3. Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel
lainnya. Nilai yang digunakan untuk Tolerance 0,1 dan VIF 5, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF 1
Constant -3.323 2.072
-1.604 .114 keterlibatan_kons
umen .648
.084 .686
7.720 .000
.786 1.272
perbedaan_antar _merek
.122 .055
.196 2.207
.031 .786
1.272 a. Dependent Variable: keputusan_membeli
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.00 for Windows Mei, 2011
Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai Tolerance 0,1 dan nilai VIF 0,5 untuk semua variabel bebas yaitu keterlibatan konsumen dan
perbedaan antar merek yang di uji dalam uji multikolinieritas ini. Dengan demikian data tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.Analisis Regresi Linier Berganda
1. Uji Secara Serempak Simultan Uji F atau ANOVA
Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas X yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan : H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1 Menentukan model hipotesis untuk H
dan H
a
. 2
Mencari nilai F
tabel
dengan cara menentukan tingkat kesalahan α dan menentukan derajat kebebasan df.
3 Menentukan kriteria pengambilan keputusan.
4 Mencari nilai F
hitung
dengan bantuan SPSS 17.00 for windows. 5
Kesimpulan.
Tabel 4.14 Uji Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 126.376
2 63.188
50.994 .000
a
Residual 73.108
59 1.239
Total 199.484
61 a. Predictors: Constant, perbedaan_antar_merek, keterlibatan_konsumen
b. Dependent Variable: keputusan_membeli
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.00 for Windows Mei, 2011
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai F
hitung
adalah 50,994 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F
tabel
dengan tingkat kepercayaan 95
Universitas Sumatera Utara
α=0,05 dan derajat kebebasan pembilang df
1
= 2 k-1 derajat penyebut df
2
= 59 n-k adalah 3,15. Dengan demikian nilai dari F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansi
0,000 α 0,05, yang menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan membeli.
2. Uji Secara Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Tabel 4.15 Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta 1
Constant -3.323
2.072 -1.604
.114 keterlibatan_konsu
men .648
.084 .686
7.720 .000
perbedaan_antar_ merek
.122 .055
.196 2.207
.031 a. Dependent Variable: keputusan_membeli
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.00 for Windows Mei, 2011
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut : a.
Berdasarkan hasil uji t maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -3,323 + 0,648X1 + 0,122X2 + e
Universitas Sumatera Utara
b. variabel keterlibatan konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputuasan membeli, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 0,05 dan nilai t
hitung
7,720 t
tabel
1,66, artinya jika variabel keterlibatan konsumen ditingkatkan satu satuan maka
keputusan membeli Y akan meningkat sebesar 0, 648 satuan. c.
variabel perbedaan antar merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli, hal ini terlihat dari nilai signifikan
0,031 0,05 dan nilai t
hitung
2,207 t
tabel
1,66, artinya jika variabel perbedaan antar merek ditingkatkan satu satuan maka
keputusan membeli Y akan meningkat sebesar 0,122 satuan. 3. Pengujian Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Nilainya adalah 0-1. Semakin
mendekati nol berarti model regresi semakin tidak baik atau model dalam menjelaskan dengan sangat terbatas, dan sebaliknya semakin mendekati
satu, maka model akan semakin baik. Tabel 4.16
Pengujian Goodness of Fit
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.796
a
.634 .621
1.11316 a. Predictors: Constant, perbedaan_antar_merek,
keterlibatan_konsumen
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.00 for Windows, Mei, 2011
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : a
R = 0,796 berarti hubungan antara keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek terhadap keputusan membeli sebesar 79,6.
Artinya hubungan antar variabel erat. b
Adjusted R Square sebesar 0,621 berarti 62,1 keputusan membeli dapat dijelaskan oleh variabel keterlibatan konsumen dan perbedaan
antar merek. Sedangkan sisanya 37,9 dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
c Standard Error of Estimated standar deviasi sebesar 1,11316 yang
berarti model dinilai baik, karena semakin kecil nilai standar deviasi maka model akan semakin baik.
4.3 Pembahasan