Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang konsep dan karakteristik komposisi fotografi human interest karya Agus Leonardus

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan konsep fotografi human interest Agus Leonardus. 2. Untuk mendeskripsikan karakteristik komposisi fotografi human interest Agus Leonardus.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi bagi penelitian di bidang seni rupa khususnya fotografi dan dapat menambah wawasan apresiasi seni atau pengetahuan sebagai motivasi aktifitas penelitian seni rupa di bidang fotografi. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif untuk forografer dalam karya-karya selanjutnya. Bagi para pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk memahami karakteristik komposisi fotografi human interest karya Agus Leonardus dan bagi fotografer lain dapat mengambangkan karakternya sendiri dalam berkarya sebagai wahana ekspresi sebuah karya seni khususnya fotografi human interest. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Fotografi

1. Pengertian Fotografi

Fotografi berasal dari kata photo dan grafi. Fotografi merupakan gabungan dari ilmu, teknologi, dan seni Santoso, 2010: 3. Dari istilah fotografi, foto dapat diartikan cahaya, sinar, atau lebih luas lagi bisa diartikan penyinaran, grafi yang memiliki arti melukis atau menulis. Foto juga mempunyai arti hasil proses fotografi, sedangkan arti luas foto adalah gambar mati yang terbe ntuk dari penyinaran dengan alat kamera mendistribusikan cahaya kesuatu bahan yang sensitif peka terhadap cahaya Yanto, 1997: 8. Sedangkan fotografi dalam dunia seni menurut Deniek G. Sukarya 2009: 11 adalah mengajarkan pada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyadaran baru akan segala ada di sekitar kita. Fotografi akhirnya terbagi bermacam- macam. Fotografi mempunyai pembagian mengikuti keanekaragamnya. Fotografi sekarang mempunyai banyak spesialisasi, pembagian kategori fotografi bertujuan memudahkan pemaknaan realitas dalam homogen. Pembagian dalam fotografi memberikan identitas yang berbeda karena spesifikasinya beraneka ragam, tergantung kepentingan pengguna fotografi. Berikut pembagian fotografi menurut Abdi 2012 : 5 : “Hingga saat ini, fotografi terspesialisasi lebih dari 20 kategori. Antara lain, still life photography, fine art photography, art photography, abstract photography, street photography, fashion photography, model photography, architectural photography, landscape photography, 7 travel photography, dan documentary photography. Selain itu, ada wedding photography, photojournalism, aerial photography, etnophotography, macro photography, micro photography, pinhole photography, underwater photography, painting photography, digital painting photography, nudes photography, infrared photography, dan astro photography ”. Pembagian atau pengklasifikasian fotografi dilakukan untuk menentukan bagaimana kategori itu dipahami dalam perspektif yang berbeda berdasarkan, teknik, fungsi, dan tujuan.

2. Fotografi Human Interest

Fotografi human interest HI adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan mood suasana dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya. Tjin 2012 mengatakan bahwa, pada awalnya human interest photography termasuk kedalam fotografi jurnalistik, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya dan bertujuan untuk mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas. Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography budaya, street photography, travel photography, conceptual photography. Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya 8 human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.

B. Konsep dalam Fotografi

Menurut Mikke Susanto 2012: 227 dalam kamus seni rupa atau diksi rupa, konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Dalam penyusunan ilmu pengetahuan diperlukan kemampuan menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus menerus, kemampuan abstrak menyusun kesimpulan tersebut dinamakan pemikiran konseptual. Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir sebelum, bersamaan, maupun setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas berpikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi karya seni. Sehingga kreator dan penikmat dapat memiliki persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar. Yuyung Abdi 2012: 6 mengatakan bahwa Konsep dalam fotografi berarti merancang sebuah pengambilan gambar dengan penataan jalan pikiran yang sistematis. Konsep dalam fotografi menjadi ide dasar yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya foto yang indah dan bercerita sesuai maksud dan tujuannya. Tujuan utama implementasi konsep adalah mendapatkan hasil foto optimal sesuai dengan perencanaan. Seniman tidak pernah lepas dari lingkungan sekitar tempat tinggal yang memberi inspirasi. Maksudnya konsep dalam penciptaan karya seni yang diambil dari suatu keindahan yang dilihat dan diserap oleh fotografer, kemudian diproses kedalam suatu karya, dimana salah satu perwujudan foto Agus Leonardus adalah 9 fotografi human interest. Agus Leonardus menampilkan keragaman interaksi manusia dengan manusia lainnya maupun manusia dengan lingkungannya beserta keunikan ekspresi mereka serta unsur-unsur lain- lain yang dapat diekspresikan kedalam media foto.

C. Karakteristik

Menurut Porwodarminto 1976: 389 karakteristik adalah sifat yang khas yang tetap menampilkan diri dalam keadaan apapun. Dari pengertian tersebut karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki atau melekat pada sesuatu benda atau barang, memiliki sifat, watak, corak yang khas, berbeda dan tidak akan berubah oleh kondisi apapun. Secara khusus pengertian karakteristik yang menyangkut langsung dengan hasil karya seni dikemukakan oleh Read Soedarso, 2000:10 bahwa: Apa yang sebetulnya kita harapkan dalam suatu hasil seni adalah unsur- unsur hasil kepribadian tertentu. Kita mengharapkan pada seniman, kalau pun tidak memiliki jiwa yang khas, setidak-tidaknya ia harus memiliki cara pengamatan yang tersendiri. Kita mengharapkannya untuk menyajikan sesuatu yang orisinil kepada kita, suatu pandangan terhadap dunia yang unik dan individual sifatnya. Dalam kaitanya dengan fotografi, karakteristik merupakan suatu ciri khas dari seorang fotografer dalam menghasilkan sebuah karya fotografi. Baik dari segi komposisi, proses berkarya maupun hasil penciptaan dari karya fotonya.

D. Unsur-unsur Visual

Karya seni rupa yang berwujud dua dimensi memiliki unsur- unsur berupa garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur tekstur semu. Unsur- unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Masing- masing memiliki sikap tertentu terhadap yang lain. Penggabungan beberapa unsur tersebut terciptalah