Komponen Proses Pengelolaan Pengetahuan

pengetahuan, 2 adanya akses terhadap pengetahuan, 3 adanya pengetahuan prasyarat, 4 kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan 5 adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran. Pusdiklat AP telah memiliki pondasi yang cukup baik dalam pembelajaran di Organisasi. Hal ini tercermin dalam tiga hal pembelajaran, yaitu 1 pembelajaran individu, 2 pembelajaran kelompok, dan 3 pembelajaran organisasi seperti yang telah tercantum dalam Tabel 8 diatas. Dari sisi pengembangan secara pribadi dapat terlihat dari kebiasaan untuk saling berbagi pengetahuan diantara pegawai telah dilaksanakan yang diikuti dengan keinginan untuk terus menerus memperbarui keterampilan melalui diklat dan belajar sendiri. Pusdiklat AP dalam kurun waktu tertentu melakukan rotasi pegawai antar bidang yang hal ini akan memberikan kontribusi yang besar dalam penyebaran pengetahuan di dalam organisasi ini karena organisasi yang unggul dalam bersaing adalah organisasi yang dapat bereaksi secara cepat terhadap perubahan dinamis di lingkungan eksternal. Pusdiklat AP memfasilitasi perkembangan pengetahuan dengan memberikan berbagai macam sarana pendukung yang memadai diantaranya akses internet, perpustakaan, ruang rapat dan aula yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan. Dasar untuk menjadi organisasi pembelajar telah dimiliki oleh Pusdiklat AP. Menurut Senge 1990 yang disitasi Tjakraatmadja dan Lantu 2006 ada lima disiplin untuk menjadikan organisasi sebagai organisasi pembelajar. Pusdiklat AP telah memiliki dasar yang baik dari kelima disiplin tersebut, yaitu disiplin visi bersama, disiplin pembelajaran tim, disiplin keahlian pribadi, disiplin modal mental, dan disiplin berpikir sistemik. Pengembangan kelima disiplin tersebut dibutuhkan untuk menjadikan Pusdiklat AP menjadi organisasi pembelajar.

4.5.2 Komponen Proses Pengelolaan Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor yang diperoleh dari rata-rata jawaban responden secara keseluruhan adalah sebesar 49,4 ~ 49. Menurut Munir 2008 skor tersebut berada pada rentang skor 48 - 64 yang pemaknaannya berarti organisasi telah memiliki proses-proses pengelolaan pengetahuan yang baik. Nilai dari masing-masing responden terhadap komponen ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada proses pengelolaan pengetahuan di organisasi terjadi dalam empat proses utama yaitu proses akuisisi pengetahuan, distribusi dan berbagi pengetahuan, pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan serta pemeliharaan dan penyimpanan pengetahuan. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki proses -p roses pe n gelolaan pen getahuan ya n g b aik, tetapi jika dilihat dari masing-masing siklus yang ada hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil kualitas proses pengelolaan pengetahuan Proses Utama Pengelolaan Pengetahuan Nilai Rataan Akuisisi Pengetahuan 12,76 ~ 13 Distribusi dan Berbagi Pengetahuan 12,03 ~ 12 Pengembangan dan Pemanfaatan Pengetahuan 11,66 ~ 12 Pemeliharaan dan Penyimpanan Pengetahuan 12,91 ~ 13 Jika dilihat dari empat proses utama pengelolaan pengetahuan di organisasi tidak ada skor yang menonjol, bahkan hasil skor ada yang memiliki nilai yang sama. Proses akuisisi pengetahuan dan pemeliharaan dan penyimpanan memiliki nilai skor yang sama kuat yaitu sebesar 13, sedangkan distribusi dan berbagi pengetahuan serta pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan memiliki skor yang sama juga yaitu sebesar 12. Pusdiklat AP mengumpulkan atau mendapatkan berbagai pengetahuan baru dari berbagai sumber. Pusdiklat AP sering melaksanakan kerja sama dengan pihak luar untuk melaksanakan suatu pelatihan sehingga didapatkanlah pengetahuan-pengetahuan baru dari pihak luar terkait pengelolaan diklat. Selain itu, pegawai Pusdiklat AP sering ditugaskan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan seperti workshop, seminar, diklat baik didalam maupun luar kantor. Distribusi dan berbagi pengetahuan pada Pusdiklat AP dilaksanakan pada forum bersama dengan mengambil tema tertentu dan disampaikan oleh satu atau beberapa pegawai yang memiliki pengetahuan atau kemampuan khusus dibidangnya. Di dalam satu kurun waktu tertentu, Pusdiklat AP melaksanakan capacity building yang diikuti oleh mayoritas pegawai untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa berbagi antar pegawai. Pusdiklat AP terus melaksanakan berbagai macam kegiatan dalam rangka membagi sekaligus mengembangkan berbagai pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah penyusunan majalah AP yang berisi berbagai tulisan dengan tema-tema tertentu yang ditulis oleh pegawai baik struktural maupun fungsional dengan terlebih dahulu dilakukan penyesuaian. Majalah AP yang telah tercetak hardcover dibagikan ke suluruh pegawai sehingga semua dapat mengetahui hal-hal baru. Pengembangan lain dilakukan dengan mengadakan kajian ilmiah, hal ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan teori-teori yang telah ada. Penyusunan laporan keuangan dan laporan kinerja merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan. Laporan keuangan dibuat secara semesteran dan secara total tahunan, pada setiap awal bulan diwajibkan juga menyusun laporan realisasi anggaran bulanan. Laporan kinerja dibuat secara triwulan dan tahunan, laporan ini berisi kegiatan yang dilaksanakan, angaran, tujuan pelaksanaan baik dari perencanaan sampai dengan realisasi akhir yang dapat dihasilkan. Kinerja dapat dihasilkan apabila organisasi telah memiliki pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja tersebut. Apabila kinerja belum dilaksankan berarti organisasi tersebut belum memiliki pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan. Namun dengan memiliki kinerja saja belum cukup karena pengetahuan yang dimiliki belum tentu memiliki kualitas yang lebih baik dengan organisasi lain. Oleh karena itu, Pusdiklat AP terus berusaha mengembangkan sekaligus menyebarkan pengetahuan baik pada lingkup internal maupun eksternal. Proses penyimpanan pengetahuan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memastikan bahwa pengetahuan yang ada di organisasi terpelihara dan tersimpan dalam bentuk yang mudah diakses oleh yang membutuhkan. Pusdiklat AP menyimpan dokumen-dokumen hardcopy dalam odner yang kemudian ditata rapi didalam lemari arsip. Selain itu, dokumen softcopy disimpan dalam hardisk baik internal maupun eksternal sehingga apabila terdapat rotasi pegawai atau terdapat pihak-pihak yang membutuhkan dokumen tertentu dapat dengan secara cepat dan benar diketemukan. Jika dilihat, hasil kualitas pembelajaran organisasi berjalan seiring dengan hasil proses pengelolaan pengetahuan, kedua proses tersebut saling melengkapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusdiklat AP telah memiliki dasar yang baik untuk menjadi organisasi pembelajar dengan telah dimilikinya proses pengelolaan pengetahuan yang baik. 4.6. Analisis Korelasi Kanonikal 4.6.1