pendekatan mata pelajaran. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.
Cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian adalah:
peningkatan kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebaai manusia. Kesadaran dan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
2.1.9. Pembelajaran Kooperatif
2.1.9.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut H. Karli dan Yuliariatiningsih, M.S. dalam Hamdani, 2011: 165 menyatakan bahwa pembalajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri.
Selain itu, Eggen dan Kauchak, dalam Trianto, 2011 : 42 juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik, menurut
Arends dalam Trianto, 2011:47 menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara koopatif untuk menuntaskan materi
belajar. b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang beragam. d.
Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
2.1.9.2.Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru Suprijono, 2009:54-55. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas
dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang di maksud. Guru
biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Sedangkan Roger dan David Johnson Suprijono, 2009: 58
mengungkapkan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur dalam
model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: a.
Positive interdependence saling ketergantungan positif b.
Personal responsibility tanggung jawab perseorangan c.
Face to face promotive interaction interaksi promotif d.
Interpersonal skill komunikasi antaranggota
e. Group processing pemrosesan kelompok
2.1.10. Model Pembelajaran Numbered Head Together NHT