Jenis Penelitian Pengujian Hipotesis

36

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono 2003:82, ”Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan”. Dalam penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen , yaitu siswa yang mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Kelompok kedua adalah kelompok kontrol , yaitu siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. Untuk masing-masing kelompok terdiri dari kelompok siswa berkemampuan awal rendah, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 3 yang dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian B A b 1 b 2 b 3 a 1 a 2 ab 11 ab 21 ab 12 ab 22 ab 13 ab 23 Keterangan : A : Pendekatan pengajaran a 1 : Pengajaran dengan menggunakan pendekatan realistik a 2 : Pengajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional 37 B : Kemampuan awal b 1 : Kemampuan awal tinggi b 2 : Kemampuan awal sedang b 3 : Kemampuan awal rendah Pelaksanaan penelitian menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut: a. Melakukan observasi Observasi SMK meliputi observasi objek penelitian, pengajaran dan fasilitas yang dimiliki. b. Mengambil kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan kelas untuk uji coba instumen . c. Mengambil nilai kemampuan awal untuk uji keseimbangan. d. Memberikan perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan pendekatan Realistik dan konvensional pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

C. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Pada penelitian ini sebagai populasi adalah semua siswa SMK kelompok pariwisata tingkat XI Surakarta semester satu tahun pelajaran 20082009.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian terdiri dari 3 SMK yaitu: a. SMK Negeri 4 Surakarta Sampel ini mewakili SMK peringkat atas. Pada sekolah ini sampel diambil 2 kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. SMK Negeri 8 Surakarta Sampel ini mewakili sekolah peringkat tengah. Pada sekolah ini sampel diambil 2 kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. 38 c. SMK Kristen Surakarta Sampel ini mewakili sekolah peringkat bawah. Pada sekolah ini sampel diambil 2 kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling random kluster cluster random sampling, dengan langkah-langkah: 1 populasi dibagi menurut peringkat sekolah berdasar hasil ujian nasional mata pelajaran matematika tahun 2006 dan 2007 Tabel 3.2, sehingga terbentuk tiga kelompok yaitu kelompok SMK peringkat atas, SMK peringkat tengah dan SMK peringkat bawah; 2 dari masing-masing kelompok diambil secara acak satu sekolah yang merupakan unit- unit populasi kluster-kluster; 3 melakukan sampling random kluster lagi dari kluster-kluster yang ada yaitu dengan mengambil secara acak masing-masing kluster tersebut dua kelas, satu untuk kelas eksperimen dan satu untuk kelas kontrol, sehingga akhirnya didapatkan 3 kelas eksperimen dan 3 kelas kontrol. Tabel 3.2 Peringkat Sekolah Berdasar Hasil Ujian Nasional Matematika Tahun 2006 dan 2007 No Nama Sekolah Rerata Kelompok 1 SMK Kasatriyan 8,43 atas 2 SMK Negeri 4 7,86 atas 3 SMK Negeri 7 7,09 atas 4 SMK Negeri 9 6,92 tengah 5 SMK Sahid 6,88 tengah 6 SMK Negeri 8 6,69 tengah 39 No Nama Sekolah Rerata Kelompok 7 SMK Kristen 5,66 bawah 8 SMK Marganingsih 5,62 bawah 9 SMK Jaya Wisata 5,46 bawah Berdasar prosedur di atas diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas No Kelompok Nama SMK Eksperimen Kontrol 1. Atas SMKN 4 XI-APH XI-Boga 2. Tengah SMKN 8 XI-C-Tari XI-A-Tari 3. Bawah SMK Kristen XI-Busana-1 XI-Boga-2

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa pada topik Barisan dan Deret Aritmetika, untuk lebih jelasnya ketiga variabel akan diuraikan sebagai berikut: a. Variabel Pendekatan Pembelajaran 1 Definisi Operasional : pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru atau siswa untuk menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar. 40 2 Indikator : pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik pada kelas eksperimen, dan pendekatan konvensional pada kelas kontrol. 3 Skala pengukuran : nominal dengan dua kategori pendekatan pembelajaran realistik dan pendekatan konvensional. 4 Simbol : a 1 untuk pendekatan Realistik dan a 2 untuk pendekatan konvensional. b. Variabel Kemampuan Awal Siswa 1 Definisi Operasional : kemampuan awal siswa pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa yang ditunjukkan dengan hasil tes kemampuan awal topik barisan dan deret aritmetika. 2 Indikator : skor tes kemampuan awal topik barisan dan deret aritmetika 3 Skala Pengukuran: skala interval yang diubah dalam skala ordinal dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Skala interval yang diubah ke skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori yaitu kelompok tinggi dengan skor lebih dari X + 0,5 SD, kelompok sedang dengan skor X - 0,5 SD X X + 0,5 SD , sedangkan kelompok rendah dengan skor kurang dari X - 0,5 SD X =rataan skor kemampuan awal dan SD= simpangan baku. 4 Simbol : b 1 untuk kemampuan awal tinggi, b 2 untuk kemampuan awal sedang dan b 3 untuk kemampuan awal rendah. 41 c. Variabel Prestasi Belajar Siswa 1 Definisi Operasional : prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika. 2 Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika. 3 Skala Pengukuran : interval 4 Simbol : X

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Metode observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pengamatan terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. . 2. Metode Tes Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa. Tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut duji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk menguji butir instrumen digunakan uji daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 42 a. Uji Validitas Isi Supaya tes mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan. 2 Penekanan materi yang diuji seimbang dengan penekanan materi yang diajarkan. 3 Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah dipelajari dan dapat dipahami oleh tester. Untuk itu menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi, biasanya penilaian ini dilakukan oleh pakar atau validator expert judgement. Dalam penelitian ini validator adalah Drs. Agus Margono guru matematika SMK Negeri IV Surakarta dan Drs. Suhadi, B.Sc., MM. guru matematika SMK Negeri VIII Surakarta. Pemilihan kedua validator tersebut atas pertimbangan guru tersebut mengajar di sekolah tempat penelitian dilakukan. Pertimbangan lain adalah guru yang bersangkutan telah bertahun-tahun mengajar, sehingga dapat dianggap sebagai ahli dalam bidangnya. b. Reliabilitas Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang diberi nama K-R 20 sebagai berikut :                   2 2 11 1 t i i t s q p s n n r 43 dengan : 11 r = indeks reliabilitas instrumen n = cacah butir instrumen i p = proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i i q = n i p i ,..., 2 , 1 , 1   2 t s = variansi total Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 r 11 0,70 Budiyono, 2003:69 c. Analisis Butir Soal 1 Daya Pembeda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson                       2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Keterangan : xy r = indeks daya pembeda untuk butir ke-i n = cacah subyek yang dikenai tes X = skor untuk butir ke-i Y = skor total dari subyek uji coba Budiyono, 2003: 65 44 Jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. 2 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: s J B P  Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar J s = Jumlah seluruh peserta tes Suharsimi Arikunto, 1998:212 Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30  P 0,70.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Pendahuluan

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok dalam keadaan seimbang sebelum eksperimen dilakukan. Uji yang digunakan adalah Uji t.. Adapun prosedur uji t adalah sebagai berikut: a. Hipotesis H 0 : 2 1 μ μ  kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama H 1 : 2 1 μ μ  kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda b. Taraf signifikansi  = 0,05 45 c. Statistik uji yang digunakan :   2 1 p 2 1 n 1 n 1 s X X t    ~ tn 1 +n 2 -2 dengan:     2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s p keterangan : t = t hitung X 1 = mean dari sampel kelompok eksperimen X 2 = mean dari sampel kelompok kontrol n 1 = ukuran sampel kelompok eksperimen n 2 = ukuran sampel kelompok kontrol 2 1 s = variansi kelompok eksperimen 2 2 s = variansi kelompok kontrol d. Daerah Kritik DK = { t|t -t α2 atau t t α2 } e. Keputusan uji H ditolak jika t  DK f. Kesimpulan 1 Kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama jika H diterima. 2 Kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda jika H ditolak. Budiyono, 2004: 151

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan prosedur : 46 1. Hipotesis H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berditribusi normal 2. Statistik Uji L = Maks |Fz i – Sz i | dengan : Fz i = PZ ≤z i ; Z ~ N0,1 dan keterangan: z i = bilangan baku s = simpangan standar Sz i = proporsi cacah z ≤ z i terhadap seluruh z i X i = skor item 3. Taraf Signifikansi 05 ,   4. Daerah Kritik DK DK = { L| L  L α ; n } 5. Keputusan Uji H ditolak jika L hitung terletak di daerah kritik 6. Kesimpulan a Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H diterima b Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H ditolak Budiyono, 2004:171 s X Xi z i   47 b. Uji Homogenitas Variansi Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut : 1. Hipotesis H : 2 2 2 2 1 ... k       variansi populasi homogen H 1 : tidak semua variansi sama variansi populasi tidak homogen 2. Statistik Uji yang digunakan : c 303 , 2 2   f logRKG -   k j 1 f j log s j 2 dengan : 1 ~ 2 2  k                f 1 f 1 1 k 3 1 1 c j ;    j j f SS RKG ;   j 2 j 2 j j n X X SS     k = banyaknya populasi=banyaknya sampel k = 2 untuk pendekatan pembelajaran, k = 3 untuk kemampuan awal siswa f = derajat kebebasan RKG = N – k N = banyaknya seluruh nilai ukuran f j = n j – 1 = derajat kebebasan untuk s j j = 1,2,…,k n j = banyaknya nilai ukuran sampel ke-j = ukuran sampel ke-j 3. Taraf signifikansi 05 ,   4. Daerah Kritik DK DK=   2 1 , 2 2 |   k     5. Keputusan uji H ditolak jika 2 hitung  terletak di daerah kritik 6. Kesimpulan Populasi-populasi homogen jika H diterima 48 Populasi-populasi tidak homogen jika H ditolak Budiyono, 2004: 176-177

G. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dengan model sebagai berikut : ijk ij j i ijk           X dengan : ijk X = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j μ = rerata dari seluruh data rerata besar, grand mean i  = efek baris ke-i pada variabel terikat j  = efek kolom ke-j pada variabel terikat   ij  = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat ijk  = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya   ij μ yang berdistribusi normal dengan rataan 0 i = 1,2; 1= pendekatan pembelajaran realistik 2= pendekatan pembelajaran konvensional j =1,2,3; 1= kemampuan awal tinggi 2= kemampuan awal sedang 3= kemampuan awal rendah k = 1,2,....,n ij : n ij : cacah data amatan pada setiap sel ij Budiyono, 2004:207 Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan jalan sel tak sama, yaitu : a. Hipotesis H 0A : α i = 0 untuk setiap i = 1,2 tidak ada perbedaan efek antara baris terhadap variabel terikat H 1A : paling sedikit ada satu α i yang tidak nol ada perbedaan efek antara baris terhadap variabel terikat H 0B : β j = 0 untuk setiap j= 1,2,3 tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat 49 H 1B : paling sedikit ada satu β j yang tidak nol ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat H 0AB :   ij  = 0 untuk setiap i =1,2 dan j = 1,2,3 tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat H 1AB : paling sedikit ada satu   ij  yang tidak nol ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat Budiyono, 2004:211 b. Komputasi 1 Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi- notasi sebagai berikut. n ij = ukuran sel ij sel pada baris ke-i kolom ke-j = cacah data amatan pada sel ij = frekuansi sel ij h n = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =  j , i ij n 1 pq   j , i ij n N = banyaknya seluruh data amatan ij k ijk k ijk ij n X X SS 2 2           = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij ij AB = rataan pada sel ij   i ij i AB A = jumlah rataan pada baris ke-i   j ij j AB B = jumlah rataan pada baris ke-j   j , i ij AB G = jumlah rataan semua sel Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran 1, 2, 3, 4, dan 5 sebagai berikut: 50   pq G 1 2  ;     j , i ij SS 2 ;     i 2 i q A 3 ;     j 2 j p B 4 ;       j , i 2 ij AB 5 2 Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah kuadrat, yaitu: JKA = h n { 3 – 1 } JKG = 2 JKB = h n { 4 – 1 } JKAB = h n { 1 + 5 – 3 – 4 } JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG dengan: JKA = jumlah kuadrat baris JKB = jumlah kuadrat kolom JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom JKG = jumlah kuadrat galat JKT = jumlah kuadrat total 3 Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah dkA = p – 1 dkB = q – 1 dkAb = p – 1 q – 1 dkG = N – pq dkT = N – 1 4 Rataan kuadrat dkA JKA RKA  dkAB JKAB RKAB  dkB JKB RKB  dkG JKG RKG  5 Statistik Uji a Untuk H 0A adalah RKG RKA F a  yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq. 51 b Untuk H 0B adalah RKG RKB F b  yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq. c Untuk H 0AB adalah RKG RKAB F ab  yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 q – 1 dan N – pq. 6 Taraf Signifikansi 05 ,   7 Daerah Kritik a Daerah kritik untuk F a adalah DK = { F a | F a F α; p – 1, N – pq } b Daerah kritik untuk F b adalah DK = { F b | F b F α; q – 1, N – pq } c Daerah kritik untuk F ab adalah DK = { F ab | F ab F α; p – 1q – 1 , N – pq } 8 Keputusan Uji H ditolak jika F hitung terletak di daerah kritik. 9 Rangkuman Analisis Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber JK dk RK F hit F tabel Baris A JKA p – 1 RKA F a F tabel Kolom B JKB q – 1 RKB F b F tabel Interaksi AB JKAB p – 1 q – 1 RKAB F ab F tabel Galat G JKG N – pq RKG - - Total JKT N – 1 - - - Budiyono, 2004: 229-233 52 c. Untuk uji lanjut pascaanava, digunakan metode schefe untuk anava dua jalan. Langkah-langkah dalam menggunakan Metode Sceffe’ adalah sebagai berikut. 1 Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata. 2 Merumuskan hipotesis yang bersesuaiandengan komparasi tersebut. 3 Menentukan taraf signifikansi α = 0,05 4 Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut. a Komparasi Rataan Antar Baris Uji Sceffe’ untuk komparasi rataan antar baris tidak perlu dilakukan. b Komparasi Rataan Antar Kolom Uji Sceffe’ untuk komparasi rataan antar kolom adalah:           j . i . 2 j . i . j . i . n 1 n 1 RKG X X F dengan: j i F . .  = nilai F obs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j i X . = rataan pada kolom ke-i j X . = rataan pada kolom ke-j RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi i n . = ukuran sampel kolom ke-i j n . = ukuran sampel kolom ke-j Daerah kritik Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK = { j i F . .  | F q – 1F α; q – 1, N – pq } c Komparasi Rataan Antar Sel pada Kolom yang Sama Uji Sceffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah sebagai berikut. 53           kj ij 2 kj ij kj ij n 1 n 1 RKG X X F dengan: kj ij F  = nilai F obs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj ij X = rataan pada sel ij kj X = rataan pada sel kj RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi ij n = ukuran sel ij kj n = ukuran sel kj Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK={ kj ij F  | F pq – 1F α; pq – 1, N – pq } d Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama Uji Sceffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah sebagai berikut.           ik ij 2 ik ij ik ij n 1 n 1 RKG X X F Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK ={ F ij-ik | F pq – 1F α; pq – 1, N – pq }. 5 Menentukan keputusan uji untuk masing komparasi ganda. 6 Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada. Budiyono, 2004:214-215 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematika

a. Uji validitas isi Untuk menilai apakah instrumen tes kemampuan awal matematika yang digunakan mempunyai validitas isi yang tinggi, penulis mengkonsultasikan pada validator expert judgement. Dalam penelitian ini validator adalah Drs. Agus Margono guru matematika SMK Negeri IV Surakarta dan Drs. Suhadi, B.Sc, MM. guru matematika SMK Negeri VIII Surakarta. Pemilihan kedua validator tersebut atas pertimbangan guru tersebut mengajar di sekolah tempat penelitian dilakukan. Pertimbangan lain adalah guru yang bersangkutan telah bertahun-tahun mengajar, sehingga dapat dianggap sebagai ahli dalam bidangnya. Hasil dari validasi ini adalah soal layak diujicobakan. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas skor tes bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan precision dan keajekan consistency skor tes. Jika koefisien korelasi mendekati 1,0 menunjukkan semakin kuatnya hubungan yang ada sedangkan koefisien yang semakin kecil mendekati angka 0 berarti semakin lemahnya hubungan yang terjadi. Dalam penelitian ini, uji reabilitas digunakan rumus Kuder-Richarson dengan KR-20. Hasil uji coba instrumen terhadap 53 responden diperoleh harga r 11 =0,80 lihat Lampiran 2. Ini

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZEL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas II SMU.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas II SMU.

0 0 6

MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

3 14 41

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING (QL) DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN LAMPUNG TIM

0 0 10

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PAD SISWA SMP KELAS VIII.

11 24 360

EFEKTIVITAS METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 0 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK DENGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR - Raden Intan Repository

0 0 303