41
2.3.4 Menumbai Mengambil Madu Lebah
Menumbai adalah kegiatan mengambil madu lebah di pohon Sialang, yaitu sejenis pohon yang tinggi dan merupakan tempat yang disenangi oleh lebah liar untuk
bersarang. Menurut Ketua Adat Lemabaga Petalangan, Pohon Sialang adalah salah satu kayu adat, yang ditentukan oleh Anak Kemenakan sesuai kepemilikan suku yang
ada di wilayah tersebut, tidak semua kayu bisa menjadi Pohon Sialang ada ketentuan tertentu dipilih menjadi Sialang. Sialang adalah sejenis kayu yang sudah ada sejak
turun-temurun mulai zaman leluhur dan beberapa pohon yang sejenis dengan Pohon Sialang yaitu : Kayu Sialang Makaluang dan Sialang Kompe kempas. Jadi Pohon
Sialang termasuk pohon yang tidak bisa diganggu dan dirusak oleh siapapun termasuk Anak Kemenakan, Penduduk Petalangan, dan sekalipun Mitra Perusahaan.
34
Pohon Sialang biasanya menajadi tempat bersarangnya lebah yang menghasilkan madu, kegiatan menumbai dipimpin oleh seorang yang dituakan disebut Juragan Tuo
juru panjat, dibantu oleh beberapa juru panjat lainnya disebut Juragan Mudo yang bertugas membantu Juragan Tuo pada saat menyapu lebah, dan dibantu pula oleh
beberapa orang sebagai pengumpul timbo ember yang berisi madu yang diturunkan menggunakan tali. Jadi kepungan Pohon Sialang di tentukan oleh Terombo Adat,
begitu juga dalam istilah memanjat Sialang harus biasanya dilakukan dalam acara ritual adat tersendiri. Tradisi upacara menumbai dilakukan 2-3 kali dalam setahun
diperkirakan diatas tanggal 25 sampai tanggal 4 pada bulan berikutnya dalam
34
Wawancara, Mukhtarius M.pd, Ketua Umum Lembaga Adat Petalangan, Akademi Komunitas Negeri Pelalawan AKNP JL. Maharaja Indra Pangkalan Kerincipada 05 September 2015.
Universitas Sumatera Utara
42
penanggalan Islam dan proses memanjat Pohon Sialang biasanya dilakukan pada malam hari disaat bulan gelap, menurut kepercayaan Penduduk Petalangan bahwa di
Pohon Sialang selalu didiami oleh mahluk halus dan pada saat malakukan menumbai sering dihadapkan pada hal-hal yang ghaib, oleh karena itu setiap tahapan memanjat
pohon selalu diiringi dengan membaca monto mantera. Aktivitas menumbai dapat di temukan di Kecamatan Pangkalan Kuras, Bunut, Langgam, Pangkalan Lesung,
Bandar Petalangan, Ukui, Kerumutan, Bandar Sei Kijang, dan Teluk Meranti. Ketika masuk Perkebunan Indosawit tahun 1986 dan pabrik bubur kertas, PT.
Riau Andalan Pulp and Paper RAPP tahun 1992 keadaan Pangkalan Kerinci menciptakan suatu perubahan dalam proses kehidupan manusia yang berhubungan
langsung terhadap aspek sosial kemasyarakatan. Terciptanya pembangunan industri mampu memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin mengubah kebutuhan hidup
dalam bidang pekerjaan sesuai dengan skill kemampuan dan pendidikan yang dicapai. Perubahan itu tidak hanya dilihat dari adanya peluang pekerjaan, jumlah
pendudukpun bertambah, dan tata ruang suatu wilayah sudah dilengkapi dengan sarana-prasarana dan infrastruktur. Perkebunan Indo Sawit tahun 1986 merupakan
milik investor asing yang menanamkan sahamnya di kecamatan Langgam, Ukui, Sorik, dan Sei Buatan. Sebagai awal masuknya warga pendatang bermigrasi dari
daerah Pulau Jawa ke Pangkalan Kerinci, padatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa, terbatasnya luas lahan untuk bidang pertanian sehingga mereka meraskan kesulitan
untuk mencari sumber kehidupan, maka kedatangan mereka ke Pangkalan Kerinci
Universitas Sumatera Utara
43
tujuannya untuk mengubah kehidupan bekerja di salah satu perkebunan sawit milik swasta.
35
Disisi lain didirikan suatu pembangunan yaitu bidang perkebunan sawit pemenuhan kebutuhan hidup atau mata pencaharian penduduk Pangkalan Kerinci
pada masa itu tidak terfokus pada perkebunan yang umumnya penduduk Etnis Jawa disamping itu, mulai dari sistem bertani, mencari ikan, mengambil madu, menakik
gotah, masih tetap dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seiring waktu berjalan tahun 1991 sampai 1993 mulai dari pembukaan lahan sampai berdirinya
perusahaan bubur dan kertas, yaitu PT. Riau Andalan Pulp and Paper RAPP mulai menjalankan operasional pabrikpada tahun 1995. Sejak aktivnya operasional pabrik
pulp and paper dapat memacu perkembangan perekonomian penduduk tempatan maupun warga pendatang luar daerah Provinsi Riau, meningkatkan jumlah
pendapatan penduduk, dan mengubah pola pikir kearah lebih maju seperti : menyediakan rumah sewaan, pekerja buruh harian atau buruh sawmill, penarik becak
motor, sopir truk, sopir oplet, pedagang, dan pegawai swasta PT. RAPP, kondisi ini tentunya menyebabkan keragaman etnis di daerah tujuan.
2.4. Pemerintahan Pangkalan Kerinci