VI-7
bahan, waktu produksi dan biaya produksi. Seluruh karakteristik teknis tersebut nantinya akan digunakan sebagai input pada QFD Fase II.
6.4. Analisis
Tingkat Kepentingan Matriks Hubungan antara Karakteristik Teknis dengan Part Kritis
Tingkat kepentingan matriks hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis ditentukan oleh metode AHP. Hasil pengujian konsistensi
menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan tersebut konsisten. Hasil penilaian tingkat kepentingan hubungan antara karakteristik teknis dengan part
kritis ditunjukkan oleh Tabel 6.7.
Tabel 6.7. Hasil Penilaian Tingkat Kepentingan Part Kritis untuk tiap Karakteristik Teknis
Karakteristik Teknis Part Kritis
Bobot
Komposisi Bahan Elastisitas Lateks
0.32 Kesesuaian Dimensi
Densitas Larutan Koagulan 0.39
Ketelitian Proses Stripping Densitas Larutan Koagulan
0.50 Kehandalan Proses Tumbling
Jumlah Kandungan Bubuk Powder 0.40
Waktu Produksi Daya Tahan Lateks terhadap
Perubahan Suhu 0.33
Biaya Produksi Daya Tahan Lateks terhadap
Perubahan Suhu 0.35
Sumber: Hasil Pengolahan Data
6.5. Analisis Identifikasi Perbaikan Part
6.5.1. Analisis Part Kritis
Karakteristik teknis dari QFD fase I akan menjadi input kolom “whats” matriks QFD fase II. Kolom “hows” matriks Design Deployment merupakan part
kritis yang mempengaruhi mutu produk sarung tangan. Part kritis adalah
Universitas Sumatera Utara
VI-8
karakteristik part atau bahan yang paling utama dalam proses produksi sarung
tangan. Penentuan part kritis dilaksanakan dengan melakukan wawancara dengan
pihak manajemen perusahaan.
6.5.2. Analisis Ukuran Kinerja pada QFD Fase II
Perhitungan ukuran kinerja karakteristik part QFD fase II ditujukan untuk memperoleh nilai derajat kepentingan. Hasil yang diperoleh untuk nilai ukuran
kinerja berupa derajat kepentingan dapat dilihat pada Gambar 6.2.
E la
st isi
ta s L
at ek
s
D ay
a T ah
an L
at ek
s t er
h ad
ap
P er
uba ha
n S u
hu
B aha
n K
om p
on L at
eks
D en
si ta
s L ar
u ta
n K
o ag
u la
n
Jum la
h K
and un
ga n
B ub
uk
P ow
de r
Komposisi bahan 21 0.32 0.14 0.09 0.28
0.18 Kesesuaian dimensi
12 0.24 0.20 0.10 0.39 0.07
Ketelitian proses stripping 14 0.11 0.09 0.24 0.50
0.06 Kehandalan proses tumbling
14 0.07 0.15 0.14 0.23 0.40
Waktu produksi 20 0.18 0.33 0.28 0.13
0.09 Biaya produksi
20 0.20 0.36 0.32 0.08 0.05
Importance Rating 19
22 20
25 14
Sumber: Hasil pengolahan data
Gambar 6.2. QFD Fase II Produk Sarung Tangan
Kesimpulan yang diperoleh dari Gambar 6.2. yaitu part yang paling penting untuk segera diperbaiki adalah densitas larutan koagulan, daya tahan
lateks terhadap perubahan suhu dan bahan kompon lateks yang memiliki derajat kepentingan tertinggi Ronald G. Day, 1993.
Karakteristik Teknis P
a rt
K rit
is
Universitas Sumatera Utara
VI-14
6.6.5. Hasil Perbaikan Proses Produksi
Perbaikan proses produksi menghasilkan SOP urutan produksi yang ditunjukkan oleh Gambar 6.3.
NH
3
dilarutkan dalam lateks alami
nBA ditambahkan ke campuran NH
3
dan lateks alami menjadi kompon lateks Kompon lateks diiradiasi dengan berkas
elektron TiO
2
dan KOH dilarutkan ke kompon lateks hasil iradiasi berkas elektron
Mold dicelupkan ke bak lateks Kompon lateks dialirkan ke bak lateks
Mold hasil celupan lateks dikeringkan pada suhu 200-300
o
C Mold dengan lapisan lateks dicuci
dalam bak air pada suhu 45-65
o
C Mold hasil celupan lateks dikeringkan
pada suhu 100-150
o
C Lateks alami, NH
3
, nBA, TiO
2
, KOH, Powder Lapisan lateks pada mold digulung
pergelangan tangannya menjadi sarung tangan
Sarung tangan dimatangkan pada suhu 100-150
o
C
Sarung tangan dicelupkan ke bak powdering
Sarung tangan dikeringkan
Sarung tangan dicabut dari mold secara manual
Sarung tangan dicuci untuk mengurangi kadar tepung
Sarung tangan dikeringkan dengan mesin tumble dryer pada suhu 70
o
C
Sarung tangan diperiksa dengan tes angin
Sarung tangan A
A
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 6.3. SOP Proses Produksi Usulan Sarung Tangan Lateks
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
VII-1
BAB VII KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Atribut produk sarung tangan yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
berdasarkan model Kano adalah sarung tangan berbentuk berpasangan dan sarung tangan lebih tebal pada permukaan sisi jari sehingga atribut ini perlu
diperhatikan untuk perbaikan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Tingkat kepentingan atribut produk terhadap karakteristik teknis dengan
metode AHP menunjukkan bahwa atribut “Sarung tangan berbentuk berpasangan berpengaruh terhadap proses produksi” memiliki bobot
karakteristik teknis tertinggi pada waktu produksi dan atribut “Sarung tangan lebih tebal pada permukaan sisi jari berpengaruh terhadap proses produksi”
memiliki bobot karakteristik teknis tertinggi pada komposisi bahan. 3.
Karakteristik teknis untuk perbaikan atribut produk dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah komposisi bahan,
waktu produksi dan biaya produksi. Karakteristik teknis tertinggi tersebut perlu dianalisis lebih lanjut dengan supaya didapatkan rancangan perbaikan.
4. Tingkat kepentingan karakteristik teknis terhadap part kritis dengan metode
AHP menunjukkan bahwa karakteristik teknis “Komposisi bahan” memiliki
Universitas Sumatera Utara