52
4.4.7 Mengukur Pembeli Setia
Responden yang termasuk pembeli setia adalah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju bahwa mereka merekomendasikan merek
tersebut kepada orang lain.
Committed Buyer = S Responden dengan jawaban “setuju” dan “sangat setuju” X 100
Total Responden
BAB V KARAKTERISTIK INDUSTRI KECAP
Dilihat dari banyaknya pekerja yang terlibat dalam suatu industri, industri pengolahan kecap termasuk kedalam kategori industri besar dan sedang.
Industri kecap ini memerlukan banyak tenaga kerja sehingga keberadaan industri ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta menambah devisa negara.
Kebutuhan tenaga kerja di dalam industri kecap dan pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Industri 2002
Jenis Industri Jumlah
Perusahaa n
Tenaga Kerja Produksi org
Tenaga Kerja Lainnya org
Jumlah org
Industri Pengolahan Kedelai Kecap
83 15
6121 3945
1493 1022
12.651 Industri Pengolahan
Kedelai Tempe 111
1 3392
89 396
11 3.888
Industri Pengolahan Kedelai Selain
Kecap dan Tempe 67
9 7945
6243 1150
895 16.233
Sumber : Biro Pusat Statistik, 2002
53
Jumlah tenaga kerja dalam industri kecap 4 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja pada industri tempe. Namun nilai ini masih lebih
kecil dibandingkan dengan industri pengolahan kedelai selain kecap dan tempe karena jenis produk yang dihasilkan pun lebih beragam antara lain : tahu,
oncom, tauco dan keripik. Pengolahan kedelai menjadi kecap turut memberikan nilai tambah yang
dapat memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan industri tempe maupun industri pengolahan selain kecap dan tempe. Besarnya nilai tambah
yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Tambah Menurut Jenis Industri Tahun 2002
Jenis Industri Nilai Output
Ribu Rp Biaya Input
Ribu Rp Nilai Tambah
Harga Pasar Industri Pengolahan
Kedelai Kecap 1537858960
11567990716 381068244
Industri Pengolahan Kedelai Tempe
164181216 111246780
52934436 Industri Pengolahan
Kedelai Selain Kecap dan Tempe
405422095 249091377
156330718 Sumber : Biro Pusat Statistik, 2002
Sejak kecap Bango diakuisisi oleh PT Unilever Tbk dari PT Sakura Aneka Food pada tahun 2001, pertumbuhan kecap Bango patut diperhitungkan karena
posisi kecap Bango mulai mengimbangi posisi kecap ABC sebagai pemimpin pasar yang mengalami penurunan volume penjualan sebesar 10 dari tahun
2001 sampai 2004. Pada tahun 2001 rata – rata volume penjualan kecap manis ABC sebesar 32.281.314.200 liter atau sekitar 60 dari rata – rata volume
penjualan total di seluruh Indonesia, namun pada tahun 2004 menurun menjadi sebesar 24.813.308.928 liter atau sekitar 49,2 dari rata – rata volume
54
penjualan total. Kecap ABC yang diproduksi oleh PT ABC Central Food merupakan produsen kecap terbesar kedua di dunia yang kemudian sahamnya
dibeli oleh HJ Heinz, pemilik kecap terkemuka di dunia dengan omzet mencapai US 1,5 miliar.
Rata – rata volume penjualan total kecap manis di Indonesia mencapai 53.802.190.332 liter pada tahun 2004 dengan nilai penjualan sebesar Rp.
596.578.689.050. Volume penjualan kecap manis tertinggi di dominasi oleh merek ABC sejumlah 24.813.308.928 liter atau sekitar 49,2 dari rata – rata
volume penjualan total dan nilai penjualan sebesar Rp. 300.781.035.530 atau 52,1 dari nilai total penjualan Tabel 10.
Tabel 10. Rata – Rata Volume Penjualan Total Kecap Manis di Indonesia Tahun 2004
No Merek Kecap
Manis Volume Penjualan
Liter Nilai Penjualan
Rupiah Rata – Rata Total
53.802.190.332 596.578.689.050
1. ABC
24.813.308.928 49,2
300.781.035.530 52,1
2. Bango
6.744.306.560 13,4
96.307.838.960 16,7
3. Cap Panah
4.292.774.368 8,5
28.257.228.800 4,9
4. Indofood
3.889.007.424 7,7
45.736.004.608 7,9
5. Cap Cabe Gunung
2.819.738.528 5,6
13.849.767.168 2,4
6. Nasional
2.683.747.904 5,3
27.456.459.520 4,8
7. Bulan
2.380.273.536 4,7
18.074.766.592 3,1
8. Piring Lombok
1.571.578.752 3,1
16.406.068.224 2,8
9. Mikado
699.661.224 1,4
7.023.231.616 1,2
10. Merak 587.867.440
1,2 6.042.324.096
1 Sumber : PT. Heinz ABC Indonesia dalam Santosa, 2004
Tujuan dari PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah memenuhi kebutuhan sehari - hari setiap anggota masyarakat dimanapun mereka berada,
mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta menanggapi secara
55
kreatif dan kompetitif dengan produk – produk yang bermerek serta layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan PT Unilever Indonesia, 2004. Sesuai dengan
tujuan didirikannya perusahaan tersebut, maka PT. Unilever Indonesia Tbk. berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan merek seluruh produknya,
khususnya pada merek kecap Bango yang belum lama diambil alih mereknya pada awal tahun 2001.
Total biaya yang dikeluarkan PT. Unilever untuk mengkomunikasikan kecap merek Bango sebagai salah satu strategi branding mencapai peningkatan
sebesar 23 dalam satu tahun terakhir 2003 – 2004. Demikian pula total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Indosentra Pelangi untuk merek Indofood yang
mengalami kenaikan 5. Sedangkan total biaya iklan yang dikeluarkan oleh produsen kecap merek
ABC, PT. Heinz ABC Indonesia, mengalami penurunan drastis sebesar 21. PD Sari Sedap Indonesia produsen kecap dengan merek Nasional yang pada tahun
2003 berusaha mempromosikan kecap dengan kandungan yodium, mengeluarkan biaya yang tergolong tinggi yaitu sekitar 7 dibandingkan dengan
pemain – pemain besar dalam industri kecap. Namun pada tahun 2004 mengalami penurunan drastis sehingga tidak diperhitungkan pada tahun 2004.
Tahun 2004
Bango; 65
Indofood 9
ABC; 26
Tahun 2003
Bango; 42
Indofood; 4 ABC; 47
Nasional; 7
56
Gambar 11. Diagram Biaya Iklan Kecap Manis Tahun 2003 - 2004 Sumber : PT. Unilever, Tbk. 2005
Selama dua tahun terakhir, pertumbuhan volume penjualan kecap Bango mengalami kenaikan atau peningkatan yang sangat signifikan, dimana pada
tahun 2003 volume penjualan kecap Bango meningkat dua kali lipat atau 100 dari volume penjualan pada tahun 2002. Pada tahun 2002 volume penjualan
adalah sebesar 65,6 milyar sedangkan pada tahun 2003, volume penjualan kecap Bango meningkat drastis menjadi sebesar 131,8 milyar Tabel 12.
Kemudian pada tahun 2004, data terakhir menunjukkan bahwa volume penjualan adalah sebesar 21.586 ton liter atau sekitar 215,3 milyar, naik sekitar 63,4 dari
tahun 2003.
Tabel 11. Volume Penjualan Kecap Bango Periode 2002 – 2003
Tahun Volume Penjualan milyar
2002 2003
2004 65,6
131,8 215,3
Sumber : PT. Unilever Indonesia Tbk., 2005 Pertumbuhan volume penjualan yang mengesankan ini, merupakan hasil
dari upaya PT. Unilever Indonesia, Tbk. dalam meningkatkan pertumbuhan merek Bango antara lain melalui komunikasi merek yang efektif, usaha perluasan
pasar ke beberapa kota dan pengembangan kualitas tanpa henti untuk melebihi kualitas merek pesaing PT. Unilever Indonesia, Tbk., 2004.
57
BAB VI KESADARAN MEREK, ASOSIASI, KESAN KUALITAS DAN KESETIAAN