Pendekatan Kekar untuk Galat Intra-subyek

i i i m j ij i ij i ij w m j ij n i i d w w y w w g lo Y l i i ij i b b Σ b Σ Γ b Z X W Θ } exp 2 1 exp 2 exp 2 1 exp 2 { , | 1 2 1 1 2 1 2 2 2 i 1 i 2 1 2 ij 2 1 2 1 i 2 2 2 2 4.6 Dengan mengambil nilai parameter tetap, penduga parameter joint model dapat diperoleh dengan memaksimumkan fungsi log-kemungkinan di atas terhadap parameter = , , sedangkan = 0, 1, 2 dan , , 2 Σ . 4.3. KAJIAN SIMULASI KETAKNORMALAN PENGARUH ACAK

4.3.1. Rancangan Simulasi

Untuk melihat pengaruh pelanggaran asumsi sebaran normal dari pengaruh acak serta pengaruh banyaknya deret data longitudinal terhadap sifat-sifat penduga parameter model bersama, akan dilakukan simulasi dengan kombinasi beberapa kondisi. Sebaran pengaruh acak yang dicobakan adalah sebaran normal ganda serta sebaran bivariate t. Dari beberapa studi terhadap respon primer berupa data daya tahan hidup Hsieh et al. 2006; Rizopoulos Verbeke 2008, banyaknya deret data longitudinal berpengaruh terhadap akibat salah spesifikasi sebaran pengaruh acak, namun belum diketahui pengaruhnya untuk jenis data yang lain. Berdasarkan pertimbangan tersebut, frekuensi pengamatan longitudinal dalam simulasi ini akan dikondisikan sering dan jarang. Secara garis besar berikut adalah tahapan simulasi yang dilakukan: 1. Pembangkitan Data a. Ukuran contoh subyek ditetapkan sebesar n=100. b. Untuk data longitudinal pada submodel-1, data dibangkitkan mengikuti model koefisien acak ij i ij ij W b X . Matriks X ij = 1, t ij adalah fixed dengan tiga kondisi t ij , j = 1,...,m i , yaitu 1 m i = 9 untuk setiap i, 2 m i = 4 untuk setiap i, diamati pada t = 1, 3, 6, 9. Pengaruh acak b i = b 0i , b 1i dibangkitkan dengan tiga kondisi yaitu: 1 bivariat normal dengan Eb 0i , b 1i = 1, 1, varb 1i = 2 1 b , varb 2i = 2 b2 , dan corb 1i , b 2i = r 12 . Adapun nilai 2 1 b = 2 b2 = 2 dan corb 1i , b 2i = r 12 = 0.7. 2 bivariat t dengan db = 3, 4, 5 untuk mewakili sebaran simetrik yang berekor panjang. Galat intra-subyek ij dibangkitkan menyebar normal dengan nilai tengah 0 dan ragam 2 = 2. Untuk submodel-2, data dibangkitkan mengikuti model i i Y b i , , ~ 2 N i . Kovariat lain pada model di atas ditiadakan mengingat tujuan utama pemodelan adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara profil longitudinal dengan respon primernya, yang dalam hal ini diukur oleh parameter . Nilai parameter ditetapkan sebesar 2,5 dan 2 = 2. 2. Pemodelan dengan Model Bersama dan Pendugaan Parameter Data bangkitan dari kedua submodel pada butir 1 selanjutnya dimodelkan dengan model bersama fW ij ,Y i . Untuk mengkaji performa sebaran normal dalam kaitannya dengan banyaknya deret data longitudinal, maka kedua sebaran pengaruh acak pada butir 1 akan dibandingkan bagaimana jika diasumsikan pengaruh acaknya menyebar normal. 3. Simulasi dilakukan sebanyak R=1000 kali. 4. Evaluasi terhadap pendekatan yang diajukan dilakukan melalui kajian sifat- sifat dari nilai dugaan parameter meliputi rataan bias relatif ARB dan MSE sebagai berikut: 100 ˆ 1 1 x R ARB R r r R r r R MSE 1 2 ˆ 1