mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini, yaitu:
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis
terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan. 2.
Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis.
3. Untuk memengaruhi pendapat dan perilaku guna
memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
2.2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap dari perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi Setianingsih dan Indiantoro,1998;195. Partisipasi atau keterlibatan pengguna SIA bisa berpengaruh
terhadap hasil pengembangan SIA dan memiliki hubungan positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang dihasilkannya Sugiarto,2006;142.
Menurut Davis dan Newstrom 1996;179 menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Menurut Lindrianasari 2001;85 Partisipasi pemakai didefinisikan sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan melelui suatu target yang
telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pengguna selama proses pendesainan sistem
Menurut Davis 1996:179 ada tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain:
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi
berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik. 2.
Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide- ide kreatif dan membangun aspek yang sangat penting.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut
pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kelompok. Pada kenyataanya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang
mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka
berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.
2.2.5.2. Dukungan Manajemen Puncak
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan Handoko 2003; 8.
2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Jen 2002;139, Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian
sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam
menggunakan sistem tersebut, karena mendapat dukungan manajemen puncak di perusahaan. Bahwa kepuasan pemakai meningkat apabila
manajemen puncak memberikan dukungan makin tinggi, jadi dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang positif signifikan dengan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Elfreda 2004;32 Dukungan Manajemen Puncak adalah
perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasinya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
2.2.5.2.2. Fungsi Manajemen
Menurut Handoko 2003 ; 23 ada lima fungsi manajemen yaitu : a.
Perencanaan Planning Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget dan
program dari suatu organisasi. b.
Pengorganisasian Organizing Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang
menyebabkan orang fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas
perencanaan manajer menetapkan dengan pasti kegiatan – kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompikan
kegiatan – kegiatan tersebut menjadi satuan kerja. c.
Pembimbingan Staffing Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar
satuan – satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama – sama menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan
segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian. d.
Pengarahan Directing Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja
sama yang dimaksud adalah kerjasama berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi
adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan
pekerjaan. Setiap pengorganisasian yang baik senantiasa membutuhkan kerjasama yang baik pula.
e. Pengawasan Controlling
Kegiatan pengawasan selebihnya adalah membandingkan atau menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan
pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.
2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen
Menurut Handoko 2003 ; 17 Tingkatan manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :
a. Manajemen Lini Pertama
Tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Sebutan lain bagi manajer lini
adalah pimpinan, mandor, penyelia. b.
Manajemen Menengah Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan –
kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga dituntut untuk menjalin hubungan baik dengan rekan – rekan disekitar organisasi,
dan meyelesaikan konflik sebutan lain dari manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas.
c. Manajemen Puncak
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan organisasi,
menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi organisasi. Sebutan lain dari manajer puncak adalah direktur,
presiden, kepala devisi, wakil presiden senior.
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.
Pendekatan pengalaman axperiental theory terhadap perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri
daripada pengalaman orang lain Pace dan Faules 1998;439.
Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi
dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan
penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Kemampuan teknis dair personal memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan sistem informasi. Selain itu menambahkan rata- rata
pendidikan dan tingkat pengguna sistem informasi yang bisa digunakan sebagai pengukuran kemampuan dari personal sistem informasi. Kinerja
dari sistem informasi berhubungan dengan kualitas teknik atau kualitas pengembangan dari sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung
jawab dari personel sistem informasi Sugiarto Prajitno 2006;142. Menurut Soegiharto 2001;179, jika para pengguna sistem
semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan sosial – politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka
mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut.
Rata- rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi
Soegiharto,2001;179 Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi SIA
Menurut Sugiarto 2006;141 mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Menurut Jen 2002;137, mengukur kinerja sebuah sistem informasi akuntansi ke dalam dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas
pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri oleh