Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

mental spiritual. Dengan maksud agar orang yang dibimbing mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah SWT. 2 Agama merupakan fondasi seseorang dalam berfkir, bersikap dan bertindak. Remaja yang dibesarkan jauh dari nilai agama akan menunjukan perilaku mencampur adukan antara yang benar dan salah, yang halal dan yang haram. Tindakannya hanya melampiaskan emosi dalam diri berdasarkan keinginan sesaat. Tidak memikirkan akibat yang akan terjadi, yang penting pemenuhan kebutuhan saat ini. Remaja yang jauh dari nilai agama, jika ingin fly langsung meminum-minuman keras. Jika ingin senang-senang, langsung berbesta di tempat-tempat hiburan malam. Jika ingin menyalurkan dorongan seksual, langsung berhubungan di luar nikah dengan pasangan yang belum sah. Jika ingin melampiaskan kemarahan langsung mengajak orang lain baku hantam. Ini merupakan gambaran kelam remaja yang hidup tampa agama. Dewasa ini kata remaja mengandung makna sebagai orang yang sudah mengenal baik dan buruk. Ada orang yang berkata, remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak berbeda dengan kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua, di satu sisi juga menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu 2 Elfi Mu’awanah, Dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami, Ponorogo: PT. Bumi Aksara, 2009 h. 80. dimanfaatkan. Mungkin mereka berbicara tentang kelakuan atau ketidak pedulian orang dewasa terhadap kelompok mereka atau mungkin ada pula yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya makna tersendiri, yang mempunyai dunia tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja, bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. Memasuki abad XXI, yang dikenal dengan era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang telekomunikasi mengakibatkan dunia tampa batas. Perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi banyak berimbas pada kalangan remaja, apalagi perubahan dan perkembangan zaman tersebut banyak diarahkan pada penyampaian teknologi informasi yang kurang memperhatikan nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat pada umumnya. Sehingga usia remaja yang sedang labil dan sedang mencari jati diri cenderung mengikuti nilai-nilai negative yang dikumpulkan oleh bebagai teknologi informasi yang ada, terutama dari segi moral atau norma yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai yang negative dan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia menjadi tantangan dan, “masalah sosial menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. 3 Bimbingan Agama wajib ditanamkan kepada anak sejak kecil. Salah cara memberi bimbingan, agama hanya akan masuk ke otak dan 3 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Persada, 2003 h. 357. tidak sampai tertanam di hati hingga ia tumbuh menjadi remaja. Konsekuensinya remaja tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi tidak mempunyai kendali yang kuat untuk menjauhi kemaksiatan. Contohnya seorang remaja yang taat agama suatu saat melakukan seks bebas hingga akhirnya membantu pacar melakukan aborsi, kedapatan mencuri Handpone teman, mencontek saat ulangan, menyuap guru agar mendapat nilai bagus, menyuap polisi agar tidak ditilang, kehidupannya sangat bertentangan dengan nilai agama. Hal tersebut merupakan gambaran gagalnya penanaman nilai agama pada generasi muda. Oleh karena itu akan sangat baik jika para remaja diberikan bimbingan agama agar tidak salah pergaulan. Bimbingan agama dapat dilaksanakan di Sekolah atau Masjid, dan di banyak Tempat, selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid juga merupakan tempat bimbingan agama. Banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang dijalankan masyarakat di dalam Masjid, khususnya kegiatan bimbingan agama bagi para remaja. Quraish Shihab membahas tentang pengertian Masjid, sebagaimana dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abi Sa’id Al-Khudri, berbunyi:“Bahwa tiap potong Tanah itu adalah Masjid ”. Masjid sebagai pusat kegiatan bimbingan agama mempunyai peran yang sangat signifikan dalam proses perbaikan umat. Di zaman Rasulullah di samping berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid juga menjadi tempat yang sangat strategis dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemerintahan dan sosial kemasyarakatan. Tidak diragukan lagi, ketika para pengelolanya memahami dengan baik dan benar tentang fungsinya, maka Masjid akan sangat memberikan kontribusi yang besar bagi perbaikan Umat Islam. 4 Dalam Al- Qur’an juga di katakan: “Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk”QS. At- Taubah:18. Penulis mencoba untuk menganalisis peran pengurus Masjid Arahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Perumahan Bumi Mas Raya BMR Cikokol Tangerang. Latar belakang inilah yang melandasi penulis untuk mengadakan penelitian mengenai bagaimana peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman Bumi Mas Raya BMR Cikokol Tangerang. Dan materi apa sajakah yang diberikan pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja? Tujuan 4 Mohammad Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema Insani, 1996 h. 20. penelitian berdasar dari rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui peran pengurus Masjid Arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. Selain itu tujuan penelitian juga untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja. Sering kita lihat, masih banyak perilaku-perilaku remaja yang melanggar norma-norma sosial atau bahkan norma-norma agama. Dengan adanya fakta tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Pengurus Masjid Arrahman dalam Memberikan Bimbingan Agama bagi Remaja di Perumahan Bumi Mas Raya BMR Cikokol Tangerang”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitan, dalam hal ini penulis membatasi masalah pada, Peran Pengurus Dalam Memberikan Bimbingan Agama dan Penanaman Nilai-Nilai Agama Bagi Remaja Di Masjid Arrahman. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis memberikan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Bagaimana Peran Pengurus Dalam Memberikan Bimbingan Agama Bagi Remaja Di Masjid Arrahman.

C. Tujuan Dan Manfaat Peneltian

1. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk. b. Mengetahui peran pengurus masjid arrahman dalam memberikan bimbingan agama bagi remaja.

2. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang hendak diwujudkan dari penelitian yaitu secara teoritis dan secara praktis, maka manfaat yang hendak diwujudkan adalah: a. Secara teoritis adalah untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman menulis dengan konsep metodologi dalam penelitian ini, juga memberikan bagi pengembang wacana keilmuan dengan bimbingan agama sebagai wadah pendidikan, sekaligus sebagai bahan pustaka bagi penelitian selanjutnya. b. Secara praktis adalah dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang peningkatan kualitas pelayanan bimbingan agama bagi remaja di Masjid Arrahman dan menambah khasanah pengetahuan, terutama bimbingan ajaran agama Islam, serta memberi pengalaman yang tidak sedikit kepada penulis tentang liku-liku peran pengurus dalam memberikan bimbingan agama.