Penilaian Risiko Produksi Cabai Merah Keriting

49 itu perlu membuat bedengan. Bedengan dibuat lebar sehingga jarak tanam bisa diperlebar untuk mengurangi kelembapan yang tinggi.

6.2. Penilaian Risiko Produksi Cabai Merah Keriting

Pengukuran risiko produksi yang akan dilakukan pada usahatani kelompoktani Pondok Menteng yaitu penilaian spesialisasi. Pengukuran risiko produksi hanya dilakukan pada satu jenis usahatani yaitu tanaman cabai merah keriting Pondok Menteng. Risiko produksi dapat dihitung menggunakan variance, standard deviation, coefficient variation untuk mengetahui pendapatan bersih terendah yang mungkin diterima oleh petani. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui besar risiko pada usahatani cabai merah keriting. Dasar perhitungan dalam pengukuran risiko adalah menggunakan data tingkat produktivitas cabai merah keriting kelompoktani Pondok Menteng dari periode waktu 2005 dan 2010 serta peluang tertinggi, terendah dan normal cabai merah keriting. Peluang dihitung berdasarkan asumsi dari petani Pondok Menteng, hal ini ditentukan berdasarkan pengalaman petani selama membudidayakan tanaman cabai merah keriting. Dasar perhitungan menggunakan data frekuensi terjadinya peristiwa pada kondisi yang dianalisis dimana kejadian tersebut pernah dialami dan sudah berlangsung selama menjalankan kegiatan usaha pada setiap periode produksi. Setelah terlebih dahulu memperoleh nilai peluang usaha dalam mendapatkan produktivitas tertinggi, normal, dan terendah, selanjutnya dapat dilakukan penilaian terhadap tingkat risiko produksi yang dihadapi kelompoktani Pondok Menteng dengan mengukur penyimpangan yang terjadi. Menurut Elton dan Gruber 1995, terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian variance, standar deviasi standart deviation dan koefisien variasi coefficient variation. Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti misalnya standart deviation merupakan akar kuadrat dari variance sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standart deviation dengan nilai ekspektasi return dari budidaya cabai merah keriting. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Dalam kajian ini return yang dihitung adalah pendapatan dari hasil perkalian produksi dengan harga cabai merah 50 keriting. Sehingga untuk melihat hasil pengukuran risiko produksi cabai merah keriting yang tepat adalah dengan menggunakan koefisien variasi. Dengan ukuran coefficient variation , analisis kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu risiko untuk setiap return. Hasil penilaian risiko produksi budidaya cabai merah keriting kelompoktani Pondok Menteng dapat dilihat pada Tabel 11 dan untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 11. Hasil Penilaian Risiko Produksi Berdasarkan Penerimaan Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, 2010 No Ukuran Nilai 1 Expected Return 1333673388,11 2 Variance 4.52832E+17 3 Standard Deviasi 672927850,1 4 Coefficient Variance 0,50 Dari hasil pengukuran risiko pada Tabel 11 dapat disimpulkan ekspektasi penerimaan sebesar 1.333.673.388,11 dengan varian 4,52. Artinya bahwa dengan risiko yang dihadapi cabai merah keriting sebesar 4,52 maka diharapkan ekspektasi penerimaan sebesar 1.333.673.388,11. Expected return dihitung berdasarkan penjumlahan dari hasil perkalian untuk setiap nilai penerimaan yang tertinggi, terendah dan normal dengan peluangnya masing-masing dalam memperoleh penerimaan tertinggi, terendah dan normal tersebut. Dengan mengetahui harapan penerimaan yang diperoleh dari usaha cabai merah keriting berdasarkan perhitungan risiko, maka petani mempunyai acuan dalam merencanakan dan melanjutkan usahatani cabai merah keriting. Pada dasarnya ukuran yang tepat untuk melihat besar risiko pada usahatani cabai merah keriting adalah menggunakan koefisien variasi. Dari hasil pengukuran risiko di dapat hasil koefisien variasi sebesar 0,5 yang artinya untuk setiap satu satuan hasil yang diperoleh dari usahatani cabai merah keriting, maka risiko yang dihadapi adalah sebesar 0,5. Dapat juga diartikan untuk setiap satu 51 kilogram cabai merah keriting yang dihasilkan, akan mengalami risiko sebesar 0,5 kg pada saat terjadi risiko produksi. Semua usaha khususnya dibidang pertanian selalu berusaha mencapai keuntungan yang diharapkan dalam hal ini berupa besar pendapatan yang diterima. Begitupula petani Pondok Menteng juga mengharapkan penerimaan yang besar dari hasil usahatani cabai merah keriting. Walaupun terkadang perhitungan keuntungannya tidak dihitung seakurat perhitungan keuntungan yang dilakukan perusahaan, karena terkadang petani tidak menghitung biaya tenaga kerja. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh pendapatan tertinggi, normal dan terendah petani Pondok Menteng yang ada pada lampiran 10 . Perhitungan risiko produksi yang dilakukan mengidentifikasi bahwa petani Pondok Menteng menghadapi risiko dalam usahataninya. Dimana risiko tersebut dapat menimbulkan kerugian yang akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima oleh petani. Hal ini disebabkan oleh jumlah hasil produksi yang berkurang, atau gagal panen, sehingga sangat penting untuk melakukan penanganan sesuai risiko yang dihadapi.

6.3. Strategi Penanganan Risiko