Gambar 18. Konidia cendawan Alternaria alternata pada buah jeruk perbesaran : 100 x 10 kali A
5. Busuk cendawan biru Penicillium expansum apel, pir dan anggur
Klasifikasi cendawan Penicillium expansum adalah sebagai berikut : Kingdom
: Fungi Divisio
: Ascomycota Kelas
: Eurotiomycetes Ordo
: Eurotiales Family
: Trichocomaceae Genus
: Penicillium Spesies
: Penicillium expansum Link Johnston, 2008
Hasil penelitian yang didapat dari sampel pasar tradisional dan pasar
swalayan menunjukkan bahwa buah apel, pir dan anggur terinfeksi cendawan
P. expansum dengan gejala buah menjadi busuk, lunak, berair, dan berwarna
coklat bercahaya. Permukaan pada lesi yang sudah lama tertutup oleh spora, berwarna hijau kebiruan dan memasuki warna putih salju Gambar 19. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mansilla 2008 buah yang terinfeksi akan membentuk lesi berwarna coklat, memiliki karakteristik bau yang apek, kumpulan
dari tumpukan konidia pada permukaannya akan berkembang menjadi lesi. Apabila disimpan pada kondisi dingin, lesi kapang biru yang disebabkan oleh
P. expansum diameternya berkembang sekitar 3 cm selama 8 sampai 10 minggu
setelah infeksi.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya buah yang terinfeksi cendawan ini disebabkan kemampuan cendawan yang banyak terdapat di setiap bahan organik serta spora yang berada di
udara mempunyai kemampuan untuk terbawa oleh angin. Disamping itu kemampuan untuk dapat hidup pada kondisi kelembaban yang sangat rendah
menyebabkan buah terkontamiasi dari buah yang terinfeksi . Bezirtzoglou 2000 melaporkan P. expansum umumnya merupakan penyebab busuknya buah apel
dan dapat mengkontaminasi sari buah apel dan produk apel lainnya. Penicillium expansum
diketahui dapat memproduksi mikotoksin patulin 4-hidroksi- 4Hfuro3,2-C-piran-26H-satu.
Patulin merupakan mikotoksin yang
mempunyai efek karsinogen yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Adanya patulin pada buah atau jus apel dapat dijadikan sebagai indikator
rendahnya kualitas buah tersebut Berdasarkan pengamatan buah yang dijual dipasar swalayan dengan suhu
rata-rata 23,6 ˚C–25 ˚C, dimana pada suhu tersebut cendawan tersebut masih
dapat tumbuh dan berkembang. Buah apel, pir dan anggur yang di jual di supermarket lebih banyak terinfeksi dibanding di pasar tradisional. Hal ini
disebabkan buah yang dijual di pasar swalayan dalam temperatur yang stabil dan rendah dan cendawan P.expansum masih dapat bertahan pada suhu yang rendah.
Doyle 2001 melaporkan P. expansum dapat tumbuh pada suhu sekitar -3 sampai 35
˚C, dengan suhu optimal sekitar 25 ˚C. Spora yang dihasilkan dapat menginfeksi apel pada suhu 0ºC dan bergerminasi pada suhu penyimpanan 0ºC.
Pengamatan mikroskopis konidia berbentuk ellips, phialides seperti silinder, stipe halus dan berdinding memliki konidiofor yang berada di bawah permukaan
tunggal dalam faskula Gambar 20
Universitas Sumatera Utara
A. B.
Gambar 19. Gejala busuk kapang biru Penicillium expansum pada buah apel A dan buah pir B
Gambar 20. Cendawan Penicillium expansum pada buah apel A: ciri khas dari branche atau cabang
perbesaran: 100 x 10 kali
Universitas Sumatera Utara
6. Busuk kering Fusarium solani strawberry, pisang, pepaya