Berbagai aturan itulah yang menghidupkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang hanya sekedar mengingatkan kembali
akan kewajiban-kewajiban tersebut.
4. Pasal 74 ayat 4 UUPT: Ketentuan lebih lanjut mengenai T a n g g u n g
J a w a b S o s i a l d a n L i n g k u n g a n d i a t u r d e n g a n Peraturan Pemerintah. K e t e n t u a n y a n g d i s e b u t k a n d a l a m a y a t 1 , 2 d a n 3 P a s a l
7 4 U U N o . 4 0 T a h u n 2 0 0 7 a d a l a h p e r a t u r a n y a n g memayungi pelaksanaan CSR di Indonesia. Dengan demikian s e s u a i d e n g a n a ma n a h
y a n g d i b e r i k a n o l e h U n d a n g - U n d a n g Perseroan Terbatas tersebut, Pemerintah perlu membuat aturan pela ksa naa nnya dala m be ntuk
Perat ura n Pe meri nta h. Dal am m e mb u a t P e r a t u r a n P e m e r i n t a h i n i , p e me r i n t a h d i h a r a p k a n t i d a k s a l a h me n a f s i r k a n C S R s e h i n g g a a t u r a n
y a n g d i b u a t n a n t i n y a j u s t r u m e m b e r a t k a n p e r u s a h a a n d a n a k a n m e n g h i l a n g k a n m a k n a d a r i C S R . D i ma sukkannya CSR dala m UU
No. 40 Ta hun 2007 Te ntang Perseroan Terbatas, CSR yang pada a wa lnya munc ul kar ena kesa dara n per usa haa n dan Ie bih me rupa ka n
moral liability, me nja di legal liability, wal aupun sa nksi ya ng diteri ma adalah dari Undang-Undang terkait.
D. Tanggung Jawab Direksi Dalam Pengelolaan Perseroan
Beberapa pakar dan ilmuwan hukum merumuskan kedudukan Direksi dalam Perseroan Terbatas sebagai gabungan dari 2 dua macam persetujuan
Bustanul Arifin : Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terhadap Perseroan Yang Dinyatakan Pailit, 2009
atau perjanjian, yaitu:
85
1 perjanjian pemberian kuasa, di satu sisi, dan
2 perjanjian kerja atau perburuhan, di sisi yang lain.
Direksi di satu sisi, diperlakukan sebagai penerima kuasa dari Perseroan untuk menjalankan Perseroan sesuai dengan kepentingannya untuk mencapai
tujuan Perseroan sebagaimana telah digariskan dalam Anggaran Dasar Perseroan, dan di sisi lain diperlakukan sebagai karyawan Perseroan, dalam
hubungan atasan-bawahan dalam suatu perjanjian perburuhan yang mana berarti Direksi tidak diperkenankan untuk melakukan sesuatu yang tidak atau bukan
menjadi tugasnya.
86
Tugas utama seorang Direksi adalah melaksanakan pengurusan Perseroan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan, sehingga maksud dan tujuan Perseroan akan tercapai. Tugas kepengurusan Direksi tidak terbatas pada
kegiatan rutin, melainkan juga berwenang dan wajib mengambil inisiatif membuat rencana dan perkiraan mengenai perkembangan Perseroan untuk
masa mendatang dalam rangka mewujudkan maksud dan tujuan perseroan.
87
Direksi merupakan salah satu organ Perseroan yang vital, yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan
85
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, op. cit., hal. 97.
86
Ibid., hal. 66
87
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perseroan Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 58.
Bustanul Arifin : Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terhadap Perseroan Yang Dinyatakan Pailit, 2009
Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan Pasal 98 ayat 1 UUPT. Dalam hal ini, ada dua kewenangan Direksi, yaitu pengurusan
dan perwakilan. Pengurusan berbicara soal hubungan internal antara pengurus dan orang yang hartanya berada dalam pengurusan pengurus, maka perwakilan
berbicara soal hubungan eksternal, yaitu hubungan antara pengurus dan harta kekayaan yang diurus oleh pengurus tersebut, dengan pihak ketiga dengan siapa
suatu perbuatan hukum dilakukan oleh pengurus dalam kapasitasnya sebagai pengurus harta kekayaan milik orang lain.
88
Dengan demikian, pengurusan Perseroan berbicara tentang hubungan internal, yaitu hubungan antara Direksi dengan Perseroan dan pemegang saham
RUPS. Adapun perwakilan Perseroan berbicara tentang hubungan eksternal yaitu hubungan antara Direksi dengan pihak ketiga dalam melakukan perbuatan
hukum untuk dan atas nama Perseroan. Oleh karena itu, tanggung jawab Direksi pun dapat dibedakan ke dalam:
89
1 Tanggung jawab internal Direksi yang meliputi tanggung jawab Direksi
terhadap Perseroan dan pemegang saham Perseroan; 2
Tanggung jawab eksternal Direksi, yang meliputi tanggung jawab Direksi kepada pihak ketiga yang melakukan hubungan hukum, baik langsung
maupun tidak langsung dengan Perseroan.
88
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis : Pemilikan, Pengurusan, Perwakilan, dan Pemberian Kuasa Dalam Sudut Pandang KUH Perdata ,Jakarta : Kencana, 2004 hal. 149.
89
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, op. cit., hal. 112.
Bustanul Arifin : Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terhadap Perseroan Yang Dinyatakan Pailit, 2009
Tanggung jawab Direksi Perseroan terhadap pihak ketiga terwujud dalam kewajiban Direksi untuk melakukan keterbukaan disclosure terhadap pihak ketiga
atas setiap kegiatan Perseroan, yang dianggap dapat mempengaruhi kekayaan Perseroan.
90
Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 satu orang anggota Direksi, maka yang berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi kecuali
ditentukan lain dalam UUPT danatau Anggaran Dasar. Hal ini disebabkan oleh UUPT menganut sistem perwakilan kolegial, artinya bahwa tiap-tiap anggota
Direksi berwenang mewakili Perseroan. Oleh karena itu, kewenangan Direksi untuk mewakili Perseroan tersebut adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat,
kecuali ditentukan lain dalam UUPT, anggaran dasar, atau keputusan RUPS. Keputusan RUPS tidak boleh bertentangan dengan ketentuan UUPT danatau
anggaran dasar Perseroan.
1. Standar Kehati-hatian Dalam Pengeolaan Perseroan Oleh Direksi