cukup baik jika dilihat dari segi keterlibatan dalam pembelajaran baik di kelas maupun di laboratorium.
Kegiatan praktikum bagi siswa dinilai menarik dikarenakan siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terutama tentang
fenomena alam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut siswa Lampiran 24 kegiatan praktikum pembuatan tempe mempermudah
belajar biologi materi bioteknologi. Dalam kegiatan pembelajaran siswa di ajak secara langsung berhubungan dengan objek yang dipelajari.
3. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui kegiatan penilaian. Adapun fokus penilaian adalah keberhasilan belajar siswa dalam mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar siswa dan efektifitas
proses pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan penilaian merupakan kegiatan penting dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa dengan penerapan metode praktikum pembuatan tempe diperoleh dari nilai LDS, penugasan, laporan dan nilai
evaluasi. Berbagai jenis asesmen tersebut ditempuh untuk mendapatkan potret hasil belajar siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid 2006 yang menyebutkan bahwa agar tujuan penilain tercapai dengan baik, guru harus
menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang
dilaluinya. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada Tabel 9, tampak
bahwa pembelajaran dengan penerapan metode praktikum pembuatan tempe menunjukkan hasil yang baik yaitu 100 siswa kelas XII IPA 1,
XII IPA 2 dan XII IPA 3 telah mencapai criteria tuntas. Ketuntasan belajar siswa didukung juga oleh faktor-faktor psikologis siswa antara lain
motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman dan ulangan
Sardiman 2007. Namun tanpa kehadiran factor-faktor psikologis bisa memperlambat proses belajar bahkan dapat pula menambah kesulitan
dalam mengajar. Data hasil belajar siswa dengan penerapan metode praktikum
pembuatan tempe menunjukkan hasil belajar siswa secara umum meningkat. Adanya peningkatan hasil belajar tersebut menggambarkan
bahwa penerapan metode praktikum pembuatan tempe mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sub materi
bioteknologi di SMA N 1 Tunjungan Blora. Sebagaimana menurut Dimyati Mudjiono 2009 bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan aktivitas siswa dari
yang semula pasif menjadi lebih aktif sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang juga meningkat.
Kegiatan pembelajaran dengan penerapan praktikum pembuatan tempe mengarahkan siswa untuk belajar secara langsung. Siswa diarahkan
untuk aktif dalam proses pembuatan tempe. Menurut Sudjana Rivai 2002 cara pembelajaran yang membawa subjek belajar langsung ke
objek yang akan dipelajari akan lebih bermakna karena siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya. Selain itu menurut Hariyanti
2006 materi pelajaran yang dialami langsung melalui kegiatan pembelajaran experimental learning, dengan mengalami materi secara
langsung diharapkan siswa dapat lebih membangun makna atau kesan dalam ingatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembuatan tempe berusaha mengantarkan siswa kepada cara belajar siswa yang aktif dimana siswa membangun makna dan memahami materi
bioteknologi dengan lebih baik.
4. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran