3
1.2. Perumusan Masalah
Sinulingga 2009 menyatakan bahwa terdapat beberapa sifat dan permasalahan dalam sumber daya perikanan dan kelautan yang dapat berpengaruh
terhadap bagaimana mengelola sumber daya tersebut agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Pertama, kondisi kepemilikan yang bersifat
common property. Kedua, ketidakpastian hasil tangkapan dan tergantung pada fluktuasi musim. Salah satu ciri nelayan adalah tidak menentunya hasil tangkapan
perharinya dan berhadapan dengan sumber daya yang tidak kelihatan. Kondisi ketidakpastian hidup senantiasa membayangi kehidupan nelayan. Ketiga, sifat
sumber daya tersebut yang dinamis bergerak dan lemahnya data hasil tangkapan. Saat ini pertumbuhan manusia dan kemajuan teknologi penangkapan ikan
menyebabkan tingkat eksploitasi yang semakin meningkat. Pada sisi lain, daya dukung lingkungan termasuk sumberdaya ikan mempunyai keterbatasan. Namun,
di Kabupaten Garut Selatan ini masih memiliki potensi yang besar dan belum termanfaatkan. Tingginya potensi perikanan yang dimiliki perairan Kabupaten
Garut diantaranya sumberdaya ikan tongkol Auxis thazard belum termanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan nelayan. Selain itu data hasil
tangkapan yang diberikan juga terkadang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Minimnya sarana dan teknologi yang dimiliki nelayan untuk menangkap ikan
sehingga mengakibatkan sulitnya mengoptimalkan kegiatan penangkapan. Berdasarkan kenyataan tersebut, adapun perumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini diantaranya yaitu : 1. Bagaimana hasil tangkapan dan nilai produksi sumberdaya ikan tongkol
Auxis thazard di PPITPI Cilauteureun dan daerah tangkapannya? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpastian hasil tangkapan
dan produksi ikan tongkol di PPITPI Cilauteureun?
1.3. Kerangka Pemikiran
Perairan Selatan Kabupaten Garut memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan yang masih melimpah. Sumberdaya perikanan dominan di perairan
selatan Garut diantaranya adalah ikan tongkol dan ikan layur. Kekayaan sumberdaya tersebut mengakibatkan terjadinya suatu kegiatan perikanan tangkap
4 yang dilakukan oleh nelayan penduduk setempat bahkan nelayan pendatang dari
luar wilayah Kabupaten Garut. Kegiatan penangkapan ikan tongkol dilakukan dengan menggunakan alat tangkap jaring dan pancing. Alat tangkap terus
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan nelayan, alat tangkap tersebut terbagi dalam jenis modern dan tradisional. Perbedaan tersebut
akan menghasilkan fluktuasi jumlah produksi hasil tangkapan yang diperoleh. Produksi dari sumberdaya ikan tongkol yang tertangkap dalam kegiatan
penangkapan akan memiliki suatu nilai atau harga. Harga tersebut cenderung akan selalu berubah setiap waktu mengikuti perubahan hasil tangkapan dari
sumberdaya ikan tongkol yang diperoleh. Ketidakpastian terbesar yang terjadi terhadap kegiatan perikanan di Garut
diantaranya fluktuasi hasil tangkapan ikan tongkol beserta harga dari ikan tongkol tersebut. Pentingnya mengetahui seberapa tinggi fluktuasi yang terjadi serta
seberapa besar ketidakpastian terhadap kegiatan perikanan adalah untuk dapat meminimalisir resiko dari suatu kegiatan penangkapan ataupun melakukan
pengoptimalan produksi sumberdaya perikanan. Peramalan terhadap suatu nilai ketidakpastian yang terjadi dapat digunakan untuk dasar srategi pengelolaan
perikanan yang diharapkan dapat menunjang keberlanjutan sumberdaya ikan tongkol di Kabupaten Garut. Secara skematis kerangka pemikiran dari penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
1.4. Tujuan Penelitian