Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

4. Variabel pertumbuhan EPS memiliki nilai minimum sebesar -0.99, nilai maksimum 11.40, nilai rata-rata 1.2510, dan standar deviasi sebesar 2.3243 dengan jumlah pengamatan sebesar 152. 5. Variabel TATO memiliki nilai minimum sebesar -0.21, nilai maksimum sebesar 0.81, nilai rata-rata sebesar 0.2046, dan standar deviasi 0.17762 dengan jumlah pengamatan sebesar 152. 6. Variabel harga saham memiliki nilai minimum sebesar Rp.15, nilai maksimum sebesar Rp.2000, nilai rata-rata sebesar Rp.445.31, dan standar deviasi Rp.423,45 dengan jumlah pengamatan sebesar 152.

5.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov- Smirnov K-S dengan membuat hipotesis. H0 : Data residual tidak terdistribusi normal Yulifati Laoli : Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Pertumbuhan Eps Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Emiten Property And Real Estate Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009 HA : Data residual berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima. Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 110 Mean .0000000 Normal Parameters a Std. Deviation .94153669 Absolute .055 Positive .038 Most Extreme Differences Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .576 Asymp. Sig. 2-tailed .895 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data diolah penulis, 2009. Dari hasil pengolahan data pada tabel 5.2 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.576 dan signifikan pada 0.895. Nilai siginifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Selain itu uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik normal p-plot pada Gambar 5.1 berikut : Yulifati Laoli : Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Pertumbuhan Eps Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Emiten Property And Real Estate Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009 Gambar 5.1 Grafik Normal P-Plot Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

5.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Pada suatu model regresi dinyatakan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance 0.10 dan VIF 10 Ghozali, 2005 : 92. Yulifati Laoli : Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Pertumbuhan Eps Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Emiten Property And Real Estate Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009 Tabel 5.3: Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Constant CR_X1 .936 1.068 ln_TDTA_X2 .927 1.079 ln_RENT_X3 .953 1.050 ln_EPS_X4 .959 1.043 TATO_X5 .936 1.068 Dari data pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance 0.10 dan nilai VIF 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

5.2.3. Uji Heteroskedastisitas