Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian berlebih akibat ditambahkan ke dalam tanah dalam jumlah yang semakin
meningkat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Logam berat menunjuk pada logam yang mempunyai berat jenis lebih tinggi dari 5 atau 6 gcm
3
2.4.1. Logam Besi Fe
. Namun pada kenyataannya dalam pengertian logam berat ini, dimasukkan pula unsur-unsur
metaloid yang mempunyai sifat berbahaya seperti logam berat sehingga jumlah seluruhnya mencapai lebih kurang 40 jenis. Beberapa logam berat yang beracun
tersebut adalah As, Cd. Cr, Cu, Pb, Hg, Ni, dan ZnPalar,1994.
Besi memiliki simbol Fe dan merupakan logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan
VIII, dengan berat atom 55,85g.mol
-1
, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm
-3
dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 selain 1, 4, 6. Besi Fe adalah logam
yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian
kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy campuran beberapa logam dan bukan logam,
terutama karbonEaton. 2005.
2.4.2. Logam Tembaga Cu
Tembaga Cu adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat yang melebur pada 1038°C. Potensial elektoda standarnya positif +0,34 V,
logam ini tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer Vogel, 1994. Logam ini banyak digunakan pada pabrik yang memproduksi alat-alat listrik,
gelas dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti alloi
dengan perak, kadmium, timah putih, dan seng Merian, 1994.
Logam Cu merupakan salah satu logam berat esensial untuk kehidupan makhluk hidup sebagai elemen mikroDarmono, 1995. Logam Cu dapat
terakumulasi dalam jaringan tubuh, maka apabila konsentrasinya cukup besar
Universitas Sumatera Utara
logam ini akan meracuni manusia tersebut. Pengaruh racun yang ditimbulkan dapat berupa muntah-muntah,rasa terbakar di daerah eksofagus dan lambung,
kolik, diare, yang kemudian disusul dengan hipotensi, nekrosi hati dan koma Supriharyono, 2000.
2.4.3. Logam Mangan Mn
Logam Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memilki lambang Mn dan nomor atom 25, berwarna silvermetalik, keras dan sangat rapuh. Logam
mangan memiliki energi ionisasi 7,21 gcm
3
, titik leburnya sekitar 1 1246 717, 3KJmol, 21509 KJmol, 3 3248 KJmol. Logam mangan memiliki jari-jari atom
1,35 A
o
,logam ini bersifat paramagnetikVogel,1994.
2.5Inductively Coupled Plasma – Optical Emmision Spectrometry ICP – OES
Inductively Coupled Plasma ICP adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk deteksi dari trace metals dalam sampel lingkungan pada umumnya. Prinsip
utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat diukur.
Teknologi dengan metode ICP yang digunakan pertama kali pada awal tahun 1960 dengan tujuan meningkatkan pekembangan teknik analisis Liu. H, 1996.
2.5.1.Prinsip Kerja dan Komponen Inductively Coupled Plasma – Optical Emmision Spectrometry ICP – OES
Prinsip umum dari alat ini yang utama adalah plasma, dengan bantuan gas akan mengatomisasi elemen dari energi rendah ke energi tinggi sambil memancarkan
energi cahaya hv.Proses ini terjadi oleh Plasma yang dilengkapi dengan tabung konsentrasi yang disebut torch, paling sering dibuat dari silika. Torch ini terletak
di dalam water-cooled coil of a radio frequency r.f. generator. Gas yang mengalir ke dalam Torch, r.f. diaktifkan dan gas di daerah
Universitas Sumatera Utara
kumparanmenghasilkan energi konduktif.Pembentukan induksi plasma sangat bergantung pada kekuatan daerah magnetik dan pola yang mengikuti aliran gas.
Perawatan plasma biasanya dengan pemanasan induktif dari gas yang mengalir. Induksi dari daerah magnetik yang yang menghasilkan frekuensi tinggi annular
arus listrik di dalam konduktor. Yang mengakibatkan pemanasan dari konduktor akibat dari jarak ohmic .Untuk mencegah kemungkinan short-circuiting serta
meltdown, plasma harus diisolasi dari lingkungan instrumen. Isolasi dapat dilakukan dengan aliran gas-gas melalui sistem. Tiga aliran gas melalui sistem
luar gas, pertengahan gas, dan dalam gas. Luar gas biasanya gas Argon atau Nitrogen. Luar gas berfungsi untuk mempertahankan plasma, menjaga posisi
plasma, dan osilasi panas plasma dari luar torch. Argon umumnya digunakan untuk pertengahan gas dan dalam gas. Fungsi dalam gas adalah untuk membawa
sampel ke plasma.
Gambar 2.5. Skema alat ICP OES Plasma 40.
2.5.2. Langkah Kerja Inductively Coupled Plasma – Optical Emmision Spectrometry ICP – OES