memiliki Bahasa Indonesia 3.2.1Menyampaikan laporan hasil pengamatan

4.2.1Menebalkan huruf-huruf pada kata

2.4.1Disiplin dalam

Bahasa Indonesia: Kegiatan mandi

Matematika: Operasi

penjumlahan dan kemunculan bilangan 1-10

1.

Siswa mengamati gambar

di

buku

siswa

(Mengamati).

2.

Siswa ditanya, menurut

siswa apakan tidur Edo

nyenyak

atau

tidak

nyenyak (jawab: nyenyak,

tidak

nyenyak)

(Menanya).

3.

Tanyakan

bila

siswa

menjawab nyenyak atau

tidak

nyenyak,

apa

alasannya (Menalar)

4.

Siswa menirukan guru

membaca

teks

dengan

Bahasa Indonesia

1. Pengetahuan : tes tertulis 2. Keterampilan: Penugasan 3. Sikap individu/sosial: Rubrik penilaian dan lembar observsi

4. Spiritual: rubrik penilaian dan lembar observasi

Matematika

1. Pengetahuan : tertulis 2. Keterampilan: Penugasan 3. Sikap individu/sosial: Rubrik penilian dan lembar observasi 4. Spiritual: rubrik

penilaian dan lembar observasi 5 JP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Diriku: Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas I -- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hal 80-82)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Diriku: Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas I -- Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hal 78-85)


(2)

140

kedisiplinan dan tanggung jawab merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

1.2. Menerima

keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar

Matematika

3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain 4.1.Mengemukakan

kembali dengan kalimat sendiri dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan

menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar 2.4.2Tanggungjawab

dalam menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar

1.2.1Mensyukuri tubuh sebagai anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya

Matematika

3.2.1Mengidentifikasi kemunculan bilangan 1-10

4.1.1Melakukan operasi penjumlahan bilangan 1–10

suara nyaring (Mencoba).

5.

Siswa

mengerjakan

latihan menebalkan huruf

(Mengkomunikasikan).


(3)

pengurangan terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya 4.8. Mengurai sebuah

bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai

kemungkinan jawaban 2.1.Menunjukkan

perilaku patuh pada aturan dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan sesuai prosedur/aturan dengan

memperhatikan nilai tempat puluhan dan satuan

1.2.Menerima

keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta

4.8.1Menentukan pasangan bilangan 1-10

2.1.1Patuh pada aturan dalam

melakukan penjumlahan dan

pengurangan

1.2.1.Mensyukuri tubuh sebagai anugerah Tuhan


(4)

142

benda-benda di alam sekitar

Mengetahui,

Yogyakarta, 28 Agustus 2015

Kepala Sekolah

Calon Guru


(5)

Lampiran 7 Biodata Penulis

BIODATA PENULIS

Lasarus Hilly lahir di Mundek, 22 Agustus 1992

Pendidikan Sekolah Dasar diperoleh di SD Inpres Mundek

Kabupaten Rote Ndao, Desa Lidor dan tamat pada tahun 2005.

Pendidikan Menengah Pertama (SMP) diperoleh di SMP Ita Esa

Kabupaten Rote Ndao, Desa Lidor dan tamat pada tahun 2008. Pendidikan Menengah

Atas (SMA) juga diperoleh di SMA Ita Esa Kabupaten Rote Ndao, Desa Lidor dan

tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti mengikuti Program Profesi Guru terintegrasi (PPGT) dan

terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di

per

guruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “

Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Subtema Aku Merawat Tubuhku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa

kelas I Sekolah Dasar

”. Pengembangan

perangkat pembelajaran tersebut dilakukan karena

masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu

Kurikulum SD 2013.


(6)