92
4.3.2. Masukan Input
Dalam penelitian di SMA Negeri 1 Salatiga, sumber-sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan
program SKS
meliputi rencana
pelaksanaan, mekanisme
pelaksanaan, guru,
peserta didik,
pembiayaan, sarana dan prasarana, serta jadwal. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 1 Salatiga
menunjukkan bahwa dari segi rencana pelaksanaan pihak sekolah melakukan penelitian pendahuluan
melalui kegiatan survey dan diklat berkaitan dengan program
SKS. Bagian
kurikulum berserta
tim pengembangan
kurikulum, kemudian
membuat panduan program SKS yang telah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah, baru kemudian pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada guru dan staff
terkait melalui in house training IHT. Sedangkan dari segi mekanisme pelaksanaan,
bagian kurikulum berserta kepala sekolah melakukan sosialisasi kepada calon peserta didik beserta orangtua
peserta didik. Pihak sekolah juga memberikan buku panduan sistem kredit semester, dimana seluruh
informasi mengenai program terdapat dalam buku tersebut.
Dari segi sumber daya manusia yang meliputi guru dan peserta didik, pihak sekolah mengalami
beberapa kendala, dikarenakan adanya beberapa guru yang tidak mau terlibat dalam pelaksanaan program
sehingga menyulitkan dalam proses pelaksanaan program, contohnya dalam pembagian tugas mengajar
93 dan pembuatan jadwal. Dari segi peserta didik, pada
awal pelaksanaan terutama bagi peserta didik baru, masih banyak peserta didik yang mengalami kendala
dan kebingungan dalam pelaksanaannya karena program SKS merupakan sesuatu yang baru bagi
mereka. Namun, seiring berjalannya waktu peserta didik akan semakin memahami dan mengikuti dengan
baik program SKS tersebut.
Dari hasil pembahasan yang peneliti sampaikan
di atas, maka hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sesuai dengan hasil penelitian Nurmalisa
2013 bahwa terdapat pengaruh kuat antara kesiapan sekolah terhadap pelaksanaan sistem kredit semester.
SMA Negeri 1 Salatiga sebagai salah satu SMA favorit di Salatiga memiliki sumber daya manusia yang sangat
kompeten dari segi guru, dan memiliki peserta didik dengan prestasi nilai unggulan dibandingkan SMA
Negeri lainnya, dikarenakan adanya seleksi yang ketat dalam penerimaan peserta didik baru. Oleh karena itu
kesiapan sekolah tersebut juga merupakan faktor penting dalam keterlaksanaan program SKS.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian Sa’diyah 2012 dimana sebagai pelaksana
pemahaman guru di SMA Negeri 1 Salatiga sudah cukup mendalam. Guru tidak hanya mengetahui garis
besar program SKS, tetapi juga memahami konsep dasar program SKS dan ikut terlibat secara langsung
dalam pelaksanaan serta implementasinya di sekolah. Dari segi pembiayaan pihak sekolah mendapat-
kan dukungan penuh dari Dinas, komite dan orangtua
94 peserta didik dalam melaksanakan program SKS.
Sehingga bagian kurikulum memiliki keleluasaan dalam
membuat RKAS
Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah. Dimana RKAS tersebut akan
diajukan utnuk disetujui oleh Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah mengajukan ke Dinas sehingga dana
yang dipakai berasal dari dana BOS dan orangtua peserta didik yang diajukan melalui SOP.
Pembiayaan yang mencukupi juga mendukung sarana prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 1
Salatiga. Secara umum sarana prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Salatiga cukup lengkap dan dalam
kondisi baik. Dari bagian sarana prasarana juga melakukan
perawatan dan
pengecekan sarana
prasarana secara berkala. Perbaikan sarana prasarana yang rusak juga dilakukan dengan cepat, namun masih
perlu dilakukan penambahan sarana prasarana yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah, contohnya perbai-
kan perpustakaan agar koleksi buku yang disediakan lebih mendukung peserta didik dalam proses belajar
mengajar, serta perlu adanya penambahan ruang kelas agar program SKS dapat berjalan dengan moving class.
Selanjutnya dari segi jadwal pelajaran, peserta didik merasa jadwal yang diberikan oleh pihak sekolah
sudah cukup jelas dan dapat dipahami dengan baik. Dari pihak guru juga merasakan hal yang serupa,
karena guru juga dilibatkan dalam pembuatan jadwal melalui MGMP musyawarah guru mata pelajaran,
sedangkan bagian kurikulum sebagai tim yang membuat jadwal sehingga tidak ada jadwal pelajaran
95 yang bertabrakan. Walaupun dalam pembuatan jadwal
terdapat beberapa kendala, namun kendala tersebut dapat teratasi dengan baik oleh pihak kurikulum.
4.3.3. Proses