Persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial, ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

viii ABSTRAK

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Octa Savinawati Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin; 2) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa; dan 3) perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 yang berjumlah 82 mahasiswa. Sampel yang diambil berjumlah 68 mahasiswa. Penelitian dilakukan pada bulan April 2011. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis menggunakan Chi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa (χ2hitung=13,74> χ2tabel=9,488); 2) tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa (χ2

hitung=0,888< χ2tabel=9,488); dan 3) tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa (χ2hitung=1,987< χ2tabel=9,488).


(2)

ix ABSTRACT

THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS OF THE ACCOUNTING DEPARTMENT TOWARDS

SOCIAL-ECONOMIC STATUS OF TEACHERS AFTER PERFORMING THE PROGRAM OF CERTIFICATE

A Case Study: Students of Accounting Department 2008 Batch Octa Savinawati

Sanata Dharma University 2011

The aims of this research are to know different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on: 1) gender; 2) parents’ occupation; and 3) parents’ educational level.

This research was conducted on university students of Accounting Department 2008 batch, Sanata Dharma University. The population of this research were 82 students. The samples are 68 students. This research conducted in April 2011. The sampling technique was purposive sampling. The techniques of data analysis were descriptive statistic and Chi-square.

The results of the research shows that: 1) there is different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on gender (χ2count=13,74> χ2table=9,488); 2) there isn’t any different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on parents’ occupation (χ2count=0,888< χ2

table=9,488); and 3) there isn’t any different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on parents’ educational level (χ2count=1,987< χ2


(3)

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Octa Savinawati NIM: 041334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(4)

i

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Octa Savinawati NIM: 041334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(5)

ii


(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

 

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,

Universitas Sanata Dharma serta Allah SWT atas segalanya. Ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, semangat, dan doa. Almarhum Bapak yang selama hidup Beliau selalu mendukung dan menjadi panutan. Kakak-kakakku, Mbak Essie sekeluarga dan Mas Ian sekeluarga. Almarhum simbah Pawiro yang selalu bertanya kapan saya lulus, akhirnya saya lulus Mbah.


(8)

“jalani s

“jangan

berlalu

“kita h

semua ha

aka

n terlalu

u tidak d

hidup unt

maka

M

al dengan

an membe

menyesa

apat kita

pelajaran

tuk seka

dari itu

v

OTT

n ikhlas d

erikan ya

ali masa la

a ubah, n

n yang be

rang dan

lakukan

TO

dan sabar

ng terbai

alu, karen

namun bis

erharga”

n hari eso

yang terb

r, niscaya

ik”

na yang s

sa kita ja

ok seteru

baik”

a Allah

sudah

dikan

usnya,


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juni 2011 Penulis

Octa Savinawati

 


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Octa Savinawati

Nomor Mahasiswa : 041334054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Juni 2011 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Octa Savinawati Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin; 2) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa; dan 3) perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 yang berjumlah 82 mahasiswa. Sampel yang diambil berjumlah 68 mahasiswa. Penelitian dilakukan pada bulan April 2011. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis menggunakan Chi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa (χ2hitung=13,74> χ2tabel=9,488); 2) tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa (χ2hitung=0,888< χ2tabel=9,488); dan 3) tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa (χ2hitung=1,987< χ2tabel=9,488).


(12)

ix ABSTRACT

THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS OF THE ACCOUNTING DEPARTMENT TOWARDS

SOCIAL-ECONOMIC STATUS OF TEACHERS AFTER PERFORMING THE PROGRAM OF CERTIFICATE

A Case Study: Students of Accounting Department 2008 Batch Octa Savinawati

Sanata Dharma University 2011

The aims of this research are to know different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on: 1) gender; 2) parents’ occupation; and 3) parents’ educational level.

This research was conducted on university students of Accounting Department 2008 batch, Sanata Dharma University. The population of this research were 82 students. The samples are 68 students. This research conducted in April 2011. The sampling technique was purposive sampling. The techniques of data analysis were descriptive statistic and Chi-square.

The results of the research shows that: 1) there is different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on gender (χ2count=13,74> χ2table=9,488); 2) there isn’t any different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on parents’ occupation (χ2count=0,888<

χ2

table=9,488); and 3) there isn’t any different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on parents’ educational level (χ2count=1,987< χ2table=9,488).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, S.Pd., M.S., yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran serta bantuan dalam proses penerjemahan abstrak dalam Bahasa Inggris demi kesempurnaan skripsi ini.


(14)

xi

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen panguji I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pak Wawiek dan Mbak Aris, atas bantuan dan pelayanannya dalam hal administrasi perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

10.Ibu dan almarhum Bapak, kakak-kakakku Mbak Essie sekeluarga dan Mas Ian sekeluarga, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis.

11.Seluruh mahasiswa PAK angkatan 2004 atas kebersamaan selama menempuh kuliah. Teman-teman seperjuangan (Dono, Ela, Tepe, Lusi, Galuh, Eka) yang sudah memberikan motivasi dan bantuannya.

12.Seluruh mahasiswa PAK angkatan 2008 atas kesediaannya menjadi responden dalam skripsi ini.

13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.


(15)

xii

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan berbagai saran, kritik dan masukan yang sekiranya dapat melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya perbaikan untuk penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 10 Juni 2011


(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Status Sosial Ekonomi Guru ... 7


(17)

xiv

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi ... 7

2. Pengertian Guru ... 11

3. Status Sosial Ekonomi Guru ... 11

B. Persepsi ... 12

1. Pengertian Persepsi ... 12

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 13

C. Tinjauan Tentang Sertifikasi ... 17

1. Pengertian Sertifikasi ... 17

2. Program Sertifikasi Guru ... 18

3. Tujuan Sertifikasi ... 19

4. Manfaat Sertifikasi ... 20

D. Kerangka Berpikir ... 21

1. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin... 21

2. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 23

3. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 24

E. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27


(18)

xv

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Pengelompokan, Operasionalisasi, dan Pengukuran Variabel ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 43

B. Pengujian Hipotesis ... 50

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan Penelitian ... 63

C. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel ... 31

Tabel III.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 35

Tabel III.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 37

Tabel III.4 PAP II ... 38

Tabel III.5 Tabel Distribusi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi ... 39

Tabel III.6 Daftar Interpretasi dari Koefisien Kontingensi ... 41

Tabel IV.1 Sebaran Kuesioner Penelitian ... 43

Tabel IV.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 43

Tabel IV.3 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 44

Tabel IV.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 44

Tabel IV.5 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi ... 45

Tabel IV.6 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa ... 46

Tabel IV.7 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan orang Tua ... 47

Tabel IV.8 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 49


(20)

xvii

Tabel IV.9 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50 Tabel IV.10 Daftar Interpretasi Koefisien Kontingensi ... 52 Tabel IV.11 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 53 Tabel IV.12 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 55


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Kuesioner untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

Lampiran 2.Data Hasil Uji Coba Kuesioner untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ... 71

Lampiran 3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72

Lampiran 4.Kuesioner Penelitian ... 73

Lampiran 5.Data Induk Penelitian, Data Induk Jawaban Responden ... 78

Lampiran 6.Daftar Distribusi Frekuensi ... 82

Lampiran 7.Kategori Kecenderungan Variabel... 83

Lampiran 8.Tabel Nilai r Product Moment ... 85

Lampiran 9.Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ... 86


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup dalam sanubariku”. Sepenggal kalimat dalam lirik lagu Hymne Guru tersebut seakan mengartikan bahwa guru merupakan sosok yang akan selalu diingat dan dikenang. Guru ditempatkan sebagai sosok yang keberadaannya selalu dibanggakan dan dipuji oleh masyarakat. Apalagi dengan predikat “pahlawan” mengidentikkan guru dengan pahlawan dalam arti yang sebenarnya, membuat masyarakat menghormati guru.

Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam kesuksesan setiap usaha pendidikan. Guru atau tenaga pendidik meliputi tenaga pembimbing, tenaga pengajar, dan tenaga pelatih yang semuanya itu membantu peserta didik untuk mencapai tujuan perkembangannya (Samana, 1994:12). Oleh karena itu, guru merupakan predikat mulia karena mengemban tugas yang tidak ringan dan merupakan figur yang harus bisa menjadi panutan yang baik sesuai dengan pandangan yang melekat di mata masyarakat. Seperti ungkapan orang Jawa bahwa sosok guru adalah sosok yang “digugu lan ditiru”, dipatuhi dan diteladani. Setiap tutur kata dan perbuatan guru, dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi murid juga bagi masyarakat.

Dahulu, kedudukan atau status sosial ekonomi guru sangat tinggi dan dihormati seperti priyayi (golongan atas) di mata masyarakat. Guru dipandang sebagai sosok yang terpelajar dan mempunyai kehidupan yang lebih baik


(23)

karena pada umumya guru berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya relatif baik sehingga mampu menempuh pendidikan yang tinggi. Imbalan jasa yang diberikan pemerintah pun sangat memadai untuk hidup sejahtera bersama keluarga. Kepercayaan masyarakaat dan pemerintah pun sangat tinggi terhadap guru karena guru sering pula ditunjuk sebagai aparat pemerintah, seperti ketua RT, RW, karang taruna, dilibatkan dalam pemilihan kades, dll. Oleh karena itu, masyarakat sering meminta nasehat dan bantuan kepada guru dalam menghadapi persoalan.

Seiring dengan berjalannya waktu, kedudukan atau status sosial ekonomi guru di mata masyarakat mengalami perubahan. Guru tidak lagi dipandang sebagai priyayi (golongan atas), karena jika dilihat dari status sosial ekonomi sudah banyak pekerjaan lain yang lebih menjanjikan dan memiliki prestise di atas guru seperti dokter, pengacara, pengusaha, pegawai bank, dll. Selain itu, banyaknya pemberitaan di media massa cetak maupun elektronik mengenai guru-guru yang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan seperti memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, membuka warung, bahkan menjadi tukang ojek, semakin membuat citra guru di mata masyarakat menjadi terpuruk. Keadaan ini menumbuhkan citra bahwa guru identik dengan kesengsaraan, kekurangan, dan kemiskinan.

Paradigma di atas membuat mahasiswa alumni yang memiliki latar belakang ilmu keguruan yang seharusnya menjadi guru banyak yang tidak menjadi guru. Setelah selesai menempuh pendidikan di fakultas keguruan, sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk bekerja di perusahaan atau


(24)

menjadi wiraswasta karena dianggap lebih menjamin masa depan jika dipandang dari segi materi. Meski banyak mahasiswa yang tidak menjadi guru, masih ada sebagian kecil mahasiswa yang menjadi guru karena ketertarikan dan kecintaan mereka pada dunia pendidikan.

Namun sekarang angin segar mulai dapat dirasakan oleh guru, yaitu dengan adanya program sertifikasi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi berhak mendapat sertifikat pendidik. Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Hal ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Selain itu juga untuk meningkatkan gairah kerja dan kompetensi guru sehingga para guru akan berlomba-lomba untuk mengembangkan diri supaya lolos uji sertifikasi.

Dengan adanya program sertifikasi diharapkan status sosial ekonomi guru yang sempat terpuruk dapat bangkit kembali dan paradigma guru identik dengan kemiskinan sedikit demi sedikit terhapus menjadi suatu harapan baru untuk hidup yang sejahtera. Di samping itu, persepsi masyarakat terutama mahasiswa fakultas keguruan terhadap status sosial ekonomi guru juga


(25)

diharapkan menjadi baik, sehingga mahasiswa fakultas keguruan akan lebih bersemangat dan lebih bergairah untuk menjadi guru.

Dari uraian di atas tampak adanya pergeseran persepsi terhadap status sosial ekonomi guru, dari persepsi guru seperti priyayi (golongan atas) kemudian persepsi guru merupakan golongan menengah ke bawah dan akhirnya persepsi status sosial ekonomi guru diharapkan membaik dengan adanya program sertifikasi. Status sosial ekonomi guru yang berubah-ubah tersebut, akan menarik persepsi yang berbeda di antara mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di fakultas keguruan.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara nyata dan jelas mengenai persespi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi”.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi guru, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya: jenis kelamin, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian, dll yang bersifat subjektif. Sedangkan faktor eksternal misalnya: perbedaan status sosial ekonomi orang tua (jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, penghasilan orang tua), hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Namun


(26)

dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada faktor perbedaan jenis kelamin, perbedaan jenis pekerjaan orang tua, dan perbedaan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis kelamin?

2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa?

3. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis kelamin.


(27)

2. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa.

3. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat menarik minat masyarakat luas terhadap profesi guru. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi para peneliti yang membutuhkan kajian penelitian yang relevan.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan status sosial ekonomi guru.


(28)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.Status Sosial Ekonomi Guru

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Menurut Soekamto (1990:264) status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok-kelompok yang lebih besar lagi. Status sosial menurut Narwoko & Suyanto (2004:156) adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-haknya, dan kewajiban-kewajibannya.

Sehubungan dengan status sosial tersebut, Narwoko & Suyanto (2004:157) membedakan kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat sebagai berikut:

a. Ascribed-status, diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan diperoleh karena kelahiran, misal: kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan. b. Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha-usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuannya, misal: setiap orang bisa menjadi dokter, guru, hakim, dsb asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.


(29)

c. Assigned-status, yaitu status yang erat hubungannya dengan achieved-status, artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang. Misal, seorang dosen yang mempunyai wibawa diangkat menjadi ketua RT oleh warga.

Mengacu dari pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini status sosial ekonomi guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri (achieved-status) dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru (assigned-status). Menurut Supriadi (1998:68) makin tinggi tingkat sekolah tempat guru mengajar, makin baik status sosial ekonomi keluarganya. Secara umum status sosial ekonomi keluarga guru SMA lebih baik daripada status sosial ekonomi keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat disebabkan untuk menjadi guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dituntut tingkat pendidikan guru yang lebih tinggi.

Penempatan seseorang dalam lapisan sosial ekonomi tertentu menurut Max Webber (dalam Setiadi dkk, 2006:96) dapat dipandang dari tiga dimensi, yaitu kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Pelapisan dalam masyarakat timbul karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Soekamto (1990:266) mengemukakan beberapa kriteria penggolongan status sosial ekonomi, yaitu: a. Ukuran kekayaan. Barangsiapa memiliki kekayaan yang banyak termasuk

dalam lapisan atau golongan teratas.

b. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menempati golongan teratas.


(30)

c. Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat teratas.

d. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

Pendapat Soekamto didukung oleh Pitirim Sorokin (dalam Narwoko & Suyanto, 2004:156-157), bahwa untuk mengukur status seseorang secara rinci dapat dilihat dari jabatan atau pekerjaan, pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan, dan agama.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, pengertian status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Penulis membatasi status sosial ekonomi guru sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuannya yang berlangsung seumur hidup. Menurut Yusuf (1982:61), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam:

• Pendidikan formal, merupakan pendidikan sekolah.

• Pendidikan informal, merupakan pendidikan yang diperoleh dari

pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja dari lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan, atau pengalaman sehari-hari.

• Pendidikan nonformal, merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar


(31)

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dalam hal ini jenjang pendidikan meliputi SD, SMP, SMA/SMK/sederajat, dan Perguruan tinggi.

b. Pekerjaan/Kedudukan sosial

Pekerjaan merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Ada begitu banyak jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang, misalnya: tukang parkir, pramusaji, dokter, perawat, guru, dosen, arsitek, dll. Demi memenuhi kebutuhan hidup, ada banyak orang yang mempunyai pekerjaan lebih dari satu.

Kedudukan sosial yang dimaksud adalah kedudukan yang dimiliki seseorang yang dipercayakan masyarakat kepada dirinya. Kedudukan sosial ini misalnya: Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Ketua Pilkades, dll. Seseorang yang memiliki kedudukan sosial di dalam masyarakat akan membuat seseorang tersebut menjadi dihormati dan disegani.

c. Penghasilan atau pendapatan

Penghasilan atau pendapatan merupakan balas jasa yang diterima seseorang dari hasil bekerja. Penghasilan atau pendapatan dapat berasal dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, maupun dari pendapatan lain yang berupa uang ataupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penghasilan atau pendapatan yang besar akan mempermudah seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, penghasilan atau


(32)

pendapatan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhannya.

2. Pengertian Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:288), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. Menurut Daradjat (dalam Nurdin, 2008:127) guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Dilihat dari pengertian tersebut, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya. Muhibin Syah (dalam Nurdin, 2008:127-128) mengemukakan bahwa guru dalam Bahasa Arab disebut mu’alim dan dalam Bahasa Inggris disebut teacher, yakni seorang yang pekerjaannya mengajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang telah menempuh pendidikan formal sebagai pendidik yang tugasnya adalah mengajar siswanya.

3. Status Sosial Ekonomi Guru

Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian status sosial ekonomi dan pengertian tentang guru, maka dapat disimpulkan bahwa:

Status sosial ekonomi guru adalah kedudukan guru dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat sehubungan dengan orang lain yang dapat dilihat dari


(33)

tingkat pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, pekerjaan atau kedudukan dalam masyarakat, dan penghasilan.

B.Persepsi

1. PengertianPersepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman (Thoha, 1988:138). Menurut Walgito (1994:53), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Sedangkan menurut Rita L. Atkinson, pengertian persepsi adalah sebagai berikut:

Perception is the process by which we organize and interpret these patterns of stimuli in the environment (Rita L. Atkinson, 1981:191).

(persepsi sebagai proses dimana kita mengorganisasi atau mengatur dan menginterpretasikan pola-pola pada suatu lingkungan.)

Setiap individu memiliki kemampuan berpikir dan kepekaan yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu rangsangan yang ada di sekitarnya. Rangsangan ini berupa obyek-obyek yang dapat diketahui melalui panca indera. Dengan demikian, pola apapun yang ada di sekitarnya dapat diolah dan diinterpretasikan menurut pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki individu tersebut.

Jadi menurut penulis, persepsi adalah proses dimana seorang individu memiliki penilaian tersendiri mengenai suatu obyek berdasarkan pada


(34)

kemampuan dan kepekaan yang dimiliki individu tersebut sehingga melahirkan pemahaman tersendiri pada obyek yang diketahuinya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi manusia terhadap suatu stimulus mungkin sama atau mungkin berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain menurut Mulyadi (1989:234-235) ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu:

a. Orang yang membentuk persepsi itu sendiri.

Kondisi intern atau karakteristik pribadi sangat menentukan persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam kategori kondisi intern ini antara lain: kebutuhan, kelelahan, kecemasan, sikap, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu, dan kepribadian.

b. Stimulus yang berupa objek maupun peristiwa tertentu.

Objek yang diamati (benda, orang, peristiwa, proses, dan lain-lain) ikut juga menentukan persepsi yang dibentuk oleh seseorang. Masing-masing objek tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kecuali itu, setiap objek juga memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Karakteristik yang dianggap paling menonjol oleh seseorang biasanya paling menentukan persepsi yang dibentuk. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi terdapat seorang anggota yang penampilannya sangat mengesankan. Cara berpakaiannya selalu rapi, sopan, rajin, ramah, dan mudah bergaul.


(35)

Terhadap anggota yang memiliki karakteristik seperti itu, anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif terhadapnya.

c. Situasi di mana pembentukan persepsi itu terjadi.

Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh terhadap persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain: tempat, waktu, suasana (sedih, gembira), dan lain-lain.

Sedangkan menurut Miftah Thoha (1988:158), persepsi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu:

a. Orang yang menilai atau melihat, dalam hal ini adalah mahasiswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

1) Belajar atau pemahaman dalam perspesi.

Faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar yang dipunyai oleh masing-masing orang. Misalnya, seorang anak muslim yang sejak kecil dididik orang tuanya untuk mengetahui bahwa daging babi itu haram untuk dimakan, maka sampai anak itu dewasa akan mempunyai persepsi bahwa daging babi itu perlu dihindari dan dijauhi. Berbeda dengan anak non muslim yang tidak diharamkan memakan daging babi. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya perbedaan persepsi antara anak muslim dan non muslim meskipun objek yang dinilai sama.


(36)

2) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhannya. Motivasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi juga mempunyai dampak dalam pembentukan persepsi. Misalnya, seseorang yang merasa sangat lapar tentu akan berbeda persepsinya tentang makanan dengan orang yang tidak lapar. Orang yang sangat lapar akan kurang mempedulikan enak tidaknya makanan yang dihidangkan karena motivasinya adalah mengisi perutnya agar tidak lapar. Berbeda dengan orang yang tidak lapar, orang itu akan lebih mempertimbangkan untuk memakan makanan atau tidak karena perutnya masih kenyang. Dari sini tampak bahwa kedua orang tersebut memiliki motivasi yang berbeda terhadap makanan sehingga akan berbeda pula persepsinya.

3) Kepribadian

Kepribadian merupakan kumpulan karakteristik, sifat, sikap, dan nilai-nilai yang dianut seseorang sehingga membedakannya dengan orang lain. Perbedaan kepribadian ini juga akan mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan sesuatu. Misalnya, seorang mahasiswa yang pemberani untuk memenuhi keingintahuannya tentang materi perkuliahan akan dengan senang hati bertanya kepada dosen. Berbeda dengan mahasiswa yang pemalu, untuk memenuhi keingintahuannya tentang materi perkuliahan akan merasa segan untuk bertanya kepada dosen dan


(37)

memilih diam atau mencari tahu dengan membaca buku dan bertanya pada teman.

b. Orang yang dinilai atau dilihat, dalam hal ini adalah guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:

1) Atribulasi

Atribulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tersebut tidak hanya tertarik mengamati perilaku seseorang saja tetapi juga mencari tahu penyebab dari orang yang diamati. Penilaian seseorang dan reaksinya terhadap perilaku orang lain dipengaruhi oleh persepsi mereka bahwa orang lain itu bertanggung jawab atas perilakunya. Misalnya, seorang guru terlambat datang ke sekolah karena ban motornya bocor masih bisa dimaklumi. Tetapi jika terlambatnya guru datang ke sekolah karena bangun kesiangan, maka guru itu akan mendapatkan sanksi. 2) Stereotype

Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari suatu kelas/kategori. Di dalam stereotype terdapat suatu persetujuan umum atas sifat-sifat yang disandang dan timbulnya suatu perbedaan antara sifat yang disandang dengan sifat yang senyatanya. Misalnya, seorang guru perempuan bersifat teliti, rajin, berpakaian rapi, dan wangi, walaupun pada kenyataannya terdapat perbedaan antara sifat-sifat yang telah disetujui dalam stereotype dengan


(38)

sifat senyatanya. Namun proses seperti ini berlangsung di dalam menimbulkan persepsi.

3) HalloEffect

Hallo effect digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan atas salah satu sifat yang diketahui oleh orang yang menilai. Misalnya rajin, cerdas, kerjasama, malas, dsb. Salah satu dari sifat yang kebetulan dilihat oleh penilai dapat menutupi sifat-sifat lainnya.

Berdasarkan uraian di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru, maka dapat dismpulkan bahwa faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor internal atau faktor dari dalam diri mahasiswa, misalnya: motivasi, minat, kepribadian, bakat, pengalaman.

b. Faktor eksternal atau faktor dari luar diri mahasiswa, misalnya: guru, keluarga, masyarakat, teman, lingkungan.

C.Tinjauan Tentang Sertifikasi 1. Pengertian Sertifikasi

Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan “Certification is a procedure where by the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach” (Tuhusetya, 2007).


(39)

Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan, 2007) sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

2. Program Sertifikasi Guru

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sesuai dengan persyaratan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan tertentu dan sertifikasi guru. Program sertifikasi guru atau pendidik, berisi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Kemampuan kepribadian merupakan kemampuan guru dalam mencerminkan kebribadian yang mantap, bertaqwa, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga dengan lulus ujian kompetensi ini, seorang guru menjadi teladan bagi siswa dan menjadikan siswa berakhlak mulia.


(40)

Guru yang mempunyai kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus mengikuti ujian sertifikasi. Tentang ujian sertifikasi ini diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 yang menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Ujian kompetensi itu dilakukan dalam bentuk portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

Ujian sertifikasi berupa empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi yang diujikan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab.

Guru yang sudah mengikuti ujian sertifikasi berhak mendapat sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan terhadap penguasaan kompetensi pada bidang pekerjaaan tertentu, yang diberikan oleh satuan pendidikan kedinasan yang berakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi yang diakreditasi.

3. Tujuan Sertifikasi

Situs www.sertifikasiguru.org mencantumkan bahwa secara garis besar sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada


(41)

akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang disahkan tanggal 30 desember 2005, tujuan sertifikasi adalah:

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c. Meningkatkan martabat guru.

d. Meningkatkan profesionalitas guru.

4. Manfaat Sertifikasi

Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Menurut Muslich (2007:9), adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

d. Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku


(42)

D.Kerangka Berpikir

1. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan fisik dan karakter antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Secara tegas jenis kelamin manusia dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan terletak pada bentuk tubuh dan fungsi organ tubuh masing-masing. Sedangkan perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan cenderung pada perbedaan emosi, cara berpikir, perhatian, bakat-bakatnya, minat dll.

Karakter laki-laki cenderung tegas, berwibawa, kuat, lebih menggunakan logika daripada perasaan dalam mengambil keputusan, cenderung berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan olahraga atau otomotif. Sedangkan karakter perempuan cenderung feminim, lemah lembut, bertutur kata halus, lebih menggunakan perasaan daripada menggunakan logika dalam mengambil keputusan, cenderung berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan bersolek, fashion, belanja. Namun hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki yang berkarakter seperti perempuan dan begitu juga sebaliknya. Perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan dapat menimbulkan perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru dalam hal pandangan, cara berpikir, dan perasaan.


(43)

Ada anggapan bahwa perempuan cocok menjadi guru karena karakter yang melekat padanya dan bukan semata demi mendapatkan materi. Naluri keibuan yang dimiliki perempuan dapat mendorong seseorang untuk menjadi guru karena ingin mendidik siswa seperti mendidik anaknya dengan sabar, penuh perhatian, dan kasih sayang. Selain itu, perempuan mempunyai perasaan yang lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa dan masalah-masalah yang menyangkut kepribadian siswa. Materi merupakan faktor pendorong lain yang menyebabkan seseorang ingin menjadi guru. Apalagi dengan adanya program sertifikasi membuat seseorang menjadi lebih bersemangat untuk menjadi guru.

Berbeda dengan laki-laki yang memiliki karakter yang tegas, kuat, keras, lebih menggunakan logika daripada perasaan. Hal ini dapat menyebabkan laki-laki kurang begitu peka terhadap siswa dalam hal pendampingan belajar maupun dalam pembimbingan masalah-masalah yang terjadi pada siswa. Oleh karena itu, laki-laki dipandang kurang cocok untuk menjadi guru.

Mahasiswa fakultas keguruan adalah mahasiswa yang dididik untuk menjadi guru meski nantinya hal tersebut merupakan pilihan. Mahasiswa perempuan cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru karena jika lolos sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok. Sedangkan mahasiswa laki-laki cenderung memiliki persepsi yang negatif karena meskipun mendapatkan tunjangan profesi sebesar dua kali


(44)

gaji pokok dan berbagai tunjangan akan merasa belum dapat memenuhi kebutuhan karena kelak mereka menjadi tulang punggung keluarganya.

2. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan di suatu instansi pemerintah, instansi swasta, atau wiraswasta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed. ketiga, 2005:554) pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Jenis pekerjaan dalam penelitian ini dapat diartikan bidang pekerjaan yang ditekuni orang tua setiap harinya untuk mendapatkan nafkah. Ada bermacam-macam jenis pekerjaan orang tua mahasiswa, misalnya ada yang bekerja sebagai pegawai bank, karyawan di sebuah perusahaan, petani, pedagang, guru, dosen, dan lainnya. Namun dalam penelitian ini, jenis pekerjaan orang tua mahasiswa dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu orang tua yang bekerja sebagai guru dan orang tua yang bekerja selain sebagai guru.

Mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai guru, cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru. Mereka tentu lebih mengerti dan paham dengan segala kenyamanan yang diperoleh guru jika lolos sertifikasi. Hal ini sedikit banyak dapat mempengaruhi pola pikir putra putri mereka yang


(45)

melanjutkan pendidikan di fakultas keguruan. Mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai guru, akan cenderung berpersepsi positif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi.

Berbeda dengan orang tua mahasiswa yang tidak bekerja sebagai guru. Pengetahuan mereka tentang program sertifikasi tidak sebaik orang tua mahasiswa yang bekerja sebagai guru. Mereka akan cenderung berpersepsi negatif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi karena meskipun mendapatkan kenyamanan materi, belum tentu dapat mensejahterakan hidup mereka. Mahasiswa yang orang tuanya tidak bekerja sebagai guru akan cenderung memiliki persepsi yang sama dengan orang tua mereka, yaitu berpersepsi negatif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi.

3. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh orang tua mahasiswa. Tingkat pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan formal orang tua dikelompokkan menjadi dua, yaitu tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendidikan rendah. Tingkat pendidikan tinggi adalah tingkat pendidikan orang tua mahasiswa pada jenjang diploma dan sarjana. Sedangkan tingkat pendidikan rendah adalah


(46)

tingkat pendidikan orang tua mahasiswa pada jenjang SD, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat.

Tugas sebagai orang tua adalah membimbing, mendidik, dan mendampingi putra-putrinya dalam mempersiapkan masa depannya. Orang tua selalu ingin putra putrinya dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dari orangtuanya dengan asumsi bahwa pendidikan yang tinggi akan membawa pada tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Orang tua mahasiswa yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan cenderung berpersepsi negatif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru karena menurut mereka masih banyak pekerjaan lain yang lebih memiliki prestise dan lebih dapat menjamin kesejahteraan hidup. Pola pikir seperti ini akan diturunkan kepada putra putrinya dan akan mempengaruhi persepsi mereka. Oleh karena itu, mahasiswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi akan cenderung mempersepsikan negatif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi.

Berbeda dengan orang tua mahasiswa yang mempunyai tingkat pendidikan rendah. Mereka cenderung berpersepsi positif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi, karena untuk lolos sertifikasi memerlukan usaha dan perjuangan yang keras. Mereka akan lebih menghargai usaha dan perjuangan itu, sehingga mereka juga ingin putra putrinya berusaha dan berjuang sekuat tenaga. Mahasiswa yang orang tuanya berpendidikan rendah cenderung memiliki pola pikir yang sama dengan orang tuanya. Mereka akan berpersepsi positif terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya


(47)

program sertifikasi dan akan lebih bersemangat untuk berusaha lolos sertifikasi setelah mereka menyelesaikan pendidikan dan menjadi guru.

E.Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat atau teori. Dari dua kata tersebut hipotesis dapat diartikan sebagai kesimpulan yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis menurut Muhadi (2009:16) adalah kebenaran sementara, maka hipotesis harus diuji secara empiris untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima ataukah ditolak. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:64), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini, hipotesis alternatif (Ha) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha1 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin.

Ha2 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa.

Ha3 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.


(48)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best dalam Sukardi, 2003:157)

Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas maka kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subjek yang diteliti (Amirin, 1986:137).

B.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan April 2011.

C.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(49)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru.

D.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:103). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 FKIP Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 82 mahasiswa. Pemilihan mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 sebagai populasi karena mahasiswa angkatan 2008 dianggap lebih paham dan mengerti mengenai program sertifikasi guru jika dibandingkan dengan angkatan setelahnya. Selain itu, mahasiswa angkatan 2008 juga belum menempuh PPL di sekolah sehingga memudahkan untuk penyebaran kuesioner.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:103). Menurut Sugiyono (2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.


(50)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:85). Teknik ini dipilih dengan pertimbangan peneliti berasumsi populasi relatif homogen. Cara pengambilan sampel yaitu terlebih dahulu menentukan ukuran sampel berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (lampiran 9) yaitu sebesar 68 responden. Selanjutnya, membagikan 68 kuesioner kepada responden yang kebetulan dijumpai terlebih dahulu.

.

E.Pengelompokan, Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38). 1. Pengelompokan variabel

a. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin mahasiswa, jenis pekerjaan orang tua mahasiswa, dan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa.


(51)

2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Selain pengelompokan variabel, peneliti juga membatasi beberapa istilah dan mengukur variabel sebagai berikut:

a. Persepsi adalah proses pemahaman manusia tentang objek, peristiwa, atau tentang lingkungannya melalui panca indera sehingga manusia menyadari dan mengerti tentang objek, peristiwa, atau tentang lingkungan yang diinderakan.

b. Jenis kelamin adalah perbedaan fisik, sifat, dan karakter mahasiswa laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin mahasiswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

• Jenis kelamin laki-laki : skor 1

• Jenis kelamin perempuan : skor 2

c. Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh orang tua mahasiswa untuk mendapatkan penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu pekerjaan sebagai guru dan pekerjaan selain guru atau non guru. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

• Sebagai guru : skor 1

• Selain guru : skor 2

d. Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan oleh orang tua mahasiswa. Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa juga dikelompokkan menjadi dua yaitu


(52)

tingkat pendidikan rendah (≤SMA/sederajat) dan tingkat pendidikan tinggi (≥Diploma). Pemberian skor sebagai berikut:

• ≤SMA/sederajat : skor 1

• ≥Diploma : skor 2

e. Status sosial ekonomi guru adalah kedudukan sosial ekonomi guru dalam masyarakat yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan atau kedudukan, dan pendapatan atau penghasilan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi.

Tabel III.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru

Setelah Adanya Program Sertifikasi

Variabel Dimensi Indikator No. Pernyataan Positif Negatif Persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru Aspek Pendidikan

1. Pendidikan terakhir yang ditempuh guru harus tinggi, setara S1 atau DIV untuk mengikuti uji sertifikasi.

2. Guru berpendidikan S1 non keguruan.

3. Guru yang mangikuti uji sertifikasi harus mempunyai keterampilan lain.

4. Guru dituntut mempunyai

kemampuan dalam penguasaan teknologi.

5. Guru harus mengikuti

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik.

6. Adanya program sertifikasi membuat guru dan calon guru

semakin bersemangat meningkatkan kemampuannya. 1 2 3 4 5 22


(53)

Aspek Pekerjaan atau Kedudukan

1. Guru yang telah mendapat sertifikat pendidik lebih dihormati.

2. Profesi guru setelah adanya program sertifikasi tetap tidak dapat menjamin masa depan. 3. Guru yang telah mendapat

sertifikat pendidik kedudukannya lebih baik.

4. Peranan guru di dalam

masyarakat lebih dihargai setelah adanya program sertifikasi.

5. Program sertifikasi dapat mengangkat kembali martabat guru.

6. Profesi guru menjadi lebih diminati setelah adanya program sertifikasi.

7. Masa depan profesi guru membaik dengan adanya program sertifikasi.

8. Guru masih diperlukan oleh

masyarakat dalam menyelesaikan aneka permasalahan yang dihadapi.

6 8 9 10 11 19 20 7 Aspek Penghasilan

1. Penghasilan guru tetap rendah meski sudah ada program sertifikasi.

2. Meski sudah ada program sertifikasi, kehidupan guru masih identik dengan kemiskinan.

3. Penghasilan guru belum mencukupi kebutuhan pokok. 4. Penghasilan guru yang lolos

sertifikasi lebih tinggi dari guru yang belum lolos sertifikasi.

5. Penghasilan guru meningkat setelah lolos uji sertifikasi. 6. Perbaikan kesejahteraan guru

dapat dilakukan melalui program sertifikasi.

7. Kehidupan guru yang telah lolos sertifikasi lebih baik dari

15 16 17 18 12 13 14


(54)

guru yang belum lolos uji sertifikasi.

8. Setelah lolos uji sertifikasi, penghasilan guru meningkat sehingga kesejahteraan hidupnya juga meningkat.

9. Program sertifikasi guru memberikan harapan baru bagi guru untuk hidup lebih baik.

21

23

Pengukuran variabel persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala Likert. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan negatif, skor yang digunakan sebagai berikut:

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif

Skor Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Sekaran (2003) dalam Zulganef (2008:166) mengungkapkan bahwa kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang sudah dirumuskan sebelumnya, di mana responden menulis atau mencatat jawaban mereka, umumnya dalam beberapa alternatif yang telah ditentukan terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2008:142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau


(55)

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan pada catatan tentang suatu subjek yang dilakukan individu atau lembaga. Metode ini diperlukan untuk mendapatkan data mengenai jumlah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

G.Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sebuah penelitian, maka hendaknya instrumen tersebut diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur sahih atau tidak. Pengujian validitas ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Arikunto, 2002:146) sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Untuk mengetahui validitas instrumen (kuesioner) terlebih dahulu item instrumen diujicobakan pada 30 responden. Penulis menggunakan taraf signifikansi 5%. Setiap item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid


(56)

apabila rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel. Penulis menggunakan bantuan program komputer SPSS untuk menghitung validitas kuesioner.

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel data persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi. Uji validitas dilakukan pada 23 (dua puluh tiga) item pernyataan. Adapun rangkuman hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel III.2

Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,519 Valid

2 0,361 0,731 Valid

3 0,361 0,406 Valid

4 0,361 0,782 Valid

5 0,361 0,622 Valid

6 0,361 0,511 Valid

7 0,361 0,569 Valid

8 0,361 0,517 Valid

9 0,361 0,754 Valid

10 0,361 0,744 Valid

11 0,361 0,714 Valid

12 0,361 0,538 Valid

13 0,361 0,550 Valid

14 0,361 0,506 Valid

15 0,361 0,366 Valid

16 0,361 0,449 Valid

17 0,361 0,592 Valid

18 0,361 0,717 Valid

19 0,361 0,619 Valid

20 0,361 0,614 Valid

21 0,361 0,681 Valid

22 0,361 0,610 Valid

23 0,361 0,644 Valid

Dari tabel III.2 terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah


(57)

adanya program sertifikasi adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Uji validitas menggunakan sampel berukuran n=30 dengan dk=n-2 (dk=30-2=28), sehingga rtabel ditemukan sebesar 0,361. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung menunjukkan angka yang lebih besar dari pada nilai rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach, yaitu:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir

σ = varians total

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut:

2

σ =

(

)

n n

X X

2

2

Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrumen penelitian


(58)

dinyatakan tidak reliabel (Nunnaly dalam Gozhali, 2002:42). Penulis menggunakan bantuan program komputer SPSS untuk menghitung reliabilitas instrumen. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel III.3

Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Persepsi mahasiswa Pendidikan

Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi

0,60 0,933 reliabel

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,934 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi dapat dikatakan reliabel atau andal.

H.Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel. Dalam deskripsi data mencakup antara lain sebagai berikut:

a. Deskripsi responden

Untuk mendeskripsikan responden, penulis menggunakan tabulasi. Tabulasi merupakan kumpulan deretan garis miring pendek (tally) yang banyaknya sesuai banyaknya data (Muhadi, 2009:80). Tabulasi digunakan untuk menyajikan data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua responden.


(59)

b. Variabel Persepsi Mahasiswa Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi

Variabel persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi dapat dikategorikan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Kategori kecenderungan menurut Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II untuk penilaian persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi adalah sebagai berikut:

Tabel III.4 PAP II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat positif

66% - 80% Positif

56% - 65% Cukup positif

46% - 55% Negatif

< 46% Sangat negatif

Berdasarkan kategori pada tabel III.4, maka kecenderungan variabel persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi yang diharapkan : 5 x 23 = 115 Skor terendah yang diharapkan : 1 x 23 = 23 Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi - nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel 23 + 81% (115-23) = 97,52 dibulatkan menjadi 98 Sangat positif 23 + 66% (115-23) = 83,72 dibulatkan menjadi 84 Positif 23 + 56% (115-23) = 74,52 dibulatkan menjadi 75 Cukup positif


(60)

23 + 46% (115-23) = 65,32 dibulatkan menjadi 65 Negatif

Dibawah 65 Sangat negatif

Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka distribusi persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel III.5

Distribusi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi

Interval Skor Interpretasi

98 – 115 Sangat positif

84 – 97 Positif

75 – 83 Cukup positif

65 – 74 Negatif

23 – 64 Sangat negatif

Berdasarkan tabel III.5, selanjutnya dapat dihitung dan dicari letak mean, median, dan modus.

1) Mean

Mean atau rata-rata diperoleh atau dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan membaginya dengan jumlah subjek.

2) Median

Median merupakan titik tengah dari suatu distribusi. Median membagi distribusi skor yang disusun secara ranking menjadi dua bagian dengan jumlah skor yang sama, sehingga setengah bagian berada di bawahnya dan setengah bagian yang lain berada di atasnya (Muhadi, 2009:89).


(61)

3) Modus

Untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat digunakan ukuran modus disingkat Mo.

2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis I

Untuk pengujian hipotesis alternatif pertama (Ha1) yaitu ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin, digunakan uji chi-kuadrat dengan tabel kontingensi BxK. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

/

derajat kebebasan= (baris-1)(kolom-1) (Sudjana, 2002:280)

Dalam penelitian ini ditetapkan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian jika hitung < tabel, maka Ho1 diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin. Begitu juga sebaliknya, hitung ≥ tabel, maka Ho1 ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru berdasarkan jenis kelamin.


(62)

Selanjutnya jika ditemukan ada perbedaan yang signifikan, maka dicari koefisien kontigensi untuk menentukan derajat hubungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari koefisien kontingensi C yang rumusnya adalah:

(Sudjana, 2002:282)

Keterangan:

C = koefisien kontingensi

= harga Chi-kuadrat yang diperoleh n = jumlah responden

2) Mencari C maksimum yang dihitung dengan rumus:

(Sudjana, 2002:282)

Dengan m = harga minimum antara B dan K, yaitu minimum antara banyak baris dan banyak kolom.

3) Membuat interpretasi hasil perhitungan koefisien kontingensi.

Mengutip dari skripsi Santoso (2001:42), interpretasi dari koefisien kontingensi adalah sebagai berikut:

Tabel III.6

Daftar Interpretasi Dari Koefisien Kontingensi

Nilai C Interpretasi

> 80% dari Cmaks Antara 60%-80% dari Cmaks Antara 40%-60% dari Cmaks Antara 20%-40% dari Cmaks

<20% dari Cmaks

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


(63)

b. Pengujian Hipotesis II

Untuk pengujian hipotesis alternatif kedua (Ha2) yaitu ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa, digunakan cara yang sama dengan pengujian hipotesis alternatif pertama (Ha1).

c. Pengujian Hipotesis III

Untuk pengujian hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yaitu ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa, digunakan cara yang sama dengan pengujian hipotesis alternatif pertama (Ha1).


(64)

43 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah populasi sebanyak 82 mahasiswa dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 68 mahasiswa. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 68 kuesioner dan kuesioner yang kembali sebanyak 68 kuesioner atau dapat dikatakan responserate 100%. Berdasarkan jawaban 68 responden yang semua butir pertanyaan/ pernyataan diisi secara lengkap, selanjutnya disusun data seperti berikut:

Tabel IV.1

Sebaran Kuesioner Penelitian

Program Studi Jumlah Kuesioner

Tersebar Kembali Tertinggal Responden Pendidikan Akuntansi

FKIP-USD 68 68 0 68

Berikut ini disajikan deskripsi data untuk setiap variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin responden disajikan dalam tabel IV.2 sebagai berikut:

Tabel IV.2

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Tabulasi Frekuensi Persentase

Laki-laki llll llll llll llll lll 23 33,82%


(65)

llll

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel IV.2 di atas, maka dapat dismpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Deskripsi responden berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden (lihat lampiran 5) disajikan dalam tabel IV.3 sebagai berikut:

Tabel IV.3

Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan Orang Tua Tabulasi Frekuensi Persentase

Guru llll llll llll llll llll l 26 38,24%

Selain Guru llll llll llll llll llll llll llll llll ll

42 61,76%

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel IV.3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua responden penelitian ini bekerja selain menjadi guru.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden disajikan dalam tabel IV.4 sebagai berikut:

Tabel IV.4

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua Tingkat Pendidikan

Orang Tua

Tabulasi Frekuensi Persentase Rendah (≤ SMA/sederajat) llll llll llll llll llll llll 30 44,12% Tinggi (≥ Diploma) llll llll llll llll llll llll

llll lll

38 55,88%

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel IV.4 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua responden penelitian ini berpendidikan tinggi.


(1)

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2008 TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA

PROGRAM SERTIFIKASI PERSEPSI

MAHASISWA

FREKUENSI fi

NILAI TENGAH

(xi)

xi2 fixi fixi2

98-115 5 106,5 11342,25 532,5 56711,25 84-97 36 90,5 8190,25 3258 294849

75-83 12 79 6241 948 74892

65-74 13 69,5 4830,25 903,5 62793,25

23-64 2 43,5 1892,25 87 3784,5

JUMLAH 68 389 32496 5729 493030

a. Mean

Mean adalah rata-rata hitung. Untuk menghitung nilai mean, dapat digunakan rumus:

∑ (Sudjana, 2002:70)

Dari tabel daftar distribusi frekuensi di atas dapat dihitung nilai , b. Median

Median merupakan titik tengah dari suatu distribusi. Nilai tengah atau median dihitung dengan rumus:

(Sudjana, 2002:79)

,

, dibulatkan menjadi 86 c. Modus

Modus merupakan skor yang menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi. Untuk menghitung modus, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

(Sudjana, 2002:77)

,


(2)

KATEGORI KECENDERUNGAN VARIABEL

Berdasarkan skor-skor yang ada pada data penelitian, maka penulis dapat mengelompokkan persepsi ke dalam kategori sangat positif, positif, cukup positif, negatif, dan sangat negatif. Untuk menilai skor yang ada penulis menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Kategori kecenderungan menurut PAP tipe II untuk penilaian persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi adalah sebagai berikut.

Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan variabel 81% - 100% Sangat tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat rendah Berdasarkan kategori diatas, maka dilakukan analisis sebagai berikut: Skor tertinggi yang diharapkan 5 x 23 = 115

Skor terendah yang diharapkan 1 x 23 = 23

Penilaian persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan PAP tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut :

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

23 + 81% (115-23) = 97,52 dibulatkan menjadi 98 Sangat positif 23 + 66% (115-23) = 83,72 dibulatkan menjadi 84 Positif 23 + 56% (115-23) = 74,52 dibulatkan menjadi 75 Cukup positif 23 + 46% (115-23) = 65,32 dibulatkan menjadi 65 Negatif


(3)

Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka distribusi persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi dapat disajikan sebagai berikut:

Distribusi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi

Interval Skor Interpretasi 98 – 115 Sangat positif

84 – 97 Positif

75 – 83 Cukup positif

65 – 74 Negatif

23 – 64 Sangat negatif  


(4)

 

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT  

N

Taraf

Signifikan N

Taraf

Signifikan N

Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0.430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0.393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361 Sumber: Sugiyono, 2008:333


(5)

 

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%

N s N s N s

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247 15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248 20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251 25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254 30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255 35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257 40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259 45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261 50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263 55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263 60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263 65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266 70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267 75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268 80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269 85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269 90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270 95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270 100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270 110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270 120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270 130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270 140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270 150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270 160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271 Sumber: Sugiyono, 2008:87


(6)

TABEL NILAI-NILAI CHI KUADRAT

dk Taraf Signifikansi

50% 30% 20% 10% 5% 1% 1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,841 6,635 2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 9,210 3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341 4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277 5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086 6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,592 16,812 7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,067 18,475 8 7,344 9.524 11,030 13,362 15,507 20,090 9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,666 10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209 11 10,341 12,899 14,631 17,275 19,675 24,725 12 11,340 14,011 15,812 18,549 21,026 26,217 13 12,340 15,119 16,985 19,812 22,362 27,688 14 13,339 16,222 18,151 21,064 23,685 29,141 15 14,339 17,322 19,311 22,307 24,996 30,578 16 15,228 18,418 20,465 23,542 26,296 32,000 17 16,338 19,511 21,615 24,769 27,587 33,409 18 17,338 20,601 22,760 25,989 28,869 34,805 19 18,338 21,689 23,900 27,204 30,144 36,191 20 19,337 22,775 25,038 28,412 31,410 37,566 21 20,337 23,858 26,171 29,615 32,671 38,932 22 21,337 24,939 27,301 30,813 33,924 40,289 23 22,337 26,018 28,429 32,007 35,172 41,638 24 23,337 27,096 29,553 33,196 35,415 42,980 25 24,337 28,172 30,675 34,382 37,652 44,314 26 25,336 29,246 31,795 35,563 38,885 45,642 27 26,336 30,319 32,912 36,741 40,113 46,963 28 27,336 31,391 34,027 37,916 41,337 48,278 29 28,336 32,461 35,139 39,087 42,557 49,588 30 29.336 33,530 36,250 40,256 43,773 50,892 Sumber: Sugiyono, 2008:334


Dokumen yang terkait

Analisis tingkat literasi keuangan mahasiswa studi kasus mahasiswa S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma.

0 6 153

Hubungan antara motivasi belajar dan status sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2009.

0 0 125

Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga : studi kasus pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 2 130

Pengaruh prioritas memilih program studi pendidikan akuntansi terhadap hubungan motivasi dengan prestasi belajar akuntansi keuangan : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 118

Persepsi mahasiswa terhadap kurikulum berbasis kompetensi : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan ekonomi bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi angkatan 2002 Universitas Sanata Dharma.

0 1 118

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga : studi kasus pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 128

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

0 0 109

Persepsi mahasiswa S1 akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 118