Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi : studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Yohana Dwi Ningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Populasi penelitian ini para mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa yang diambil secara Eksidental. Metode pengumpulan datanya dengan kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan analisis korelasi rank dari Spearman, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesisi alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi hitung yang menunjukan r korelasi sebesar -0.134 atau angka probabilitas sebesar 0.086 dengan taraf signifikansi 5%. (2) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan koefisien korelasi hitung yang menunjukan r korelasi sebesar -0.140 atau angka probabilitas sebesar 0.072 dengan taraf signifikansi 5%.
(2)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF
UNIVERSITY STUDENTS TOWORDS THEIR LECTUR ER’S METHOD OF TEACHING WITH THEIR LEARNING ENVIRONMENT AND THEIR ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
Yohana Dwi Ningrum University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This research aims to know : (1) the relationship between the attitude of university students towords the lecturer’s method of teaching and the achievement in studying accounting, (2) the relationship between learning environment of university students and the in learning achievement accounting. The population of this research were all students of 2004-2005 academic years of accounting Departement Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta. The sample were 165 students that were taken randomly. The data method of gathering the data was questionnair that contains close question. The Technique to analyse to data was rank correlation analysis from Spearman. The decision which was used to accept or refuse alternative hypothesis was the significt rate of 5%.
From the analysis result, it can be concluded that: (1) there isn’t any positive and significt correlation between the university students’ attitude towards the lecturer’s method and the univesity student’s motivation in learning accounting. It is based on the result calculation of correlation coefficient value (v = -0.314 ; p = 0.086 with 5% signivicant rate), (2) there isn’t any positive and significant correlation between the university student’s learning environment with the achievement in learning accounting. It is based on correlation coefficient calculation that showed correlation in the amount of 0,072 with significance rate 5%.
(3)
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
(4)
i
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
K uper sembahkan kar ya ini unt uk : T uhan Yesus K r ist us dan Bunda M ar ia Bapak Pur wadi dan I buku Suwar t ini mas Bowo juga D ewi M as I wanku t er sayang dan A lmamat er ku U niver sit as Sanat a D har ma- Yogyakar t a
(8)
v MOTTO
”K edisiplinan adalah kunci keber hasilan”
”Per cayalah bahwa Yesus akan selalu ada disamping
kit a, D ia t idak akan membiar kan hambanya mender it a”
”Bukan ber ar t i kit a t idak bisa memiliki yang kit a
inginkan, hanya saja belum wakt unya unt uk
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 September 2008 Penulis
(10)
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Yohana Dwi Ningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Populasi penelitian ini para mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa yang diambil secara Eksidental. Metode pengumpulan datanya dengan kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan analisis korelasi rank dari Spearman, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesisi alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi hitung yang menunjukan r korelasi sebesar -0.134 atau angka probabilitas sebesar 0.086 dengan taraf signifikansi 5%. (2) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan koefisien korelasi hitung yang menunjukan r korelasi sebesar -0.140 atau angka probabilitas sebesar 0.072 dengan taraf signifikansi 5%.
(11)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF
UNIVERSITY STUDENTS TOWORDS THEIR LECTUR ER’S METHOD OF TEACHING WITH THEIR LEARNING ENVIRONMENT AND THEIR ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
Yohana Dwi Ningrum University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This research aims to know : (1) the relationship between the attitude of university students towords the lecturer’s method of teaching and the achievement in studying accounting, (2) the relationship between learning environment of university students and the in learning achievement accounting. The population of this research were all students of 2004-2005 academic years of accounting Departement Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta. The sample were 165 students that were taken randomly. The data method of gathering the data was questionnair that contains close question. The Technique to analyse to data was rank correlation analysis from Spearman. The decision which was used to accept or refuse alternative hypothesis was the significt rate of 5%.
From the analysis result, it can be concluded that: (1) there isn’t any positive and significt correlation between the university students’ attitude towards the lecturer’s method and the univesity student’s motivation in learning accounting. It is based on the result calculation of correlation coefficient value (v = -0.314 ; p = 0.086 with 5% signivicant rate), (2) there isn’t any positive and significant correlation between the university student’s learning environment with the achievement in learning accounting. It is based on correlation coefficient calculation that showed correlation in the amount of 0,072 with significance rate 5%.
(12)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yohana Dwi Ningrum
Nomor Mahasiswa : 031334047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 07 Oktober 2008
Yang menyatakan
(13)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Hubungan Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen dan Lingkungan Belajar Mahasiswa dengan Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini sudah selayaknya bagi penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta stafnya, yang telah memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan selama penulis mengikuti pendidikan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D, selaku Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yo gyakarta.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan
(14)
x saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
9. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Bapak Purwadi, ibu Suwartini, masku Bowo, dan adekku Dewi terima kasih atas segala dukungannya baik secara material maupun spiritual. Karena mereka, aku bisa menyelesaikan semua tugas ini, satu demi satu. (Bapak, Ibu, Abang, Adek aku sayang kalian)
11. Keluarga di Wonosari Simbokku, bulek Sri, bulik Ning, bulik Yayuk, bulik Harni juga omku semua om Harno, om Gito, om Hardi, Pak Kirjo, om Handoyo juga pakde Suwarno dan bude Warti dan ponakan-ponakanku semua (Pitol, Pekek, Veri, Galih, Indah, Galuh, Anom, Arum dan si kecil Adhe) terima kasih kasih sayangnya.
12. Untuk keluarga di Wonogiri semua Pakde dan Budhe juga mbak dan masku semua makasih atas dukungannya. Mbak Retno makasih ya dah dukung aku, sukses untuk kuliahnya.
13. Mas Iwanku : ”Ta’ makasih dah selalu dukung aku dan selalu memberikan semangat buat aku. Terima kasih juga cinta dan sayang juga pengorbana n yang kamu berikan selama ini buat aku. I Love U honey”.J
14. Pitol and bay2, makasih kalian dah mau jadi sedulurku dan jadi tempat curhatku, tetep semangat ya J
15. Sahabat-sahabatku Brep & Davit, Uke & Gendut, Tari, Siwol, Wita, Cha (kamu dimana?). Uke yang telah rela menjadi tempat curhatku dan selalu bantu aku dalam kesulitan, terima kasih ya say.
16. Temen-temen kos Pringondani 10 semua dan Rini…. makasih banget kamu udah rela minjemin ’laptop’ kamu buat bantu akuJ, Heny (Dunia tidak selebar daun kelor), Lio (Jangan bosen ya sama tangisanku), Detol...(Semangat!), Bule (Semangat ya) Upu....(Kita berjuang bersama ya Pu)
(15)
xi
17. Brama dan Nuci, kalian memang seseorang yang diutus Tuhan buat bantu akan selama ini. Makasih ya, ak ngak bisa memberikan apa-apa buat kalian J
18. Temen-temen kost baru Rita, Rasty, Rina, Dewi, Ika makasih dah nerima aku di kost dengan baik, sukses ya.
19. Temen-temen PAK Ana, Lala, Yiska, Dwi, Santi, Wawan, Yudo, Agus, Nina, Agnes, Koko dan semuanya. Sukses buat kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan skripsi.
Yogyakarta, 4 September 2008
(16)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Masalah Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
(17)
xiii
G. Sistematiaka Isi Skripsi... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pengertian Motivasi Berprestasi... 8
1. Pengertian Motivasi Belajar... 8
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 11
B. Pengertian Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen... 12
1. Pengertian Sikap... 12
2. Pengertian Metode Mengajar ... 14
C. Pengertian Lingkungan Belajar ... 23
D. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian... 33
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Variabel Penelitian... 35
F. Teknik Pengumpulan Data... 38
G. Uji Instrumen Penelitian... 39
(18)
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN... 46
A. Dari PTG ke Universitas ... 46
B. Visi dan Misi... 48
C. Fasilitas... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 51
A. Deskripsi Data... 51
1. Sikap Mahasiswa Terhadap metode Mengajar Dosen ... 51
2. Lingkungan Belajar Mahasiswa... 53
3. Motivasi berprestasi belajar ... 55
B. Analisis Data ... 57
1. Pengujian Normalitas ... 57
2. Pengujian Hipotesis... 58
C. Pembahasan... 61
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN... 65
A. Kesimpulan... 65
B. Keterbatasan... 65
C. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA
(19)
xv
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Operasional Variabel Sikap Mahasiswa Terhadap Metode
Mengajar Dosen ... 36
3.2 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 37
3.3 Tabel Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 37
3.4 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ... 40
3.5 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 42
5.1 Tabel Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar Dosen ... 52
5.2 Tabel Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa... 54
5.3 Tabel Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 56
5.4 Tabel Hasil Pengujian Normalitas ... 58
(20)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Grafik Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa Terhadap
Metode Mengajar Dosen... 53 Gambar 5.2 Grafik Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 55 Gambar 5.3 Grafik Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar
(21)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ... 69
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 70
Lampiran 3 Data Mentah Penelitian ... 78
Lampiran 4 Data Mentah Validitas Dan Reliabilitas ... 81
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Rank Spearman... 84
(22)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode mengajar mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa atau anak didik. Kreatifitas dosen dalam menggunakan metode mengajar yang bervariasi sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, hal ini dilakukan agar mahasiswa tertarik dan senang terhadap materi perkuliahan. Mahasiswa akan mudah mencerna materi yang disampaikan oleh dosen. Namun kenyataannya, sering dijumpai sejumlah dosen di mata kuliah Akuntansi Dasar 1 dan Akuntansi Keuangan Menengah 1, Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, di mana dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode yang monoton. Misalkan saja, pada mata kuliah AKD 1 dan AKM 1 hanya diisi ceramah dan latihan soal berturut-turut atau bahkan hanya diberi tugas dan diskusi. Mahasiswa akan merasa bosan dengan keadaan yang seperti itu terus menerus. Memilih metode mengajar bagi seorang dosen, harus memperhatikan beberapa hal yaitu kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan tujuan dan bahan pengajaran; kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan kemampuan belajar mahasiswa; kemampuan dosen dalam menggunakan metode tersebut; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan fasilitas yang
(23)
tersedia di sekolah; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan lingkungan pendidikan.
Melalui pengamatan selama beberapa pekan terakhir, seorang dosen menggunakan metode mengajar yang cocok dengan materi dapat membuat mahasiswa memperhatikan materi yang akan diajarkan dosen. Misalkan saja metode yang digunakan adalah dengan cara mengajar teman-teman sendiri. Di sini mahasiswa akan merasa bahwa dia harus mendalami materi tersebut agar teman-teman yang lain menjadi mengerti tentang materi tersebut. Jadi, sebagai seorang pengajar diharapkan selalu memberikan metode- metode mengajar yang memotivasi siswa untuk belajar. Walaupun ada kelemahan dan kelebihan dari masing- masing metode, sebagai seorang pengajar harus bisa membuat mahasiswanya termotivasi dalam belajar di kelas.
Selain metode mengajar komponen penting lainnya adalah lingkungan belajar mahasiswa. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar kita yang mamiliki makna dan hubungan tertentu dengan individu. Sedangkan lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting (Oemar Hamalik, 2003 : 195).
Lingkungan belajar mahasiswa terbagi menjadi tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga atau kost-kostan, kampus dan masyarakat. Lingkungan belajar mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar. Lingkungan keluarga atau kost-kostan adalah lingkungan yang paling dekat dengan diri seseorang. Lingkungan kost-kostan dapat membuat seseorang
(24)
termotivasi untuk belajar. Dalam lingkungan kost-kostan seseorang akan merasa tenang karena tempat tersebut adalah tempat kedua selain rumah. Kost-kostan dapat membuat seseorang rajin tetapi juga dapat membuat seseorang menjadi malas. Misalnya teman-teman yang mempunyai motivasi belajar akan mendorong teman lainnya untuk belajar juga. Lain halnya bila teman kost sering jalan, keluar malam, melihat TV dan sebagainya akan membuat motivasi belajar menurun. Karena kita akan ikut- ikutan untuk tidak belajar.
Demikian juga lingkungan kampus dan masyarakat, lingkungan ini juga dapat membuat seseorang tidak termotivasi dalam belajar. Misalnya dalam lingkungan kampus yang kotor, ramai dan bertemu dengan teman-teman kampus dapat membuat seseorang malas untuk belajar di kampus. Karena kita hanya akan bercanda dan ngobrol dengan teman yang lain. Demikian halnya lingkungan masyarakat, yang terjadi kita akan malas belajar karena bermain dengan teman pergaulan atau nongkrong di depan rumah.
Motivasi berprestasi seseorang terjadi karena sikap kita terhadap sesuatu hal, dimana kita akan merasa nyaman, tenang dan semangat dalam menjalaninya. Selain itu harus didukung oleh lingkungan yang membuat seseorang merasa semangat dalam belajar. Motivasi akan tumbuh dalam diri seseorang, jika seseorang itu merasa bahwa metode yang digunakan dosen dapat menumbuhkan sikap yang baik terhadap mata kuliah. Selain itu lingkungan keluarga atau kost-kostan, dan masyarakat harus dapat memberikan waktu khusus untuk belajar bagi seorang pelajar.
(25)
Dari latar belakang singkat di atas, penulis akan melakukan analisis tentang ” HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI ”.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan siswa terhadap motivasi berprestasi belajar dalam mata kuliah akuntansi. Dalam penelitian ini mengingat luasnya cakupan, peneliti bermaksud mengguraikan seberapa besar nilai hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Sikap mahasiswa terhadap metode yang digunakan dosen dalam mata kuliah Akuntansi Dasar 1 dan Akuntansi keuangan Menengah 1. Disini apakah dengan metode yang digunakan dosen dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar. Sedangkan dalam lingkungan belajar mahasiswa dalam penelitian ini membatasi lingkungan belajar di kampus, masyarakat dan keluarga atau kost-kostan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
(26)
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
D. Masalah Penelitian
1. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi? 2. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara lingkungan belajar
mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Universitas yang diteliti, khususnya bagi dosen dalam melakanakan proses belajar mengajar.
(27)
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti agar dapat diterapkan dalam bidang pendidikan sehubungan dengan hal- hal yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam berprestasi belajar akuntansi.
G. Sistematika Isi Skripsi
Gambaran mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian, batasan penelitian, rumusan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang merupakan landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan masalah tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang digunakan dalam penelitian baik dari awal penyusunan kuesioner sampai
(28)
pengambalian data menggunakan kuesioner tersebut serta beberapa metode untuk menghasilkan perolehan data yang terkumpul.
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya di mana penelitian ini dilaksanakan.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode yang digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat suatu pembahasan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran yang telah kita tarik dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat memberikan pengertian kepada pihak yang berkepentingan sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya. Disini juga ada saran yang membangun dan bermanfaat untuk beberapa pihak yang berkepentingan.
(29)
8 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi Berprestasi 1. Pengertian motivasi belajar
Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Motif sendiri adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984). Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.
Motivasi dapat dibedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu (Imron. A, 1996 : 93 ). Motivasi intrinsik bisa terjadi karena tumbuh dari dalam diri individu sendiri karena dorongan untuk ingin maju. Misalnya saja seorang mahasiswa kuliah harus belajar sendiri untuk mendapatkan nilai yang bagus. Motivasi untuk belajar sendiri ini barasal dari individu sendiri, bukan orang lain. Motivasi ekstrinsik, motivasi yang
(30)
berasal dari luar individu misalnya individu tidak cepat lulus, karena mendapat dorongan dari orang tua atau orang terdekat, individu mendapat semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.
Menurut Imron, A (1996 : 99) seorang dosen/pengajar he ndaknya memperhatikan unsur- unsur yang memotivasi seseorang belajar yaitu sebagai berikut :
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar
Seseorang yang bercita-cita menjadi ahli fisika, pada saat masih sekolah tentu akan sangat menggemari mata pelajaran fisika. Meskipun mata pelajaran ini termasuk sulit, ia akan termotivasi mempelajari mata pelajaran fisika tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Sebaliknya seseorang yang kebetulan berstatus mahasiswa dan waktu sekolah bercita-cita ingin menjadi guru, tetapi kedua orang tuannya mengharapkan dia untuk menggambil jurusan kedokteran. Dapat dipastikan ia tidak akan termotivasi untuk belajar dijurusan kedokteran karena tidak sesuai dengan cita-citanya.
b. Kemampuan pembelajar
Kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses belajar pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan bahkan mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Seseorang menjadi rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu oleh karena yang bersangkutan rendah kemampuannya dibidang tersebut.
(31)
c. Kondisi pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Kita bisa melihat jelas jika kondisi fisik dalam keadaan lelah umumnya motivasi belajar bisa meningkat. Dalam kondisi psikologis terganggu, misalnya stres umumnya juga tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal- hal yang dipelajari. Karena tidak konsentrasi, maka gairah belajar menurun dan tidak punya motivasi dalam belajar.
d. Kondisi lingkungan belajar
Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung seseorang akan merubah motivasi dalam belajar. Lingkungan yang ramai, bising, kotor merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung seseorang belajar, sedangkan lingkungan yang rapi, bersih, tenteram akan sangat mendukung proses belajar seseorang.
e. Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran meliputi hal- hal sebagai berikut :
a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya
c. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya
(32)
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga dipengaruhi terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar.
2. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut Syah (1995 : 89) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu kerampilan yang telah dikembangkan dan dilakukan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh dosen atau pengajar. Muh Surya dan Muh Amin merumuskan faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut :
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah atau fisiologis baik yang bersifat bawaan atau yang diperoleh dari perkembangan, terdiri atas pendengaran, struktur tubuh, penginderaan dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang berasal dari bawaan atau yang diperoleh dari :
(33)
• Faktor intelektif yaitu meliputi faktor potensial seperti kecerdasan, bakat dan kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki). • Faktor non intelektif yaitu unsur- unsur pribadi tertentu seperti
sikap, perasaan, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
• Faktor kematangan yaitu fisik ataupun psikologis. b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan
Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
3) Faktor lingkungan fisik yaitu fasilitas belajar, lingkungan dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan motivasi berprestasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi hasil yang ingin dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan.
B. Pengertian Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar 1. Pengertian sikap
Sikap dalam bahasa inggris disebut atitude menurut Ngalim Purwanto (1991 : 141) adalah salah satu cara bereaksi terhadap suatu
(34)
perangsang, suatu kecenderungan untuk bereksi dengan cara tertentu terhadap perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut Ellis yang dikutip Ngalim Purwanto (1991 : 141) mengatakan bahwa yang sangat memegang peranan penting di dalam sikap adalah faktor perasaan atau emosi dan faktor kedua reaksi atau respon atau kecenderungan untuk bereaksi.
Menurut Winkel (1991 : 165), sikap adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai dan sebagainya.
Adapun ciri-ciri sikap menurut Bimo Walgito (1987 : 55) :
a. Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir, ini berarti bahwa manusia pada waktu lahir belum mempunyai suatu sikap tertentu.
b. Sikap itu selalu ada karena ada hubungan antara individu dengan obyek oleh karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan obyek-obyek.
c. Sikap dapat tertuju kepada satu obyek saja, juga dapat kepada sekumpulan obyek.
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.
(35)
Dengan demikian, sikap seseorang bukan bawaan dari lahir melainkan terbentuk melalui perkembangan individu dan lingkungannya atau dapat dikatakan sebagai hasil belajar. Selanjutnya Bimo Walgito (1987 : 56) menjelaskan 2 faktor yang dapat menentukan pembentukan dan perubahan sikap, yaitu :
a. Faktor dari diri sendiri dari dalam
Faktor dari diri sendiri yaitu mencakup hal- hal seperti taraf iteligensi, daya kreativitas, kecepatan belajar, sikap terhadap tugas belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental fisik.
b. Faktor dari luar individu
Faktor dari luar individu yaitu hal- hal atau kebiasaan-kebiasaan yang ada di luar individu dan merupakan rangsangan untuk membentuk dan merubah sikap.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan aspek psikis dan mental yang membentuk pola pikir individu itu akan berpengaruh pada setiap kegiatan dalam kehidupan sehari- hari, baik itu di keluarga , kampus maupun masyarakat.
2. Pengertian metode mengajar
Metode secara harafiah berarti cara. Dalam pemakaian secara umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Menurut Syah yang mengutip pendapat Tardif (1995 : 202), metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
(36)
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Menurut Jusuf (1982 : 15-58) ragam metode mengajar ada banyak, tetapi disini hanya akan dijelaskan lima macam metode yang biasa digunakan oleh pengajar atau dosen di kelas yaitu :
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi masih diakui orang di mana- mana hingga sekarang. Metode ceramah ialah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan pelajaran dengan alat perantara berupa suara atau dapat pula dikatakan, suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan dengan lokasi waktu tertentu.
1) Kebaikan atau keuntungan penggunaan metode ceramah :
a) Biaya murah sekali karena media yang digunakan hanyalah suara guru saja
b) Dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar murid dalam waktu yang sama
c) Mudah mengulangnya kembali bila diperlukan
d) Ceramah atau uraian guru yang dibawakan dengan baik dapat menjadikan pokok pembicaraan menjadi menarik
e) Metode ceramah memberikan kesempatan, pengalaman kepada murid untuk belajar mendengarkan suatu uraian secara lisan
(37)
f) Ceramah yang dipersiapkan dengan baik dan disajikan secara sistematis dapat menghemat waktu belajar bagi murid
2) Kelemahan atau keburukan penggunaan metode ceramah : a) Metode ceramah dapat menimbulkan verbalisme pada murid b) Murid tidak memperoleh kesempatan berfikir melainkan hanya
mendengarkan dan mencatat saja
c) Besar sekali kemungkinan timbulnya salah paham dipihak murid karena salah mengartikan uraian guru
d) Mendengarkan ceramah terus-menerus untuk waktu yang lama dapat melelahkan dan membosankan murid
e) Metode ceramah memiliki kecenderungan untuk menjadikan guru sebagai buku pelajaran
f) Murid tidak diberikan kesempatan lagi untuk berpartisipasi dalam proses belajar
g) Metode ceramah tidak menyediakan sama sekali kesempatan bagi murid untuk belajar dan berbuat
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh murid.
1) Kebaikan atau keuntungan metode tanya jawab :
a) Pertanyaan yang membangkitkan minat sangat penting bagi siswa dalam belajar
(38)
b) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat reproduktif dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan dengan jawaban
c) Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus difikirkan, menafsirkan, menganalisa dan menarik kesimpulan, dapat mengembangkan cara-cara berfikir logis dan sistematis d) Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang
diperoleh atau dikemukakan diolah dalam suasana yang serius e) Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
f) Pertanyaan merangsang murid berfikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
g) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan penyelidikan
h) Pertanyaan fakta atau problem dapat mengalahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran
2) Keburukan atau kelemahan metode tanya jawab :
a) Murid dapat dicekam kekuatan atau panik selama tanya jawab dilakukan
b) Tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi giliran selama satu jam pelajaran
c) Apabila giliran pertanyaan diberikan menurut urutan tempat duduk, maka murid yang sudah mendapat giliran dan yang masih jauh dari gilirannya tidak akan berfikir lagi atau belum
(39)
ikut berfikir karena gilirannya masih jauh atau sudah lewat. Jadi tidak seluruh kelas dapat ikut berpartisipasi
d) Apabila ada beberapa orang murid yang sudah tidak dapat memberikan jawaban seperti yang diharapkan guru, maka itu sudah berarti terbuangnya waktu yang tersedia untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya
e) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat reproduktif dapat mengembangkan kebiasaan jawaban yang bersifat mekanis (menjawab tanpa dipikirkan lagi) atau jawaban yang bersifat verbalistis
f) Oleh karena jam pelajaran terbatas maka dari suatu pertanyaan pikiranpun sukar diperoleh jawaban yang memuaskan
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu ketertarikan pada satu topik atau pokok, pertanyaan atau problem di mana para peserta diskusi dengan judul berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama 1) Kebaikan atau kelebihan metode diskusi :
a) Mendidik murid- murid untuk bertukar pikiran atau pendapat b) Memberikan kesempatan kepada murid- murid untuk
(40)
c) Memberikan kesempatan kepada murid utnuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sudut pandang atau berbagai sumber data
d) Memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan berdiskusi di bawah asuhan guru
e) Merangsang murid untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui ataupun menentang pendapat teman-temannya
f) Membina persaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah diambil
2) Keburukan atau kelemahan metode diskusi :
a) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi b) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yng banyak
c) Biasanya tidak semua murid secara berani menyatakan diri untuk ikut mengemukakan pendapat
d) Pembicaraan dalam diskusi mungkin akan didominasi oleh murid- murid yang berani dan telah biasa berbicara
e) Banyaknya murid disuatu kelas juga akan mempengaruhi kesempatan bagi murid untuk mengemukakan pendapatnya f) Kemampua nnya dalam berbahasa pada umumnya belum cukup
(41)
d. Metode Tugas
Metode tugas adalah cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang harus diselesaikan atau dikuasai oleh murid dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara murid dan guru.
1) Kebaikan atau kelebihan metode tugas : a) Tugas-tugas memiliki tujuan yang jelas
b) Tugas yang disesuaikan dengan perbedaan individual
c) Karena mamahami apa yang menjadi tugasnya, maka tugas menjadi menarik minat
d) Memberikan tugas sama dengan memberikan pengalaman bekerja kepada murid
e) Memberikan tugas sesuai dengan pilihan murid sama dengan mendidik murid untuk belajar bertanggung jawab
f) Hubungan antara murid dengan guru tetap terpelihara dan bersifat dua arah
2) Kebur ukan atau kelemahan metode tugas :
a) Pemberian tugas menyebabkan indahnya kegiatan murid dari sekolah ke rumah
b) Sulit sekali bagi guru untuk mengawasi tugas-tugas yang dilakukan di luar kelas sehabis pelajaran usai
(42)
c) Terlampau sulit untuk memyesuaikan tugas dengan perbedaan individu anak
d) Persaingan tidak sehat dapat saja muncul diantara murid dengan murid maupun kelompok dengan kelompok
e) Murid- murid yang cerdas, aktif akan maju dengan pesat dalam pelajaran, tetapi murid- murid yang kurang akan makin tertinggal
f) Di dalam situasi pendidikan dan sosial ekonomi di mana perlengkapan alat-alat pengejaran sangat kurang atau sukar diperoleh, metode tugas tidak akan dapat dilaksanakan dengan sempurna
e. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
1) Kebaikan atau kelebihan metode sosiodrama :
a) Murid belajar atau didik untuk memecahkan suatu problem sosial menurut pendapatnya sendiri
b) Memperkaya murid dalam berbagai pengalaman situasi sosial yang bersifat problematik
(43)
c) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua murid mengenai cara menghadapi dan memecahkan suatu problem sosial yang diperoleh dari hasil diskusi
d) Murid- murid yang meminkan peranan memperoleh kesempatan untuk belajar mengekspresikan penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan orang banyak
e) Menanamkan dan memupuk keberanian untuk tampil de depan umum atau orang banyak tanpa kehilangan keseimbangan pribadi
f) Belajar menerima pendapat orang lain 2) Keburukan atau kelemahan metode sosiodrama:
a) Rasa malu yang timbul karena ditonton oleh orang lain dan rasa takut dalam mengambil keputusan akan menghambat bagi kewajaran bertingkah laku selama memainkan suatu lakon b) Kekurangan dalam pengalaman menghadapi situasi-situasi
sosial yang berisi problem-problem dapat menimbulkan sikap ragu-ragu dalam menentukan langkah atau tindakan atau keputusan yang harus dilakukan
c) Keterbatasan waktu yang disediakan untuk memainkan suatu peranan tidak akan memberikan kesempatan yang cukup kepada para pemeran untuk menentukan langkah- langkahnya yang wajar
(44)
Jadi dapat disimpulkan definisi sikap mahasiswa terhadap metode mengajar adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
C. Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar. Menurut Imron (1996 : 103) lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajaran tersebut belajar. Misalkan lingkungan yang bising akan mempengaruhi seseorang dalam proses belajar, sebaliknya jika belajar di tempat yang tenang, rapi akan membantu individu untuk bersemangat dalam belajar. Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Misalnya saja yang termasuk lingkungan sosial ini adalah lingkungan sebaya, lingkungan kelompok belajar dan kelompok sepermainan. Hal ini jika seseorang berada di lingkungan bersama dengan teman-teman yang rajin, ia akan ikut rajin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut (Roestiyah, 1982:159) adalah sebagai berikut:
(45)
a. Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras, anak akan mengalami ketakutan.
b. Suasana keluarga
Hubungan anatara keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana yang kaku, tegang, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang, anak akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.
c. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untu mengetahui perkembangan anaknya
d. Keadaaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang belajar yang kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan hal ini menjadi penghambat anak dalam belajar. Namun, bila keadaan sosial ekonomi keluarga tercukupi, hal
(46)
ini anak tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar sehingga anak akan dapat belajar dengan senang.
e. Latar belakang kebudayaan
Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya dapat mendorong semangat anak dalam belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di kelas menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara menyeluruh akan menyebabkan proses belajar mengajar di kelas kurang lancar. Hal ini juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya karena disebabkan komunikasi guru dengan muridnya kurang baik, sehingga siswa akan kurang berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya.
b. Cara penyajian
Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah saja, sehingga siswa akan mengalami bosan, kurang simpatik, pasif, kurang semangat. Untuk itu seorang guru harus memiliki alternatif-alternatif yang lain yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat belajar sebagai berikut: guru mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, dan terang, mendorong siswa untuk berpartisipasi,
(47)
memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar di kelas.
c. Hubunga n antar murid
Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana kelas yang kondusif dari antara murid supaya dapat belajar bersama-sama dan dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas maupun diluar kelas.
d. Media pendidikan
Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu memperlancar proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku yang ada di perpustakaan, laboratorium, OHP (Overhead Projector) dan sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang berkualitas.
e. Kurikulum
Kurikulum dalam arti luas adalah program pendidikan nasional, program kerja sekolah, silabi untuk masing- masing bidang studi, petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar. Pengetian dalam arti yang lebih terbatas yaitu program kerja sekolah dan silabus pengajaran untuk masing- masing bidang studi (Winkel 1987:127-128).
(48)
f. Waktu sekolah
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam waktu yang efektif untuk belajar sebaiknya dimulai pada pagi hari, dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik. Selain itu anak diberi jam untuk istirahat agar dapat memulihkan pikiran dan tenaganya kembali.
g. Pelaksanaan disiplin
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang memilki rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada disekolah. Untuk itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan sekolah agar ditaati oleh para siswa dan memiliki rasa disiplin yang kuat.
h. Keadaan gedung
Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas yang cukup agar dalam proses belajar mengajar di kelas nyaman.
i. Metode belajar
Banyak metode belajar yang digunakan di kelas dalam menyampaikan materi pelajaran terhadap para siswa. Supaya mengena dalam proses belajar- mengajar, maka metode pembelajaran perlu dipilih dengan tepat dan bervariasi. Tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi dan bidang. Untuk
(49)
itu dalam proses belajar belajar- mengajar dalam kelas. Seorang guru harus dapat menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariatif supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak membosankan, dapat berperan aktif dalam proses belajar di kelas. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut: metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya (Davies 1987:233-247).
j. Tugas rumah
Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya adalah agar murid dapat belajar mandiri di rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di lingkungan masyarakat menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Mass Media
Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan teknologi yang semakin modern seperti televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.
(50)
b. Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
c. Kegiatan lain
Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.
d. Cara hidup lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah keadaan yang berada disekitar individu baik lingkungan kost-kostan/ rumah, lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat.
(51)
D. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Metode mengajar yang digunakan dosen untuk menyampaikan materi perkuliahan sangat diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dalam belajar di kelas. Metode mengajar yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga prestasi belajar mahasiswa akan menjadi lebih maksimal. Metode mengajar yang bervariasi membuat mahasiswa tidak jenuh dalam mengikuti perkuliahan akuntansi. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagai berikut: metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya. Sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dapat mengubah motivasi mahasiswa dalam belajar di kelas, karena sikap adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Faktor dari diri sendiri seperti taraf iteligensi, daya kreativitas, kecepatan belajar, sikap terhadap tugas belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental fisik dapat mempengaruhi mereka dalam belajar. Mahasiswa akan bersikap cuek terhadap mata kuliah yang menggunakan metode belajar yang monoton. Faktor dari luar individu yaitu hal- hal atau kebiasaan-kebiasaan yang ada di luar individu dan merupakan rangsangan
(52)
untuk membentuk dan merubah sikap. Mahasiswa selalu bersikap ogah-ogahan kalau dosen hanya menerangkan materi saja, mereka akan ngobrol dengan teman sebangku atau mungkin juga tidur di kelas. Dosen mengharapkan mahasiswanya dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Mahasiswa juga akan mengikuti perkuliahan dan bisa menerima materi dengan baik, jika dalam penyampaian materi yang menarik. Mahasiswa tidak akan bosan, karena mahasiswa akan termotivasi dengan penyampaian materi yang menarik.
Hipotesis : Ada hubungan antara sikap mahasiswa dengan metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar mahasiswa.
2. Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
Lingkungan belajar adalah keadaan yang berada disekitar individu baik lingkungan kost-kostan/rumah, lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan belajar baik di kampus, di masyarakat ataupun di keluarga atau kost-kostan, sangat diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dalam belajar. Suasana keluarga yang berantakan, kotor, sempit dan tempat tinggal yang tidak mendukung adalah lingkungan fisik yang membuat mahasiswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar di rumah. Misalkan saja tempat belajar untuk bersama, tempat belajar yang bising, dan bisa saja karena lingkungan keluarga yang broken home dapat mengubah minat
(53)
belajar seseorang. Untuk meningkatkan motivasi belajar, seorang mahasiswa harus mempunyai kemauan serta dukungan orang terdekat seperti orang tua, teman dekat ataupun sahabat.
Lingkungan kampus akan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, hal ini karena kampus adalah tempat untuk belajar. Seorang mahasiswa akan merasa nyaman belajar di kampus jika suasana kampus mendukung mereka untuk belajar di sana. Lingkungan kampus yang kotor, ramai dan bertemu dengan teman-teman kampus bisa membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk belajar di kampus. Karena mereka hanya akan mengobrol dengan teman pergaulan di kampus. Hal ini berbeda jika kita belajar di perpustakaan, karena perpustakaan adalah tempat kedua yang nyaman untuk belajar, namun kebayakan mahasiswa hanya akan datang ke perpustakaan apabila mendapat tugas dan mengerjakan skripsi saja. Lingkungan masyarakat juga sangat diharapkan dapat menambah motivasi mahasiswa untuk belajar. Dalam hal ini masyarakat sudah menetapkan adanya jam-jam tertentu untuk pelajar. Dengan adanya peraturan ini dapat membantu pelajar untuk belajar pada jam-jam tersebut. Namun, jika tidak didukung orang tua dan lingkungan seseorang tidak akan termotivasi untuk belajar, karena mereka hanya akan belajar pada saat akan ujian saja. Hipotesis : Ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan
(54)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian :
1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
2. Studi kasus, yaitu penelitian terhadap subyek tertentu dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan subyek penelitian dan kesimpulan hanya berlaku pada tempat yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2004 dan 2005 di Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sedang dan telah mendapatkan Mata Kuliah Dasar-Dasar
(55)
Akuntansi 1 dan Akuntansi Keuangan Menengah 1 Universitas Sanata Dharma.
2. Obyek Penelitian adalah sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis ciri-cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2004 dan 2005 sebanyak 177 mahasiswa. 2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati (Sevilia Consuelo, 1993 : 160). Penarikan sampel menggunakan Sampling Eksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Menurut Consuelo rumusnya sebagai berikut : Populasi (N)= 177, batas kesalahan yang diinginkan (Ne = 2%) maka (n) sampel adalah :
) 1
( Ne2 N n + = ) 0004 . 0 1 ( 177 + = n 0708 . 1 177 = n
(56)
Sisa responden dari mahasiswa PAK angkatan 2004 dan 2005 sebanyak (177-165) = 12 responden. Sehingga 12 responden tersebut digunakan untuk pengujian validitas dan kekurangannya mengambil mahasiswa PAK angkatan 2003 sebanyak 19 responden. Dengan demikian total responden untuk pengujian validitas dan reliabilitas = 31 responden.
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yaitu variabel bebas (Independen Variabel), yang meliputi sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen (X1) dan lingkungan belajar mahasiswa (X2). Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah motivasi berprestasi belajar akuntansi (Y).
2. Pengukuran Variabel
a. Sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen
Pengukuran variabel sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen menggunakan pernyataan yaitu Sangat Senang (SS), Senang (S), Tidak Senang (TS) dan Sangat tidak senang (STS).
(57)
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen : Tabel 3.1
Operasional Variabel Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar dosen
No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Metode Ceramah 1
2 Metode Diskusi 3
3 Metode Tugas 5 9
4 Metode Tanya Jawab 2
5 Metode Sosiodrama 4
6 PBM 6,7,8 10
Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 4 3 2 1 Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 2 3 4
b. Lingkungan belajar mahasiswa
Pengukuran variabel kondisi lingkungan belajar mahasiswa dalam penelitian ini meliputi lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus.
(58)
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen : Tabel 3.2
Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa
No Indikator Uraian No Item.
1 2 3 Lingkungan Keluarga Lingkungan Kampus Lingkungan Masyarakat
a. Cara orang tua mendidik b. Suasana keluarga
c. Pengertian orang tua d. Tempat belajar
a. Interaksi mahasiswa dengan mahasiswa
b. Hubungan antara dosen dengan mahasiswa c. Keadaan kampus a. Mass media b. Teman bergaul
c. Lingkungan di masyarakat
2 4 5 1,3 9 6 7,8 11 12 10,13
c. Motivasi berprestasi belajar akuntansi
Pengukuran variabel motivasi berprestasi belajar akuntansi menggunakan pernyataan Selalu, Sering, Terkadang dan Tidak Pernah.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Motivasi dengan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar akuntansi
2,3,8,12 14
2 Motivasi dengan lingkungan belajar mahasiswa
5,7,15 6
(59)
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Selalu
Sering Terkadang Tidak Pernah
4 3 2 1
Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah
1 2 3 4
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden (Suharsimi, 2006 : 151). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mehasiswa terhadap prestasi belajar akuntansi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan pada catatan tentang suatu subyek yang dilakukan individu/lembaga (Suharsimi, 2006 : 158). Metode ini diperlukan untuk mendapatkan data-data untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode- metode dokumentasi.
(60)
G. Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 macam kuesioner yang mencakup sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntans i. Untuk memastikan bahwa item- item kuesioner sahih dan handal, maka akan dilakukan di luar mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1989 : 124). Dalam penelelitian ini pengujian validitas menggunakan rumus r Product Moment. Pengujian validitas yang akan diuji hanya dibatasi pada penyusunan skala sikap dengan rumus sebagai berkut :
rxy =
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y Y N X X N Y X XY N
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − Keterangan:rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
ΣX = jumlah skor X ΣY = jumlah skor Y
ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji ΣX2 = jumlah kuadrat nilai X ΣY2
= jumlah kuadrat nilai Y
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
(61)
b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
penelitian dikatakan tidak valid.
Hasil pengujian validitas dengan komputasi melalui program SPSS 11.5. Dari hasil korelasi product moment tidak menemukan butir pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r tabel sebesar 0,367 (df=29,α=5%) pada kelompok pertanyaan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, sehingga semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen No Sikap
Mahasiswa
Lingkungan Belajar
Motivasi Berprestasi
r- tabel Ket
1 0.5475 0.3898 0.4172 0.367 Valid
2 0.4830 0.6283 0.3811 0.367 Valid
3 0.6045 0.5186 0.4367 0.367 Valid
4 0.5531 0.5150 0.4079 0.367 Valid
5 0.7280 0.5910 0.3987 0.367 Valid
6 0.6702 0.5201 0.4049 0.367 Valid
7 0.5191 0.3994 0.4985 0.367 Valid
8 0.5145 0.3901 0.3882 0.367 Valid
9 0.3892 0.4402 0.4671 0.367 Valid
10 0.5924 0.5779 0.4642 0.367 Valid
11 0.5986 0.367 Valid
12 0.5330 0.367 Valid
13 0.5098 0.367 Valid
14 0.5749 0.367 Valid
(62)
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. Dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2000 : 282) :
K ∑σb2
r11 = 1 -
(k – 1) σ12
Dimana :
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal r11 = koefisien reliabilitas
∑ σb2 = jumlah varian butir
σ12 = varian total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan
5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen
penelitian tersebut reliabel.
Hasil pengujian reliabilitas mendapatkan koefisien alpha sebesar 0.8524 pada koesioner sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen, sebesar 0.8149 pada koesioner lingkungan belajar mahasiswa, dan sebesar 0.8428 pada koesioner motivasi berprestasi belajar akuntansi. Ketiganya memiliki koefisien alpha lebih dari r tabel sebesar 0.367 (df=29,α=5%) sehingga dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2000).
(63)
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Variabel Koefisien
Alpha
r- tabel (df=29,α=5%)
Ket
1 Sikap Mahasiswa 0.8524 0.367 Reliabel
2 Lingkungan Belajar 0.8149 0.367 Reliabel 3 Motivasi Berprestasi 0.8428 0.367 Reliabel
H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi yang menggunakan pengujian statistik deskriptif (Sugiyono, 1991).
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang tidak terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana bahwa asumsi normalitas perlu dicek kebenarannya agar langkah- langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996 : 291). Dalam uji normalitas ini digunakan rumus Kolmogorov Smirnov yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap mahasiswa terhadap
(64)
metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi:
D = maksimum Fo
(
X −Sn( )
X)
Keterangan:
D : Deviasi maksimum
Fo(X) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan
Sn(X) : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut: - Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal. - Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.
Jika nilai αhitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah α=0.05 maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjeng, digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait dengan hipotesisi pertama dan kedua. Penulis menggunakan teknik koefisien korelasi rank dari spearman (Arikunto, 2006 : 278) dengan rumus sebagai berikut :
−
=
∑
−)
(
6
1
2 12
n
n
d
(65)
Keterangan :
di : perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2 karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i
n : banyaknya individu/fenomena yang diberi rank Rumusan hipotesisnya :
Ho : tidak ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan variabel Y atau angka korelasi 0
Ha : ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan variabel Y atau angka korelasi 0
Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS 11.5. Arah korelasi dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menurunkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukan korelasi sejajar berlawanan arah (Arikunto, 2006 : 279).
Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau ”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”
Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y” atau ”kenaikan nilai X diikuti penurunan nilai Y”
Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam rangka angka pada indeks. Betapapun kecilnya indeks korelasi, dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.
(66)
Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya s (= Rho s),
akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5%, dapat diuji dengan membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil komputasi dengan taraf signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikan dibawah 0.05, maka Ho ditolak atau sebenarnya ada hubungan antara variabel X dan Y, demikian sebaliknya.
(67)
46 BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Dari PTG ke Universitas
Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP dengan alasan PTPG bukanlah nama suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan “ mana Universitasnya? ”, guna mengatasi persoalan itu muncul gagasan untuk membentuk Universitas Katolik Indonesia demi “ melindungi ” FKIP Sanata Dharma. Namun universitas tersebut tidak berwujud dan FKIP Sanata Dharma tetap berjalan.
Antara tahun 1960-1966 bidang pendidikan ditangani oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (P&K) serta Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan FKIP berada di bawah PTIP. Setelah itu P&K mendir ikan Institut Pendidikan Guru (IPG) sehingga terjadilah dua lisme. Guna mengatasi hal tersebut Presiden Suekarno membentuk FKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG. Dengan demikian mulai tanggal 1 September 1965, berdasarkan SK No. 237/bswt/u/1965, FKIP Sanata Dharma mengganti nama FKIP Sanata Dharma.
(68)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan jaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/d/o/1993, FKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.
Dengan demikian, FKIP yang dulu merupakan sebuah fakultas dari USD, hanya saja fakultas yang lain berstatus terdaftar, sedangkan jurusan dan program studi yang berada dalam FKIP statusnya tetap disamakan sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 226/ikti/Kep/1993, tertanggal 10 Mei 1993. Selanjutnya, berdasarkan peraturan baru semua program studi di lingkungan FKIP USD telah terakreditasi sesuai dengan SK Mendikbud No. 78/d.o/1997, tertanggal 17 November 1997.
Semenjak ada perubahan IKIP Sanata Dharma menjadi Universitas Sanata Dharma pada tahun 1993, Pendidikan Akuntansi (PAK) yang awalnya berada di bawah Ilmu Ekonomi terhitung saat itu berada di bawah Program Studi Pendidikan Dunia Usaha, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP. Pada tahun 1993, Pendidikan Akuntansi dinyatakan TERAKREDITASI berdasarkan surat keputusan yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tertanggal 11 Agustus 1998. Tahun 1999, berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 143/ DIKTI/Kep/1999 Pendidikan Akuntansi berada di bawah Program Studi Pendidikan ekonomi. Tahun 2003, kembali Pendidikan Akuntansi dinyatakan TERAKREDITASI berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 15973/Ak-VII-S1-033/USDPDA/IX/2003.
(1)
X1 Sikap Mahasiswa thd Metode Belajar
Dosen
X2 Lingkungan
belajar Mahasiswa
Y Motivasi Berprestasi
Belajar Akuntansi
1 38 22 37 97
2 20 27 36 83
3 29 28 55 112
4 32 31 32 95
5 32 30 28 90
6 27 28 32 87
7 30 27 34 91
8 33 25 31 89
9 30 27 33 90
10 27 28 34 89
11 36 28 35 99
12 27 30 37 94
13 34 31 39 104
14 31 33 35 99
15 28 22 41 91
16 28 23 40 91
17 27 31 37 95
18 38 25 30 93
19 22 25 36 83
20
33 26 53 11221
28 28 31 8722
27 30 34 9123
34 36 35 10524
38 25 30 9325
25 22 34 8126
25 27 33 8527
24 25 55 10428
23 30 50 10329
32 32 32 9630
35 26 34 9531
20 28 31 7932
32 24 33 8933
30 20 37 8734
23 26 31 8035
25 29 44 9836
29 24 30 8337
31 30 43 10438
24 33 39 96(2)
27 24 42 93
41
28 25 41 9442
27 37 36 10043
33 21 37 9144
38 21 39 9845
39 28 39 10646
26 28 45 9947
26 27 35 8848
30 27 38 9549
36 21 35 9250
37 22 39 9851
31 20 47 9852
32 33 31 9653
37 37 36 11054
26 25 33 8455
25 23 34 8256
19 25 45 8957
27 32 30 8958
30 24 32 8659
30 27 35 9260
31 30 53 11461
29 32 31 9262
28 28 34 9063
34 36 32 10264
29 30 30 8965
32 31 37 10066
30 31 30 9167
37 33 32 10268
28 26 30 8469
36 33 32 10170
33 31 30 9471
22 26 34 8272
22 23 46 9173
26 28 31 8574
24 26 47 9775
27 28 38 9376
29 28 35 9277
28 28 37 93(3)
37 34 33 104
80
29 29 32 9081
31 21 31 8382
32 37 44 11383
33 31 38 10284
28 31 38 9785
29 31 32 9286
32 33 36 10187
28 29 32 8988
29 34 31 9489
32 24 30 8690
28 28 31 8791
33 29 32 9492
27 25 32 8493
33 25 38 9694
33 26 33 9295
26 28 26 8096
34 35 31 10097
32 30 34 9698
33 28 34 9599
38 28 37 103100
20 24 36 80101
29 20 44 93102
32 26 32 90103
32 29 38 99104
27 24 32 83105
30 30 34 94106
33 33 31 97107
30 28 33 91108
27 24 34 85109
36 25 35 96110
27 37 37 101111
34 21 39 94112
31 34 35 100113
28 28 41 97114
28 28 40 96115
27 36 37 100116
38 27 30 95(4)
33 37 30 100
119
28 22 31 81120
27 33 34 94121
34 37 35 106122
38 25 30 93123
25 35 34 94124
25 25 33 83125
24 32 55 111126
23 24 50 97127
32 27 32 91128
35 30 34 99129
20 32 31 83130
32 28 33 93131
30 36 37 103132
23 30 31 84133
25 31 44 100134
29 31 30 90135
31 33 43 107136
24 26 39 89137
29 33 55 117138
27 31 42 100139
28 26 41 95140
27 23 36 86141
33 28 37 98142
38 26 39 103143
39 28 39 106144
26 28 45 99145
26 28 35 89146
30 23 38 91147
36 34 35 105148
37 29 39 105149
31 21 47 99150
32 37 31 100151
37 31 36 104152
26 31 33 90153
25 31 34 90154
19 33 45 97155
27 29 30 86(5)
30 24 35 89
158
31 28 55 114159
29 29 31 89160
28 25 34 87161
27 25 30 82162
30 26 32 88163
30 28 35 93164
31 35 30 96165
29 30 31 90(6)
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SIKAP LING MOTIVASI
N 165 165 165
Mean 29.61 28.28 36.39
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 4.492 4.205 6.317
Absolute .065 .103 .159
Positive .065 .103 .159
Most Extreme Differences
Negative -.063 -.067 -.144 Kolmogorov-Smirnov Z .836 1.320 2.039 Asymp. Sig. (2-tailed) .487 .061 .000 a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Nonparametric Correlations
Correlations
sikap ling motivasi
Correlation Coefficient 1.000 .103 -.134
Sig. (2-tailed) . .190 .086 sikap
N 165 165 165
Correlation Coefficient .103 1.000 -.140
Sig. (2-tailed) .190 . .072 ling
N 165 165 165
Correlation Coefficient -.134 -.140 1.000
Sig. (2-tailed) .086 .072 . Spearman's rho
motivasi