Pemilihan model pembelajaran yang tepat

29 diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri. Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan hal-hal sebagai berikut. a. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan di atas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata pelajaran bahasa menggunakan pembelajaran berbasis teks. b. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-KI 3 danatau KD-KI 4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan danatau keterampilan. c. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam 30 mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi sosial, atau mengolah informasi. d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik. Contoh: Dengan memperhatikan karakteristik pemilihan model di atas, serta hasil analisis terhadap KI- KD, Pedoman Mata Pelajaran, dan Silabus, maka untuk KD 3.1 dan 4.1 seperti diuraikan sebelumnya, serta memperhatikan indikator sikap dari KI 2 yaitu disiplin, kerja sama, tanggung jawab, rasa ingin tahu dan sikap kritis, maka pembelajaran akan disajikan dengan model DiscoveryBased-Learning sebagai berikut. 1 Stimulation memberi stimulus; Guru menyajikan berbagai permasalahan berkaitan materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia berupa gambar atau teks untuk diamati oleh peserta didik secara berkelompok, baik melalui tayangan ppt maupun lembar kerja. 2 Problem Statement mengidentifikasi masalah Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur atau variabel-variabel yang ada hak dan 31 kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dan membuat catatan berdasarkan hasil temuan, serta membuat rumusan penyelesaian masalah masalah berdasarkan data-data yang ditemukan. 3 Data Collecting mengumpulkan data; Peserta didik mencari serta mengumpulkan datainformasi yang berkaitan dengan permasalahan hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia baik dari buku paket PPKn kelas XI, sumber lain yang relevan atau intenet. 4 Data Processing mengolah data; Peserta didik melakukan diskusi bersama kelompok untuk menyelesaikan masalah hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dengan menggunakan berbagai informasi yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan sementara hasil kesepakatan dari kelompoknya. 5 Verification memverifikasi; Peserta didik memverifikasi penyelesaian masalah hasil diskusi kelompoknya,dan setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk membandingkan hasil diskusi antar 32 kelompok. Arahkan proses pembelajaran ke bentuk tanya jawab. 6 Generalization menyimpulkan; Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi. berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman 2012: 209, “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran 33 penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”. Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya 2010 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam kelompok dan bekerja sama. 2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. 4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya 2010 adalah: 1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami konsep yang sulit. 2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta didik menerima temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut Rusman 2012: 211 adalah sebagai berikut: