payah membacakan lagi pertanyaan dalam soal. Guru hanya sesekali membetulkan pemahaman siswa terhadap kalimat yang dibacanya. Dengan keadaan semacam ini guru SH berpendapat
ketika nanti ujian semester tiba, dirinya tidak lagi merasa kesusahan seperti saat semester I yang lalu.
2 Kemampuan menulis yang harus dicapai siswa dapat dikuasai meskipun belum lancar betul.
Siswa perlu berpikir bila harus menuliskan kata berkonsonan rangkap atau menulis kata berimbuhan. Siswa menyalin tulisan, itu bukan lagi masalah. Hasil tulisan siswa tinggal
membenahi panjang pendek garis atau perlu di beri jarakspasi antar kata. Siswa sudah mampu menulis satu atau dua kata dengan mengeja, dan siswa sudah mampu membaca kalimat pendek
dengan benar dan lancar. 3
Penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 04 Punduhsari.
4 Model pembelajaran pada siklus ketiga merupakan model yang terbaik dibanding siklus
pertama dan kedua. Namun tidak menutup kemungkinan guru dapat mencari model pembelajaran tersendiri di luar penelitian ini.
Dengan penelitian ini, guru mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran yang berdampak positif bagi kinerja guru dan prestasi siswa. Langkah guru selanjutnya memanggil siswa
dan menunjukkan kekurangannya merupakan penerapan penilaian berbasis kelas, yaitu merupakan salah satu komponen dalam kurikulum. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan
belajar mengajar dengan cara mengumpulkan kertas kerja siswa portopolio, hasil karya produk penugasan proyek, kinerja performance.
C. Hasil Penelitian
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan terpadu dalam tiga siklus, dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca menulis permulaan siswa dapat ditingkatkan.
Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Dengan penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 04
Punduhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri“ yang diajukan pada bab 2 dapat dibuktikan.
Hasil penelitian tersebut merupakan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan pada Bab I. Permasalahan tersebut meliputi: 1 Apakah penerapan pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 04 Punduhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri, 2 Apa sajakah masalah yang muncul
dalam penerapan pembelajaran terpadu pada pembelajaran membaca menulis permulaan siswa kelas I SD Negeri 04 Punduhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.
Permasalahan tersebut, telah diatasi dan diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas I SDN 04 Punduhsari. Secara umum perbaikan yang telah
dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: 1
Situasi pengelompokan siswa dalam belajar membaca dan menulis permulaan sudah menyenangkan siswa. Setiap pembelajaran dibentuk kelompok. Penyusunan kelompok secara
hiterogen berdasarkan atas minat, kemampuan atau senang berkawan. Tiap-tiap kelompok terdiri atas lima anak. Di tiap-tiap kelompok dibentuk seorang ketua, dipilih anak yang pandai
agar mampu membimbing anggotanya yang mengalami kesulitan belajar. Ketua kelompok membagi tugas secara adil. Masing-masing anggota berperan aktif untuk menyelesaikan tugas.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar mendapat kesempatan untuk belajar atau bertanya kepada temannya atau kepada guru. Suasana dalam belajar menyenangkan, anak tidak merasa
tertekan akan tugasnya. 2
Kreativitas siswa dalam membaca dan menulis berkembang. Guru akan menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami sendiri,
mencobamerasakan apa yang sedang di pelajari bukan sekedar mengingat. Prosesnya
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatanaktivitas. Jadi, siswa tidak sekedar menstransfer pengetahuan guru. Sesuatu yang baru, datang dari menemukan sendiri, bukan dari “apa kata
guru”. Pengetahuan itu tidak pernah stabil melainkan selalu berkembang. Dengan menemukan sendiri anak akan merasa senang belajar, tidak merasa jenuh. Dalam pembelajaran ini, guru
mengambil materi kata dari lingkungan sekolah. Hal ini sangat sesuai dengan perkembangan pila berpikir anak dalam memahami kata yang sederhana. Anak akan mudah menemukan kata,
jika kata yang dibahas itu mereka kenal, mereka ketahui, dan baru saja dilihat atau didengarnya. Kegiatan ini membantu konstruktivisme dan inquiri dalam benak siswa.
3 Keberanian bertanya siswa pada guru dan teman meningkat. Pada awal penelitian baru sebagian
yang berani bertanya setelah diadakan tindakan semakin meningkat siswa sudah berani bertanya. Dengan banyak bertanya dan diberi pertanyaan melatih anak meningkatkan daya pikir
dan bertambahnya pemahaman anak terhadap suatu konsep sebuah kata. Berkat penerapan tutor sebaya siswa berani bertanya pada teman dan guru. Siswa tidak lagi takut diolok-
olokditertawakan teman jika bertanya. Karena konsep bertanya ini ditanamkan oleh guru untuk tidak malu dan tidak takut keliru. Jika anak belum dapat membaca atau menulis, tidak tinggal
diam, melainkan berusaha menanyakan proses pengerjaannya secara jelas. 4
Kelancaran pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan pembelajaran terpadu dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini dikarenakan guru sudah paham melalui pembelajaran
terpadu dengan pendekatan tematik. Guru dapat menerapkan empat komponen utama dalam langkah pembelajaran yaitu: holistik, aktif, otentik dan bermakna. Pembelajaran sudah
disampaikan secara sistematis. Untuk mengawali pembelajaran guru memberikan apersepsi yang bervariasi sehingga merangsang siswa untuk menjawab dan jawabannya beragam serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini. Guru sudah membuat rencana pembelajaran, menyediakan media, menganekaragamkan metode, menggunakan
berbagai sumber belajar. Siswa menjadi lebih aktif dan kritis, guru kreatif, selalu mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, sehingga terjadilah komunikasi dua arah, yaitu antara guru dan siswa dalam membicarakan tema pembelajaran.
5 Hasil pembelajaran melalui pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis permulaan siswa kelas I SDN 04 Punduhsari. Hal ini ditunjukkan oleh ketercapaian indikator yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun indikator yang dicapai, siswa mampu
mengenal benda dan namanya, melengkapi kata, melengkapi kalimat, menyusun huruf acak, menyusun kata acak, membaca kata bepola konsonan vokal, kata berpola konsonan rangkap,
kata berpola suku kata terbuka, kata berpola suku kata tertutup, kata berimbuhan, membaca kalimat, menyalin tulisan, dan menulis namalabel benda.
Penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran yang dilaksanakan dalam tiga siklus, berangsur-angsur menunjukkan peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian