Bab ini menyajikan teknologi penangkapan dan pemanfaatan ikan cucut dan pari di Laut Jawa berdasarkan studi pustaka dan pengamatan lapang, dalam
periode waktu mulai April 2001 sampai Desember 2004. Lokasi penelitian adalah sentra produksi ikan cucut dan pari di sepanjang pantai utara Jawa. Penelitian ini
memiliki dua tujuan yaitu: 1 Mendapatkan data secara rinci tentang jenis-jenis alat tangkap, daerah
penangkapan dan pemanfaatan cucut dan pari yang ada di perairan Laut Jawa.
2 Membandingkan jumlah dan jenis cucut dan pari menurut jenis alat tangkap yang dipakai nelayan.
Tujuan penelitian ini dilandasi dengan hipotesis bahwa berbagai jenis alat tangkap ikan cucut dan pari mempunyai komposisi hasil tangkapan yang berbeda
di Laut Jawa.
5.2 Bahan dan metode 5.2.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laut Jawa dengan daerah sampling sepanjang Pantai Utara Jawa, yang mewakili wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Basis lokasi penelitian ini adalah pusat-pusat pendaratan ikan cucut dan pari yang berada di Jakarta Muara Angke dan Muara Baru, Indramayu
Indramayu dan Cirebon Tegal, Juana, dan Brondong. Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2001 sampai Desember 2004. Secara lebih spesifik, lokasi
tersebut adalah TPI dengan produksi cucut dan pari yang tinggi dan jumlah kapal penangkap yang banyak dan kontinyu
Penelitian ini dilaksanakan oleh tim gabungan dan merupakan kerjasama dari berbagai instansi dalam dan luar negri antara lain : CSIRO Marine Science
Auatralia, Murdoch University Perth Australia, Pusat Penelitian Oseanologi LIPI P3O LIPI, dan Balai Riset Perikanan Laut Jakarta. Kegiatan penelitian ini juga
dibantu observer, enumerator dan teknisi.
5.2.2 Pengumpulan data
Spesifikasi unit penangkapan ikan, terutama alat tangkap dan kapal, secara khusus diperoleh dari sampel kapalperahu yang menangkap cucut dan pari.
Penelitian kapalperahu ini tidak dilakukan secara random, tetapi lebih pada pendekatan kemudahan praktis purposive sampling, mengingat kesempatan
untuk menjumpai kapal tersebut tidak selalu ada. Kapalperahu yang di teliti terutama yang bersandar di pelabuhan dan awak kapal bersedia di wawancarai.
Jumlah kapal yang diteliti di setiap pelabuhan berkisar 20 sampai 100 unit. Untuk setiap perahu tersebut diperoleh data dan informasi tentang spesifikasi alat
atngkap fishing gear, dimensi kapal fishing boat, daerah penangkapan fishing ground
, dan bentuk pemanfaatan ikan. Selain itu, survei laut juga dilakukan pada beberapa kapal penangkap. Dari
masing-masing jenis kapal tersebut dipilih secara acak untuk diikuti kegiatan operasionalnya di laut. Pada kegitatan penelitian di laut ini, juga dilakukan
pengamatan sampel hasil tangkapan ikan dikapal. Kegiatan pengamatan ini dibantu observer, enumerator dan teknisi.
5.2.3 Analisis data
Data teknis alat tangkap mencakup dimensi, jenis material yang digunakan, serta spesifikasi untuk setiap tipe alat tangkap. Efektifitas dan
efisiensi penangkapan dianalisis berdasarkan hubungan antara dimensi alat, cara pengoperasian dan hasil tangkapan. Data ukuran panjang ikan yang dikumpulkan
akan dikelompokkan berdasarkan kelas panjang untuk mengetahui kisaran panjang atau lebar cawan yang tertangkap pada setiap alat tangkap.
Untuk menghitung jumlah jenis dan komposisi hasil tangkapan masing – masing alat tangkap dilaksanakan dengan menggunakan program microsoft excel.
Komposisi dihitung berdasarkan proporsi masing-masing jenis ikan cucut dan pari menurut jenis alat, dan juga secara total. Untuk memudahkan interpretasi data,
masing-masing jenis dan komposisi yang tertangkap pada setiap alat tangkap disajikan dalam bentuk tabel dan grafik atau gambar.
Hasil tangkapan per unit upaya CPUE masing-masing alat tangkap dihitung dari data statistik perikanan. Satuan upaya yang digunakan adalah unit
alat tangkap, satuan hasil tangkapan digunakan ton. Walaupun beberapa alat tangkap menangkap cucut dan pari tidak sebagai target utama, namun asumsi
yang dipakai adalah semua alat mempunyai peluang menangkap elasmobranchii. Selanjutnya CPUE masing-masing alat tangkap yang telah di dapat distandarisasi
terhadap alat tangkap yang mempunyai CPUE terbesar. Dari standarisasi tersebut diperoleh nilai indeks kemampuan tangkapnya catchability coefficient.
Analisis teknologi penangkapan berwawasan lingkungan dalam pengembangan perikanan cucut dan pari dilakukan untuk menilai indeks dampak
lingkungan dengan metode Bjorjal 2003. Indeks ini mempertimbangkan selektifitas ukuran ikan, selektifitas jenis, kematian tangkapn sampingan, peluang
ghost fishing, dampak terhadap habitat, efisiensi penggunaan energi, dan kwalitas
ikan yang tertangkap. Untuk pengujian hipotesa apakah ikan cucut dan pari mempunyai jumlah
jenis dan komposisi yang sama berdasarkan jenis alat tangkap di perairan Laut Jawa, digunakan analisis multidimensi bagian dari Analisis Multivariat.
Perhitungan analisis multidimensi menggunakan program Statistica versi 6. Tujuan analisis ini adalah untuk mempelajari interaksi atar jenis alat tangkap
berdasarkan data komposisi jenis cucut dan pari.
5.3 Hasil 5.3.1 Jenis alat tangkap cucut dan pari