Tabel 6 Hasil perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Kost Asrama
Kost+Asrama Kolmogorov Sminov
0,705 0,438
0,602 Asymp. Sig p
0,704 0,991
0,861
Berdasarkan pada tabel 8 maka didapatkan hasil pengujian perilaku konsumtif pada remaja putri kost dan remaja putri asrama diperoleh p sebesar
0,861. Karena p 0,05 maka distribusi skor perilaku konsumtif pada remaja kost dan remaja asrama adalah normal. Untuk uji normalitas skor perilaku
konsumtif pada remaja kost diperoleh p sebesar 0,704. Karena p 0,05 maka distribusi skor perilaku konsumtif remaja kost adalah normal. Dan hasil uji
normalitas skor perilaku konsumtif pada remaja asrama diperoleh p sebesar 0,991. Karena p 0,05 maka distribusi skor perilaku konsumtif remaja kost
adalah normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas. 2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan komputer SPSS for
Windows Release versi 11.0. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sample memiliki varian yang sama. Jika nilai p 0,05 maka data
berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama, dan sebaliknya jika p 0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang tidak
sama. Dari perhitungan diperoleh p sebesar 0,424. Karena p 0,05 maka varians tersebut adalah homogen.
Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa skor pada penelitian in adalah normal dan homogen, sehingga syarat untuk melakukan
uji-t terpenuhi.
E. UJI HIPOTESIS
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan bantuan komputer SPSS for
Windows Release versi 11.0. Hipotesis untuk penelitian ini adalah :
H
a
: Ada perbedaan yang signifikan perilaku konsumtif antara remaja putri yang tinggal di kost dan remaja putri yang tinggal di asrama”
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel.
Dan t-tabel dicari dengan tabel distribusi t pada taraf kepercayaan 95 α= 5 dengan ketentuan:
- jika ± t hitung ± t tabel, maka Ha ditolak.
- jika ± t hitung ± t tabel, maka Ha diterima .
Tabel 7 Uji t
Perbedaan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri Kost-kost an dan Remaja Putri Asrama
Tempat tinggal
N Mean SD df t p Keterangan
kost 30 128,5
19,463 Asrama 30
114,1 15,415
58 3,177
0,002 signifikan
Taraf signifikansi 5
Keterangan :
N : Jumlah Subjek
SD : Besarnya standard deviasi
t : Hasil uji t
p : Probabilitas
Dari data pada tabel diatas terlihat bahwa setelah dilakukan uji signifikansi
maka didapatkan t hitung, sebesar 3,177 dan t tabel sebesar 1,671. Karena t
hitung t tabel 3,177 1,671 maka H
a
diterima. Penelitian menunjukkan bahwa “Ada Perbedaan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Antara Remaja Putri Kost-
kost an dan Remaja Putri Asrama”, dimana tingkat perilaku konsumtif remaja putri yang tinggal di kost-kost-an lebih tinggi daripada remaja putri yang tinggal
di asrama. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rata-rata skor perilaku konsumtif
remaja putri kost lebih tinggi dari skor perilaku konsumtif remaja putri asrama yaitu 128,5 114,1
F. PEMBAHASAN
Pengambilan keputusan dalam penelitian ini dengan menggunakan ketentuan apabila t hitung daripada t tabel maka hipotesis diterima, demikian
pula dengan sebaliknya. Dan dari hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan maka didapatkan t hitung yang lebih besar daripada t tabel, yaitu 3,177 1,671. Maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ini dapat diterima. Yaitu dapat diambil hipotesis bahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku konsumtif antara
remaja putri kost-kost an dan remaja putri asrama. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
mean empiris antara remaja putri kost dan remaja putri asrama, dimana didapatkan mean empiris remaja putri kost 128,5 lebih besar daripada mean
empiris remaja putri asrama 114,1. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja putri kost memiliki kecenderungan perilaku konsumtif yang lebih tinggi daripada
remaja putri yang tinggal di asrama. Dan setelah diadakan wawancara pada beberapa subjek, subjek
mengemukakan bahwa melakukan perilaku konsumtif saat ini memang sudah jadi budaya, namun semua kembali ke subjek masing- masing. Kontrol diri disini akan
sangat berperan, sejauh mana diri sendiri dapat membatasi keinginan dari masing- masing subjek. Misalnya saja, akan lebih baik bila diperlukan pemikiran yang
matang sebelum melakukan proses membeli, perlu berfikir lagi apakah memang barang tersebut diperlukan atau hanya sebatas ingin saja. Beberapa subjek
mengemukakan bahwa mereka sendiri kadang tidak menyadari sudah menjadi konsumen yang konsumtif, karena mereka sendiri terkadang tidak menyadari