Uji Normalitas Data untuk Hipotesis Kedua Uji Multikolinieritas untuk Hipotesis Kedua Uji Heterokedastisitas untuk Hipotesis Kedua

Regression Standardized Residual 3 2 1 -1 -2 -3 Fre q ue nc y 10 8 6 4 2 Histogram Dependent Variable: Pengembangan Karir Mean =2.09E-15 Std. Dev. =0.969 N =50 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x pe ct ed C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Pengembangan Karir b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenpenuhi

4.4.4 Uji Normalitas Data untuk Hipotesis Kedua

Gambar 4.4. Grafik Uji Normalitas pada Hipotesis Kedua Dari Gambar 4.4 di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara

4.4.5 Uji Multikolinieritas untuk Hipotesis Kedua

Multikolinieritas adalah suatu keadaan di mana variabel lain independen saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor VIF. Di mana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 4.7. Uji Multikolinieritas pada Hipotesis Kedua Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Constant Karakteristik organisasi: Sumber daya organisasi ,297 3,371 Iklim organisasi ,282 3,542 Struktur organisasi ,869 1,151 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2009, data diolah Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari ketiga variabel independen pada Tabel 4.6 dan ketiga variabel independen pada Tabel 4.7 dengan nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas.

4.4.6 Uji Heterokedastisitas untuk Hipotesis Kedua

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat gambar seperti berikut ini: Regression Studentized Residual 3 2 1 -1 -2 -3 Re gress ion S tandardi ze d Predi ct ed Va lue 3 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: Pengembangan Karir Gambar 4.5 Grafik Uji Heteroskedastisitas pada Hipotesis Kedua Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Dari Gambar 4.4 dan 4.5 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, Universitas Sumatera Utara dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi. 4.5 Pembahasan untuk Hipotesis Pertama 4.5.1 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan uji F untuk Hipotesis Pertama Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, apabila nilai F hitung F tabel, maka H o di tolak dan H a diterima. Sebaliknya apabila nilai F hitung nilai F tabel , maka Ho diterima dan H a ditolak atau dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5 maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8. Hasil Uji F pada Hipotesis Pertama Model Sum of Squares df Mean Square F hitung F tabel Sig. 1 Regression 6,234 3 2,078 118,047 2,81 ,000a Residual ,810 46 ,018 Total 7,043 49 a .predictors: constant karakteristik individu : keahlian, pendidikan, pengalaman kerja b.Dependent variable: pengembangan karir pegawai Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2009 data diolah Dari Tabel 4.8 diperoleh nilai F hitung sebesar 118,047 dengan menggunakan tingkat kepercayaan confidenct interval 95 atau α = 0,05 maka dari tabel distribusi F di peroleh nilai 2,81 dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung 118,047 F tabel 2,81. Keputusannya adalah Ho di tolak dan Ha di terima, artinya Universitas Sumatera Utara secara serempak variabel keahlian, pendidikan, dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di PT FedEx Medan.

4.5.2 Nilai Koefisien Determinasi untuk Hipotesis Pertama Tabel 4.9 Nilai Koefisien Determinasi R