6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Proses belajar yang dialami oleh seorang siswa dapat
menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan
tersebut nampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh murid melalui evaluasi belajar atau tes prestasi yang diberikan oleh guru.
Prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai oleh siswa. Tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi
yang dimaksudkan sebagai alat unt uk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar Ketut, 1988:51. Jadi usaha untuk mengetahui
suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi tersebut dimaksudkan untuk
melihat sejauh mana proses belajar tercapai. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan Muhibbin, 1997:89. Menurut Winkel 1996:36 belajar
merupakan suatu aktivitas mental atau fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan
kognitif, afekif dan psikomotorik Sunaryo, 1983:4. Jadi, prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan perubahan dari hasil belajar
yang dapat di ukur secara langsung dengan tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian, hasil pengukuran dari prestasi belajar
dituangkan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil ulangan, tugas-tugas dan ujian akhir. Biasanya untuk mengukur tinggi
rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam belajar disekolah ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang
didapat pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran. Selanjutnya Mulyono 1990:700 mengungkapkan bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan oleh nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.
Sementara itu Winkel 1984:43 menyatakan bahwa ada hal- hal yang mempengaruhi prestasi belajar.
a. Faktor pada pihak siswa 1. Faktor psikis meliputi intelektual kecerdasan dan bakat dan
non intelektual sikap, kebiasaan, minat , kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri
2. Faktor fisik atau kondisi fisik perkembangan yang tidak sempurna pada anggota tubuh dan adanya kelemahan dalam
menghitung atau mengingat angka b. Faktor diluar siswa
1. Faktor pengatur proses sekolah, meliputi: kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
2. Faktor sosial disekolah meliputi: sistem sekolah, status sekolah, interaksi guru dan siswa.
3. Faktor situasional meliputi keadaan politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.
Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan dan
perubahan di pihak siswa yang sebelumnya tidak di miliki. Menurut Gane dalam Winkel 189:318 kemampuan dan perubahan itu antara
lain: penalaran verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam pembelajarannya sangat perlu dilakukan evaluasi yang ditunjukkan dengan prestasi.
Dalam pendidikan di perguruan tinggi, untuk mengevaluasi belajar biasanya digunakan instrumen evaluasi yang berupa tugas,
seminar, dan tes-tes seperti ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Dalam rangka evaluasi belajar di sekolah, dapat digunakan
baik deskripsi kualitatif maupun deskripsi kuantitatif pengukuran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tergantung dari hasil belajar atau kemampuan mana yang dievaluasi Wingkel 189:319. Secara umum deskripsi kuantitatif lebih banyak
digunakan dalam rangka evaluasi produk yang sesuai dengan tujuan- tujuan intruksional yang seharusnya dicapai, misalnya jumlah soal 50,
siswa A menjawab betul 48, siswa B menjawab betul 20, maka dibutuhkan ketentuan norma atau pathokan untuk menilai mana yang
”lebih baik”, ”cukup baik” atau ”kurang”. Oleh sebab itu di Universitas Sanata Dharma diberlakukan acuan pathokan dalam
penilaian hasil belajar. Dalam buku pedoman FKIP 2001:29 nilai keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk huruf
sebagai berikut: Huruf
Arti Nilai Mutu
A Amat Baik
4 B
Baik 3
C Cukup
2 D
Kurang 1
E Jelek
T Tidak Lengkap
K kosong
Sistem penyelelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit
Semester SKS. Menurut buku Pedoman FKIP 2001:26 Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
menyatakan beban studi mahasiswa dan beban penyelenggaraan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan dengan satuan kredit semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan sekurang-kurangnya 16-19 minggu kerja.
Sedangkan satuan kredit semester sks adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan
terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstruktur maupun yang mandiri selama dua sampai empat jam per minggu dalam
satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara. Penerapan sistem kredit ini merupakan beban belajar
mahasiswa dan pencerminan perolehan pengetahuan kecerdasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta
pengakuan penyelesaian suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi belajar akademik di perguruan tinggi
dinyatakan dalam Indeks Prestasi IP. Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah, IP merupakan bentuk prestasi
yang diperoleh selama satu semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini diperoleh dari kegiatan yang di nilai oleh
dosen yang terdiri dari nilai ujian dan tugas-tugas. Prestasi belajar mahasiswa ini berupa nilai dari bebrapa mata
kuliah yang dapat dikelompokkan menjadi lima menurut kurikulum 2002 yaitu mata kuliah Pengembangan Kepribadian MPK, mata
kuliah Keilmuan dan Ketrampilan MKK, mata kuliah Keahlian Berkarya MKB, mata kuliah Perilaku Berkarya MPB, dan mata
kuliah Berkehidupan Bersama MBB. Seperti yang terdapat dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
buku Pedoman FKIP 2001:29 IP dihitung dengan rumus sebagai berikut:
IP =
∑
KN
∑
K Keterangan :
K : Besar Kredit
N : Nilai
Sedangkan Indek Prestasi Kumulatif IPK adalah perkalian nilai kredit tiap mata kuliah pada semester gasal ditambah dengan
jumlah perkalian nilai kredit mata kuliah pada semester genap dibagi dengan jumlah kredit yang diambil pada semester gasal dan genap
suatu tingkat. Adapun rumusnya adalah sebagi berikut: IPK
=
∑ ∑
∑ ∑
+ +
2 1
2 1
K K
NxK NxK
Keterangan :
Indeks 1 adalah semester gasal Indeks 2 adalah semester genap
Jadi berdasarkan pendapat di atas, prestasi belajar akuntasi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari belajar
akuntansi. Dalam proses belajar mengajar akuntansi tersebut diharapkan dapat menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa
kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan indikatornya. Kemampuan yang diperoleh mahasiswa tersebut karena adanya hasil
usaha yang terlihat dalam prestasi belajar siswa yaitu prestasi belajar akuntansi.
2. Prioritas memilih program studi Pendidikan Akuntansi Setiap saat semua orang selalu dihadapkan pada sebuah pilihan,
di mana pun dan kapan pun. Pilihan-pilihan yang dihadapi tersebut biasanya berdasarkan pada kebutuhan hidupnya. Pada umumnya
manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, baik jumlah maupun jenisnya. Bertambah tinggi tingkat kehidupannya, bertambah
tinggi pula kualitas dan kwantitas hidupnya. Kebutuhan adalah suatu keinginan terhadap benda atau jasa
yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmani maupun rohani Bintari dan Suprihatin,1989:6. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus mendahulukan mana yang lebih penting. Dengan demikian kebutuhan
manusia dapat dilihat menurut beberapa sudut pandang. 1. Menurut intensitasnya
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Misalnya: kebutuhan akan makanan, pakaian,
perumahan. b. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi
apabila kebutuhan primernya sudah terpenuhi. Misalnya: kebutuhan akan perabot rumah tangga, sepatu, tas.
c. Kebutuhan tertier, yaitu kebutuhan mewah yang baru terpenuhi apabila kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.
Misalnya: kebutuhan untuk membeli mobil Mercedez, piano, video.
2. Menurut bentuknya a. Kebutuhan jasmani, yaitu kebutuhan yang dipenuhi oleh barang
benda secara phisik. Misalnya: makanan, pakaian, minuman. b. Kebutuhan rohani, yaitu kebutuhan yang dipenuhi tidak secara
phisik. Misalnya: kebutuhan pendidikan, agama, rekreasi. 3. Menurut waktunya
a. Kebutuhan sekarang mendesak, yaitu kebutuhan yang tidak dapat di tunda. Misalnya: obat bagi orang sakit, kebutuhan
melakukan ibadah wajib, kebutuhan makan pada saat lapar. b. Kebutuhan yang akan datang atau kebutuhan yang dapat
ditunda, yaitu kebutuhan yang penyediaannya dilakukan sekarang dan digunakan untuk masa yang akan datang.
Misalnya: menabung hari tua, menyimpan padi untuk masa paceklik
Menurut Abraham Maslow http:godam64 organisasi.org manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-
tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau
didapat. Kelima kebutuhan dasar tersebut adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kebutuhan fisiologis Contohnya adalah : sandang, pangan, papan dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan Contoh seperti : bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas
dari rasa sakit, bebas dari teror dan lain sebagainya. c. Kebutuhan sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis dan lain- lain
d. Kebutuhan penghargaan Contoh: pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan lain sebagainya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati
sesuai dengan bakat dan minatnya. Manusia sering dibebani dengan persoalan-persoalan hidup yang
mana persoalan tersebut memerlukan jawaban yang perlu diputuskan dengan membuat keputusan. Untuk memenuhi kebutuhan pun manusia
juga dihadapkan pada pengambilan keputusan yaitu kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Demikian pula dengan kebutuhan dalam
pendidikannya, Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa
kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya http:id. Wikipedia.org. Teori keputusan adalah berasal
dari teori kemungkinan yang merupakan konsekuensi dari beberapa keputusan yang telah dievaluasi. Dua metode dari teori keputusan yang
terkenal adalah teori keputusan normatif dan teori keputusan deskriptif. Teori keputusan Normatif dicapai berdasarkan alasan yang rasional atau
bisa disebut dengan alasan yang masuk akal teori logika, sedangkan teori keputusan Deskriptif dicapai berdasarkan empirik atau merupakan hasil
pengamatan, percobaan, dan biasanya dikuatkan dengan statistik. Setiap orang dalam membuat keputusan berharap itu adalah yang terbaik dan
kadang-kadang pun keputusan yang dibuat itu akan didapati salah. Maka untuk menghindari kesalahan tersebut dibutuhkan tips bagaimana
keputusan harus dibuat. Tips http:Rahsia.20m.com tersebut adalah: a hendaklah dibuat berdasarkan rasional dan logik
b hendaklah berdasarkan diatas prinsip baik mengatasi buruk c bagi masalah yang rumit, perlulah berada didalam keadaan tenang dan
sebaik-baiknya d berbincang serta mendengarkan pendapat orang lain
e menimbang semua kemungkinan dan akibat dari keputusan tersebut f
mempunyai keyakinan diri bahwa keputusan yang dibuat adalah yang terbaik
g berani menanggung resiko atas keputusan yang dibuat serta berdiri teguh di atasnya.
Berdasarkan teori kebutuhan dan keputusan di atas, salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi manusia adalah kebutuhan akan
pendidikan. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat http: id.Wikipedia.org
. Di dalam dunia pendidikan pun manusia dihadapkan pula pada pilihan-pilihan dimana untuk memilih tersebut harus membuat
suatu keputusan yang sekiranya tidak merugikan dirinya sendiri, salah satunya adalah menentukan program studi yang akan dipelajarinya.
Program studi yang ditentukan seseorang sebagai tempat belajar mendapatkan ilmu yang diinginkan haruslah dipertimbangkan secara
matang, biasanya dari pihak Universitas akan memberikan tiga prioritas pilihan yang diinginkannya. Ketiga prioritas tersebut akan diisi sesuai
dengan keinginannya dengan menempatkan sesuai dengan kepentingannya, jika yang ditulis di prioritas pertama berarti program studi
yang dipilih itu paling penting bagi calon mahasiswa tersebut.
Prioritas erat kaitannya dengan kepentingan, singkatnya kepentingan itu berbanding lurus dengan prioritas. Semakin tinggi
kepentingan suatu hal, maka hal tersebut akan semakin menjadi prioritas. Setiap orang memprioritaskan sesuatu dengan caranya masing- masing, ada
yang lebih menggunakan rasio, ada yang lebih mendengarkan kata hati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau insting, ada yang menghitung besarnya keuntungan yang didapat, ada juga yang memilih berdasarkan waktu pelaksanaannya dan aspek lainnya
yang membuat kita memilih dengan tepat. Jadi prioritas memang bersifat sangat pribadi dan amat subjektif. Pada akhirnya yang mampu kita
lakukan adalah mengkomunikasikan pilihan kita kepada orang lain melalui sebuah justifikasi dan rasionalisasi yang dapat diterima oleh kelompok
atau individu yang lain di luar domain pemikiran kita. Setiap orang kadang sering salah dalam memutuskan prioritas karena setiap manusia pada
akhirnya berpikir dengan pemikiran dan argumentasinya sendiri dalam mencapai kebenaran versi mereka http:catuy.blogspot.com200601
prioritas.html .
3. Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dari
dalam yang telah menjadi aktif untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Mc. Donald Sardirman,
1986:73 motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yang berarti keseluruhan daya penggerak dari dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu
demi tercapainya suatu tujuan Winkel, 1989:92. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang
bersangkutan mempunyai motivasi tinggi dan energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Bila motivasi disadari oleh siswa maka
sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam Muhibbin,1995 yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi instrinsik, yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kebutuhan masa depan siswa yang bersangkutan. 2. Motivasi ekstrinsik, yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan, sikap guru, orang tua dan
seterusnya merupakan contoh kongkrit motivasi eksrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi instrinsik karena lebih murni serta tidak bergantung
pada dorongan atau pengaruh orang lain. Sardirman 1986:84 mengemukakan fungsi motivasi adalah
sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi untuk kegiatan yang akan dikerjakan
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dalam hal ini memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Dimyati dan Mudjiono,1994:97. Unsur-unsur tersebut adalah: a. cita-cita aspirasi siswa;
b. kemampuan siswa; c. kondisi siswa;
d. kondisi lingkungan siswa; e. unsur-unsur dinamis dalam belajar pembelajaran;
f. upaya guru dalam membelajarkan siswa; Ada tiga komponen utama dalam motivasi belajar
Mudjiono,1999:80 yaitu sebagai berikut. a. Kebutuhan yang terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan
antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan b. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada
pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh siswa. Menurut Winkel 1989:76 pada dasarnya motivasi belajar
mempunyai fungsi untuk: a. menyediakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi terjadinya kegiatan
belajar; b. menggiatkan semangat belajar siswa;
c. menggugah minat belajar siswa atau mendorong siswa untuk belajar; d. memberikan arah terbaik bagi siswa untuk bertindak;
e. mendorong siswa untuk berbuat atau sebagai motif penggerak yang melepaskan energi;
f. menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai; g. menyeleksi perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dan
berusaha untuk memperbaiki agar dapat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.
Selanjutnya, menurut Brown Imron,1996:88 ada beberapa karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar. Karakteristik
tersebut antara lain: a. tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak
acuh; b. tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan;
c. mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama pada guru;
d. ingin selalu bergabung di dalam kelas; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. ingin identitasnya diakui oleh orang lain; f. tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri;
g. selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali; h. selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan baik dari dalam diri maupun dari luar. Motivasi bagi pelajar mengembangkan
aktivitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu
diketahui cara meningkatkan motivasi belajar. Berikut ini ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi dalam belajar Dimyati dan
Mudjiono,1994:101. 1. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
2. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran 3. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
4. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
B. Kerangka Berfikir