Analisis Keterlibatan Konsumen dan Perbedaan Antar Merekterhadap Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9 MEDAN
ANAL IS IS K ETER LIB ATA N K ONSUMEN DAN PERB E DAAN AN TAR M EREK TERHA DA P KEPUTUSAN MEMBELI
SABUN KECANTIKAN PADA MAHASISWI M ANAJEM EN EK STENS I FE US U
DRAFT SKRIPSI
OLEH : IRMA YULIANI. F
050521024
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
2
ABSTRAK
Irma Yuliani Fatimah,(2007). Analisis Keterlibatan Konsumen dan Perbedaan Antar Merek Terhadap Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi FE USU. (Dibimbing Oleh Prof. Dr. Arnita Zainuddin,Msi; Prof. Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE,Msi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU; Penguji Drs. Setri Hiyanti Siregar,Msi dan Dra. Marhaini,MS).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli produk sabun kecantikan dan untuk mengetahui pengaruh perbedaan antar merek dalam proses pengambilan keputusan.
Hasil analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa keterlibatan konsumen (X1) dan perbedaan antar merek (X2) berpengaruh terhadap keputusan membeli (Y) sabun kecantikan pada mahsiswi
Manajemen Ekstensi FE USU, dengan koefisien regresi X1 (b1) = .232 dan koefisien
regresi X2 (b2) = ,129. Pengujian Fhitung diperoleh Fhitung > Ftabel ( 22,256 > 19,50 ).
Hasil thitung dua arah menunjukkan untuk keterlibatan konsumen adalah 2,838 dan
ttabel bernilai1,98 sehingga thitung>ttabel ( 2,838 > 1,98 ) pada tingkat signifikansi sebesar
0,002 dan perbedaan antar merek adalah 2,021 dan t tabel bernilai 1,98 thitung > ttabel (
2,021 > 1,98 ) pada tingkat signifikansi sebesar 0,004.
(3)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr,Wb
Alhamdulilah rabbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas berkat hidayah dan kehendaknya peneliti dapat menyelesaikan penyusunanan skripsi ini yang berjudul Analisis Keterlibatan Konsumen Dan Perbedaan Antar Merek Terhadap Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU, tidak lupa pula peneliti sampaikan salawat beriring salam atas junjungan besar dan sauriteladan sekalian Alam Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’atnya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas.
Selama Peneliti Kuliah di fakultas Ekonomi USU dan menyusun Skripsi ini peneliti banyak memperoleh pendidikan. Oleh sebab itu,pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti ucapakan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga,M,Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu.Prof. Dr. Hj. Ritha. F. Dalimunthe,SE,Msi selaku Ketua Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada peneliti.
3. Bapak Drs. Ami Dilham,Msi, selaku sekretaris Departemen Manajemen.
4. Ibu Prof. Dr.Arnita Zainuddin,Msi selaku Dosen Pembimbing saya yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan menyumbangkan pikiran untuk kesempurnaan skripsi ini.
(4)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
4
5. Ibu Dra.Setri Hiyanti Siregar,Msi yang telah memberikan saran dan kritik
kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra.Marhaini,MS yang telah memberikan masukkan dan kritik kepada
peneliti dalam penelitian skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik, membimbing peneliti selama masa perkuliahan
8. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda Nurainan,Lubis dan
Ayahanda Ir.Machruddin Kajai, serta saudara-saudaraku Machdian Arifin,Taufik Aidilsyah dan kakakku tercinta Indah Yuliana dan keponakanku yang lucu Wan Nabila Khairani.
9. Terima kasih peneliti ucapkan kepada temen-temen kuliah seperjuangan yang
telah banyak melewatkan waktu bersama,didalam menyelesaikan skripsi ini ,untuk Puspito sahabat terbaikku,terima kasih atas bantuan – bantuan-Nya dan motivasinya,untuk Neni Triana, Firda, Sely ,Sarah,Elda Maritha,Rina,Milfa Juli,
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, September 2007
(5)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Kerangka Konseptual ... 4
D. Hipotesis... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 7
F. Metode Penelitian ... 7
1. Batasan Operasional ... 7
2. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel ... 7
3. Operasionalisasi Variabel ... 8
4. Parameter Variabel ... 9
5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10
6. Populasi dan Sampel ... 10
7. Jenis dan Sumber Data ... 11
a. Data Primer ... 11
b. Data Sekunder ... 11
8. Teknik Pengumpulan Data ... 12
9. Analisis Data ... 12
(6)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
6
BAB II URAIAN TEORITIS ... 17
A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Defenisi Perilaku Konsumen ... 17
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 17
D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 21
E. Keterlibatan Konsumen ... 23
F. Bentuk.Keterlibatan... 23
G. Faktor Anteseden Dari Keterlibatan ... 26
BAB III GAMBARAN UMUM PRODUK... 29
A. Jenis Sabun Dan Fungsinya... 29
B..Deskriptif Produk Sabun Kecantikan... 31
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 38
A. Analisis Deskriptif... 38
B. Uji Validitas dan Reliabilitas... 41
C. Analisis Regresi Linier Berganda... 47
D. Pengujian Hipotesis... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 57
B. Saran... 59 LAMPIRAN JAWABAN RESPONDEN
LAMPIRAN HASIL SPSS FOR WINDOWS 12.0 LAMPIRAN KUESIONER
(7)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
7
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1. Variasi Produk Sabun Kecantikan Yang Ada di Pasar... 3
Tabel 1.2. Operasionalisasi Variabel... 8
Tabel 1.3. Operasionalisasi Skala Likert Keterlibatan Konsumen... 9
Tabel 1.4 Operasionalisasi Skala Likert Perbedaan Antar Merek... 10
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan... 38
Tabel 4.2. Karakteristik berdasarkan Usia... 39
Tabel 4.3. Produk sabun kecantikan yang dipakai Responden... 39
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel... 40
Tabel 4.5. Item Total Statistics... 41
Tabel 4.6. Validitas Butir Pertanyaan (Uji1)... 43
Tabel 4.7. Reliabilitas Statistisc... 44
Tabel 4.8. Item Total Statistics... 45
Tabel 4.9. Validitas kuesioner... 46
Tabel 4.10.Kuesioner Butir Pertanyaan (Uji 2) ... 47
Tabel 4.11.Descriptive... 48
Tabel 4.12.Variabel Entered /Removed... ... 49
Tabel 4.13.Hasil Regresi Linier Berganda... 50
Tabel 4.14.Coefficient... ... 52
Tabel 4.15.Anova... 55
(8)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
8
TABEL GAMBAR
Hal
Gambar 1.1.Kerangka Konseptual... 5
Gambar 3.1.Sabun Kecantikan Dove... 32
Gambar 3.2. Sabun Kecantikan Lux... 33
Gambar 3.3. Sabun Kecantikan Giv... 34
(9)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi dan pasar bebas diwarnai dengan munculnya berbagai jenis produk dengan ratusan merek yang bersaing merebut konsumen. Dalam hal ini konsumen bebas memilih produk dan merek apa yang akan dibelinya. Keputusan pembelian ada pada diri konsumen dengan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan daya beli konsumen.Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan pembelian sehingga pembeli bersedia membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar. Pemasar yang memahami perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen sebelum memutuskan membeli sebuah produk. Selain itu pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan memiliki kemampuan bersaing dengan lebih baik.
Perilaku konsumen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang selain dari sudut pandang teori ekonomi, tetapi dapat juga dilihat dari teori sosial, teori motivasi dan teori antropologi. Teori sosial mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh latar belakang sosial mereka. Teori motivasi menempatkan motivasi sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku. Sedangkan menurut antropologi, perilaku seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya (Simamora, 2003 : 3).
Menurut Umar (2005 : 50) terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas
(10)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
10 sosial, kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor yang lain adalah faktor psikologi yang terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap.
Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Contoh, pilihan wanita terhadap sabun kecantikan kurang dipengaruhi oleh keluarga. Yang mungkin berpengaruh adalah faktor sosial lain, misalnya lingkungan pergaulan (Simamora, 2003 : 4).
Industri sabun mandi tumbuh subur di Indonesia, dimana pada tahun 2000 tercatat telah ada 82 (delapan puluh dua) perusahaan pembuat sabun mandi. Dalam industri sabun mandi dikenal ada dua jenis, yaitu sabun mandi biasa (sabun kecantikan) dan sabun mandi kesehatan. Dari sisi jenis produk sabun mandi biasa (sabun kecantikan) mendominasi produksi nasional dan sisanya adalah jenis sabun kesehatan.(www.republika.co.id)
Sabun mandi sebagai alat pembersih yang sekaligus memperindah kulit, banyak beredar di pasar dengan berbagai ragam merek. Hal ini dapat menyebabkan tingkat persaingan yang ketat baik menyangkut merek maupun produk. Untuk itu perlu dilakukan inovasi baik dalam hal promosi, reformasi produk maupun merek. Di lain pihak konsumen lebih bebas memilih merek atau produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, namun kebebasan ini dapat menyebabkan perilaku konsumen yang bermacam-macam terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen.
Perilaku konsumen dalam penelitian ini mengacu pada pengkombinasian
2 faktor yaitu keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek. Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian. PerBedaan antar merek mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek dan kesatuan, atau
(11)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
11 berbagai aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut.
Konsekuensi suatu produk atau merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Dengan demikian, keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu. Bergantung pada hubungan yang dirasakan antara pengaruh yang memotivasi individu dengan manfaat yang ditawarkan oleh objeknya, merupakan kontinu yang berjajar dari rendah hingga tinggi. Karakteristik pribadi intrinsik (kebutuhan, nilai, dan konsep diri) dihadapkan dengan stimulus pemasaran yang sesuai dengan situasi pada saat itu. Tabel 1.1 berikut ini merupakan variasi berbagai produk sabun kecantikan yang ada di pasar.
Tabel 1.1
Variasi Produk Sabun Kecantikan Yang Ada di Pasar
No. Nama Produk Harga (Rp) Nama Perusahaan
1. Dove Cream Bar Rp. 8.020,00 PT. Unilever Indonesia 2. a. Extraderm Germatical Whitening
b. Extraderm Moisturizer Whitening Bath Soap
Rp. Rp.
6.290,00 8.090,00
PT. Splash Indonesia
3. GIV Beauty Soap Rp. 1.155,00 PT. Wing Group 4. Harmony Rp. 950,000 PT. Mega Surya Mas 5. Lark Beauty Soap Rp. 955,00 PT. Musim Mas Medan
Indonesia
6. Lux Gives You Super Power Rp. 1.450,00 PT. Unilever Indonesia 7. Nivea Beauty Soap Rp. 4.675,00 PT. Beirs Dort
Indonesia Singosari 8. Sabun Mustika Ratu Rp. 16.000,00 PT. Mustika Ratu 9. Shinzu’i Rp. 2.525,00 PT. Bina Karya Prima 10. Skin White Soap Rp. 8.320,00 PT. Splash Indonesia Sumber :Supermarket Gelora Plaza Sisingamangaraja, sampel produk diobservasi langsung oleh peneliti, 2007.
(12)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
12 Tabel 1.1 menjelaskan variasi produk sabun kecantikan yang di pasar, hal ini membuat konsumen bebas memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, selera dan daya belinya. Berdasarkan uraian ini peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian Analisis Keterlibatan Konsumen dan Beda Antar Merek Terhadap
Keputusan Membeli Sabun Kecantikan pada Mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah keterlibatan konsumen berpengaruh dan signifikan dalam proses pengambilan
keputusan membeli produk sabun kecantikan pada mahasiswi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara ?
2. Apakah perbedaan antara merek sabun kecantikan di benak konsumen pada
mahasiswi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara signifikan?
C. Kerangka Konseptual
Assael (Simamora, 2003:275), yang mengkombinasikan 2 (dua) faktor yaitu keterlibatan dan Perbedaan antar merek. Menurut Setiadi (2003:115), keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh
(13)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
13 stimulus di dalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian suatu produk.
Keterlibatan paling banyak dipahami sebagai fungsi orang, objek dan situasi. Titik awalnya selalu orang, motivasi yang mendasari dalam kebutuhan dan nilai, yang pada gilirannya merupakan refleksi dari konsep diri. Keterlibatan diaktifkan ketika objek (produk atau jasa) dirasakan membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang penting. Namun, pentingnya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dari objek akan bervariasi dan berubah dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut, yaitu :
Sumber : Assael (Simamora, 2003:275) dan Setiadi (2003:115) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini menjelaskan bahwa keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek akan mempengaruhi atau menentukan Keputusan membeli.
Keterlibatan konsumen X1
Perbedaan Antar Merek) X2
Keputusan Membeli Y
(14)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
14
C. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Keterlibatan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses
pengambilan keputusan membeli produk sabun kecantikan pada mahasiswi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.
2. Perbedaan antar merek dalam pengambilan keputusan membeli sabun kecantikan di
benak konsumen pada mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU signifikan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a.Mengetahui pengaruh keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan
...keputusan membeli produk sabun kecantikan.
b.Mengetahui perbedaan antar merek dalam proses pengambilan keputusan membeli sabun kecantikan di benak konsumen.
(15)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
15
a. Sebagai sumbangan yang berarti bagi peneliti untuk menambah pengetahuan
dalam manajemen pemasaran khususnya mengenai perilaku pembelian.
b. Sebagai sarana informasi dan pengetahuan bagi pemasar yang bergerak …
dalam pemasaran produk sabun kecantikan.
b. Sebagai referensi terhadap peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
perilaku konsumen.
F. Metode Penelitian 1. Batasan operasional
Agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti melakukan batasan atau membatasi penelitian untuk melihat identifikasi perilaku konsumen, yaitu keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek sabun kecantikan terhadap proses pengambilan keputusan pada mahasiswi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Identifikasi dan defenisi operasional variabel
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain,terdiri dari :
1. Variabel keterlibatan konsumen (X1) merupakan tingkat kepedulian atau minat
terhadap proses pembelian yang dibangkitkan oleh pentingnya pembelian itu. Keterlibatan mengacu pada situasi temporer pada individu yang dipengaruhi oleh interaksi,karakteristik individu,produktivitas dan situasional.
2. Variabel perbedaan antar merek (X2) merupakan perbedaan antar merek di
(16)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
16 dalam benak konsumen mengacu kepada signifikansi merek-merek sabun kecantikan di benak konsumen signifikan atau tidak.
3. Variabel terikat adalah Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Keputusan Membeli Mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU.
3. Operasionalisasi variabel
Tabel 1.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Keterlibatan konsumen terhadap produk sabun kecantikan(X1)
1.Sabun.kecantikan ...bagi saya
2.Daya tarik sabun ...kecantikan.bagi.saya 3.Kebutuhan.sabun ...kecantikan.bagi.saya 4.Kegunaan sabun ...kecantikan.bagi.saya 5.Image sabun Sabun kecantikan Skala Likert
Beda merek terhadap produk sabun kecantikan (X2)
1 . Kelembutan 2. ..Keamanan 3. Kesehatan 4. Keharuman 5. Daya bersih 6. Kepraktisan 7. Kelembaban
Skala Likert
Keputusan Membeli (Y) 1. Pengaruh orang lain 2. Pengaruh situasional 3. Pengaruh merek 4. Perbedaan merek
Skala . Likert
(17)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
17
4. Parameter variabel
Variabel keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek dan keputusan membeli diukur dengan menggunakan skala Likert.Dengan skala Likert maka variabel yang diukur dan dijabarkan dalam indikator yang kemudian indikator tersebut dijadikan item-item instrumen yang berupa pernyataan (Sugiyono,2003:86).Di bawah ini parameter variabel Keterlibatan konsumen.
Tabel 1.3
Operasionalisasi Skala Likert Keterlibatan konsumen
Indikator 1 2 3 4 5
Sabun.kecantikan bagi saya
Sangat tidak penting
Tidak penting Ragu-ragu Penting Sangat penting
Daya tarik sabun kecantikan.bagi saya
Sangat tidak menarik perhatian
Tidak menarik perhatian
Ragu-ragu Menarik perhatian
Sangat menarik perhatian
(18)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
18
Sumber : Sugiyono,2003:87
Tabel 1.4
Operasionalisasi Skala Likert PerBedaan Antar merek
Indikator 1 2 3 4 5
Kelembutan Sangat kasar Kasar Cukup Lembut Sangat lembut
Keamanan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Kesehatan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Keharuman Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Daya bersih Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Kebutuhan.Sabun kecantikan.bagi saya Sangat tidak sesuai dengan kebutuhan Tidak sesuai dengan kebutuhaan
Ragu-ragu Sesuai kebutuhan Sangat sesuai kebutuhan Kegunaan sabun kecantikan bagi saya Sangat tidak berguna
Tidak berguna Ragu -ragu Berguna Sangat berguna
Image sabun kecantikan bagi saya Sangat tidak melambangkan kepribadian Tidak melambangkan kepribadian
Ragu-ragu Melambangkan kepribadian
Sangat melambangkan kepribadian
(19)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
19
Kepraktisan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Kelembaban Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Sumber : Sugiyono,2003:86.
5. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T.M. Hanafiah, SH Medan dan pelaksanaan penelitian dilaksanakan peneliti dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara yang dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2007.
6. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi S-1 Manajemen Ekstensi yaitu angkatan 2005 dan angkatan 2006 yang terdaftar pada tahun 2007 adalah wanita yang berusia 20 sampai 26 tahun yaitu sebagai berikut:
Fakultas
Angkatan 2005
Angkatan
2006 Jumlah
Manajemen Extension 149 189 338
20% 29.8 37.8 68
( Sumber Bagian Kemahasiswaan FE USU ).
Sampel diambil dengan menggunakan metode Aksidential yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data(Sugiono,2003:77)20 % dari populasi . Artinya jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 67,6 dibulatkan menjadi 68 orang . Jumlah ini dianggap sudah representatif menurut populasi Gay ( Umar, 2005 : 147 ) jumlah sample 20 % sudah dapat diterima.
(20)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
20
7. Jenis dan sumber data
Penelitian menggunakan 2 (dua) jenis data di dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah :
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini maka data primer yang diperlukan adalah data tentang keterlibatan konsumen dan beda antar merek.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil lapangan dan internet.
8. Teknik pengumpulan data
a. Daftar Pertanyaan / Kuesioner
Daftar Pertanyaan / Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan tentang variabel keterlibatan konsumen dan beda antar merek.
(21)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
21 Observasi adalah pengamatan langsung ke objek penelitian dalam hal ini adalah produk sabun kecantikan yang ada di pasar.
9. Analisis data
a. ,Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli produk sabun kecantikan.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian.Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 12.00 untuk memperoleh hasil yang terarah.
c. Analisi Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/ hubungan variable bebas ( Keterlibatan konsumen, dan perbedaan antar merek) dan variabel terikat (Keputusan Membeli).
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat,penulis menggunakan bantuan program software SPSS versi 12.0
Rumus Perhitungan persamaan regresi linier berganda adalah sebagai
.berikut:
(22)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
22 Dimana :
Y : Keputusan membeli
a : Konstanta
b1-b2 : Koefisien regresi
X1 : Variabel Keterlibatan Konsumen.
X2 : Variabel Beda Antar Merek
d. Pengujian Hipotesis
1) Uji-t(uji parsial)
Melalui uji-t (uji parsial) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Ho : b1 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen yaitu(X1,X2)berupa variabel-variabel keterlibatan konsumen dan
variabel beda antar merek.dan variabel dependen(Y) yaitu keputusan membeli. Ha : b1 = 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Independent
yaitu (X1,X2) berupa variabel-variabel keterlibatan konsumen dan variabel beda
antar merek.dan variabel dependen(Y) yaitu keputusan membeli.
Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK)
Ho diterima,apabila thitung <ttabel (α) Ha diterima apabila thitung >ttabel (α)
(23)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
23
2) Uji-F (Uji Serentak)
adalah untuk melihat secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara
signifikan dari variabel independent yaitu (X1,X2) berupa variabel-variabel
keterlibatan konsumen,dan beda antar merek dan variabel dependent(Y) yaitu keputusan membeli.
Melalui Uji Statistik dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2
Artinya secara bersama sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel independent yaitu (X1,X2) berupa variabel-variabel
keterlibatan konsumen,dan beda antar merek dan variabel dependent (Y) yaitu keputusan membeli.
H0 : b1 ≠ b2
Artinya secara bersama sama (serentak) terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel independent yaitu (X1,X2) berupa variabel-variabel keterlibatan
konsumen,dan beda antar merek dan variabel dependent (Y) yaitu keputusan membeli.
Krtiteria Pengambilan Keputusan (KPK) H0 diterima, apabila Fhitung < Ftabel ( )
(24)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P e r b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
24 Ha diterima, apabila Fhitung > Ftabel ( )
3. Koefisien Determinan (R²)
Identifikasi Determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel,
maka harus dicari koefisien determinan (R2). Koefisien determinana
menunjukkan besarnya kontribusi variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Semakin besar nilai koefisien determoinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independent (X) menerangkan variabel dependent
(Y). Jika Determinan (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat
dikatakn bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu (X1,
X2 ) berupa variabel-variabel keterlibatan konsumen,dan beda antar merek
dan variabel dependent (Y) yaitu keputusan membeli.
Determinan (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu (X1, X2 )
berupa variabel-variabel keterlibatan konsumen,dan beda antar merek dan variabel dependent (Y) yaitu keputusan membeli semakin kecil. Hal in berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel independent
yaitu (X1,X2) berupa variabel-variabel keterlibatan konsumen,dan beda antar
merek dan variabel dependent (Y) yaitu keputusan membeli.
(25)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9 A. Penelitian Terdahulu
Lubis (2006) Identifikasi Tipe Perilaku Konsumen, Studi Kasus Produk Sabun Kecantikan. Dimana Lubis mengambil Populasi pada Masyarakat Menteng VII Medan,sedangkan penulis mengambil populasi pada Mahasiswi Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Sampel Lubis menggunakan sampel Purposive sampling sedangkan penulis menggunakan metode sampel Aksidental . Hasil penelitian menyatakan bahwa Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli produk sabun kecantikan dibenak konsumen signifikan, dan perbedaan antar merek sabun kecantikan di benak konsumen adalah signifikan dan tipe perilaku pembelian sabun kecantikan pada masyarakan menteng VII termasuk tinggi dan signifikan yaitu jenis Tipe pembelian kompleks.
B. Defenisi Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2003:25) menyebutkan perilaku konsumen sebagai yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Engel et.al (Mangkunegara, 2002:3) menyebutkan perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk
(26)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
2 proses dalam pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
The American Marketing Assosiation (Setiadi, 2003:3) menyebutkan perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Defenisi di atas terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu :
1. Perilaku konsumen adalah dinamis
2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan
sekitarnya.
3. Melibatkan pertukaran.
Perilaku dinamis berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak selama sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Perilaku konsumen yang melibatkan pertukaran merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam defenisi perilaku yaitu pertukaran di antara individu. Hal ini membuat defenisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan defenisi pemasaran yang sejauh ini menekankan pertukaran.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Engel et.al (2001:31) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap proses keputusan, yakni :
1. Faktor budaya
Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan instansi penting lainnya.
(27)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
3 Faktor budaya terdiri dari :
a. Sub kebudayaan
Yaitu sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.
b. Kelas sosial
Yaitu bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai kepentingan dan perilaku yang sama.
2. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti: Umur dan tahap siklus hidup
Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup
Kepribadian dan konsep diri
3. Faktor sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti : kelompok, dalam hal ini terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai susunan individu maupun kelompok.
Kelompok ini terdiri atas :
a. Kelompok keanggotaan, adalah kelompok yang secara langsung mempengaruhi dan dimiliki seseorang.
(28)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
4
b. Kelompok acuan, adalah kelompok yang berfungsi sebagai titik banding,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang membentuk sikap dan perilaku seseorang.
4. Faktor-faktor psikologis
Pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor psikologis penting, yakni :
a. Motivasi
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup merangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengukur dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
c. Pembelajaran
Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman, proses belajar berlangsung melalui :
1) Drive (dorongan)
2) Stimulation (rangsangan)
3) Clues (petunjuk)
4) Responses (tanggapan)
(29)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
5
D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Setiadi (2003:16-20) menyebutkan tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu :
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga atau seks hingga suatu tingkat kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan 2 (dua) tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.
3. Evaluasi alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi pembeli.
(30)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
6 Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.
5. Perilaku sesudah pembelian
Sesudah melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.
6. Kepuasan sesudah membeli
Setelah membeli suatu produk seorang konsumen akan mendeteksi adanya cacat produk. Beberapa pembeli tidak menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan melihat cacat itu sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan di antara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.
(31)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
7 Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara penggunaan yang baru, ini harus menarik minat pemasar karena penggunaan baru dapat diiklankan.
F. Keterlibatan Konsumen
Konsep keterlibatan sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Istilah ini pertama kali dipopulerkan di dalam lingkungan pemasaran oleh Krugman pada tahun 1965 dan mampu membangkitkan minat yang besar pada saat itu. Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
Keterlibatan paling banyak dipahami sebagai fungsi dari orang, objek dan situasi. Titik awalnya selalu dengan orang, motivasi yang mendasari dalam bentuk kebutuhan dan nilai, yang pada gilirannya merupakan refleks dari konsep diri. Keterlibatan diaktifkan ketika objek (produk, jasa atau pesan promosi) dirasakan membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan dan nilai yang penting. Namun seperti yang akan kita lihat nanti, pentingnya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dari objek akan bervariasi dari satu situasi ke situasi berikutnya. Oleh karena itu, ketiga faktor yang mencakup orang, objek dan situasi harus diperhitungkan.
Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal atau objek, kejadian atau aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa
(32)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
8 produk yang memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan produk tersebut.
Relevansi – pribadi intrinsik (intrinsic self – relevance) mengacu pada pengetahuan arti – akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan pengetahuan arti – akhir ini melalui pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu produk. Pada saat mereka menggunakan produk (atau memperhatikan orang lain mempergunakannya), konsumen belajar bahwa ciri produk tertentu memiliki konsekuensi yang dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
Relevansi pribadi situasional (situational self – relevance) ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial di sekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting, sehingga membuat produk dan merek yang terlihat secara pribadi relevan. Karena berbagai faktor lingkungan berubah sepanjang waktu, maka relevansi pribadi situasional biasanya melibatkan hubungan arti akhir temporal antara produk dengan konsekuensi pribadi dapat lenyap ketika situasi telah berubah.
Relevansi pribadi situasional selalu berkombinasi dengan relevansi pribadi intrinsic konsumen untuk menciptakan tingkat keterlibatan yang benar-benar dialami konsumen selama proses pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa konsumen biasanya mengalami beberapa tingkat keterlibatan ketika membuat pilihan pembelian, bahkan untuk produk yang relatif tidak penting (Setiadi, 2003:115-120).
(33)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
9
G. Bentuk Keterlibatan
Memperlihatkan bentuk-bentuk yang dapat diambil oleh keterlibatan dan cara keterlibatan itu diekspresikan di dalam perilaku konsumen. Pertama, perhatikan bahwa konsumen dimotivasi untuk mencari informasi yang relevan dan mengolahnya secara lebih tuntas apabila keterlibatan tersebut tinggi. Begitu pula mereka lebih dipengaruhi oleh kekuatan argumentasi sebagaimana berlawanan dengan cara dimana daya tarik diekspresikan dan divisualisasikan, yang digambarkan sebagai keterlibatan pesan.
Konsumen juga dapat terlihat dengan produk atau merek. Mereka akan lebih melihat perbedaan dalam sifat yang ditawarkan oleh berbagai produktivitas atau merek, dan hasilnya yang lazim adalah kesetiaan atau loyalitas yang lebih besar ketika preferensi didasarkan atas keterlibatan yang dirasakan tinggi.
Akhirnya terdapat kemungkinan yang lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas apabila tingkat keterlibatan tinggi, sementara keterlibatan yang relatif rendah akan menyebabkan taktik atau teknik pilihan yang lebih disederhanakan dari pemecahan masalah yang relatif terbatas. Hal ini diekspresikan dalam jumlah upaya yang dikerahkan dalam proses pencarian informasi dan evaluasi alternatif (Setiadi, 2003:123-124).
H. Faktor Anteseden dari Keterlibatan
Menurut Engel et al ( 1995 ) ada 3 Faktor – Faktor yang mempengaruh iatau menghasilkan Keterlibatan konsumen yaitu (Simamora,2003:263-265) adalah :
(34)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
10 Tanpa pengaktifan kebutuhan dan dorongan, maka tidak akan ada keterlibatan, dan ini paling kuat apabila produk atau jasa dipandang sebagai citra diri yang mempertinggi. Bila demikian halnya, maka hal ini mungkin langgeng, sebagaimana berlawanan dengan situasional atau temporer.
2. Faktor produk
Produk ini menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. Sepertinya cara konsumen merespon suatu produk, itulah yang akan menentukan tingkat keterlibatan mereka. Meskipun begitu, karakteristik produk dapat membentuk keterlibatan konsumen. Secara umum, keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan nilai yang penting. Selain itu, keterlibatan dapat meningkat karena alternatif pilihan dipandang secara lebih, dibedakan di dalam penyajian mereka.
Perilaku konsumen melibatkan resiko dalam pengertian bahwa setiap tindakan konsumen akan menimbulkan akibat yang tidak dapat diantisipasi dengan yang mendekati kepastian dan sebagian mungkin tidak menyenangkan. Banyak jenis resiko yang disadari telah teridentifikasi, termasuk resiko fisik (resiko yang membahayakan tubuh), resiko psikologis (khususnya efek negatif pada citra diri), untuk kerja (takut bahwa produk tidak akan bekerja sebagaimana yang diharapkan), dan keuangan (resiko bahwa hasil akan menyebabkan hilangnya pendapatan). Sebagaimana orang akan mengharapkan secara logis, semakin besar resiko yang disadari atau yang dihadapi, maka semakin besar kemungkinan adanya keterlibatan yang lebih tinggi. Apabila resiko yang disadari menjadi lebih tinggi, maka akan ada motivasi entah untuk menghindari pembelian dan
(35)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
11 pemakaian sama sekali atau meminimumkan resiko melalui pencarian dan tahap evaluasi alternatif di dalam pemecahan masalah yang lebih luas.
Nilai akhir dari produk juga merupakan faktor yang menentukan, yaitu daya tarik emosionalnya dan kemampuannya yang disadari untuk memberikan kesenangan yang terlepas dari manfaat objektifnya. Hingga tingkat dimana pertimbangan subjektif ini penting, maka keterlibatan akan terus meningkat.
3. Faktor situasi
Keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang stabil, keterlibatan situasi (instrumental) akan berubah sepanjang waktu. Keterlibatan situasi juga bersifat operasional atas dasar temporer dan akan memudar segera setelah hasil pembelian terpecahkan (Setiadi, 2003:121-123).
(36)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
12
BAB III
GAMBARAN UMUM PRODUK
A. Jenis Sabun dan Fungsinya
1. Transparant Soap
Transparant Soap merupakan sabun tembus pandang ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
2. Castile Soap
Castile Soap merupakan sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol, sabun ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikomsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
3. Deodorant Soap
Deodorant Soap merupakan sabun yang bersifat sangat aktif, digunakan untuk menghilangkan aroma tak sedap pada bagian tubuh. Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
4. Acne Soap
Acne soap merupakan sabun yang dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Serig kali sabun jerawat mengakibatkan kulit kering bila pemakaiannya dibarengi dengan produk anti-acne lain dan kulit akan sangat teriritasi , sehingga akan lebih baik jika anda memberi pelembab atau clearning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
(37)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
13 5. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Cosmetic Soap biasanya dijual d gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh
leih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamanya terdapat formula khusus seperti pemutih.Cosmetic Soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberihasil tertentu,seperti pada whitening facial soap dan
firming facial soap.
6. Superfatted soap
Superfatted soap memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak
sehingga membuat terasa lembuat dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena di dalamnya terdapat kandungan gliserin,petroleurn dan baeswax yang dapat mencegah kulit dari iritasi dan jerawat.
7. Oatmael soap
Oatmael soap merupakan sabun hasil penelitian dari gandum yang
mempunyai anti iritasi.Dibandingkan sabun lain,sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak dan menghaluskan kulit kering dan sensitif. 8. Natural soap
Natural soap sabun alami yang memiliki formula yang sangat lengkap
seperti vitamin,ekstra buah,minyak nabati,eksta bunga,aloe vera,dan hasil essential oil.
Sedangkan formula yang perlu dihindari dari sabun,yaitu :
1. Sodium hydroxide & Alkaline menyebabkan terjadinya kulit teriritasi dan
(38)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
14 2. Anti bacterial formula hanya membersihkan bagian luar tapi tidak
mematikan kuman dan bakteri yang ada pada kiulit atau jerawat tersebut. 3. Lemak hewani mengakibatkan terjadinya iritasi pda kulit yang
menyebabkan terjadinya jerawat.
4. PH diatas 7 yang menyebabkan meningkatkan keberadaan
Propionobakteria yaitu bakteri penyebab terjadinya jerawat.
B. Deskriptif Produk Sabun Kecantikan
1. Dove Cream Bar
Sabun kecantikan Dove Cream Bar merupakan sabun kecantikan yang diproduksin oleh PT.Unilever Indonesia Tbk,Surabaya-Indonesia.Bahan (Ingredients) sabun Dove,yaitu:
1. Water
2. Sodium Laureth
3. Fragrance
4. Lauryl Glucosyde
5. Glyceril
6. Oleate
7. Isoproplyl
8. Salt
9. Acrylate Copolymer
(39)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
15 11.Glycerine
12.Urea
13.Alcohol,lauryln aminoproply glycine,laury dietaylane
diamingglycine,tea lactid acid,sorbitol,cityc,sodium benzoate dan disodium edta.
Gambar 3.1 merupakan contoh promosi sabun kecantikan Dove Cream
Bar.
2. Lux
Sabun kecantikan Lux mengandung minyak zaitun Italia dan sari biji buah anggur.Sabun kecantikan Lux berfungsi merawat kulit agar tampil cantik alami, berseri serta menawan. Sabun Kecantikan Lux terdiri dari Lux
Special Edition 2007 dengan Slogan Lux Give You Super Power .
Bahan (Ingredient) sabun kecantikan Lux,yaitu:
a) Sodium soap b) Water
(40)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
16
d) Titanium e) Tetrasodium f) EDTA
g) Ethane
h) Hydroxy diphosphonic i) Acid
j) Olive
k) Grape seed extract l) Cl 74260
m) Cl 11710
Sabun kecantikan Lux merupakan produk dari PT.Unilever Indonesia Tbk,Surabaya-Indonesia dengan merek terdaftar RI No.203591 dengan berat bersih 100 gr.Gambar 3.2 merupakan contoh promosi sabun kecantikan Lux.
3. Giv
Sabun kecantikan Giv mengandung bahan alami plus beauty lotion untuk semua jenis kulit yang berfungsi menjadikan kulit segar alami senantiasa halus dan lembut. Sabun kecantikan Giv merupakan produk dari PT. Wings
(41)
Surya-Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
17 Surabaya-Indonesia dengan merek terdaftar Depkes RI No.CD.021890262 dengan berat bersih 80 gr.Gambar 3.3 merupakan contoh promosi sabun kecantikan Giv.
4. Shinzui’i
Sabun kecantikan Shinzui’i mengandung Herba Matsu Oil yang berfungsi merawat kulit agar tampak lebih cerah.
Cara pakai sabun kecantikan Shinzui’i,Yaitu :
a) Usapkan sabun kecantikan Shinzui’i keseluruh tubuh dan diamkan
selama 3 menit sebelum dibilas dengan air.
b) Gunakan sabun kecantikan Shinzui’i 2 kali sehari.
c) Untuk mempertahankan kulit tubuh tampak lebih cerah gunakan sabun
(42)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
18 Tips sabun kecantikan Shinzui’i,yaitu :
a) Gunakan pelembab kulit yang sesuai
b) Hindari sengatan matahari secara langsung
Bahan(Ingredients) sabun kecantikan Shinzui’i,yaitu :
1. Sodium palmitate 2. Sodium streamrate 3. Sodium palm kernalate 4. Water
5. Fragrance 6. Sodium lactate 7. Titanium dioxide 8. Herba matsu 9. Turpinal
10.Sodium Hydrosulfite 11.Tetrasodium
12.EDTA 13.Tinopal 14.Glycerin
15.Natrium hydroxide
Sabun kecantikan Shinzui’i merupakan produk dari PT.Bina Karya Prima Jakarta-Indonesia.Gambar 3.4 merupakan contoh promosi sabun kecantikan
(43)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
19
5.Harmony
Sabun Harmony mengandung sari buah alami dan vitamin sehingga membuat kulit terasa halus dan segar.
Bahan (Ingredients) sabun kecantikan Harmony,yaitu:
1. Sodium palmitate 2. Coconut oil 3. Glycrerin 4. Orange extract 5. Etidronic acid
6. Sodium hydrosulphite 7. Frangrance
8. Tetrasodium 9. EDTA
(44)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
20
10.Titanium dioxide 11.Water
12.Cl 19140 13.Cl 14700 14.NaOH
Sabun Harmony merupakan produk PT. Mega Surya Mas Medan-Indonesia dengan berat bersih 85 gr.Gambar 3.5 merupakan contoh promosi sabun kecantikan Harmony.
(45)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
21
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian analisis deskriptif.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan.
Karakteristik responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
No Angkatan Jumlah Persentase %
1
Manajemen Ekstensi 2005 30 41,11%
2 Manajemen Ekstensi 2006 38 55,89%
Jumlah 68 100%
Sumber : data diolah peneliti,2007
Dari Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karekteristik responden berdasarkan angkatan yaitu mahasiswi manajemen ekstensi angkatan 2005 berjumlah 30 orang (44,11%) sedangkan mahasiswi manajemen ekstensi angkatan 2006 berjumlah 38 orang (55,89%).
(46)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
22
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : data diolah peneliti,2007
2. Produk Sabun Kecantikan Yang Dipakai Oleh Responden
Produk – produk sabun kecantikan yang dipakai oleh responden
adalah.Lux,Dove,Giv,Shinzu’i,Harmony,Lark,Skin.white,Extraderm,
Mustika Ratu, dan Nivea . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Produk Sabun Kecantikan Yang Dipakai Oleh Responden
No Usia Jumlah Persentase %
1 21 8 11,79%
2 22 20 29,41%
3 23 20 29,11%
4 24 10 14,70%
5 25 6 8,82%
6 26 4 5,90%
Jumlah 68 100%
No Produk Jumlah Persentase %
1 Lux 22 32,35%
2 Dove 14 20,59%
3 Giv 10 14,70%
4 Shinzu'i 8 11,79%
5 Harmony 5 7,35%
6 Lark 4 5,90%
7 Skin White 1 1,47%
8.a Extraderm Germatical 1 1,47% b Extraderm Moisturezier 1 1,47%
(47)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
23
Sumber:data.diolah oleh.peneliti,2007
3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel. Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel-Variabel. Indikator
Penelitian Frekuensi
Persentase 100 %
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
P1 0 0 1 51 16 68 0 0 1,47 75 23,52 100 P2 0 2 3 44 19 68 0 0 4,41 64,7 27,95 100 P3 0 0 2 40 26 68 0 0 2,94 58,82 38,23 100 P4 0 0 0 42 26 68 0 0 0 61,77 38,77 100 P5 0 0 5 38 25 68 0 0 7,35 55,88 36,76 100 P6 0 0 6 44 18 68 0 0 8,82 64,7 26,47 100 P7 0 0 7 38 23 68 0 0 10,3 55,88 33,82 100 P8 0 0 12 30 26 68 0 0 17,64 44,11 38,23 100 P9 0 0 5 35 28 68 0 0 7,35 51,47 41,76 100 P10 0 0 4 28 36 68 0 0 5,58 41,17 52,94 100 P11 0 0 7 41 20 68 0 0 10,3 60,29 29,41 100 P12 0 0 6 30 32 68 0 0 8,82 44,11 47,05 100 P13 0 1 11 25 31 68 0 6 16,17 36,76 45,5 100 P14 0 0 3 28 35 68 0 o 4,41 41,17 51,47 100 P15 0 0 1 34 33 68 0 0 1,47 50 48,52 100 P16 0 0 2 33 33 68 0 0 2,94 48,52 48,52 100
Sumber:data.diolah oleh.peneliti,2007
10 Nivea 1 1,47%
(48)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
24
B.Uji Validitas dan Reliabilitas
Dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang terarah. Untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Hasil dari Uji valid dan relibilitas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 75,5000 20,500 ,475 . ,701
P2 75,5500 19,833 ,479 . ,690
P3 75,3000 19,122 ,530 . ,683
P4 75,4000 21,378 ,470 . ,720
P5 75,2000 18,622 ,279 . ,675
P6 75,7000 18,678 ,480 . ,692
P7 75,7000 19,122 ,538 . ,676
P8 75,5000 19,167 ,522 . ,677
P9 75,8000 20,178 ,590 . ,700
P10 75,2000 18,178 ,279 . ,666
P11 75,5000 15,389 ,663 . ,630
P12 75,5000 20,944 ,522 . ,731
P13 75,2000 17,156 ,279 . ,667
P14 75,4000 20,933 ,470 . ,713
P15 75,5000 18,500 ,387 . ,676
P16 75,5000 19,167 ,522 . ,677
P17 77,0000 16,222 ,457 . ,662
P18 76,3000 18,011 ,530 . ,699
(49)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
25
P20 75,5000 20,278 ,522 . ,709
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS versi 12.0 For Windows
Inter Prestasi :
1. Scale Mean If item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus,misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-...rata .total .bernilai
75,5000 dan jika butir 6 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 75,5500 dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika
....variabel tersebut dihapuskan.Besarnya variance total jika butir 1 dihapus
adalah 20,500 sedangkan jika butir 2 dihapus adalah 19,833 dan ....seterusnya.
3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antara skor item ....dengan
skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas ....instrumen.Nilai
pada kolom corrected merupakan nilai r hitung yang ...akan dibandingkan dengan
r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap ...butir pertanyaan.Dimana r tabel
pada 0.05 dengan drajat bebas : df = ...Jumlah kasus – 2 jumlah kasus adalah
20,maka df = 20-2 = 18 maka ...dilihat pada r tabel yaitu 0,444.
Ketentuan untuk Pengambilan keputusan
1.Jika rhit positif dan rhit > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid ...dalam
hal ini r tabel ditetapkan sebesar 0,444 dengan melihat r tabel.
2.Jika rhit negatif dan rhit < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
(50)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
26
Tabel 4.6
Validitas Butir Pertanyaan(Uji 1)
Corrected item Total correlation
( r hitung )
r Tabel Validitas
Butir 1 ,475 0,444 Valid
Butir 2 ,479 0,444 Valid
Butir 3 ,530 0,444 Valid
Butir 4 ,470 0,444 Valid
Butir 5 ,279 0,444 Tidak Valid
Butir 6 ,480 0,444 Valid
Butir 7 ,538 0,444 Valid
Butir 8 ,522 0,444 Valid
Butir 9 ,590 0,444 Valid
Butir 10 ,279 0,444 Tidak Valid
Butir 11 ,663 0,444 Valid
Butir 12 ,522 0,444 Valid
Butir 13 ,279 0,444 Tidak Valid
Butir 14 ,470 0,444 Valid
Butir 15 ,387 0,444 Tidak Valid
Butir 16 ,522 0,444 Valid
Butir 17 ,457 0,444 Valid
Butir 18 ,530 0,444 Valid
Butir 19 ,590 0,444 Valid
Butir 20 ,522 0,444 Valid
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 12.0 for windows
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan kevalidan pernyataan melalui
perbandingan antara rhitung dengan rta bel,ditemukan 4 pernyataan yang tidak valid
(51)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
27 Untuk itu perlu diadakan pengujian validitas pernyataan dengan membuang pernyataan yang tidak valid dari kuesioner.Pada pengujian realibitas pada tabel 4.7,maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan
Melalui perbandingan ralpha dengan rta bel secara umum kuesioner dapat dinyatakan
reliabel untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.
Tabel 4.7
Reliabilitas kuesioner ( Uji 1 ) Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 12.0 for windows
Pengujian validitas dan realibitas kuesioner selanjutnya dilakukan karena dalam pengujian yang pertama ditemukan empat pernyataan yang tidak valid.Pengujian yang kedua melibatkan 16 pernyataan telah di uji dan dinyatakan yang dinyatakan valid . Hasil pengolahan data item total statistic dapat dilihat pada tabel 4.8 Dan hasil pengujian kedua validitas kuesioner tiap pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.9
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardize
d Items N of Items
(52)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
28 Tabel 4.8 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1 61,5000 26,278 ,540 . ,789
P2 61,5000 26,944 ,546 . ,796
P3 61,3000 24,678 ,564 . ,777
P4 61,4000 25,600 ,587 . ,785
P6 61,8000 21,733 ,683 . ,756
P7 61,7000 25,344 ,607 . ,779
P8 61,5000 27,167 ,593 . ,798
P9 61,8000 27,511 ,683 . ,805
P11 61,4000 23,378 ,588 . ,778
P12 61,6000 24,933 ,598 . ,798
P14 61,4000 29,378 ,587 . ,822
P16 61,5000 27,167 ,723 . ,798
P17 61,6000 18,711 ,734 . ,746
P18 61,6000 17,156 ,839 . ,730
P19 61,3000 21,567 ,854 . ,745
P20 61,1000 22,767 ,609 . ,764
(53)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
29
Tabel 4.9
Validitas kuesioner (Uji 2)
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 12.0 for windows
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan kevalidan pernyataan melalui
perbandingan antara rhitung dengan rta bel ,ditemukan bahwa 16 atau semua
pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid. Dengan demikian pernyataan
Corrected item Total correlation
( r hitung )
r Tabel Validitas
Butir 1 ,540 0,497 Valid
Butir 2 ,546 0,497 Valid
Butir 3 ,564 0,497 Valid
Butir 4 ,587 0,497 Valid
Butir 5 ,683 0,497 Valid
Butir 6 ,607 0,497 Valid
Butir 7 ,593 0,497 Valid
Butir 8 ,683 0,497 Valid
Butir 9 ,588 0,497 Valid
Butir 10 ,598 0,497 Valid
Butir 11 ,587 0,497 Valid
Butir 12 ,723 0,497 Valid
Butir 13 ,734 0,497 Valid
Butir 14 ,839 0,497 Valid
Butir 15 ,854 0,497 Valid
(54)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
30 dalam kuesioner layak dipakai dalam penelitian.Pada pengujian reliabel pada tabel 4.10 berdasarkan kriteria pengambilan keputusan melalui perbandingan ralpha dengan rta bel secara umum kuesioner dapat dinyatakan reliabel untuk
dipakai sebagai instrumen penelitian.
Tabel 4.10 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardize
d Items N of Items
,418 ,422 16
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 12.0 for windows
C. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Keterlibatan konsumen dan perbedaan merek terhadap variabel terikat Keputusan membeli terhadap pembelian sabun kecantikan pada Mahasiswi Manajemen Ekstensi FE USU.Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.0 dengan menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap variabel dependent. Seluruh variabel akan dimasukkan kedalam analisis untuk dapat
(55)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
31 diketahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap variabel dependent.
Tabel 4.11 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Keputusan_Membeli 15,7500 1,95757 68 Keterlibatan_Konsumen 21,0588 1,84377 68 Perbedaan_Antar_Merek 30,0000 2,99751 68 Sumber : Pengolahan data dengan SPSS 12.0 for windows
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan analisis statistik descriptive yaitu: a. Rata-rata variabel keputusan membeli = hasil dengan standar deviasi = hasil
b. Rata-rata variabel Keterlibatan konsumen = hasil dengan standar deviasi = hasil
c.Rata-rata variabel Perbedaan antar merek = hasil dengan standar deviasi = hasil
Tabel 4.12
Variabels Entered/ Removed(b)
Model
Variables Entered
Variables
(56)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
32 Sumber : Pengolahaan data dengan SPSS 12.0 for windows
Berdasarkan tabel 4.12 Menunjukkan hasil variabel entered/removed(b) yaitu sebagai berikut:
a. Variabel yang dimasukkan kedalam adalah variabel independent yaitu
Perbedaan antar merek dan Keterlibatan konsumen
b. Tidak ada variabel independent yang dikeluarkan (removed)
c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter
Tabel 4.13
Hasil Regresi linier Berganda
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 1.982 2,991 3,338 ,001
Keterlibatan_Kon
sumen ,232 ,133 ,053 2,838 ,003 ,871 1,148 Perbedaan_Antar
_Merek ,129 ,082 ,355 2,021 ,004 ,871 1,148
Sumber : Pengolahaan data dengan SPSS 12.0 for windows
Dari tabel 4.13 kolom kedua Unstandardized coefficients bagian B maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 1,982 + ,232x1 + ,129x2
Persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1
Perbedaan_ Antar_Merek, Keterlibatan_ Konsumen(a)
(1)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
42 3. Nilai thitung variabel keterlibatan konsumen adalah 2,838 dan ttabel
bernilai1,98 sehingga thitung>ttabel ( 2,838 > 1,98 ) maka dapat disimpulkan
bahwa variabel keterlibatan konsumen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan membeli sabun kecantikan dan nilai thitung variabel
perbedaan antar merek adalah 2,021 dan t tabel bernilai 1,98 thitung > ttabel
( 2,021 > 1,98 ) maka dapat di simpulkan bahwa variabel perbedaan antar merek berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ..keputusan membeli sabun kecantikan.
4. R squere ( R2 ) Sebesar 0,442 artinya 44,2% (100%-44,2%) variabel dependent keputusan membeli dijelaskan oleh variabel independent keterlibatan konsumen dan perbedaan antar merek,dan sisanya yaitu 55,8 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain\variabel-variabel lain di luar variabel yang digunakan.
B. SARAN
1. Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli terhadap sabun kecantikan adalah berpengaruh tinggi atau signifikan. Maka sebaiknya produsen sabun kecantikan harus lebih cermat dalam menentukan strategi produknya dengan cara membangkitkan stimulus dan motivasi dalam setiap situasi kepada konsumen melalui pesan promosi produk dengan lebih terarah.
2. Perbedaan antar merek dalam proses pengambilan keputusan membeli terhadap sabun kecantikan pada mahasiswi manajemen ekstensi FE USU adalah
(2)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
43 berpengaruh tinggi atau signifikan, mengidentifikasikan bahwa produsen harus mempunyai daya saing yang tinggi dengan cara memproduksi produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dibanding dengan perusahaan lain yang sejenis.
.
LAMPIRAN
Kuesioner penelitian untuk keterlibatan konsumen terhadap sabun
Kecantikan
Identitas Responden
Nama :
Usia :
(3)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
44 1. Sebutkan Produk sabun kecantikan yang Anda gunakan saat ini
……….
2. Dibawah ini Anda diminta untuk memberikan skor ( 1-5)untuk keterlibatan anda terhadap membeli sabun Kecantikan.
3. P a d a t a e
4. di bawah ini,menceklist ( ) kategori paling sesuai untuk setiap indikator yang paling sesuai setiap indikator sabun kecantikan yang.anda.pakai..Merek.sabun.kecantikan.yang.anda.pakai……… ……….
Indikator 1 2 3 4 5
Kelembutan Sangat kasar Kasar Cukup Lembut Sangat lembut Keamanan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik Kesehatan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Indikator 1 2 3 4 5
Sabun.kecantikan bagi saya
Sangat tidak penting
Tidak penting Ragu-ragu Penting Sangat penting
Daya tarik sabun kecantikan.bagi saya
Sangat tidak menarik perhatian Tidak menarik perhatian
Ragu-ragu Menarik perhatian
Sangat menarik perhatian
Kebutuhan.Sabun kecantikan.bagi saya
Sangat tidak sesuai dengan kebutuhan Tidak sesuai dengan kebutuhaan
Ragu-ragu Sesuai kebutuhan
Sangat sesuai kebutuhan
Kegunaan sabun kecantikan bagi saya
Sangat tidak berguna
Tidak berguna Ragu -ragu Berguna Sangat berguna
Image sabun
kecantikan bagi saya
Sangat tidak melambangkan kepribadian Tidak melambangkan kepribadian
Ragu-ragu Melambangkan kepribadian
Sangat melambangkan kepribadian
(4)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
45 Keharuman Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
Daya bersih Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik Kepraktisan Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik Kelembaban Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Sangat baik
4. Pada tabel dibawah ini,menceklist( )kategori paling sesuai untuk .setiap ....indikator yang paling sesuai dalam pengambilan keputusan membeli sabun ....kecantikan.
Indikator 1 2 3 4 5
Pengaruh Orang lain
Sangat tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Ragu-ragu Berpengaruh Sangat Berpengaruh Pengaruh
situasional
Sangat tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Ragu-ragu Berpengaruh Sangat Berpengaruh Pengaruh
Merek
Sangat tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Ragu-ragu Berpengaruh Sangat Berpengaruh Perbedaan
Merek
Sangat tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Ragu-ragu Berpengaruh Sangat Berpengaruh
Terima kasih atas partisipasi Anda dalam mengisi Kuesioner ini. Semoga Anda selalu sukses dalam setiap aktivitas.
Peneliti,2007
(5)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
46 DAFTAR PUSTAKA
Angel, James F dan Dorger D. Black Well, Perilaku Konsumen, Jilid I, Edisi Keenam, Binarupa Aksara, Cetakan Pertama, 2001.
Kotler, Philip, dan Armstrong, 2001, Dasar-Dasar Pemasaran, Alih Bahasa Sindoro, Alexander, Penerbit Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Lamb, Hair, McDaniel, 2001, Pemasaran I, Terjemahan David Octarevia, Salemba Empat, Jakarta.
Lupyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
(6)
Irma Yuliani F. : A n a l i s i s K e t e r l i b a t a n K o n s u m e n d a n P er b e d a a n A n t a r M e r e k t e r h a d a p Keputusan Membeli Sabun Kecantikan Pada Mahasiswi M a n a j e m e n E k s t e n s i F E U S U , 2 0 0 7 .
U S U R e p os i t o r y © 2 0 0 9
47 Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2003, Perilaku Konsumen, Penerbit Refika Aditama,
Bandung. Nugroho,StrategiSS
Setiadi, J. Nugroho, 2003, Perilaku Konsumen Dalam Konsep dan Implikasi
Untuk Strategi Penelitian dan Pemasaran, Penerbit Prenada Media, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2003, Membongkar Kotak Hitam Konsumen, Penerbit Gramedia Pustaka Jakarta.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Penerbit Alvabeta, Bandung.
Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Umar, Husain 2005, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Jakarta Business Research Center, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.