Pengembangan media konvensional berbasis multiple intelligence pada subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

(1)

ix

ABSTRAK

Fitria, Ahmad. (2016). Pengembangan Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence Kelas IV.

Pencapaian tujuan kurikulum 2013 dapat dikembangkan dengan multiple intelligence menurut teori Gardner. Pengembangan prototipe media konvensional ini mengakomodasi multiple intelligence. Tujuan dari pengembangan media ini adalah untuk: (1) menghasilkan media konvensional, (2) menilai kualitas prototipe media konvensional.Peserta didik SDN Kalasan 1 memiliki berbagai kecerdasan yang meliputi: kecerdasan linguistic dimana siswa mampu berbahasa pada saat mempresentasikan depan kelas, kecerdasan matematis logis dimana siswa mampu mengerjakan soal-soal matematika dengan baik, kecerdasan kinestetik dimana siswa mampu menggerakan anggota tubuhnya dengan cara menari, kecerdasan musical dimana siswa mampu mengolah rasa dengan bermain musik, kecerdasan interpersonal dimana siswa mampu mengerjakan tugas secara berkelompok, kecerdasan natural dimana siswa mampu menghargai perbedaan agama.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan(research and development) dari Borg and Gall. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancaradankuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan menggunakan skala Likert.

Prosedur pengembangan media konvensional dilakukan dengan langkah-langkah: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisidesain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media konvensional memiliki kualitas yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata penilaian dari keempat validator. Pakar validator media konvensional oleh dosen G menunjukkan skor 4,19. Pakar validator media konvensional oleh dosen P menunjukkan 4,09. Pakar validator oleh guru S kelas IV menunjukkan 4,45 dan pakar validator oleh guru S. R kelas IV menunjukkanskor 3,90.

Kata Kunci : penelitian dan pengembangan, media pembelajaran konvensional, multiple intelligence


(2)

x ABSTRACT

Fitria, Ahmad. (2016). Development of Conventional Media Based on Multiple Intelligence for Grade IV.

Achievement of the objectives of the 2013 Curriculum can be developed with Gardner's theory of multiple intelligence. The prototype development of conventional media could accommodate multiple intelligence. School SDN Kalasan 1 has a variety of intelligences include: linguistic intelligence which students were able to speak presentation the class, mathematical intelligence logical that students are able to do math problems well, kinesthetic intelligence where students are able to move his limbs by way of dancing, intelligence where students are able to process musical taste by playing music, interpersonal intelligence where students were able to do the work in groups, natural intelligence where students were able to appreciate the differences of religion. The purpose of the development of the media were to produce conventional media and to assess the quality of the prototype of the conventional media. The research was a research and development based on Borg and Gall. The data gathering techniques used were interview and questionnaire. The data analysis technique was descriptive quantitative analysis technique which was then converted into qualitative data by using Likert scale. The procedure of the development of the conventional media was done through some steps: (1) potential and problem; (2) data gathering; (3) product design; (4) design validation; (5) design revision. The results showed that the conventional media had good quality. It was demonstrated by the mean score of the assessment by four validators. The first expert validator of the conventional media was lecturer G that showed the score of 4.19. The second expert validator of the conventional media was lecturer P that showed the score of 4.09. The third expert validator was a fourth grade teacher, teacher S, that showed the score of 4.45. The last expert validator was fourth grade teacher, teacher S. R that showed the score of 3.90.

Keywords : research and development, conventional learning media, multiple intelligence


(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL BERBASIS

MULTIPLE INTELLIGENCE SUBTEMA KEBERGAMAN

BUDAYA BANGSAKU UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fitria Ahmad M. Ali NIM. 121134257

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

ALLAH SWT

Segala puji bagi Mu Ya Allah yang selalu memberikan kelancaran dan bertambahnya ilmu untuk hamba dalam menyusun skripsi.

Bapak Alm. Ahmad M. Ali

Yang selalu memberikan nasihat kepada saya untuk menjadi anak yang hebat dalam keluarga

Ibunda Siti Nur Tercinta

Yang selalu berdoa untuk saya dan selalu memberikan motivasi kepada saya.

Kakak Junedin Ahmad, Sumarni Ahmad, dan Marlina Ahmad Yang selalu memberikan canda tawa,dan menyemangati saya dalam

menyusun skripsi Keluarga besarku

Yang selalu memberikan teladan yang baik untuk menjadi orang-orang bertakwa


(7)

v

PPGT ANGKATAN 2012

Yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan selalu menasihati untuk terus belajar

PPGT ANGKATAN 2011 DAN 2013

Yang selalu memberikan arahan yang baik untuk saya dalam menyusun skripsi

Teman kutercinta Ayu Rachmayani

Yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa sekaligus membantu saya dalam menyusun skripsi

Teman ku Estha, Edelty, Fanny yang selalu memberikan perhatian dan dukungan dalam menyusun skripsi

Teman ku Elisabet Awe, Adriana Octavia Z. Carion, Lina Hermelinda yang selalu menyemangti saya dalam menyusun skripsi

Dosen-dosen yang saya banggakan: Ibu Maslichah, Pak Puji, Pak Galih, Ibu Ika,Pak Adimasana, Pak Wahana, dan dosen-dose yang lain yang tidak bias

diesbut persatu-satu yang sudah memberikan arahan yang terbaik, dan motivasi dalam perkuliahan.


(8)

vi

MOTTO

Niat Akan Menciptakan Nasib Kita

Agar kamu tidak bersedih hati

terhadap apa yang luput dari kamu, dan

tidak pula terlalu gembira terhadap apa

yang Diberikan-Nya kepadamu.

Allah tidak Menyukai setiap orang yang

sombong dan membanggakan diri (Surah


(9)

(10)

(11)

ix

ABSTRAK

Fitria, Ahmad. (2016). Pengembangan Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence Kelas IV.

Pencapaian tujuan kurikulum 2013 dapat dikembangkan dengan multiple intelligence menurut teori Gardner. Pengembangan prototipe media konvensional ini mengakomodasi multiple intelligence. Tujuan dari pengembangan media ini adalah untuk: (1) menghasilkan media konvensional, (2) menilai kualitas prototipe media konvensional.Peserta didik SDN Kalasan 1 memiliki berbagai kecerdasan yang meliputi: kecerdasan linguistic dimana siswa mampu berbahasa pada saat mempresentasikan depan kelas, kecerdasan matematis logis dimana siswa mampu mengerjakan soal-soal matematika dengan baik, kecerdasan kinestetik dimana siswa mampu menggerakan anggota tubuhnya dengan cara menari, kecerdasan musical dimana siswa mampu mengolah rasa dengan bermain musik, kecerdasan interpersonal dimana siswa mampu mengerjakan tugas secara berkelompok, kecerdasan natural dimana siswa mampu menghargai perbedaan agama.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan(research and development) dari Borg and Gall. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancaradankuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan menggunakan skala Likert.

Prosedur pengembangan media konvensional dilakukan dengan langkah-langkah: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisidesain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media konvensional memiliki kualitas yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata penilaian dari keempat validator. Pakar validator media konvensional oleh dosen G menunjukkan skor 4,19. Pakar validator media konvensional oleh dosen P menunjukkan 4,09. Pakar validator oleh guru S kelas IV menunjukkan 4,45 dan pakar validator oleh guru S. R kelas IV menunjukkanskor 3,90.

Kata Kunci : penelitian dan pengembangan, media pembelajaran konvensional, multiple intelligence


(12)

x ABSTRACT

Fitria, Ahmad. (2016). Development of Conventional Media Based on Multiple Intelligence for Grade IV.

Achievement of the objectives of the 2013 Curriculum can be developed with Gardner's theory of multiple intelligence. The prototype development of conventional media could accommodate multiple intelligence. School SDN Kalasan 1 has a variety of intelligences include: linguistic intelligence which students were able to speak presentation the class, mathematical intelligence logical that students are able to do math problems well, kinesthetic intelligence where students are able to move his limbs by way of dancing, intelligence where students are able to process musical taste by playing music, interpersonal intelligence where students were able to do the work in groups, natural intelligence where students were able to appreciate the differences of religion. The purpose of the development of the media were to produce conventional media and to assess the quality of the prototype of the conventional media. The research was a research and development based on Borg and Gall. The data gathering techniques used were interview and questionnaire. The data analysis technique was descriptive quantitative analysis technique which was then converted into qualitative data by using Likert scale. The procedure of the development of the conventional media was done through some steps: (1) potential and problem; (2) data gathering; (3) product design; (4) design validation; (5) design revision. The results showed that the conventional media had good quality. It was demonstrated by the mean score of the assessment by four validators. The first expert validator of the conventional media was lecturer G that showed the score of 4.19. The second expert validator of the conventional media was lecturer P that showed the score of 4.09. The third expert validator was a fourth grade teacher, teacher S, that showed the score of 4.45. The last expert validator was fourth grade teacher, teacher S. R that showed the score of 3.90.

Keywords : research and development, conventional learning media, multiple intelligence


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahirabbil „alamiin, segala puji bagi mu ya Allah SWT yang telah memberikan rahmat-hidayah, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul pengembangan media konvensional berbasis multiple intelligence pada subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah dasar.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung atau pun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd..selaku wakil Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. MaslichahAsy‟ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran sekaligus memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xii


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN MOTTO...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...viii

ABSTRAK...ix

ABSTRACT...x

KATA PENGANTAR...xi

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL...xvi

DAFTAR GAMBAR...xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...7

E. Keterbatasan Pengembangan...9

F. Definisi Operasional...9

G. Spesifikasi Produk yang dikembangkan...10

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran...11

1. Pengetian Media...11

2. Landasan Teoritis Penggunaan Media...12

3. Ciri-ciri Media...15


(16)

xiv

5. Fungsi Media...18

6. Prinsip Pemilihan Media...19

7. Faktor Pemilihan Media...21

8. Manfaat Media...21

9. Media Pengajaran...22

B.Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence)...28

1. Pengertian Teori Kecerdadan Ganda...28

2. Macam-macam Kecerdasan Ganda...28

3. Kajian Penelitian Relevan...35

a. Penelitian tentang media pembelajaran...35

b. Penelitian tentang multiple intelligence...37

4. Kerangka Berpikir...39

5. Pertanyaan Penelitian...40

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian...41

B.Setting Penelitian...41

C.Prosedur Pengembangan...42

D.Teknik Pengumpulan Data...46

E. Instrumen Penelitian...46

F. Teknik Analisis Data...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penenlitian...53

1. Data Hasil Analisis Kebetuhan...53

2. Produksi Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence...53

a. Desain media konvensional kelas IV Berbasis Multiple Intelligence...56

b. Pembuatan Media Konvensional Berbasisi Multiple Intelligence...58

3. Hasil Validasi Produk dan Revisi Produk...75

a. Data Validasi Pakar Media Konvensional...75

b. Data Validasi Guru Kelas IV...78


(17)

xv

B. Pembahasan...82

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan...87

B. Keterbatasan Penelitian...88

C. Saran...88

DAFTAR PUSTAKA...90

LAMPIRAN...91


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 31 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Media Pembelajaran...47

Tabel 3.2 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan...48

Tabel 3.3 Konversi Data Kuantitatif dan Kualitatif Skala Lima...50

Tabel 4.1 Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Oleh Dosen G...75

Tabel 4.2 Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Oleh Dosen P...75

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Pakar Media Pembelajaran Oleh Dosen G...77

Tabel 4.4 Komentar dan Saran Pakar Media Pembelajaran Oleh Dosen P...77


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale...13

Gambar 4.1 Peta Budaya...59

Gambar 4.2 Kartu Gambar dan Kotak Penyimpanan…...60

Gambar 4.3 Rumah Adat...61

Gambar 4.4 Kartu Gambar Kotak Penyimpanan...63

Gambar 4.5 Poster Keberagaman...64

Gambar 4.6 Alat Musik...65

Gambar 4.7 Gambar dan Kotak Penyimpanan...67

Gambar 4.8 Papan Monopoli Keberagaman...69

Gambar 4.9 Dadu Permainana Monopoli...70

Gambar 4.10 Kartu Soal dan Kotak Penyimpanan...71

Gambar 4.11 Kartu Bintang...72

Gambar 4.12 Aneka Bangun Datar...73


(20)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian...39 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research dan Development....42 Bagan 3.2 Tahap Pengembangan Media Konvensional Kelas IV Berbasis Multiple...44


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian...94

Lampiran 2 Surat Izin Validasi...95

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan...97

Lampiran 4Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013...100

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV...108

Lampiran 6 Silabus...119 Lampiran 7 Biodata Penulis...


(22)

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 4 menekankan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai Kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Cita-cita bangsa ini bukan hanya mencerdaskan anak bangsa secara kognitif, namun keterampilan yang harus ditanamkan oleh peserta didik. Keterampilan merupakan suatu kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada. Di sekolah, setiap anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-beda. Anak cerdas biasanya mempunyai kreativitas yang tinggi, meskipun ada juga anak yang kecerdasannya biasa-biasa saja tetapi memiliki kreativitas yang tinggi.

Tingkat kecerdasan atau sering disebut dengan inteligensi merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Kecerdasan yang dimiliki peserta didik sangat berbeda-beda. Adapun peserta didik yang mampu di bidang kognitif, keterampilan, dan sikap baik sikap spiritual maupun sosial. Ada peserta didik yang memiliki kecerdasan yang tinggi atau superior, yang


(24)

2 jika dinyatakan dalam hasil tes IQ (Intelligent Quotient) mencapai 120 atau lebih, jumlahnya sekitar 10-20% dari suatu populasi. Ada peserta didik yang mempunyai IQ rata-rata dan normal, yaitu sekitar 90-119 jumlahnya sekitar 60-70%, dan sisanya termasuk mempunyai IQ di bawah rata-rata. Dalam kegiatan belajar sehari-hari, tingkat kecerdasan peserta didik dapat diamati dari kemampuan belajarnya, yaitu cepat, tepat, dan akurat. Ada peserta didik yang dalam sekejap dapat menyelesaikan soal dengan benar, ada yang dapat menyelesaikan dengan susah payah. Pada dasarnya perbedaan ini menunjukkan perbedaan dalam tingkat kecerdasan.

Menurut Indiana (dalam Yaumi, 2012: 11) mengemukakan bahwa kecerdasan manusia seharusnya dilihat dari tiga komponen utama yaitu; kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan, kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan kemampuan untuk mengkritik pikiran dan tindakan sendiri. Kecerdasan manusia pada dasarnya meliputi sembilan aspek yaitu; kecerdasan verbal-linguistik yang merupakan kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis. Kecerdasan logis-matematis merupakan kemampuan yang berkenan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan visual-spasial merupakan kecerdasan yang dikaitkan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni arsitektur. Kecerdasan jasmaniah-kinestik merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan berbagai macam produk


(25)

3 Kecerdasan berirama-musik merupakan kemampuan menangkap dan menikmati musik dan bunyi-bunyi berpola nada. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami diri yang akurat meliputi kekuatan, motivasi dan menghargai diri. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain. Kecerdasan naturalistik merupakan kemampuan atau kepekaan terhadap alam (flora dan fauna), serta kecermatan menemukan ciri-ciri spesies dan unsur alam yang lain. Kecerdasan eksistensial-spiritual merupakan kemampuan kapasitas hidup manusia yang bersumber dari hati yang terilhami dalam bentuk kodrat untuk dikembangkan dan ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup.

Kesembilan kecerdasan tersebut ada pada setiap peserta didik dan perlu dikembangkan secara maksimal sehingga peserta didik yang dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat dibantu dan dibimbing untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut, dalam hal ini pendidikan melalui metode pembelajarannya merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk mengembangkannya.

Untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, inovatif, cakap dan berwatak, kualitas pendidikan haruslah diperhatikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari berbagai elemen salah satunya adalah media pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran bagi pembelajar di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang


(26)

4 pembangunan nasional. Pada posisi ini peran pengajar sangat menentukan, sebab pengajarlah yang terlibat langsung dalam membina dan mengajar para pembelajar di sekolah melalui proses pembelajaran. Salah satu upaya peningkatan proses adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Penggunaan media dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para pembelajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak dan suara yang direkam. Oleh karena itu media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatas hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh, atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait pengembangan media konvensional berbasis kecerdasan ganda pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu S, guru sudah menggunakan media baik media kontekstual ataupun media IT. Guru sudah sangat memahami arti penting media dalam mengajar dimana media adalah sarana untuk menyampaikan informasi serta salah satu pokok kebutuhan. Guru S


(27)

5 mengatakan bahwa bahwa media adalah salah satu proses pembelajaran aktif pada peserta didik dan dapat mengetahui kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

Jika tidak ada media, informasi tidak akan disampaikan dengan baik. Guru S sering menggunakan media dalam bentuk berbeda-beda. Ada media yang dari lingkungan sekitar atau media-media gambar yang guru S buat sendiri serta media yang sudah disediakan oleh pemerintah. Jika tidak mempunyai media, beliau akan menggunakan media secara nyata dengan lingkungan sekitar, ataupun beliau akan membuat sendiri dalam bentuk yang sederhana. Dalam menyampaikan materi, media manakah yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Misalnya, guru S mau mengajarkan materi bentuk-bentuk daun, itu bisa mewujudkan dalam dunia nyata. Guru S membawa peserta didik ke kebun, dan itupun salah satu alternatif kegiatan pembelajaran yang menarik.

Beliau juga mengatakan bahwa peserta didik sebenarnya tidak memiliki satu jenis keahlian saja. Peserta didik SDN Kalasan 1 memiliki berbagai kecerdasan yang meliputi: kecerdasan linguistik dimana siswa mampu berbahasa pada saat mempresentasikan depan kelas, kecerdasan matematis logis dimana siswa mampu mengerjakan soal-soal matematika dengan baik, kecerdasan kinestetik dimana siswa mampu menggerakan anggota tubuhnya dengan cara menari, kecerdasan musikal dimana siswa mampu mengolah rasa dengan bermain musik, kecerdasan interpersonal dimana siswa mampu mengerjakan tugas secara berkelompok, kecerdasan natural dimana siswa


(28)

6 mampu menghargai perbedaan agama. Jadi disini konsep yang dilimiki oleh guru S dalam multiple intelegence itu bahwa guru harus pandai menghargai kemampuan intelegensi siswa. Oleh karena itu, multiple intelligences akan memunculkan peserta didik yang kurang mampu dan pintar. Sehingga pembelajaran saat ini sangat menghargai multiple intellingence, dengan mengembangkan sembilan ranah pembelajaran, namun di SD N Kalasan satu hanya memaparkan empat ranah yang mencakup kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dari situ guru akan menggali potensi yang dimiliki peserta didik dan menampakan kemampuan peserta didik.

Beliau mengatakan bahwa, guru terlalu mendominasi pelajaran yang sebenarnya diharapkan oleh kurikulum sekarang ini guru berperan hanya sedikit. Guru hanya sebagai fasilitator jika peserta kurang mengetahui. Tetapi dengan keterbatasan sarana dan prasarana, guru itu masih ragu-ragu. Dikatakan guru mau belajar dengan media kontekstual, guru mau tidak mau harus mengaktifkan siswa. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangan media pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi pelajaran sesuai intelegensi yang dimilikinya.

Dengan melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya pembuatan media untuk mengetahui kemampuan atau untuk menfasilitasi, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.


(29)

7

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prosedur Pengembangan Media Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana Kualitas Produk Media Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Cara Prosedur Pengembangan Media Konvesional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

2. Mengetahui Kualitas Produk Media Konvensional Berbasis Kecerdasan Ganda Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

D. Manfaat Pengembangan

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru dalam mengolah Media Konvensional Berbasis


(30)

8 Multiple Intelligence Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membuat media konvensional berbasis multiple intelligence dasan ganda subtema Keberagaman Budaya Bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan khususnya dengan penggunaanmedia konvesional berbasis multiple intelligence pada subtema Keberagaman Budaya Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Bagi sekolah, dapat memperoleh dan mengembangkan media konvensional berbasis multiple intelligence pada subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

5. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya penggunaan media konvensional berbasis multiple


(31)

9 intelligence subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Untuk Siswa Kelas IV Seklah Dasar.

E. Keterbatasan Pengembangan

1. Pengembangan media konvensional berbasis multiple intelligence ini terbatas pada kelas IV subtema Keberagaman Budaya Bangsaku. 2. Pengembangan media konvensional berbasis multiple intellingence ini

terbatas pada tahap revisi produk berdasarkan hasil validasi ahli. F. Definisi Operasional

1. Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan.

2. Media konvensional adalah: Media pembelajaran sederhana yang telah dirancang oleh seseorang yang terbuat dari berbagai bahan-bahan atau alat-alat yang terdapat di sekitar lingkungan. Media konvesional bertujuan agar materi yang diajarkan mudah dipahami oleh peserta didik.

3. Multiple Intelligence adalah kecerdasan jamak yang dikemukakan oleh Fleetham, 2006 (dalam Yaumi ;2012-12) berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan persoalan dalam pembelajaran. Gardner juga menemukan delapan macam kecerdasan ganda yakni ; kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, berirama-musik, jasmaniah-kinestetik, interpersonal, intrapersonal dan naturalistik.


(32)

10

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut ini : 1. Media konvensional berbasis multiple intelligence memuat materi

subtema keberagaman budaya bangsaku.

2. Media konvensional berbasis multiple intelligence yang dikembangkan meliputi : peta budaya, rumah adat, kartu gambar keberagaman, poster keberagaman, alat musik dan kartu bangun datar untuk setiap pembelajaran.

3. Media konvensional berbasis multiple intelligence mengembangkan kesembilan kecerdasan yang meliputi : kecerdasan linguistik, kecerdasan Matematis-Logis, kecerdasan ruang, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial.


(33)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Menurut Sadiman (2008: 6) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne (dalam Sadiman, 2008: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanya untuk belajar. Sementara Briggs (dalam Sadiman, 2008: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya seperti buku film, kaset, film bingkai.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gerlach (dalam Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pngetahuan, keterampilan atau sikap. Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat sedemikian rupa sehingga tercapainya proses pembelajaran berlangsung dalam kelas (Sadiman, 2008: 7).


(34)

12

2. Landasan Teoritis Penggunaan Media

Menurut Bruner (Dalam Arsyad, 2007: 7) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial / gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).

a. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, yaitu dengan menggunakan benda-benda yang terdapat disekitar atau benda nyata.

Misalnya arti kata “simpul” mempunyai makna bahwa siswa akan

secara langsung membuat tali simpul.

b. Pengalaman pictorial / gambar (iconic )merupakan suatu gambar atau image dengan menggunakan berbagai macam benda seperti foto,

video atau lukisan. Kata “simpul” disajikan dalam bentuk gambar,

lukisan,foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali

untuk membuat “simpul” mereka dapat mempelajari dan

memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film.

c. Pengalaman abstrak merupakan tahap mental atau mencocoknya mengenai apa yang di dengar oleh siswa melalui pengalaman

langsung. Jika siswa mendengar kata “simpul” secara abstrak siswa

akan mempunyai gambaran tentang tali simpul dengan menghubungkan pengalaman nyata.

Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam

upaya memperoleh „pengalaman‟ (pengetahuan, keterampilan, atau

sikap) yang baru. Proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis


(35)

13 pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba (Arsyad, 2007: 10). Adapun gambar kerucut pengalaman Edgar Dale sebagai berikut :

Abstrak Symbolic

iconic

enactive

Gambar 1Kerucut Pengalaman Konkrit

Lambang Verbal

Radio,tape, gambar Lambang

Visual Gambar hidup/film

Televisi Pameran Wisata Pengalaman tiruan

Demonstrasi Dramatisasi Pengalaman langsung


(36)

14 Kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale dalam (Sanaky; 2013: 48) dengan pola berpikir dari konkrit sampai abstrak. Penjelasan kerucut sebagai berikut:

1) Pengalaman langsung yaitu pengalaman yang diperoleh dengan jalan hubungan langsung dengan benda-benda, kejadian, dan pembelajar bekerja sendiri, mengalami sendiri, memecahkan masalah sendiri. Semua yang dilakukan berdasarkan pada tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

2) Pengalaman tiruan yaitu pengalaman yang diperoleh melalui benda-benda atau kejadian tiruan dari yang sebenarnya atau penciptaan kembali benda-benda tersebut.

3) Pengalaman Dramatisasi yaitu penyajian dalam bentuk drama, dari berbagai gerakan sampai kepermainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi. Manfaatnya: banyak menarik perhatian, para pelaku menyelami watak yang diperankan, mempunyai nilai penyembuh, melatih kerjasama, dan melatih penguasaan bahasa, sikap, suara, mimik, dan gaya.

4) Demonstrasi yaitu percontohan atau pertunjukkan cara membuat atau cara melayani sesuatu proses. Dalam proses pembelajaran memerlukan alat-alat, bahasa yang sederhana, persiapan yang baik, waktu yang cukup, dan tempat memadai.

5) Karyawisata yaitu mengajak siswa untuk melihat obyek di luar sekolah dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa.


(37)

15 6) Pameran yaitu mempertunjukkan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah kepada warga sekolah serta masyarakat pada umumnya.

7) Televisi yaitu suatu media untuk menyampaikan pesan pendidikan dan pengajaran kepada siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya.

8) Gambar Hidup (film) yaitu rangkaian suatu gambar dan suara yang menampilkan cerita dan gambar yang mudah dipahami.

9) Radio yaitu siaran radio dapat disampaikan pengajaran secera efektif, dan akan menambah pengalaman, pengetahuan, dan menimbulkan motivasi belajar.

10)Gambar Tetap yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi dan sebagai curahan perasaan serta pikiran. Seperti; lukisan, kartun, poster.

11)Lambang Visual yaitu gambar yang secara keseluruhan dan sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan.

12)Lambang Kata (verbal), dapat dijumpai dalam buku dan bahan-bahan bacaan. Misalnya; buku, majalah, dan koran.

3. Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely ( dalam Kustandi, 2011: 12-13) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu untuk melakukannya.


(38)

16 a. Ciri Fiksatif

Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri fiksatif sangat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dapat ditampilkan kembali pada saat pembelajaran. Misalnya foto-foto letusan gunung merapi, bencana, alam, tsunami dan lain-lain.

b. Ciri Manipulatif

Ciri manipulatif merupakan suatu ciri rekayasan yang memiliki durasi waktu yang lama. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar pada saat proses pembelajaran. Seperti proses pertumbuhan atau metamorfosis

c. Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Pengembangan media konvesional berbasis multiple intelligences menekankan pada tiga ciri di atas. Ciri fiksatif yaitu menampilkan kembali suatu peristiwa pembelajaran, ciri manipulatif menampilkan gambar-gambar mengenai keberagaman budaya bangsaku, dan ciri distributif penggunaan media yang digunakan dalam waktu dan


(39)

17 tempat yang tidak bersamaan atau berbeda. Ketiga ciri tersebut akan dilakukan untuk setiap pembelajaran.

4. Jenis-jenis Media

Menurut Sanaki (2013:57) jenis-jenis media pembelajaran yang sering digunakan yaitu:

a. Media Cetak

Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dala proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. Pada umumnya media ini digunakan sebagai informasi terhadap penggunaan media lain.

b. Media Pameran

Media Pameran adalan jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya atau benda reproduksi atau tiruan-tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia, dan model. c. Media yang diproyeksikan

Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu overhead transparansi, slide suara, dan film strip. Overhead transparansi dapat dianggap sebagai projected medium yang paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Saat ini, media


(40)

18 slide suara dan film strip sudah tidak digunakan lagi untuk keperluan pembelajaran.

d. Video dan VCD

Video dan VCD adalah jenis media gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui media video dan video compact disk (VCD). Video memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

e. Komputer

Sebagai media pembelajaran, komputer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan mampu membuat proses belajar menjadi interaktif. Dalam hal ini pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan, dan kreativitas.

5. Fungsi Media

Levie dan Lentz (dalam Kustandi, 2011: 20) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu :

a) Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.


(41)

19 b) Fungsi Afektif

Fungsi afektif dapat menggugah atau membangkitkan emosi dan sikap siswa melalui penggunaan media pembelajaran pada materi pelajaran.

c) Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif dapat digunakan untuk memperlancar penerimaan informasi atau pesan yang terkandung pada materi pelajaran kepada siswa sehingga adanya pencapaian tujuan pembelajaran.

d) Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris adalah untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

6. Prinsip Pemilihan Media

Menurut Kustandi (2011:79-80) dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :

a. Motivasi yaitu keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.

b. Perbedaan individual artinya siswa belajar dengan cara dan tingkat berbeda-beda.

c. Tujuan pembelajaran artinya pemberitahuan kepada siswa mengenai apa yang diharapkan siswa melalui media pembelajaran


(42)

20 itu. Sehingga kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.

d. Organisasi isi artinya pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan-urutan bermakna.

e. Persiapan sebelum belajar artinya siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki yang diperlukan secara memadai.

f. Emosi artinya pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.

g. Partisipasi artinya siswa harus menginternalisasikan informasi. h. Umpan balik artinya hasil belajar meningkat apabila siswa

diinformasikan kemajuan belajarnya.

i. Penguatan artinya siswa berhasil belajar didorong untuk terus belajar.

j. Latihan dan pengulangan artinya pengetahuan dan keterampilan dapat menjadi bagian kompotensi atau kecakapan intelektual seseorang.

k. Penerapan artinya meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru.


(43)

21 7. Faktor Pemilihan Media

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media sebagai berikut :

a. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang tersedia.

b. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. misalnya penghafalan, penerapan, keterampilan dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi. c. Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan

keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dengan menggunakan komputer dan karakteristik lainnya.

d. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektifan. e. Dalam pemilihan media sebaiknya pertimbangkan pula hal-hal berikut

ini:

1) Kemampuan mengakomodasi respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik).

2) Kemampuan mengakomodasi umpan balik.

8. Manfaat Media

Menurut Sudjana dan Riva‟I (dalam Kustandi, 2011: 22) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik sebagai berikut:

a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.


(44)

22 b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

9. Media Konvensional

Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber / pengajar ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh, juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, berfungsi pula memberikan penguatan maupun motivasi.

Media konvensional adalah: Media pembelajaran sederhana yang telah dirancang oleh seseorang yang terbuat dari berbagai bahan-bahan


(45)

23 atau alat-alat yang terdapat di sekitar lingkungan. Macam-macam media konvensional Menurut Cecep (2011; 41) yaitu;

a. Gambar atau Foto

Berupa gambar atau foto yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Selain itu media grafis mempunyai tujuan menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.

b. Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Sketsa merupakan media visual sederhana sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek sehingga dapat menambah pemahaman visual siswa terhadap suatu objek dan memperlancar pengusaan objek-objek yang dihayatinya.

c. Diagram

Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol. Diagram dipergunakan untuk menyederhanakan sesuatu yang kompleks, sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.


(46)

24 d. Bagan (Chart)

Fungsi dari media pembelajaran ini adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.

e. Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar, sering kali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya. Grafik merupakan suatu bentuk penyajian visual yang dipakai untuk membandingkan perbedaan jumlah dari data pada saat-saat yang berbeda-beda.

f. Poster

Poster adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Dalam mengajar guru yang menggunakan media poster ukurannya harus relatif besar sehingga siswa-siswi dapat melihat. Media poster merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat dan impresif.

g. Peta

Peta berfungsi untuk menyampaikan data lokasi. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional (yang


(47)

25 tercetak), hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Disini peneliti hanya membatasi pada peta konvensional.

h. Globe

Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. Kegunaan globe adalah memperagakan arah rotasi bumi, mempergakan terjadinya siang dan malam, menunjukkan bentuk muka bumi yang sebenarnya dan menunjukkan sistem koordinat bola bumi.

i. Papan Tulis

Salah satu media penyajian untuk pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis, dan whiteboard. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan atau sket-sket gambar dengan menggunakan kapur atau spidol untuk whiteboard, baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Artinya dari warna tersebut adalah agar tulisan lebih jelas, menarik, dan dapat berkesan bagi siswa.

j. Papan Flanel

Papan flanel (flanel board) merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.


(48)

26 Papan buletin dan papan magneti, fungsi keduanya adalah menerangkan sesuatu dan memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Papan magnetik merupakan papan pamer yang terdiri atas permukaan baja tipis yang dilapisi magnet.

k. Filp Chart

Flip chart adalah lembaran kertas media flip chart berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan media ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.

l. Akuarium

Akuarium adalah wadah atau tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas kehidupan dalam air, seperti ikan, ampibi, tanaman air, moluska, koral, dan berbagai jenis invertebrata lainnya. Media ini efektif untuk menjelaskan pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu alam misalnya ekosistem air.

m. Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume. Adapun jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut: balok, kubus, prisma, lima, kerucut, tabung, dan bola.


(49)

27

n. Herbarium

Herbarium adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarisifikasi, dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu. Herbarium digunakan sebagai alat identifikasi atau determinasi tumbuhan, penyedia informasi tumbuhan di suatu tempat, dan bahan peraga

10.Media Pengajaran

Menurut pandangan E. De Corte (dalam W.S. Winkel; 2004-318) mengatakan bahwa media pengajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang perananan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional.

Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis, dan gambar dinding merupakan media pengajaran visual yang paling sering digunakan. Dewasa ini, media pengajaran telah mengalami perluasan yang pesat. Disamping menggunakan papan tulis, terdapat juga menggunakan papan flanel, papan spidol, papan magnetik, dan kertas flap yang besar. Dengan menggunakan media pengajaran, guru dapat memperkaya, memperluas dan memperdalam proses belajar-mengajar, dan menyediakan media yang merangsang lebih dari satu organ penginderaan. Tersedianya sejumlah media pengajaran, memberikan sejumlah altenatif kepada guru untuk memilih alat mana yang paling sesuai, dengan mengingat keutungan dan kelemahan dari masing-masing media pengajaran. Tidak hanya media


(50)

28 pengajaran yang berupa elektromekanis, namun guru dapat memanfaatkan media konvensional yang terdapat di sekitar lingkungan.

B. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence)

1. Pengertian Teori Kecerdasan Ganda

Teori kecerdasan ganda dicetuskan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Suparno, 2004: 17).

Dengan teori ini Gardner ingin mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan. Dimana kecerdasan hanya terbatas pada apa yang diukur oleh beberapa kecerdasan yang sempit saja, atau sekedar melihat prestasi yang ditampilkan seorang siswa melalui ulangan maupun ujian sekolah belaka.

2. Macam-macam Kecerdaan Ganda dan Ciri-ciri Guru Maupun

Siswa yang Memilikinya.

Saat ini ada sembilan kecerdasan yang sudah dianalisis secara teliti oleh Howard Gardner, yaitu :


(51)

29 a. Kecerdasan Linguistik

Gardner menjelaskan kecerdasanlinguistik sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan ataupun tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, maupun orator. Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap. Mereka mudah untuk menjelaskan, mengajarkan, menceritakan pemikirannya kepada orang lain (Suparno, 2004: 26).

Anak yang mempunyai kecerdasan linguistik meski masih di sekolah dasar sudah kelihatan mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Apabila diberi pekerjaan untuk membuat kalimat, kalimatnya sudah cukup baik. Dia senang mengekspresikan diri dengan bahasa, dia suka mengikuti lomba baca puisi. Seorang guru yang cermat dengan melihat hasil karangan anak-anak dengan cepat akan mengerti bahwa anak tertentu mempunyai kemampuan berbahasa lebih dari yang lain (Suparno, 2004: 28).

b. Kecerdasan Matematis-Logis

Menurut Gardner, kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan angka dan logika secara efektif, seperti dimiliki oleh seorang matematikawan, saintis, programmer, dan logikus. Termasuk dalam kecerdasan


(52)

30 tersebut adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Orang yang mempunyai kecerdasan matematis-logis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja, sehingga dia tidak mudah bingung. Mereka suka dengan simbolisasi, termasuk simbolisasi matematis (Suparno, 2004:29).

Anak yang mempunyai kecerdasan matematis –logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalan pikirannya logis dan rasional. Sehingga ia mudah belajar matematika dan sains. Anak ini yang biasanya seperti ini suka belajar dengan skema, bagan atau gambar di dalamnya dan tidak begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya (Suparno,2004:30).

c. Kecerdasan Ruang-Visual

Bagi Gardner kecerdasan ruang atau kadang disebut kecerdasan ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan decorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang ( Suparno, 2004:31).


(53)

31 Anak yang mempunyai kecerdasan ruang-visual baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang. Dia dengan mudah akan menentukan letak suatu bentuk secara benda dalam ruangan. Ia dapat membayangkan suatu bentuk secara benar, meski dalam prespektif. Mereka lebih suka menggambar di sekolah, suka akan warna-warna, dan membangun balok-balok menjadi bangunan yang indah dan bermakna (Suparno, 2004: 33).

d. Kecerdasan Kinestetik-Badani

Kecerdasan kinestetik badani menurut Gardner adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Dalam kecerdasan ini termasuk keterampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh. Orang yang mempunyai kecerdasan kinestik badani dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Mereka dengan mudah dan cepat melakukan gerak tubuh dalam olahraga atau tarian (Suparno, 2004: 34).

Siswa yang mempunyai kecerdasan kinestik badani biasanya suka menari, olahraga, dan suka bergerak. Siswa ini biasanya tidak suka diam, ingin selalu menggerakkan tubuhnya (Suparno, 2004: 35).


(54)

32

e. Kecerdasan Musikal

Gardner menjelaskan kecerdasan musical sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi. Mereka yang mempunyai kecerdasan musikal mampu memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian (Suparno, 2004 : 37).

Siswa yang mempunyai kecerdasan musikal tinggi akan kelihatan dalam penampilannya bila sedang bernyanyi di kelas, juga dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan musik. Mereka biasanya bernyanyi dengan baik, dapat memainkan suatu alat musik bila ada, mudah mempelajari not dan lagu. Dan yang menarik, siswa ini akan mudah mempelajari suatu mata pelajaran lain bila mata pelajaran itu diterangkan dengan suatu lagu atau musik (Suparno, 2004: 38).

f. Kecerdasan Interpersonal

Secara umum kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa. Orang yang kuat dalam kecerdasan interpersonal biasanya sangat mudah bekerja


(55)

33 sama dengan orang lain. Kebanyakan mereka sangat peka terhadap teman, terhadap penderitaan orang lain, dan mudah berempati (Suparno, 2004:39).

Siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi mudah bergaul dan berteman. Dalam suatu kelas atau sekolah, ia dengan cepat dapat masuk ke dalam kelompok. Ia mudah berkomunikasi dan mengmpulkan teman lain. Dalam konteks belajar, ia lebih suka belajar bersama orang lain, lebih suka mengadakan studi kelompok. Apabila guru memberika pekerjaan atau tugas secara bebas, siswa-siswi yang mempunyai kecerdasan interpersonal akan dengan cepat berdiri dan mencari teman yang mau diajak kerja sama ( Suparno, 2004: 39-40).

g. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri tersebut. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri.Ia mempunyai kesadaran tinggi akan gagasan-gagasannya, dan mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat tenang. Orangnya kebanyakan refleksif dan suka bekerja sendiri (Suparno, 2004: 41).


(56)

34 Siswa yang menonjol dalam kecerdasan intrapersonal sering kelihatan pendiam, lebih suka bermenung di kelas. Ia lebih suka sendirian berefleksi atau berpikir dan bahkan lebih suka bekerja sendiri. Ia tidak tertarik bahwa teman-temannya mengerjakan tugas secara berkelompok. Guru yang tidak tahu sering memarahi siswa ini karena sepertinya ia tidak mendengarkan dan hanya melamun. Padahal ia sebenarnya sedang berpikir (Suparno, 2004: 41).

h. Kecerdasan Natural / Lingkungan

Gardner menjelaskan kecerdasan lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Orang yang mempunyai kecerdasan lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup (Suparno, 2004: 42).

Siswa yang mempunyai kecerdasan lingkungan tinggi kiranya dapat dilihat pada kemampuannya mengenal, mengklasifikasi, dan menggolongkan tanaman-tanaman, binatang serta alam mini yang ada di sekolah. Mereka juga akan mudah


(57)

35 mempelajari biologi dan akan semakin lancar bila mempunyai kecerdasan matematis-logis (Suparno, 2004: 43).

i. Kecerdasan Eksistensial

Menurut Gardner kecerdasan eksistensial lebih menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensial atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain : mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Kecerdasan ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksintensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksintensi hidup manusia (Suparno, 2004: 43-44).

3. Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian tentang media pembelajaran

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fathurrohman, dkk (2009) yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Menghindari Mind In Chaos Terhadap Matematika. Penelitian ini dilakukan dengan metode research and development. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar kelas rendah yang dapat memperkecil kemungkinan siswa mengalami mind in chaos dalam matematika.


(58)

36 Penelitian menyimpulkan bahwa propotipe media pembelajaran matematika telah terwujud dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika yang menyenangkan serta sesuai bagi siswa dalam menghindari mind in chaos. Bentuk media berupa pengembangan Board Game.

Board Game, Labirin Matematika serta setting pembelajaran matematikannya telah berupa sebuah prototipe yang bisa digunakan oleh siswa-siswi SD sebagai sebuah media dan alat permainan yang sifatnya mendidik, mudah digunakan, dan menyenangkan, serta mendukung mereka yang menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun kalimat matematika dan bermain dengan bilangan. Media ini dapat digunakan untuk menghindari mind in chaos terhadap matematika.

Kedua, Mustofa (2001) dalam penelitiannya yang berjudul Pemanfaatan Media Cetak dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis-jenis media cetak dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD se-Kecamatan Sanan Wetan Kotamadya Blitar meliputi buku teks, surat kabar, majalah dan gambar. Pemanfaatan keempat media cetak tersebut oleh guru dan sekolah yang berbeda menunjukkan keragaman, tetapi buku teks menjadi media cetak yang paling banyak digunakan. Strategi pemanfaatan media cetak dalam pembelajaran IPS di kelas V SD se-Kecamatan Sanan Wetan Kotamadya Blitar terbagi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian juga menunjukkan keragaman.


(59)

37 Pemanfaatan keempat media cetak tersebut yang dominan adalah fase pelaksanaan, sedangkan dalam tahap perencanaan dan penilaian tidak selalu dilakukan oleh guru.

Ketiga, penelitian dilakukan oleh Octaviani, dkk (2011) yang berjudul Perancangan Media Permainan Edukatif Pengenalan Jajanan Tradisional untuk Anak Usia 9-12 Tahun di Surabaya. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengenalkan dan mengembalikan eksistensi jajanan tradisional pada masyarakat terutama sejak anak-anak di era globalisasi dan pembuatan sebuah media untuk memberi informasi mengenai makanan tradisional. Kesimpulan dalam penelitian ini mengatakan bahwa dari segi materi, permainan tersebut dapat membantu generasi muda untuk semakin memahami pengklasifikasikan jajanan teradisional dan media board game sendiri sibuat untuk menjawab minimnya perkembangan permainan board game di era modern ini.Selain itu, board game merupakan sarana untuk mengajak generasi muda semakin memahami mengenai arti kebersamaan dan meningkatkan intensitas interaksi antar pemain.

Format/Bentuk Media Board game yang akan dibuat diberi

nama “Pawon Alit.” Judul permainan tersebut merupakan kata-kata dari bahasa Jawa yang memiliki arti dapur kecil. Penggunaan bahasa Jawa lebih dikarenakan untuk memberikan kesan tradisional dan agar mudah diingat oleh target audience yang mayoritas menjadikan bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa sehari-hari. Kata dapur sendiri lebih ditujukan pada konsep permainan yang mengajak pemain seolah-olah sebagai koki.

2. Penelitian Tentang Multiple Intellingence

Penelitian yang dilakukan oleh Roesdyanto (2008) yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Menggunakan Pendekatan Multiple Intelligence Untuk Anak TK


(60)

38 dan SD. Penelitian ini menggunakan metode research and development. Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk model pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan pendekatan multiple intelligence untuk anak usia dini, berupa (a) pedoman perancangan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence, (b) pedoman pengorganisasian isi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence, dan (c) pedoman evaluasi pembelajaran jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence.

Berdasarkan studi literatur penelitian di Indonesia mengenai pengembangan media pembelajaran, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang meneliti dan mengembangkan media konvensional berbasis multiple intelligence. Sehingga dalam penelitian akan mengembangkan media konvensional berbasis multiple intelligence. Pengembangan media konvensional yang peneliti lakukan berupa rumah adat, peta timbul, poster, dan lain-lain. Bagan literature map dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 2 berikut ini:


(61)

39

C. Kerangka Berpikir

Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa standar kelulusan juga dilihat dari kesembilan intelegensi sesuai dengan teori Gardner. Menurut Gardner (dalam Suparno; 2004:17) keberhasilan siswa tidak hanya berhasil dalam menjawab tes IQ, namun juga mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang nyata dalam situasi yang bermacam-macam. Seorang siswa mudah menangkap materi yang diajarkan oleh guru, jika guru tersebut dapat mempertimbangkan intelegensi yang dimiliki oleh siswa tersebut. Multiple Intelligence atau intelegensi ganda

Media

Pembelajaran

Multiple

Intelligence

Maman,dkk (2009) Media Pembelajaran untuk Matematika berupa Board Game Roesdyanto (2008) Pembelajaran jasmani dan olahraga menggunaka n pendekatan multiple intelligence Hadi Mustafa (2001) Pemanfaatan media cetak dalam pembelajaran IPS Grace, dkk (2011) Media permainan edukatif (Board Game) untuk anak usia 9-12

tahun dan jajanan tradisional

Yang perlu diteliti

Pengembangan Media Konvesional Berbasis Multiple Intelligence berupa Rumah adat, peta budaya,kartu gambar, poster, alat musik dan

kartu bangun datar


(62)

40 meliputi intelegensi matematis-logis, intelegensi ruang-spasial, intelegensi kinestik-badani, intelegensi musik, intelegensi interpersonal, intelegensi intrapersonal, intelegensi lingkungan / naturalis, dan intelegensi eksistensial (Suparno, 2004: 19).

Intelegensi siswa dalam memahami materi pelajaran juga dapat dibantu dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu penyampaian informasi kepada siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan. Penggunaan media juga meningkatkan kognitif siswa pada usia Sekolah Dasar. Salah satu upaya untuk menjembatani permasalahan tersebut, peneliti akan mengembangkan salah satu perangkat pembelajaran yaitu media konvensional berbasis multiple intelligence. Melalui media konvensional berbasis multiple intelligence tersebut diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan intelegensi yang dimilikinya.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangkan media konvensinoal berbasis multiple intelligence ?

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran konvensional berbasis multiple intellingence?


(63)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mencakup: (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3) prosedur pengembangan; (4) validasi ahli ; (5) instrumen penelitian; (6) teknik pengumpulan data; (7) teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan (Research and Development / R&D). Menurut Sugiyono (2014: 407) metode R&D adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian jenis ini dapat menghasilkan produk yang berupa rumah adat, peta timbul, poster. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence.

B. Setting Penelitian 1. Survey Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan pada salah satu sekolah dasar yakni SD Negeri Kalasan 1. Pengumpulan data penelitian ini berangkat dari adanya analisis kebutuhan. Untuk mengetahui adanya masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara langsung oleh Ibu S.R pad tanggal 29 juli 2015 pukul 10.00 WIB di ruang kelas IV.


(64)

42 Wawancara ini bertujun untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan, mengenai sejauh mana pemahaman mengenai media konvensional dan pendekatan multiple intelligence, sehingga diharapkan pengembangan Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan terhitung mulai dari bulan Juli 2015 sampai Januari 2016.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode research and development atau pengembangan oleh Borg and Gall dalam Sugiyono. Menurut Sugiyono (2014: 408) terdapat 10 langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian R&D. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Uji coba Pemakaian Revisi Produk Uji coba Produk Revisi Produk Revisi Produk Produksi Masal


(65)

43 Prosedur pengembangan di atas, dapat sesuai dengan kebutuhan peneliti sebagai landasan penelitian. Langkah-langkah pengembangan menggunakan metode R&D berakar dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah dapat dikumpulkan secara mandiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang yang masih up to date. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dapat mengumpulkan informasi dari hasil wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa media konvensional. Selanjutnya dapat digunakan untuk merancang produk untuk mengatasi masalah. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar sehingga dapat digunakan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk kemudian divalidasi oleh pakar atau ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, agar mengetahui kelemahan dan kekuatan. Kelemahan tersebut digunakan untuk merevisi desain produk sehingga dapat menghasilkan produk berupa prototype yang layak digunakan. Peneliti membatasi langkah pengembangan media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence sampai pada tahap revisi produk. Hal ini dilakukan dengan alasan yaitu keterbatasan biaya dan waktu.


(66)

44 Kelima tahapan pengembangan dapat dilihat pada bagan di bawah ini sebagai berikut :

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

TAHAP PERTAMA

Analisis potensi dan masalah melalui wawancara TAHAP KEDUA

Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan Pembuatan Kisi-kisi Angket Konsultasi Dosen Revisi Angket Angket analisis kebutuhan

TAHAP KETIGA

Desain Media Konvensional berbasis multiple intelligence RPP Desain media

konvensional Pengumpulan bahan Pembuatan media konvensional

TAHAP KEEMPAT Validasi Media Pembelajaran Kisi-kisi Pembuatan

Kuesioner validasi

Konsultasi

dosen Revisi

Instrumen siap digunakan

Validasi media

Pakar media pembelajaran Guru kelas IV

Analisis

TAHAP KELIMA Revisi Produk

Hasil Validasi oleh Pakar Revisi Produk Hasil Protipe Media

Peta, Rumah Adat, Kartu Gambar Rumah Adat, Poster, Alat Musik, Kartu Gambar Alat Musik, Permainan Monopoli dan Kartu Bangun datar


(67)

45 mengkaji suatu potensi dan masalah sesuai dengan hasil wawancara. Dalam hal ini sesuai dengan tema pelajaran yang terdapat pada kelas IV. Tema yang

digunakan dalam penelitian adalah “ Keberagaman Budaya Bangsaku”.

Tahap kedua adalah analisis kebutuhan pengembangan media konvensional berbasis multiple intellengence. Pada tahap analisis yang pertama, peneliti melakukan analisis pernyataan yang terkait dengan multiple intelligence, dan perangkat pembelajaran khususnya media pembelajaran. Peneliti membuat kuesioner analisis kebutuhan dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengetahui kepentingan pengembangan media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence. Tahap ini pertimbangan bagi peneliti untuk menentukan tahap selanjutnya.

Tahap ketiga adalah memproduksi media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence. Tahap ini dimulai dari pembuatan RPP sesuai KI dan KD. Kemudian mendesain tiap-tiap media yang akan dibuat dan pengumpulan bahan yang dikembangkan dalam penelitian ini. Setelah semua bahan disediakan kemudian akan dibuat sesuai desain yang telah dirancang.

Tahap keempat adalah pembuatan instrumen validasi dan validasi produk. Instrumen berupa kuesioner akan digunakan untuk validasi produk penelitian oleh pakar media pembelajaran dan guru. Validasi media konvensional berbasis multiple intelligence kelas IV. Hasil validasi para pakar tersebut dijadikan bahan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.


(68)

46 Tahap kelima adalah revisi produk. Revisi produk dilakukan berdasarkan komentar saran dan masukan oleh dosen pembimbing sehingga menjadi produk berupa prototype media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner digunakan pada analisis kebutuhan dan validasi produk dengan menghasilkan data berupa data kuantitatif. Sedangkan wawancara digunakan untuk mengonfirmasi data hasil analisis kebutuhan dan validasi produk dengan menghasilkan data kualitatif.

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Sedangkan data kualitatif berupa tanggapan dan saran yang diberikan oleh para pakar.

2. Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara dan kuesioner. Instrumen tersebut digunakan terkait dengan analilis kebutuhan dan validasi produk.

a. Wawancara

Menurut Sugiyono (2014: 194) wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti serta mengetahui hal yang lebih mendalam. Wawancara dapat


(69)

47 dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka dan menggunakan telepon. wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mencari tahu ketersedian dan penggunaan media pembelajaran di SD yang bersangkutan. Hasil wawancara digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan produk yang akan dikembangkan. Penyusunan wawancara analisis kebutuhan didasarkan kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.1. Kisi-kisi Wawancara

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ibu sudah

menggunakan media dalam mengajar?

2. Media apa saja yang sering ibu gunakan dalam mengajar? 3. Seperti apakah pemahaman ibu

tentang media yang telah ibu gunakan dalam mengajar? 4. Menurut ibu, mengapa media

itu penting dalam mengajar? 5. Seberapa sering ibu

menggunakan media dalam mengajar?

6. Apakah media yang telah ibu ajarkan itu adalah media yang telah dibuat sendiri atau cuplikan dari oranglain.

7. Seperti apakah dasar membuat media yang telah ibu gunakan saat mengajar?

8. Apakah ibu sudah mengenal konsep kecerdasan ganda? 9. Bagaimana pandangan ibu

trend masa kini yang mengembangkan kecerdasan ganda?

10. Kecerdasan manakah yang paling dominan yang dimiliki oleh siswa?


(70)

48 11. Apakah yang menjadi kesulitan

ibu dalam mengembangkan media dan kecerdasan ganda?

b. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014: 199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup dengan menyediakan alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.

Instrumen analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui gambaran awal yang diperoleh dari lapangan mengenai produk yang akan dikembangkan. Wawancara analisis kebutuhan akan ditujukan untuk guru kelas IV. Sedangkan uji validasi produk juga menggunakan kuesioner untuk pakar media pembelajaran. Instrumen pertanyaan tersebut dikelompokkan menjadi 2 aspek yaitu ; aspek materi dan aspek tampilan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk

No Aspek Nilai Komentar

1 2 3 4 5

1 Media yang dirancang sudah mengakomodasi pengembangan kecerdasan berpikir matematis atau logika siswa.

2 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan linguistik.


(71)

49 mengakomodasi kecerdasan

ruang-visual.

4 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan kinestik-badani.

5 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan musikal.

6 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan interpersonal.

7 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan intrapersonal.

8 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan naturalis/lingkungan.

9 Media yang dirancang sudah mengakomodasi kecerdasan eksistensial.

10 Kesesuaian media yang dikembangkan dengan indikator pembelajaran / tujuan pembelajaran.

11 Media yang dikembangkan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.

12 Media yang dikembangkan menfasilitasi pembahasan materi dalam subtema terkait.

13 Media yang dikembagkan dapat membantu pemahaman siswa. 14 Media yang dikembangkan dapat

menumbuhkan semangat atau motivasi siswa.

15 Bahan dari Media yang dikembangkan mudah didapat di lingkungan sekitar.

16 Media yang dikembangkan mudah dibuat ata gampang membuatnya. 17 Media yang dikembangkan tahan

lama, sehingga dapat digunakan berulang-ulang.

18 Media yang dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran


(1)

283 2. Perasaan saya mengikuti pembelajaran hari ini?

3. Sikap apa yang saya temukan dari pembelajaran hari ini?

4. Apa yang bisa saya syukuri setelah melakukan pembelajaran pada hari ini?

1. Apa yang saya pelajari hari ini?Apa yang saya pelajari hari ini?


(2)

284 Penilaian Setiap Muatan

J. Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia 5. Pengetahuan

Indikator 3.4.1 Menemukan kosakata baku untuk mengganti kosakata tak baku dalam teks cerita.

Teknik Penilaian Tertulis

Instrumen 1. Ubahlah kosakata yang tidak baku pada teks dengan kosakata yang baku.

Jawaban.

Keterangan

 Perolehan skor adalah skor yang diperoleh peserta didik dari kriteria yang ada.

 Skor maksimal adalah hasil dari banyaknya kriteria dikalikan skor tertinggi.

6. Keterampilan

Indikator 4.4.1 Mempersentasikan hasil diskusi mengenai teks cerita.

Teknik Penilaian

Unjuk kerja


(3)

285 Kriteria Baik sekali

(4) Baik (3) Cukup (2) Perlu bimbingan (1) Ketepatan dalam mengubah kosakata yang yang tidak baku menjadi baku.

Siswa mampu mengubah kosata yang tidak baku menjadi baku dengan baik sekali sehingga tidak ada satupun yang salah dan suara yang jelas saat mempersentasikan dan intonasi yang baik. Siswa mampu mengubah kosakata yang tidak baku menjadi baku dengan baik namun masih ada satu kekeliruan dan suara yang begitu jelas namun intonasi belum terlalau baik Siswa mampu mengubah kosakata yang tidak baku menjadi kosakata yang baku dengan cukup baik, namun masih ada kesalahan beberapa kata yang tidak sesuai. Siswa belum mengkuti instruksi dalam permainan, sehingga ada kesulitan dalam bermain permainan monopoli.

7. Sikap sosial / individu

Indikator 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam permainan

Teknik penilaian Penilaian Diri Instrumen Tugas

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!


(4)

286 Format Penilaian Diri

Nama Siswa :... Kelas/NoAbsen:...

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!

No Aspek Penilaian Ya Tidak

Bertanggung jawab

13. Saya mengikuti instruksi guru dalam bermain permainan. 14. Saya bermain permainan dengan penuh tanggungjawab. 15. Saya akan menerima kekalahan dalam bermainan permainan. 16. Saya selalu berpikir positif dalam bermain permainan monopoli.

Keterangan:

Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0 8. Sikap Spiritual

Indikator 1.2.1 Menghargai teman pada saat bermain permainan

Teknik penilaian Penilaian diri

Instrumen Tugas

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!


(5)

287 Format Penilaian Diri

Nama Siswa :……… Kelas/ No.

Absen………

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan pada dirimu.

No Aspek Penilaian Ya Tidak

Menghargai

1. Saya diajak untuk menghargai teman dalam bermain. 2. Saya diajak untuk sikap adil dalam bermain.

3. Saya harus peduli dengan teman ketika bermain. 4. Saya tidak boleh membeda-bedakan teman dalam


(6)

288 BIODATA PENULIS

Fitria Ahmad M. Ali lahir di Ende, Flores, Provinsi NTT,

23 Maret 1992. Sekolah Dasar di peroleh di SDN Roja 1, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Ende Selatan, Sekolah Menengah Atas di peroleh di MAN ENDE. Pada tahun 2012, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Konvensional Berbasis Multiple Intelligence Untuk Siswa Kelas IV SD”.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 3 11

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 7 4

Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar.

0 5 207

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema aku istimewa untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

0 2 322

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 194

Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar

1 6 205

Pengembangan media konvensional tematik kelas IV berbasis multiple intelligence - USD Repository

0 0 209