19
Indonesia No. Kep.100MenIV2004 tahun 2004. Ketentuan kerja karyawan outsourcing, antara lain:
a Perjanjian kerja didasarkan pada jangka waktu tertentu; atau selesainya suatu pekerjaan tertentu, yaitu:
- Pekerjaan yang sekali selesai atau bersifat sementara. - Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tahun. - Pekerjaan yang bersifat musiman.
- Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan.
b Perjanjian kerja tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
c Perjanjian kerja berlangsung paling lama 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang 1 kali untuk waktu paling lama 1 tahun.
d Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum jangka waktu yang ditetapkan atau adanya pelanggaran yang
dilakukan salah satu pihak, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan unuk membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya sebesar upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya kontrak.
C. Perusahaan PT. Vale Indonesia, Tbk
Melalui web PT. Vale Indonesia, Tbk perusahaan pertambangan ini merupakan salah satu anak perusahaan dari Vale, yaitu perusahaan
20
multitambang yang berpusat di Brasil. Vale merupakan pemimpin global dalam produksi bijih besi dan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Salah satu cabang PT. Vale Indonesia berlokasi di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu operasi tambang dan
pengolahan nikel laterit terpadu terbesar di dunia. Sebelumnya, perusahaan ini bernama PT. International Nickel Indonesia Tbk PT. INCO yang
didirikan pada bulan Juli 1968. Perusahaan ini mendapatkan izin dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan,
pengolahan dan produksi nikel. Saat ini PT. Vale Indonesia menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5 pasokan nikel
dunia yang mempekerjakan sekitar 3.300 karyawan dan lebih dari 3000 personil kontraktor.
Sebagai satu-satunya perusahaan terbesar di Luwu Timur, PT. Vale Indonesia menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
setempat. Rata-rata karyawan yang bekerja di PT. Vale Indonesia merupakan penduduk lokal yang tinggal di Luwu Timur. Kondisi krisis
yang juga dialami oleh perusahaan-perusahaan kecil membuat hampir semua perusahaan outsourcing di Luwu Timur mengandalkan PT. Vale
Indonesia sebagai tempat bekerja wawancara pribadi 15 April 2016.
D. Perbedaan Job Insecurity Antara Karyawan Tetap dan Karyawan
Outsourcing
Turunnya harga nikel dan logam di dunia menyebabkan PT. Vale Indonesia mengalami kerugian yang besar dan tengah mengalami krisis.
21
Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di Indonesia, PT. Vale Indonesia di Soroako menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi di Luwu
Timur dan sebagian besar perusahaan outsourcing di Luwu Timur mengandalkan perusahaan ini sebagai tempat untuk berusaha. Krisis yang
terjadi membuat perusahaan tambang nikel ini harus melakukan beberapa strategi agar perusahaan tetap dapat beroperasi dengan baik. Strategi yang
dilakukan perusahaan PT. Vale Indonesia antara lain tidak memberikan bonus, kenaikan gaji, dan promosi jabatan kepada karyawan, bahkan
beredar isu akan dilakukannya PHK jika kondisi terus memburuk. Beberapa karyawan yang bekerja di PT. Vale Indonesia merasa khawatir
akan kehilangan pekerjaannya karena berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi dulu ketika perusahaan mengalami krisis maka akan
dilakukan pengurangan karyawan dengan cara “dirumahkan” atau PHK. Selain itu, kondisi krisis juga dialami oleh semua perusahaan sehingga
sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan baru di tempat lain. Situasi ini dapat menyebabkan karyawan di PT. Vale Indonesia merasakan
job insecurity .
Job insecurity dapat dilihat melalui dua konsep, yaitu konsep global
dan konsep multi-dimensional. Konsep global melihat job insecurity sebagai kekhawatiran kehilangan pekerjaan secara total. Sementera konsep
multi-dimensional memandang job insecurity sebagai persepsi subjektif
individu yang merasa tidak berdaya dalam menghadapi situasi yang mengancam kelanjutan pekerjaan atau aspek penting dari pekerjaannya.
22
Dampak yang ditimbulkan job insecurity dapat mempengaruhi karyawan maupun perusahaan. Job insecurity dapat menyebabkan menurunnya
tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasi, rendahnya kesehatan fisik dan mental, dan kecenderungan karyawan untuk meninggalkan
perusahaan Klandermans et al., 2010; Greenhalgh Rosenblatt, 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi job insecurity terbagi menjadi faktor
subjektif, yaitu meliputi locus of control LOC, ambiguitas peran dan koflik peran dan faktor objektif, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, dan
status karyawan Keim et al., 2014. Terkait status karyawan sebagai salah satu faktor job insecurity,
Klandermans et al. 2010 menyatakan bahwa status pekerjaan yang berbeda dapat menghasilkan job insecurity yang berbeda. Beberapa studi
menemukan bahwa karyawan dengan status temporer merasakan job insecurity
yang lebih tinggi dibandingkan karyawan tetap. Hal ini disebabkan karyawan tetap merasakan prospek kerja yang lebih
menjanjikan dimasa depan dibandingkan karyawan temporer. Selain itu, karyawan dengan status temporer cenderung tidak begitu terikat dengan
perusahaan tempatnya bekerja Riggoti et al., 2009; Keim et al., 2014. Sebaliknya, De Witte dan De Cuyper 2005 memperlihatkan bahwa
karyawan tetap lebih merasakan job insecurity daripada karyawan temporer. Hasil menunjukkan bahwa job insecurity berhubungan negatif
dengan kesejahteraan hidup karyawan, khususnya pada kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada karyawan tetap. Sementara pada karyawan
23
temporer tidak terlihat dampak dari job insecurity. Klandermans et al. 2010 berpendapat bahwa karyawan tetap merasakan job insecurity yang
tinggi ketika kondisi perusahaan sedang mengalami krisis seperti kemerosotan, pengurangan karyawan downsizing, pindah ke tempat lain,
penutupan departemen, atau bahkan melakukan penutupan perusahaan. PT. Vale Indonesia yang berlokasi di Soroako, Sulawesi Selatan
mempekerjakan kurang lebih 2.500 karyawan tetap dan 5.000 karyawan outsourcing
. Di perusahaan ini terdapat tiga departemen yang mempekerjakan karyawan tetap dan karyawan outsourcing untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab yang sama di perusahaan. Walaupun menjalankan tugas dan tanggung jawab yang sama, kedua status karyawan
tersebut memiliki posisi yang berbeda. Apabila dilihat berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, karyawan tetap
terikat dalam perjanjian kerja waktu tidak tertentu PKWTT, sementara karyawan outsourcing terikat dalam perjanjian kerja waktu tertentu
PKWT. Pada umumnya karyawan tetap mendapat perlindungan dari pemerintah juga oleh perusahaan di tempatnya bekerja. Sementara
karyawan outsourcing atau alih daya memiliki posisi yang lebih mudah untuk diberhentikan. Salah satu contoh adalah ketika perusahaan akan
melakukan pengurangan karyawan. Perusahaan akan terlebih dahulu melakukan PHK terhadap karyawan outsourcing sebelum melakukan
pemutusan kerja pada karyawan tetap wawancara pribadi tanggal 14 September 2016.
24
E. Kerangka Pemikiran