66 pasangan baris karena hanya terdiri dari 2 baris, maka perbandingannya mengikuti
rataan marginalnya. Hasil perhitungan uji komparasi ganda antar kolom disajikan pada tabel 4.6 berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom H
F
obs
2.F
0,05; 2; 84
Keputusan µ
1
= µ
2
µ
1
= µ
3
µ
2
= µ
3
77,2256 124,9461
24,4875 23,118 = 6,236
23,118 = 6,236 23,118 = 6,236
H ditolak
H ditolak
H ditolak
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama Dari analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 5,3433 F
0,05; 1; 84
= 3,968 sehingga H
0A
diterima yang berarti ada pengaruh pendekatan mengajar terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan RME menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada pembelajaran
konvensional. 2. Hipotesis Kedua
Dari analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 79,2731 F
0,05; 2; 84
= 3,118 sehingga H
0A
ditolak yang berarti ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung. Sedangkan rerata kolom b
1
= 48,9286 b
2
= 67,4603 b
3
= 78,8462 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan awal sedang dan rendah.
Demikian pula siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang kemampuan awalnya
rendah. 3. Hipotesis Ketiga
Dari analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh F
obs
= 1,1273 F
0,05; 2; 84
= 3,118 sehingga H
0AB
diterima, yang berarti tidak ada pengaruh
67 bersama pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Diterimanya H
0AB
berarti perbandingan pembelajaran dengan pendekatan RME dan pembelajaran konvensional mengikuti perbandingan rataan marginalnya.
Sehingga dapat
disimpulkan pembelajaran
dengan pendekatan
RME menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung baik secara umum maupun untuk setiap kategori kemampuan awal siswa.
4. Uji Komparasi Ganda Dari uji komparasi antara kolom b
1
dan kolom b
2
diperoleh F
obs
= 77,2256 2.F
0,05; 2; 84
= 6,236, sehingga H ditolak, berarti ada perbedaan
pengaruh antara kemampuan awal rendah dan kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar matematika. Kemampuan awal sedang menghasilkan prestasi yang
lebih baik dibandingkan kemampuan awal rendah, dilihat dari rataannya. Dari uji komparasi antara kolom b
1
dan kolom b
3
diperoleh F
obs
= 124,9461 2.F
0,05; 2; 84
= 6,236, sehingga H ditolak, berarti ada perbedaan
pengaruh antara kemampuan awal rendah dan kemampuan awal tinggi terhadap prestasi belajar matematika. Kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi yang
lebih baik dibandingkan kemampuan awal rendah, dilihat dari rataannya. Dari uji komparasi antara kolom b
2
dan kolom b
3
diperoleh F
obs
= 24,4875 2.F
0,05; 2; 84
= 6,236, sehingga H ditolak, berarti ada perbedaan
pengaruh antara kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi terhadap prestasi belajar matematika. Kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi yang
lebih baik dibandingkan kemampuan awal sedang, dilihat dari rataannya. Dari uraian diatas diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan awal sedang dan rendah.
Demikian pula siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang kemampuan awalnya
rendah.
102
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN