pada tahun 2012 dengan pendapatan daerah Rp. 430.381.755.828,00 atau menjadi Rp. 458.097.710.760,00 setelah perubahan, yaitu Rp. 14.062.964.285,00 dari pendapatan
asli daerah atau menjadi Rp. 17.961.190.369,00 setelah perubahan, Rp. 383.827.108.593,00 dari dana perimbangan atau menjadi Rp. 386.188.339.406,00
setelah perubahan, Rp. 32.491.682.950,00 dari lain-lain pendapatan daerah yang sah atau menjadi Rp. 53.948.180.985,00 setelah perubahan. Sedangkan untuk belanja
daerah Rp. 440.324.297.236,00 atau menjadi Rp. 487.803.136.730,08 setelah perubahan, Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 241.769.193.462,00 atau menjadi
Rp. 259.446.629.288,18 setelah perubahan, Rp. 235.890.916.380,18 dialokasikan untuk belanja pegawai, Rp. 5.560.000.000,00 untuk belanja hibah, Rp.
2.420.000.000,00 untuk belanja bantuan sosial, Rp. 971.200.000,00 untuk belanja bagi hasil kepada ProvinsiKabupatenKota, dan Pemerintah Desa, Rp.
13.585.800.000,00 untuk belanja bantuan keuangan ProvinsiKabupatenKota, dan Pemerintah Desa dan Partai Politik, Rp. 1.018.712.907,42 untuk belanja tidak
terduga. Sedangkan untuk belanja langsung Rp. 198.555.103.774,00 atau menjadi Rp. 228.356.507.441,90 setelah perubahan, Rp. 20.767.967.175,00 untuk belanja
pegawai, Rp. 91.048.522.066,90 untuk belanja barang dan jasa, Rp. 116.540.018.200,00 untuk belanja modal. Sedangkan penerimaan pembiayaan daerah
Rp. 71.000.000.000,00 atau menjadi Rp. 91.331.373.929,08 setelah perubahan dan pengeluaran pembiayaan daerah Rp. 61.625.947.959,00. Ini adalah gambaran umum
anggaran yang ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan seperti yang menjadi alasan otonomi daerah, desentralisasi dan dekonsentrasi diupayakan. Yaitu untuk
pemerataan pembangunan dan meningkatkan pelayanan terhadap publikmasyarakat. Maka kita harus mengkaji keahlian, kemampuan dan komitmen pemerintah daerah
dalam mengelola keuangan ataupun aset-aset daerah untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yaitu dimekarkannya daerah otonom Samosir dari kabupaten Tobasa berdasarkan beberapa kriteria yang diatur dalam
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan. Diantaranya penyerahan wewenang dari kabupaten Toba Samosir dan dari pemerintahn pusat kepada pemerintah kabupaten Samosir untuk
mengelola dan mengurus daerah otonom Samosir. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “bagaimana peranan pemerintah kabupaten
Samosir untuk mengurus, mengelola potensi dan melakukan pembangunan di daerah otonom Samosir melalui kebijakan anggarannya”.
1.3 Pembatasan Masalah
Adanya pembatasan masalah guna memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, serta untuk menghasilkan uraian yang sistematis. Maka yang menjadi
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : “ penulisan terbatas pada pengkajian politik atau kebijakan anggaran dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah APBD kabupaten Samosir tahun anggaran 2012”. Adapun yang menjadi unsur-unsur dalam APBD adalah pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah
PAD, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK dan
Pengeluaran terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. 1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat sejauh mana pemerintah kabupaten Samosir mengatur,
mengurus, mengembangkan dan membangun daerah otonom samosir melalui kebijakan anggarannya.
2. Untuk mengamati apakah langkah-langkah dan kebijakan pemerintah kabupaten Samosir mengenai kebijakan anggarannya dan pengelolaan
keuangan daerah. 3. Untuk mengetahui rencana strategis, prioritas pembangunan dan kemana
penekanan anggaran kabupaten Samosir tahun anggaran 2012.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis maupun metodologis, studi ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman studi kebijakan anggaran atau politik anggaran.
2. Bagi penulis sendiri, untuk mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui penelitian ini.
3. Bagi akademisi, dapat menjadi bahan acuan maupun referensi dalam konteks ilmu politik di Indonesia.
4. Menambah pengetahuan masyarakat, yang dalam hal ini lebih di prioritaskan kepada peran dan fungsi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan
daerahnya masing-masing melalui kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah.
1.6. Kerangka Teori