Kadar Air dan Kadar Asam Lemak Bebas ALB

29 sedangkan SMP hasil penelitian Hasrini 2008 lebih rendah dibandingkan dengan SMP bahan baku pada penelititan ini. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan bahan baku yang digunakan. Hasrini 2008 menggunakan NRPO, sedangkan penelitian ini menggunakan NDRPO. Menurut Riyadi 2009 selama proses deodorisasi, asam-asam lemak bebas dan komponen-komponen odor dihilangkan untuk mendapatkan minyak yang tidak berbau. Oleh karena itu komposisi NRPO dan NDRPO juga berbeda. Tabel 11 . Nilai SFC dan SMP bahan baku pada penelitian Hasrini 2008 Sampel SFC SMP ℃ 10 o C 20 o C 25 o C 30 o C 35 o C 40 o C M75 45,78 23,52 20,13 14,11 11,23 8,12 31,15±0,23 M77 46,47 23,46 20,46 14,18 11,28 8,29 33,34±0,78 M82 46,90 41,37 22,62 16,14 12,59 9,63 36,19±0,28 Keterangan: M75= Rasio RPORPS:CNO sebesar 75:25; M77= Rasio RPORPS:CNO sebesar 77,5:22,5; M82= Rasio RPORPS:CNO sebesar 82,5:17,5.

3. Kadar Air dan Kadar Asam Lemak Bebas ALB

Kadar air dan kadar asam lemak bebas ALB merupakan karakteristik yang penting dalam reaksi interesterifikasi enzimatik. Kadar air dapat memengaruhi kadar ALB dalam produk minyak sawit. Minyak yang ideal untuk interesterifikasi enzimatik mengandung kadar air dan kadar ALB kurang dari 0,1 Cowan 2009. Berdasarkan Tabel 12, kadar air bahan baku sudah memenuhi syarat, sedangkan kadar ALB sedikit melewati batas ideal untuk reaksi interesterifikasi enzimatik. Walaupun demikian, menurut PORIM test method 1995 batas penerimaan kadar ALB untuk minyak sawit dan produk turunannya adalah sekitar 0,5-1. Menurut Zhang et al. 2000, tahap pertama dari interesterifikasi yang dikatalisis oleh lipase adalah hidrolisis yang menghasilkan ALB dan diasilgliserol; tahap kedua adalah esterifikasi antara diasilgliserol dan ALB sehingga membentuk triasilgliserol yang baru. Interesterifikasi ini membutuhkan air, akan tetapi bila terlalu banyak air, reaksi cenderung mengarah ke hidrolisis yang akan menghasilkan ALB dan diasilgliserol sebagai produk akhir. 30 Tabel 12. Kadar air dan kadar ALB bahan baku Sampel Kadar air Kadar ALB NDRPO 0,065 ± 0,004 1,33 ± 0,01 RPO 0,093 ± 0,001 1,29 ± 0,00 RPORPS 0,105 ± 0,003 1,40 ± 0,05 CNO 0,029 ± 0,002 0,30 ± 0,00 M75 0,083 ± 0,000 1,00 ± 0,01 M77 0,086 ± 0,000 1,15 ± 0,04 M82 0,093 ± 0,002 1,26 ± 0,03 Keterangan: NDRPO = neutralized deodorized red palm oil; RPO = red palm olein; RPS = red palm stearin; CNO= coconut oil; M75= Rasio RPORPS:CNO sebesar 75:25; M77= Rasio RPORPS:CNO sebesar 77,5:22,5; M82= Rasio RPORPS:CNO sebesar 82,5:17,5. Kadar air NDRPO yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,065. Riyadi 2009 melaporkan kadar air NDRPO adalah sebesar 0 Tabel 13. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, telah terjadi peningkatan kadar air dalam NDRPO yang digunakan. Peningkatan kadar air ini diduga oleh karena masuknya air selama penyimpanan NDRPO. Kadar air yang tinggi dapat memicu terjadinya kerusakan minyak melalui hidrolisis sehingga meningkatkan kadar asam lemak bebas. Tabel 13 . Kadar air dan kadar asam lemak bebas bahan baku penelitian Widarta 2008, Hasrini 2008, dan Riyadi 2009 Sampel Kadar air Kadar asam lemak bebas Widarta 2008 Hasrini 2008 Riyadi 2009 Widarta 2008 Hasrini 2008 Riyadi 2009 NRPO 0,580 0,035±0,003 - 0,130 0,64±0,04 - NDRPO - - 0,000 - - 0,490 RPO - 0,015±0,001 - - 0,51±0,02 - RPORPS - 0,016±0,001 - - 0,79±0,03 - CNO - 0,002±0,000 - - 0,13±0,01 - Keterangan: NRPO = neutralized red palm oil; NDRPO= neutralized deodorized red palm oil; RPO= red palm olein; RPS = red palm stearin; CNO= coconut oil.

B. Penelitian Tahap Kedua : Pemilihan Formula Bahan baku