keadaan dan kegiatan umum kawasan TPI. Data ini diperoleh melalui instansi terkait yaitu TPI Cilauteureun, dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Garut. Data sekunder yang diambil berupa harga lelang dan volume produksi ikan tongkol Auxis thazard selama kurun waktu 2 tahun.
3.4. Metode Pengambilan Contoh
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Systematic Random Sampling atau Penarikan Contoh Acak Sistematik
PCASis, metode ini digunakan untuk mengurangi faktor subjektifitas dalam pengukuran atau pengamatan karakter yang diamati. Selain itu, metode PCASis
ini umumnya memberikan informasi yang lebih banyak per satuan biaya yang dikeluarkan dibandingkan Penarikan Contoh Acak Sederhana PCAS Boer
2008. Ikan tongkol contoh yang diukur, dipilih secara acak dengan metode
penarikan contoh acak sistematik, kemudian ikan tersebut diukur panjang dan beratnya sebagai data masukan untuk menduga hubungan panjang dan beratnya.
Sedangkan untuk penentuan narasumber atau responden nelayan yang diwawancarai ditentukan berdasarkan accidental method, karena waktu
kedatangan nelayan yang tidak menentu. Setiap hari selama pengamatan terdapat jumlah hasil tangkapan mencapai
lebih dari 10 box ikan tongkol. Box yang digunakan berupa box sterofoam dengan kapasitas ± 50 kg. Banyaknya contoh ikan yang diambil setiap harinya sebanyak
10 ekor yang berasal dari 10 box yang terpilih dengan metode penarikan contoh acak sistematik, sedangkan untuk penentuan jumlah ikan contoh sebanyak 10 ekor
per hari dengan metode judgement agar pada akhir penelitian dapat diperoleh sebanyak 200 data panjang dan berat ikan contoh. Perhitungan rata-rata dan
ragam berdasarkan penarikan contoh sistematik tersebut menurut Boer 2008 dijelaskan dengan rumus :
Penduga rata-rata =
∑
=
= =
n i
i
x n
x
1
1 ˆ
μ
Ragam penduga =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
= N
n N
n s
x V
2
ˆ
dengan
∑
−
− −
=
n i
i
x x
n s
1 2
2
1 1
Keterangan μ
ˆ
: Penduga rata-rata x
: Penduga takbias parameter populasi µ x
i
: Data ke i i = 1,2,3, ... , n
n : Jumlah contoh
N : Jumlah populasi
Vˆ
: Penduga ragam s
2
: Ragam
3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis sebaran tangkapan
Analisis sebaran tangkapan dilakukan secara deskriptif visual yang ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang
bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan sosial ekonomi dan daerah sampel. Hasil analisis kualitatif
berupa perbandingan kondisi riil di lapang yang diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsur yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan penangkapan
ikan tongkol dengan kondisi ideal yang diperoleh dari studi pustaka. Model deskriptif kualitatif yaitu hasil penelitian beserta analisa yang diuraikan dalam
suatu tulisan ilmiah yang berbentuk narasi, kemudian diambil kesimpulan. Teknik untuk menggambarkan dan memvisualisasikan hubungan dalam data
termasuk peta, transek, waktu, kalender musim, transek sejarah, diagram pohon dan Venn, flow chart, dan peringkat. Teknik ini digunakan untuk menyatakan
informasi yang kompleks serta melibatkan interaksi antara tim penduga dengan narasumber. Peta dapat mengilustrasi distribusi spasial dari suatu sumberdaya,
kegiatan termasuk penggunaan dalam komunitas dan wilayah. Peta menyediakan informasi dasar yang bermanfaat dan umumnya dikembangkan pada proses
pengumpulan data untuk menetapkan penempatan corak, aktivitas, dan sumberdaya tertentu Bunce
et al. 2000.
3.5.2. Analisis ketidakpastian
Ketidakpastian dalam perikanan mengikuti hukum peluang dimana terdapat kemunngkinan berhasil atau gagal dalam menghasilkan tangkapan. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya upaya serta dapat