adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada atau tidaknya
multikolinearitas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF Variance Inlaction Factor. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas maka
diuji melalui hipotesis berikut : H0
: Tidak terdapat multikolinearitas pada model yang digunakan H1
: Terdapat multikolinearitas pada model yang digunakan Kriteria uji dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Kriteria nilai uji yang digunakan
yakni jika nilai VIF lebih kecil dari 10, maka model tidak mengalami multikolinearitas dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, maka tidak terjadi
multikolinearitas. c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Data yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas sama dengan multikolinearitas. Menurut Ghozali 2005 dalam Widyananto, 2010,
dasar dari analisis grafik scatterplot tersebut adalah jika terdapat pola tertentu dan teratus bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka diindikasikan
terdapat masalah heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka tidak terdapat heteroskedastisitas.
3.4.4. Untuk Membuktikan Hipotesis 4, Terdapat Perbedaan Pengaruh Usia,
Pendidikan, Harga Minyak Goreng, Pendapatan Dan Jumlah
Tanggungan Terhadap Konsumsi Minyak Goreng Curah Dengan Kosumsi Minyak Goreng Kemasan.
Perbedaan pengaruh usia, pendidikan, harga minyak goreng, pendapatan dan
jumlah tanggungan terhadap konsumsi minyak goreng curah dengan kosumsi minyak goreng kemasan di analisis dengan menggunakan analisis deskripsi.
Analisis deskriptif yaitu menjelaskan perbedaan pengaruh antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan, dengan melihat nilai signifikansi t hitung.
3.4.5. Untuk Membuktikan Hipotesis 5, Terdapat Alasan Konsumen Membeli Minyak Goreng Jenis Curah Dan Kemasan.
Alasan konsumen membeli dianalisis mengunakan analisis deskriptif dan skala
likert. Menurut Nazir 2003, skala likert digunakan untuk mengukur persepsi atau perilaku seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang dinginkan oleh
peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden memberi pilihan respon atau jawaban dalam bentuk skala
ukur yang telah disediakan, yakni : 1.
Sangat setuju skor 5 2.
Setuju skor 4 3.
Ragu-ragu skor 3 4.
Tidak setuju skor 2 5.
Sangat tidak setuju skor 1
Deskriptif dengan memperhatikan 10 sepuluh pertanyaan dari perilaku konsumen. Berdasarkan pertanyaan tersebut diperoleh skor tingkat perilaku
konsumen, yaitu 10-50, yang selanjutnya akan diperoleh tingkat ketercapaian dalam bentuk persentase. tingkat perilaku konsumen dapat dilihat pada Tabel 3.3
berikut :
Tabel 3.3.
Tingkat Perilaku Konsumen
No Pernyataan
Pernyataan Skor
1 Membeli minyak goreng
karena kebutuhan a. Sangat Setuju
b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1
2 Membeli minyak goreng
berdasarkan pengalaman membeli sebelumnya
kebiasaan. a. Sangat Setuju
b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1
3 Membeli Minyak Goreng
karena sesuai dengan pendapatan
a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
4 Membeli Minyak Goreng
Karena Jumlah Anggota Keluarga
a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
5 Membeli minyak goreng
karena pengaruh dari orang lainteman
a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
6 Membeli minyak goreng
karena pengaruh dari anggota keluarga
a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
7 Membeli minyak goreng
karena harga a. Sangat Setuju
b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1
Lanjutan Tabel 3.3. Parameter Tingkat Perilaku Konsumen
8 Membeli minyak goreng
karena kualitasnya a. Sangat Setuju
b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1
9 Membeli minyak goreng
karena adanya promosi dari penjualiklan
a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-Ragu d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
10 Membeli minyak goreng karena kemudahan
memperolehnya a. Sangat Setuju
b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1
Jumlah Skor 10 – 50
Penilaian skor :
Menurut Irianto 2004, untuk mengukur range dari 2 variabel digunakan rumus :
Jadi untuk menghitung rangenya adalah = = 13,3
Sehingga dapat ditentukan kriteriakategori tingkat perilaku konsumen berdasarkan skor yaitu :
10 – 23
= rendah
24 – 36 = sedang
37 – 50
= tinggi
3.5 Definisi dan Batasan Operasional