Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen

PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Elemen 1 : Menentukan pendekatan asesmen

1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen

Ketika anda merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengkonfirmasi siapa pemohon sertifikasipeserta yang akan diases. Identifikasi terhadap peserta sertifikasi dilakukan tidak sebatas pada identitasnya saja tetapi juga terhadap potensi yang dikumpulkan oleh peserta sertifikasi sebagai acuan awal dalam menentukan pendekatan metode asesmen yang akan dilakukan. Selanjutnya merupakan hal penting bahwa anda memahami tujuan asesmen dan hal ini harus dikonfirmasikan kepada semua orang yang terlibat dalam proses. Pada tahap akhir, anda harus mendiskusikan dan mengkonfirmasikan tujuan asesmen kepada peserta sertifikasi serta tim asesor yang terlibat didalam proses asesmen. Tujuan asesmen ini penting karena beberapa alasan. Hal ini akan mempengaruhi pilihan anda terhadap acuan pembanding benchmark asesmen, persiapan rencana asesmen dan cara bagaimana bukti dikumpulkan. Hal yang lebih penting lagi, tujuan asesmen dan hasilnya akan berdampak kepada setiap peserta sertifikasi yang terlibat didalam proses. Asesmen yang berhasil dapat mendorong peserta sertifikasi untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di tempat kerja serta memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi. Ketidak berhasilan asesmen dapat menyebabkan peserta sertifikasi tidak dapat memenuhi tanggungjawab mereka saat ini di tempat kerjadan oleh karena itu memerlukan pelatihan lanjut. Secara sederhana, tujuan suatu asesmen adalah alasan mengapa asesmen itu dilaksanakan dan banyak alasan lainnya, termasuk : TUJUAN PEMBELAJARAN Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, anda akan memerlukan sebuah pendekatan untuk asesmen, dan hal ini mencakup : 1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen; 1.2. Membuat keputusan jalur asesmen; 1.3. Mengakses strategi asesmen; dan 1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI pengakuan kompetensi terkini dari peserta sertifikasi; menentukan pencapaian kompetensi peserta sertifikasi terhadap pembelajaran yang diikuti; menentukan progres peserta sertifikasi terhadap pencapaian kompetensi; menentukan kebutuhan peserta sertifikasi terhadap bahasa, kemampuan baca tulis dan perhitungan; mensertifikasi kompetensi peserta sertifikasi melalui penerbitan sertifikat kompetensi; menetapkan progres peserta sertifikasi terhadap kualifikasi; menetapkan kebutuhan pelatihan peserta sertifikasi; mengukur kinerja pekerjaan Peserta sertifikasi; mengklasifikasi dan mendukung pengembangan karir karyawan; dan memenuhi persyaratan organisasi dan lingkungan kerja. Konteks suatu asesmen adalah lingkungan dimana hal itu akan dilakukan, baik yang akan dilakukan di tempat kerja maupun di suatu lingkungan yang disimulasikan. Sebagaimana halnya dengan tujuan asesmen, anda memerlukan diskusi dan konfirmasi konteks asesmen ini dengan setiap orang yang terlibat didalam proses. Konteks yang berbeda akan mempengaruhi pemilihan metoda asesmen, seperti dalam contoh berikut ini : Jika asesmen terjadi pada suatu organisasi pelatihan, seorang peserta sertifikasi harus diobservasi pada lingkungan yang disimulasikan Jika asesmen terjadi di tempat kerja, mungkin dipersyaratkan untuk melaksanakan asesmen diluar jam kerja normal, sehingga proses kerja yang ada tidak terganggu Jika anda bermaksud untuk melaksanakan tanya jawab di tempat kerja, anda perlu untuk mengatur tempat yang tenang dari proses kerja Jika anda bermaksud menggunakan laporan dari pihak ketiga, peserta sertifikasi anda akan membutuhkan akses ke pihak ketiga yang dapat mengevaluasi kinerja mereka berkaitan dengan acuan pembanding asesmen. Lingkungan yang disimulasikan. Asesmen pada lingkungan yang disimulasikan mungkin diperlukan karena : pekerjaan atau penempatan kerja yang sesuai tidak selalu tersedia untuk peserta sertifikasi; beberapa tempat kerja mungkin tidak membolehkan penerapan beberapa unit kompetensi; atau pelaksanaan asesmen di tempat kerja mungkin tidak dapat diterima oleh pemilik perusahaan. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Agar valid dan reliabel, lingkungan yang disimulasikan harus menyerupai situasi pekerjaan yang sebenarnya dalam hal ini mereka harus menampilkan sedekat mungkin apa yang berlangsung di tempat kerja. Jika anda bermaksud menggunakan suatu lingkungan yang disimulasikan, anda harus memiliki pengalaman pada praktek di tempat kerja yang relevan dan terkini serta familier terhadap acuan pembanding asesmen di tempat kerja. Dalam memutuskan untuk menggunakan pendekatan simulasi, anda harus memastikan adanya peluang untuk : mengujikan peralatan secara menyeluruh; menggunakan peralatan dan perangkat lunak yang berlaku; merefleksikan tekanan dan batas waktu; menunjukkan kompleksitas dari pemenuhan multi tugas; melibatkan prioritas diantara tugas-tugas yang menantang; sesuai dengan keinginan pengguna termasuk hal yang sulit; bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim; berkomunikasi dengan kelompok lain; menemukan, mendiskusikan dan menguji pemecahan terhadap masalah; mengeksplorasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja; jawaban berorientasi praktis serta pertanyaan-pertanyaan pengetahuan yang aplikatif; dan menunjukan level ekspresi tertulis dan verbal yang cukup terhadap persyaratan kerja Konteks asesmen digunakan juga untuk menggambarkan dan mendokumentasikan sejumlah faktor lain didalam asesmen proses, termasuk : pengaturan kerjasama; pendekatan yang terintegrasi terhadap asesmen termasuk unit-unit kompetensi terkait; mekanisme jaminan mutu; pengalokasian biaya dan honor; proses enrolmen; periode waktu selama asesmen akan berlangsung; banyaknya kesempatan untuk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi; hubungan antara unit-unit kompetensi dan bukti untuk mendukung asesmenrcc; hubungan antara unit-unit kompetensi dan aktifitas pembelajaran; hubungan antara unit-unit kompetensi dan tempat kerja Peserta sertifikasi; siapa yang secara aktual akan melaksanakan proses asesmen. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Sementara ada hal-hal esensial yang anda konfirmasikan dengan peserta sertifikasi mengenai tujuan dan konteks asesmen, ada beberapa orang yang dapat anda ajak diskusi mengenai tujan dan konteks asesmen, termasuk : staf dari tempat kerja peserta sertifikasi manager, supervisor, team leader; staf dari tempat pelatihan pelatih, koordinator pelatihan; para pakar teknik dan tenaga ahli perwakilan karyawan dan pengusaha anggota asosiasi profesi Adapun cara untuk mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari form aplikasi permohonan sertifikasi yang diajukan peserta yang berisikan data-data peserta, tujuan asesmen serta konteks asesmen termasuk bukti-bukti yang dikumpulkan. 2. Mengakses dan mempelajari skema sertifikasi terkait 3. Mendiskusikan dan mengklarifikasi tujuan dan konteks asesmen dengan peserta, tim asesor dan pihak-pihak lain, termasuk : bagian sertifikasi LSP komite skema ketuapersonil TUK staf dari tempat kerja asesi manager, supervisor, team leader; staf dari tempat pelatihan pelatih, koordinator pelatihan; para pakar teknik dan tenaga ahli Ketika anda mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, adalah penting bahwa mereka memenuhi persyaratan legal, organisasional dan etika. Gunakan daftar cek berikut ini untuk mendukung pendekatan anda. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 1.2. Menentukan jalur pendekatan asesmen Ketika merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, perlu disadari bahwa pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara. Pembelajaran formal merupakan sebuah program terstruktur untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaanijazah, sementara pembelajaran non formal merupakan program terstruktur tetapi tidak untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaanijazah. Pembelajaran informal adalah pengembangan keterampilan melalui pengalaman termasuk pekerjaan terkait, sosial, keluarga, hobi atau kegiatan lainnya. Pada asesmen berbasis kompetensi, ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengases peserta sertifikasi : Jalur pembelajaran dan asesmen Proses RPL 1. Jalur pembelajaran dan asesmen melibatkan peserta sertifikasi yang diases sebagai bagian dari pembelajaran formal. Jika anda memutuskan pada pendekatan ini, anda akan menggunakan dua jenis kegiatan asesmen : PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Asesmen dalam proses pembelajaran Asesmen Formatif Dilakukan dalam periode belajar Asesmen Sumatif Untuk tujuan keputusan formal: Pada dasarnya merupakan kesimpulan dari seluruh asesmen formatif 2. RPL adalah proses untuk mengases peserta sertifikasi pada jalur pembelajaran formal, non formal dan informal untuk menentukan pengembangan terhadap mereka yang telah mencapai persyaratan acuan pembanding asesmen tanpa perlu untuk mengikuti program pembelajaran. Sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan RPL pada sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan, termasuk : jalur asesmen; jalur pengakuan keterampilan; dan proses pengakuan kompetensi terkini Setelah mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, anda perlu memutuskan yang mana asesmen akan dilakukan apakah melalui proses RPL, jalur pembelajaran dan asesmen atau kombinasi dari keduanya. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk membuat keputusan jalur asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari status peserta, apakah sebagai bagian dari pembelajaran atau bukan 2. Mengakses dan memverifikasi bukti-bukti yang diajukan peserta terhadap pencapaian aturan-aturan bukti.

1.3. Tujuan dan Jalur Asesmen