V.1 Komunikasi
Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan atau program dengan efektif maka seorang implementor harus mengetahui apa yang harus dilakukannya
sebelum kebijakan tersebut diteruskan ke kelompok sasaran kebijakan. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan atau program dapat terwujud
jika komunikasi yang dibangun oleh implementor kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Selain itu keberhasilan implementasi program
juga mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan yang kemudian akan di
transmisikan kepada kelompok sasaran. Jika tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau tidak diketahui oleh kelompok sasaran maka kemungkinan suatu
kebijakan atau program tidak terealisasi dengan baik. Dalam hal ini peneliti ingin melihat bagaimana komunikasi yang dibangun
oleh implementor atau pihak puskesmas kepada masyarakat yakni bagaimana proses sosialisasi yang dilaksanakan oleh pihak puskesmas dan pemahaman
implementor maupun masyarakat mengenai jaminan persalinan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti kepada
implementor atau pihak puskesmas dapat diketahui bahwa para pegawai puskesmas mengetahui adanya program jaminan persalinan dan memahami tujuan
dari program ini serta pelayanan apa saja dari program jaminan persalinan ini. Hal ini sesuai dengan wawancara berikut ini:
“Saya mengetahui adanya program jaminan persalinan ini dan tujuan program ini untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi juga
mendukung program keluarga berencana disamping untuk membantu biaya proses persalinan. Untuk pelayanan apa saja yang didapatkan dari
jaminan persalinan ini dimulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan KB”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Wawancara dengan ibu Arlina, kepala puskesmas Tanah Tinggi pada 1 maret 2013
Hal ini senada dengan pernyataan dari bidan puskesmas Tanah Tinggi “Program jaminan persalinan ini untuk membantu biaya persalinan gratis
yang tujuannya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan yang diberikan dari program jaminan persalinan ini mulai dari
pemeriksaan kehamilan 4kali, persalinan, pelayanan ibu nifas dan pelayanan ibu KB.”
Wawancara dengan ibu Suci, 01 maret 2012 Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pemahaman implementor
mengenai jaminan persalinan sudah cukup jelas. Mereka mengetahui dan memahami dengan jelas maksud dan tujuan program jaminan persalinan serta
pelayanan apa saja yang dapat diberikan. Namun untuk mengimplementasikan suatu program dengan baik, seorang implementor tidak cukup hanya mengetahui
maksud dan tujuan dari program tersebut, tetapi implementor juga harus dapat memberitahukan atau mensosialisasikan apa yang mereka ketahui kepada
kelompok sasaran dalam hal ini adalah masyarakat, sehingga masyarakat juga dapat mengetahui tujuan dari sebuah program dan program dapat
diimplementasikan dengan baik. Tetapi dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa
pemahaman masyarakat mengenai program jaminan persalinan masih kurang jelas. Masyarakat tidak mengetahui dengan baik dan jelas mengenai maksud dan
tujuan dari program jampersal ini. Masyarakat hanya mengetahui tujuan dari program jaminan persalinan ini ialah untuk membantu biaya persalinan gratis.
Mereka menganggap bahwa program jaminan persalinan ini untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam melakukan persalinan. Padahal tujuan
dikeluarkannya program ini oleh pemerintah yakni selain untuk membantu biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
persalinan gratis bagi seluruh ibu hamil tanpa memandang status ekonominya, tujuan utamanya yakni untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta
untuk mendukung program keluarga berencana. Para penerima jaminan persalinan dianjurkan untuk mengikuti program keluarga berencana yang tujuannya untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk. Begitu pula masih minimnya pengetahuan mereka tentang tahap-tahap atau proses pelayanan dari jaminan persalinan ini.
Selain itu mereka menganggap bahwa jaminan persalinan ini hanya sampai proses persalinan saja. Padahal program jaminan persalinan ini dilakukan sampai proses
pelayanan keluarga berencana. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang penerima jaminan persalinan
“Tujuan dari program jaminan persalinan ini yang saya tahu untuk membantu biaya persalinan gratis. Jadi masyarakat yang ekonominya
menengah kebawah dapat terbantu dari segi ekonomi. Kalau tahap jampersal ini yang saya tahu, pertama kita harus melakukan pemeriksaan
sebanyak 4 kali setelah itu baru dilakukan proses persalinan.” Wawancara dengan ibu Rika, penerima jaminan persalinan, 02 maret
2013
Dan berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika melakukan wawancara kepada masyarakat yang sedang berkunjung ke posyandu, kader
maupun pegawai puskesmas yang sedang bertugas di posyandu hanya menginformasikan tentang sudah adanya program jaminan persalinan untuk biaya
persalinan gratis di puskesmas dan bagaimana prosedur agar dapat menjadi penerima program jaminan persalinan. Sedangkan mengenai tujuan dan tata
laksana dari program jaminan persalinan tersebut, tidak diinformasikan kepada masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kemudian dari penelitian yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa sosialisasi yang telah dilakukan oleh Puskesmas Tanah Tinggi kepada masyrakat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. 1.
Sosialisasi secara langsung Puskesmas melakukan sosialisasi secara langsung tentang adanya program
jaminan persalinan ini kepada masyarakat. Pegawai puskesmas memberitahukan kepada ibu-ibu hamil yang datang ke puskesmas ketika ingin
memeriksakan kehamilan mereka. Selain itu puskesmas juga memberitahukan kepada masyarakat yang berkunjung ke puskesmas untuk memeriksakan
kondisi kesehatan mereka, jika ada saudara atau tetangga mereka yang sedang hamil agar ikut dalam program jaminan persalinan ini. sesuai dengan
wawancara berikut ini “Kami memberitahukannya langsung kepada ibu-ibu hamil yang
sedang memeriksakan kehamilan di puskesmas ini. Kemudian kepada masyarakat yang sedang berkunjung ke puskesmas ini, kami juga
memberitahukan adanya program jaminan persalinan ini, manatau ada keluarga atau tetangga mereka yang sedang hamil.”
Wawancara dengan ibu Arlina selaku Kepala Puskesmas Tanah
Tinggi, 01 maret 2013
2. Sosialisasi secara tidak langsung
Dalam sosialisasi secara tidak langsung, puskesmas melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui plang yang ada di depan puskesmas. Selain itu
puskesmas juga mensosialisasikannya melalui tiap posyandu di wilayah kerja puskesmas sehingga tidak hanya masyarakat yang berada disekitar puskesmas
saja yang mengetahui adanya program jaminan persalinan ini, tetapi masyarakat yang bertempat tinggal disekitar posyandu juga dapat mengetahui
program jaminan persalinan ini. Hal ini sesuai dengan wawancara berikut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Kami mensosialisasikan program jaminan persalinan ini melalui plang yang ada di depan puskesmas. Selain itu kami juga
mensosialisasikannya melalui posyandu-posyandu yang berada di wilayah kerja puskesmas”
Wawancara dengan ibu Arlina pada 01 maret 2013 Berikut ini gambar plang jampersal untuk sosialisasi jaminan
persalinan kepada masyarakat
Gambar 2. Plang Jampersal
Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan posyandu kepada masyarakat maka peneliti mewawancarai salah satu kader dari
posyandu. “Sewaktu ibu-ibu berkunjung ke posyandu, saya dan pegawai
puskesmas memberitahukannya kepada ibu-ibu kalau jampersal sudah ada di puskesmas. kami beritahu syarat-syaratnya untuk
menjadi peserta jampersal. Selain itu saya juga mesosialisasikannya melalui perwiritan saya. Di perwiritan saya beritahulah kepada ibu-
ibu kalau sudah ada jampersal.” Wawancara dengan ibu Sulasmi, 02 maret 2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pernyataan diatas didukung dengan pernyataan salah seorang penerima jaminan persalinan. berikut pernyataannya :
“Saya tahu ada program jaminan persalinan di Puskesmas Tanah Tinggi dari ibu kader. Waktu itu saya sedang berkunjung ke
posyandu untuk memeriksakan kondisi kehamilan saya” Wawancara dengan ibu Rika, penerima jaminan persalinan, 02
maret 2013 Dari pernyataan-pernyataan hasil wawancara dengan pihak puskesmas
maupun masyarakat yang telah peneliti uraiankan diatas, maka dapat diketahui bahwa komunikasi yang dibangun atau sosialisasi yang dilakukan puskesmas
belum dapat dikatakan maksimal. Karena dari proses sosialisasi tersebut masyarakat hanya mengetahui adanya program jaminan persalinan di puskesmas
saja. Namun pemahaman masyarakat mengenai maksud dan tujuan dari jampersal ini, masyarakat kurang paham.
Untuk alasan diataslah mengapa perlunya pihak puskesmas dapat memberitahukan tujuan dan pelayanan apa saja dari program jaminan persalinan
ini dalam proses sosialisasinya. Sehingga masyarakat dapat memahami tujuan dari program jaminan persalinan ini dan sekaligus mendukung tercapainya tujuan dari
program jaminan persalinan ini.
V.2 Sumber Daya